Langsung ke konten utama

Virtual Meeting

Suasana mendung tadi malam disertai sedikit gerimis, pukul 19.40 WIB. Saya bersiap di depan tripot, HP saya setting menjadi host pertemuan virtual malam ini. dalam rangka bermaafan secara online via aplikasi zoom untuk grup favorit saya saat ini, “Ma'arif Menulis” malam ini kami mengadakan pertemuan untuk pertama kalinya secara online.

Pertemuan ini menyambung tali silaturahim dengan anggota grup. Meski selama ini kami sering bertegur sapa, namun hanya lewat tulisan, beberapa sudah kenal tapi beberapa juga sama sekali belum kenal. Kami setiap hari bersilaturahim satu dengan, mengirimkan alamat blog yang sudah berisi tulisan yang kita publish. Dan beberapa anggota grup aktif berkomentar didalamnya.

Pak Slamet Haryanto selaku ketua kelas memberikan sambutan pertama. Acara dilanjutkan sambutan dari ketua LP Ma'arif  Bapak H, Khozin yang berkenan mengikuti acara ini, kami sangat bersemangat karena beliau menunjukkan apresiasi beliau yang begitu besar terhadap perkembangan Grup Ma'arif menulis ini (selanjutnya saya lebih senang menyebutnya dengan kelas ma’arif menulis). Selanjutnya diteruskan oleh Dr. Ngainun Naim memberikan sambutan dan seperti biasa memberikan suntikan semangat kepada anggota kelas bagaimana memupuk semangat dalam berkarya menulis. “kita semua adalah penulis, yakinlah kita bisa menulis."

Beliau memiliki kelas-kelas menulis seperti kami ini, tidak hanya 1 atau 2 bahkan ada 20 lebih yang beliau mentori setiap hari. Kami agak lega dengan pernyataan bahwa salah satu kelas yang aktif adalah kelas ini dari sekian yang beliau bimbing. “Sehari kemarin ada 15 anggota grup yang menyelesaikan tulisannya dan diunggah di blog masing-masing. ini menandakan grup ini produktif dalam menulis” ungkap beliau.  

Selanjutnya anggota kelas yang secara bergiliran memberikan sepatah dua patah kata membuat kita semakin akrab, saling mengerti keinginan satu dengan yang lain. Bopo Nursalim yang selama ini saya kenal dari nama DP nya dengan Aryo Sredek, mengusulkan untuk kita bisa menciptakan Tulungagung menjadi kota literasi. 

Dibawah bimbingan Dr. Ngainun Naim dan juga dari pengurus Lembaga Pendidikan Ma'arif, dia mengusulkan mengajak guru-guru Bahasa Indonesia untuk bersama aktif menulis.  Menurutnya tidak sedikit guru Bahasa Indonesia ini tahu apa itu literasi tetapi belum tentu bisa menulis. Angan beliau nanti kita bisa membuat “Gempa Literasi” di Kabupaten Tulungagung.

Disambung dengan sekretaris Ma'arif Bapak Ahmad Supriyadi yang juga menyempatkan mengikuti bincang santai pada malam ini. kesibukan beliau di Baznas, dosen dan sebagai sekretaris Ma'arif beliau juga tetap  menyempatkan diri menulis, dan bergabung dengan kelas kita. Ada beberapa hal yang disampaikan beliau terkait dengan program-program dari Ma'arif. Mengikrarkan bahwasanya lembaga Ma'arif ini nantinya akan menjadi lembaga pelayanan publik yang berkualitas.

Beberapa yang memberikan masukan masukannya dari anggota kelas bapak Muhson ada pak masngud, pak Muhammad Anshori bapak Nurhadi yang sangat antusias untuk menulis setelah masuk ke grup ini. Menulis berjamaah baginya menambah spirit dan menambah bahagia.

Bapak Muhammad Anshori  menanyakan apa sih keuntungan kita membuat blog? Dijawab oleh Bapak Doktor. Dan akan saya ulas lebih lanjut di tulisan berikutnya.
Kegiatan bincang santai namun menurut saya banyak ilmu yang bisa saya dapatkan dalam pertemuan malam ini. Saya berharap pertemuan virtual selanjutnya bisa diagendakan untuk keperluan diskusi dan bincang santai menambah semangat dalam menulis. 

Salam literasi




Komentar

  1. Dah pantas jadi host, lancar sekali

    BalasHapus
  2. Hehehe... Makasih pak Muhson..

    BalasHapus
  3. Salaam... Semoga menular ke sy.. .

    BalasHapus
  4. Era digital memaksa kita masuk dalam lingkaran dunia maya..
    Apalagi situasinya mendukung untuk belajar aktif canggihnya tehnologi...
    #Zoom meeting...
    #Halal bi halal virtual....

    BalasHapus
    Balasan
    1. virus ini memaksa kita berhenti secara fisik, tapi tidak pikiran kita.

      Hapus
  5. host merangkap notulen, hr-nya dobel, hehe

    BalasHapus
  6. Hehehe.. bayarane pas hujan jadi mak bresss

    BalasHapus

Posting Komentar

Popular Post

RESENSI (Pesantren, Kampus Islam dan Moderasi beragama)

  Pesantren, Kampus Islam dan Moderasi beragama Karya Ngainun Naim, Abad Badruzzaman Halaman 288 + vi diterbitkan oleh Akademia Pustaka Begawan literasi di UIN SATU Tulungagung menghadiahkan buku ini pada resensator dengan catatan tulis tangan yang indah berisi tulisan adalah produk intelektual yang perlu di rawat dengan sepenuh jiwa. Sebuah kalimat yang mendalam untuk yang mampu menumbuhkan motivasi yang mendalam untuk menekuni dunia sepi membuahkan tulisan.   Penulis buku moderasi beragama yang di tulis secara duet oleh master di bidang metodologi Islam dan kelimuan tafsir hadis dan ilmu Al Qur’an, para professor ini menyoroti keberadaan Islam, pesantren dan karakter muslim dengan moderasi beragama. Isi Buku Terdiri dari 5 bab yang dimulai dengan pesantren dan dialetika sosial budaya, moderasi beragama sebuah tinjauan umum, pesantren dan perguruan tinggi serta moderasi beragama kebijakan, strategi dan implementasi. Pemembahasan mulai aspek berbeda dari pendidika...

Menggapai Ampunan Berbuah Surga

Bersegeralah mencapai ampunan Allah. Dan imbalannya adalah Surganya Allah yang luasnya seluas langit dan bumi. Surga ini diperuntukkan kepada orang orang yang bertakwa. Makna Langit disini dimaknai semua hal di luar bumi yakni alam semesta adalah langitnya Allah. bukan hanya seluas satu bintang yakni matahari dan 8 planetnya, bukan pula hanya satu galaksi yang berisi sekian milyar bintang. namun sekian milyar galaksi.  Surga seluas langit dan bumi ini diperuntukkan kepada siapa saja yang bisa bersegera mencari ampunan Allah, mereka adalah orang orang yang bertakwa. Siapa orang yang bertakwa dijelaskan di lanjutan ayat dari Surat Ali Imron ayat 134 yakni:  Pertama orang yang menafkahkan hartanya disaat lapang dan sempit . Menafkahkan harta untuk kebaikan dikala mereka kelebihan harta maupun saat kekurangan. Kebiasaan kita adalah tidak mau berbagi disaat kita merasa kekurangan.  Orang yang bisa Menafkahkan hartanya pasti akan banyak kawan. Sebaliknya orang yang kikir dan ...

Push the limit

The world changes when you change your perspective. (Yogadailypractice) Push the limit artinya pada paksa dirimu untuk melampaui batasmu. Biasanya istilah ini digunakan untuk olahraga. Mendorong dengan setengah memaksa untuk melampaui batas sehingga menjadi lebih dari yang kita mau.  Push the limit dalam yoga, juga di maknai untuk memaksa otot tubuh lebih renggang lebih lentur. Guru yoga virtual saya dari Australia mengatakan jangan dalam pose-pose yoga kalau sudah bisa harus di tingkatkan levelnya. Ada beberapa pose o diajarkan seperti vp pose, eagle, bridge, warior1,2,3 sun warior, cat pose, cow pose, head   stand dan lain lain.  Beberapa pose ini meningkatkan efektivitas kerja otot dan membuat postur tubuh menjadi lebih bagus. Tidak bungkuk dan tidak ndegeg (archy). Kesemua itu endingnya adalah kebugaran tubuh.  Saya memaknai push the limit ini juga dalam menulis. Ajakan dari Doktor Naim untuk ajeg menulis setiap hari lima paragraf, menurut saya mengajak ki...

Aisyah (The Greatest Woman in Islam)

Resensi buku Nama Buku     : Aisyah ra. (The Greatest Woman in Islam) Pengarang        : Sulaiman An-Nadawi, Penerbit            : Qisti Press, 2007 Halaman            : 341 Halaman + xlii Lagu viral saat ini yang berjudul Aisyah, menghentak dunia maya. Sebelum Ramadhan sampai kini. Sosok seperti Apakah Sayyidah Aisyah?? Lepas dari lagu yang tersebut, sebenarnya saya pada dihadiahi sebuah buku oleh suami setelah pernikahan saya di 2007. Judulnya Aisyah r.a yang akan saya resensi kali ini. Dia di juluki humaira’, dia adalah istri Baginda Nabi Muhammad SAW. Beliau di kenal sebagai Ummul Mukminin. Biografinya di tulis lengkap dalam buku ini, bagaimana sisi sang Sayyidah Aisyah dalam intelektualitas, romantisme dan heroismenya. Buku ini bercerita dari masa kecil Aisyah, sampai pada kecerdasannya mengumpulkan hadits-hadits...