Langsung ke konten utama

(Sekedar) Penyalur


Dana bantuan dari pemerintah yang mengucur banyak sekali. Diantaranya dana yg lewat sekolah dan madrasah yaitu PIP (Program Indonesia Pintar).

Menambah PR bagi kami selaku kepala dan bendahara sekolah. Harus menata administrasinya, mengantar anak-anak ke Bank untuk mencairkan bantuan.
Belum lagi kalau bantuan datang terlambat. Maka kami di buru buru untuk segera menyelesaikan semua administrasi, pencairan dan termasuk pelaporannya. Pemerintah tidak pernah mengurus apakah anak anak penerima tersebut sudah keluar dari sekolah atau belum. Yang sudah keluar dari sekolah dan melanjutkan ke sekolah yang lain, kami harus door to door mencari anak penerima bantuan ini. 

Ketika tidak bisa dicairkan, Karena anaknyadi cari tidak ketemu dan beberapa sudah pindah tempat, kami harus membuat laporan berulang ulang beserta alasan kenapa tidak bisa mencairkan. Kirim email ke petugas, kirim lagi ke Jatim yang  formatnya juga tidak sama antara satu dengan lainnya. Hmmm betul betul menambah pekerjaan. 

Sekarang pun masa WFH kami juga harus urusi dana bnatuan itu, bedanya sekarang bisa di ambil kolektif oleh kepala sekolah. Diberikan ke anak maksimal tiga hari. Selanjutnya membuat lapran. Lengkap dengan foto penerima bantuan.

Hari ini dari ujung Tulungagung timur saya bersiap menuju kemenag untuk mencari tandatangan pejabat berwenang, dalam rangka kelengkapan pencairan kolektif. 
Alih alih sehari selesai ternyata tidak bisa karena saat di resepsionis kemenag petugas resepsionis berujar bahwa bapak kasi tdk ditempat. Besok baru bisa diambil. Berarti besok harus berangkat lagi. 

Meski kadang dihati ada rasa  capek. Tapi menguatkan hati dan mengikhlaskan diri untuk melayani menjadi penyalur dana bantuan. Semoga yang kami lakukan bisa bermanfaat untuk anak bangsa. Juga kami yang sekedar penyalur mendapat pahala. 
Aminn

Komentar

  1. Cukup 6 paragraf dan sudah jadi tulisan

    BalasHapus
  2. Dapat dua pahala..bekerja dan menulis

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yess kang Noer. Menulis diary terbuka ini hahahal

      Hapus
  3. Patut bersyukur karena bisa bermanfaat...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah kang Ansori.. kata pepatah sebaik baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lain... Semogabentuk pengabdian kami di ridhoi Allah SWT

      Hapus
  4. Bagus sekali,
    catatan : anak², tdk, TDK ketemtu, kenapa TDK

    Meniru gaya Pak doktor Ben pinter nulis . suwun

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih pembetulannya. Akan saya edit.

      Hapus
  5. Bu Etik memang wonder women, semoga lelahnya menjadi lillah... Semangat
    😊😊👍👍

    BalasHapus

Posting Komentar

Popular Post

Menggapai Ampunan Berbuah Surga

Bersegeralah mencapai ampunan Allah. Dan imbalannya adalah Surganya Allah yang luasnya seluas langit dan bumi. Surga ini diperuntukkan kepada orang orang yang bertakwa. Makna Langit disini dimaknai semua hal di luar bumi yakni alam semesta adalah langitnya Allah. bukan hanya seluas satu bintang yakni matahari dan 8 planetnya, bukan pula hanya satu galaksi yang berisi sekian milyar bintang. namun sekian milyar galaksi.  Surga seluas langit dan bumi ini diperuntukkan kepada siapa saja yang bisa bersegera mencari ampunan Allah, mereka adalah orang orang yang bertakwa. Siapa orang yang bertakwa dijelaskan di lanjutan ayat dari Surat Ali Imron ayat 134 yakni:  Pertama orang yang menafkahkan hartanya disaat lapang dan sempit . Menafkahkan harta untuk kebaikan dikala mereka kelebihan harta maupun saat kekurangan. Kebiasaan kita adalah tidak mau berbagi disaat kita merasa kekurangan.  Orang yang bisa Menafkahkan hartanya pasti akan banyak kawan. Sebaliknya orang yang kikir dan ...

Kekuatan kata "kita" dalam pernikahan

Pernikahan adalah penyatuan dua manusia yang berjenis kelamin berbeda dari awalnya sendiri (self) menjadi bersama orang lain yang senantiasa melekat kepada kita (us). penyatuan karakter yang berbeda, kebiasaan yang berbeda, pernikahan juga menyatukan dua keluarga besar dari pihak laki laki dan perempuan.  Seorang laki laki dan perempuan apabila telah memantapkan diri menjadi pasangan yang terjalin hukum dan hubungan yang kuat maka perlu yang namanya "the promise of usness" yang akan menjadi dasar hubungan rumah tangga harmonis. "The Promise of Usness"   adalah janji kebersamaan, komitmen untuk saling menjaga, dan kesadaran bahwa hubungan ini adalah sesuatu yang bernilai untuk dirawat. Kata Usness atau kita termaktub makna sepaham dan saling mengikat, bersepakat dan rela memberikan sebagian dirinya untuk menciptakan keutuhan, rasa kedekatan. Bentuk relasi tertinggi dalam makna usness adalah keintiman suami istri dalam melakukan hubungan seksual.  Namun janji ini tida...

kekuatan kata "kita" dalam penikahan (3)

  Merawat kata "kita" sebagai bentuk the promise of usness dalam pernikahan yang ketiga adalah rasa aman. memahami bahwa dalam pernikahan itu adalah saling terpaut, rela membagikan diri untuk menciptakan satu keutuhan dalam mengarungi bahtera rumah tangga adalah salah satunya dengan memberikan rasa aman. Usness akan berkembang saat pasangan dalam pernikahan merasa aman. Aman dalam hal apa, dalam hal menjadi diri sendiri, tanpa takut dihakimi, di tolak dan dilukai. Rasa aman bukan hanya terbebas dari ancaman fisik, tetapi merasa diterima, di cintai dan didengarkan. Saat rasa aman itu diperoleh dalam hubungan pernikahan maka seseorang yang terikat dalam mahligai ini akan bebas mengekpresikan emosi, saat senang ataupun saat kurang baik suasana hatinya. Istri berani bercerita tentang luka masa lalu, tentang kehidupan yang kelam atau trauma masa kecil tanpa dihakimi dan disalahkan oleh suami. Atau saat suami kehilangan segalanya saat berbisbis, istri tidak serta merta meninggalka...

Cuilan Cerita dari Dr. Muhsin Kalida

Rangkaian Haflah Khotmil Qur'an di Ponpes Roudhotu Huffadzil Qur'an masih melekat dihatiku. Betapa tidak, 27 Khotimin dan Khotimat salah satunya adalah murid saya di MI. Ahmad Mulki Miftah Arroziq yang sekarang duduk di semester 2 di UIN SATU Tulungagung. Saya salah satu guru yang bahagia saat melihat anak didik selesai dalam menghafal Al-Qur'an.  Ditambah lagi dengan suasana penuh khidmat mendengarkan tausiyah dari penceramah yang tidak lain adalah Dr. Muhsin Kalida. Saya belum pernah bertemu muka dengan beliau tapi namanya sudah tidak asing di saya karena beberapa kali mengikuti zoom beliau yang diselenggarakan oleh Sahabat Pena Kita, penggiat literasi di bawah asuhan Prof. Ngainun Naim.  Beliau saat covid memberikan support kepada kami, orang gabut yang ingin memanfaatkan waktu dengan hal yang positif. Beliau hadir bersama semangat dan dorongan kepada kami untuk menulis. Karena menulis itu bukan sekedar hobi tapi itu adalah perintah agama namun banyak orang yang abai den...