Merawat kata "kita" sebagai bentuk the promise of usness dalam pernikahan yang ketiga adalah rasa aman. memahami bahwa dalam pernikahan itu adalah saling terpaut, rela membagikan diri untuk menciptakan satu keutuhan dalam mengarungi bahtera rumah tangga adalah salah satunya dengan memberikan rasa aman.
Usness akan berkembang saat pasangan dalam pernikahan merasa aman. Aman dalam hal apa, dalam hal menjadi diri sendiri, tanpa takut dihakimi, di tolak dan dilukai. Rasa aman bukan hanya terbebas dari ancaman fisik, tetapi merasa diterima, di cintai dan didengarkan.
Saat rasa aman itu diperoleh dalam hubungan pernikahan maka seseorang yang terikat dalam mahligai ini akan bebas mengekpresikan emosi, saat senang ataupun saat kurang baik suasana hatinya. Istri berani bercerita tentang luka masa lalu, tentang kehidupan yang kelam atau trauma masa kecil tanpa dihakimi dan disalahkan oleh suami. Atau saat suami kehilangan segalanya saat berbisbis, istri tidak serta merta meninggalkan namun mendukung dan mencari solusi keluar dari permasalahan.
saat suami mengatakan "Masa lalu yang kamu alami biarlah menjadi masa lalu, mari kita lewati bersama masa sekarang dan masa yang akan datang" atau sang istri yang dengan tulus menyampaikan "uang bisa dicari, aku tetap memilih bersama kamu, kita hidup bersama bukan sehari namun sudah berpuluh tahun, kita pasti bisa keluar dari masalah ini yakinlah"
Rasa aman (emotional safety) merupakan dukungan tak bersyarat dan dukungan terhadap individu bukan hanya karena peran sebagai suami atau istri. akan menumbuhkan keintiman yang sehat, mendorong keberanian untuk berkembang, bisa juga mengurangi trauma dan luka batin. ***
Komentar
Posting Komentar