Langsung ke konten utama

Kontroversi (jangan) Masuk Sekolah



Pagi ini tergelitik saya dengan beberapa pemberitaan yang ada di internet terkait dengan masuk sekolah. wajarlah bila masuk sekolah dibincang karena anak-anak dalam PSBB ini sudah hampir 3 bulan tidak bersekolah. orang tuapun bertanya tanya kapan masuknya. 

Seperti yang dilansir oleh tribun news bahwa Mendikbud Nadiem Makarim belum mengumumkan apapun mengenai waktu belajar sekolah, dan Mendikbud menyatakan bahwa keputusan mengenai waktu dan metode pembelajaran juga atas pertimbangan gugus tugas percepatan penanganan covid-19. Namun Kementerian ini memang sudah mempersiapkan skenario untuk pembelajaran, namun format seperti apa dan kapan dimulainya pembelajaran masih menunggu, karena bukan hanya terkait dengan faktor pendidikan, namun juga faktor kesehatan.  

Salah satu sisi kebijakan pemerintah untuk menentukan PSBB sampai Juni 2020 membuat anak-anak sekolah dan Instansi pendidikan bersiap ke sekolah, kurikulum baru dari Kementerian Agama pun telah disiapkan, yakni kurikulum darurat covid-19. 

Banyak juga para orang tua yang khawatir terhadap kesehatan anak ketika berkumpul di sekolah. senada dengan hal tersebut KPAI juga menegaskan untuk tidak masuk sekolah sampai dengan penyebaran virus ini menuju angka nol. 

Disisi lain pemerintah juga telah bersiap untuk menuju new normal dan akan menjalankan tatanan ini dalam skenario sebulan kedepan. Ada empat provinsi dan 25 Kabupaten kota yang bersiap menjalankannya. Empat provinsi tersebut adalah Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, Sumatera Barat dan Provinsi Gorontalo. 

Apa sih new normal itu? Prosedur bagaimanakah yang akan dijalankan, bagaimana nanti kalau justru menjadi kluster baru penyebaran virus? Bagaimana dengan rumah sakit siapkah seluruh fasilitas dan tenaga medisnya? tentu itu semua sudah di hitung oleh pemerintah. 

Namun saya penasaran dengan aturan bagaimana menjalankan tatanan ini terkait dengan prosedur WHO. World Health Organization telah menetapkan beberapa aturan new normal untuk percepatan penanganan Covid-19 ini dalam aspek kesehatan dan sosial-ekonomi. (belum ke pendidikan)

setiap negara yang hendak melakukan transisi, pelonggaran pembatasan dan menjalankan tatanan new normal harus memperhatikan 5 hal: 

1.  Bukti yang menunjukkan bahawa transmisi Covid-19 dapat dikendalikan.

2. Kapasitas sistem kesehatan dan Kesehatan masyarakat termasuk rumah sakit tersedia untuk mengidentifikasi, mengisolasi, menguji, melacak kontak, dan mengkarantina.

3. Resiko virus ini diminimalkan dalam pengaturan kerentanan tunggi, terutama di panti jompo, fasilitas Kesehatan mental, dan orang orang yang tinggal di tempat-tempat ramai.

4. Langkah Langkah pencegahan di tempat kerja di tetapkan dengan jarak fisik, fasilitas mencuci tangan dan kebersihan pernapasan.

5. Resiko kasus impor dapat dikelola

6. masyarakat memiliki suara dan dilibatkan dalam kehidupan new normal.

Kita bisa cermati kehidupan baru ini menjadi titik tekannya adalah Kesehatan, sosial ekonomi. Namun Pendidikan bisa mengambil perannya dengan tetap menyediakan layanan Pendidikan yang bisa diakses oleh masyarakat, seperti scenario yang telah disiapkan oleh Kemendikbud, dan kemenag. Tanpa harus menambah resiko Kesehatan dari anak didik.

Anak-anak pasti rindu dengan bangku sekolah, rindu dengan teman-teman mereka. Ketika pandemic ini selesai, yakinlah semua bisa berkumpul lagi.

Masuk sekolah bukan berarti masuk secara fisik, namun bisa diupayakan dengan virtual yang selama pandemic ini sudah diterapkan. Selalu dievaluasi dalam pelaksanaannya, dan terlebih lagi para pengajarnya harus selalu diberikan bimbingan, motivasi dan gizi yang memadai. 

Komentar

  1. Saya setuju dg rekomendasi nya yang trakhir...

    BalasHapus
  2. Pertanyaanya sampai kapan wabah berakhir?

    BalasHapus
  3. bagai dihadapkan pada pilihan yang sulit. jika tetap PSBB ekonomi ambyar dan anak sekolah pun tidak optimal belajarnya karena tanpa pengawasan dari guru langsung. jika diterapkan new normal kasus corona masih sangat tinggi, kawatir akan bermunculan klaster baru. semoga ada win win solution

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. Masih memerlukan kajian yang mendalam sebelum menerapkan new normal

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul... Salah satunya TDK ada lagi transmisi covid-19.
      Sedangkan di Jawa timur banyak sekali penyebarannya

      Hapus
  6. Balasan
    1. Lha nggih.. seperti king of broken heart. Hati ini ambyar di virtual.

      Hapus
  7. Memang harus berani mengbil kebijakan yang membawa kebajikan...
    Dan tentunya tetap memperhatikan dan mengantisipasi resikonya..

    BalasHapus
  8. Siipp.. ini potret pengambil kebijakan yang jossss

    BalasHapus
  9. Corona memang super duper.... Trima kasih corona.

    BalasHapus

Posting Komentar

Popular Post

RESENSI (Pesantren, Kampus Islam dan Moderasi beragama)

  Pesantren, Kampus Islam dan Moderasi beragama Karya Ngainun Naim, Abad Badruzzaman Halaman 288 + vi diterbitkan oleh Akademia Pustaka Begawan literasi di UIN SATU Tulungagung menghadiahkan buku ini pada resensator dengan catatan tulis tangan yang indah berisi tulisan adalah produk intelektual yang perlu di rawat dengan sepenuh jiwa. Sebuah kalimat yang mendalam untuk yang mampu menumbuhkan motivasi yang mendalam untuk menekuni dunia sepi membuahkan tulisan.   Penulis buku moderasi beragama yang di tulis secara duet oleh master di bidang metodologi Islam dan kelimuan tafsir hadis dan ilmu Al Qur’an, para professor ini menyoroti keberadaan Islam, pesantren dan karakter muslim dengan moderasi beragama. Isi Buku Terdiri dari 5 bab yang dimulai dengan pesantren dan dialetika sosial budaya, moderasi beragama sebuah tinjauan umum, pesantren dan perguruan tinggi serta moderasi beragama kebijakan, strategi dan implementasi. Pemembahasan mulai aspek berbeda dari pendidika...

Menggapai Ampunan Berbuah Surga

Bersegeralah mencapai ampunan Allah. Dan imbalannya adalah Surganya Allah yang luasnya seluas langit dan bumi. Surga ini diperuntukkan kepada orang orang yang bertakwa. Makna Langit disini dimaknai semua hal di luar bumi yakni alam semesta adalah langitnya Allah. bukan hanya seluas satu bintang yakni matahari dan 8 planetnya, bukan pula hanya satu galaksi yang berisi sekian milyar bintang. namun sekian milyar galaksi.  Surga seluas langit dan bumi ini diperuntukkan kepada siapa saja yang bisa bersegera mencari ampunan Allah, mereka adalah orang orang yang bertakwa. Siapa orang yang bertakwa dijelaskan di lanjutan ayat dari Surat Ali Imron ayat 134 yakni:  Pertama orang yang menafkahkan hartanya disaat lapang dan sempit . Menafkahkan harta untuk kebaikan dikala mereka kelebihan harta maupun saat kekurangan. Kebiasaan kita adalah tidak mau berbagi disaat kita merasa kekurangan.  Orang yang bisa Menafkahkan hartanya pasti akan banyak kawan. Sebaliknya orang yang kikir dan ...

Hujan di Bulan Juli

Hega menghela nafasnya dengan berat.. “Huuftt mendung, Apakah akan hujan di hari yang dingin ini?” ucapnya dalam hati. Benar karena ini bulan Juli bulan dimana negeri tropis seperti Indonesia ini sedang musim dingin. Udara dingin memang kadang tidak bersahabat. Tapi Hega sangat suka dengan musim dingin dari pada musim hujan. Bukannya benci dengan hujan. Ada beberapa serpihan kenangan duka terselip di kehidupan Hega saat kuliah dulu. “Ga…., “ teriak seseorang Hega menoleh, ternyata sahabatnya yang memanggilnya di depan perpustakaan. Wajah manis dalam senyuman dan mata lugunya membuat Hega menyambutnya dengan senyuman juga. “Ada Apa, Is?” tanyanya. “Besok kamu bisa ikut acara MUSDEGA? Kamu kan kerani. Wajib Ikut lho… “ Tanya si Aisyah. Bukan hanya tanya tapi dia lebih kepada memastikan kehadiran Hega untuk musyawarah Pandega yang akan diadakan hari Sabtu sampai Minggu esok hari. “Belum pasti” jawab Hega lesu dengan menekuk mukanya. “Ayolah semangat.. kamu past...

Kupatan

Pagi selepas jamaah subuh pada hari raya ke-8 Idul Fitri ini saya bergegas menuju dapur untuk mempersiapkan ketupat dan launya untuk dibawa ke masjid. Setiap hari bulan Syawal tanggal 8, pagi sebelum matahari terbit, tradisi di desa kami selalu mengadakan kendurian ketupat di masjid dengan seluruh masyarakat di sekitar Sewaktu kecil saya ketika bapak masih ada selalu di bangunkan dan diajak untuk kenduri di masjid. Meski dingin pagi saya semangat untuk mandi dan bersiap. Bahagianya   ketika menerima bagian ketupat dan melahapnya dengan lauk sayur blendrang dan sedikit taburan kedelai gorang yang dihaluskan, sangat enak. Sekarang gantian anak-anak yang merasakan kebahagiaan itu, mereka bersemangat untuk mempersiapkan diri ke masjid dengan mandi dan berpakaian, kemudian mengikuti ayahnya untuk bersiap ke masjid. Si kecil yang pulas dalam tidurnya terbangun mendengar kesibukan kakak-kakanya, dan berteriak “ikut”. Kupatan yang masih sangat berkesan bagi saya adal...