Lailatul Qodarnya Para Bunda





Kebetulan saat ini kita tidak disibukkan nge-mall, hunting baju, kue lebaran dan Pernik perniknya.  Saat PSBB ini kita beruntung bisa menguatkan kajian kajian keagamaan lewat online yang banyak kita temui di platform zoom, webinar dan lain sebagainya.

Sore ini 10/5/2020 ini saya mengikuti kajian yang diselenggarakan oleh sahabat Darul Qur’an Jogjakarta (sahabat DaQu), itupun saya ketahui dari status WA pengelola DaQu yang sering berkomunikasi dengan saya. Untuk keperluan Madrasah tahfidz kami yang kebetulan menginduk kepada DaQu Jogjakarta. Tema yang diangkat menurut saya menarik dan mengena bagi ibu seperti saya. Yakni “Lailatul Qodarnya Para Bunda

Tema ini disampaikan oleh @Ummubalqis seorang “writer of parenting, marriage and Kid books” seorang Islamic Parenting dan influencer marriage. Peserta sangat antusias mengikuti kajian ini. saya sempat geser layar zoom di HP saya untuk menghitung jumlah peserta ternyata beberapa kali saya geser banyak peserta.  

Gaya penyampaian sang penyaji sungguh nyaman dinikmati, tak terasa penyampaian 1 jam berlalu tapi tidak ada rasa bosan untuk terus melihat layar zoom. Sayangnya adalah kajian ini dimulai jam 16.00 sampai menjelang maghrib. Semenit sebelum maghrib saya siapkan teh hangat untuk berbuka puasa keluarga, itupun dengan terburu-buru.

Selama memiliki anak pertama sampai ketiga dengan rentang waktu 10 tahun masih bisa dihitung jari bisa melaksanakan sholat malam di masjid bersama suami. Yang ada adalah mengasuh dan mengurus balita di rumah. Ohh betapa inginnya menjemput lailatul qodar dengan mengisi semalam penuh dengan beribadah kepada Allah SWT, namun apa daya, kadang Lelah tubuh mengurus si kecil mengakibatkan tidak mampu bertahan untuk tetap terjaga.

Menjadi ibu berarti juga menjadi Madrasatul Ula bagi anak, mengasuh dan membesarkan yang baik adalah bentuk melaksanakan amanah yang diberikan oleh Allah. Namun saat Ramadhan tiba, beban mengasuh dan menjaga kualitas ibadah sering tidak berimbang. Pun demikian sebagai seorang muslim sangat ingin mendapatkan Lailatul Qodar tersebut.

Kenapa sangat ingin menjemput lailatul qodar? disebutkan dalam Hidayatul Qur’an Bi Tafsiril Quran, Ustadz Marwan Hadidi Bin Musa bahwa malam yang diberkahi, malam Al Qur’an pertama kali di turunkan yaitu lailatul Qodar, malam itu banyak kebaikan dan berkah malam yang lebih baik dari seribu bulan.

Malam Lailatul Qodar di sebut juga dengan malam penentuan yakni penentuan dimulainya rosulullah memberi petunjuk bagi umat manunsia, Dan penentuan turunnya syariat Islam yang menentukan yang haq dan batil, perintah untuk bertauhid dan meninggalkan syirik.

Lailatul Qodar Dimaknai juga Sebagai malam kemuliaan karena Kemuliaan merupakan tertinggi kepada Nabi Muhammad karena di turunkan wahyu pertama melalui malaikat Jibril di gua hira.

Keutamaan Lailatul Qodar
1.    Turunnya Al-Qur’an dipisahkan dari lauhul mahfudz di letakkan ke Baitul izzah di langit dunia, kemudian di turunkan secara bertahap  (HR hakim dalam al mustadrak 2/223 ibnu abi syaibah dalam al mushannaf 10/53)
2.    Lebih baik dari 1000 bulan  (QS. Al-Qadr 3). Dalam tafsirnya Syah wahbah as Zuhaili dalam tafsir al munir. Bahwa amal sholih dalam malam lebih baik dalam seribu bulan yang bulan bulan lain tidak ada lailatul qodr
3.    Malam yang penuh keberkahan (QS Ad-Dhukhan 3)

seperti yang dijelasakan dalam Tafsir qur’an Hidayatul insan bi Tafsiril Qur’an/ Ustads Marwan hadidi bin Musa MPdI diatas bahwa malam ini penuh dengan keberkahan. 
dalam tafsir Quraish Shihab dijelaskan Sesungguhnya Kami memulai menurunkan al-Qur'ân pada malam yang penuh kebaikan dan keberkahan, karena merupakan urusan Kami untuk memberi peringatan dengan cara mengutus rasul dan menurunkan kitab suci.
4.    Malam penentuan segala urusan (al-Qadr 4)  Salah satunya malaikat turun ke dunia untuk mengabarkan 1 tahun yang telah di takdirkan oleh Allah. (tafsir al muqtasar) dalam Tafsir al wajiz : malaikat berbondong turun ke langit dunia untuk mendoakan umat yang taat.
5.    Malam Ampunan Allah (HR Al-Bukhori )



Dengan kemuliaan yang sangat banyak seperti ini, tentu semua manusia sangat ingin menjemputnya. Persoalannya adalah tidak semua ibu-ibu bisa melaksanakan ibadah dalam rentang waktu ba’da maghrib sampai menjelang subuh.

Maka yang perlu dilakukan oleh para ibu yang memiliki anak balita, adalah melakukan manajemen waktu. Dengan beberapa tips:

  1. Mengkomunikasikan dengan pasangan agar bisa menjemput lailatul qodar bersama
  2. Berlatih khusu di semua kesempatan ibadah yang ada, sholat maghrib, isya dan tarawih yang mungkin bisa dijangkaunya dengan khusu, menautkan hati dengan tidak lepas dari dzikir. Dan tidak lepas dengan berdoa.
  3. Mengelola Energi, kapan istirahat kapan beribadah, komunikasilah dengan pasangan, rehat bergantian untuk menjaga si kecil kala salah satu beribadah.
  4. Jaga Kesehatan diri dengan memperhatikan asupan gizi agar lebih fokus dalam beribadah
Ketika wabah covid-19 ini di perintahkan oleh MUI untuk tidak ke masjid, ini merupakan kesempatan kita yang sangat besar untuk beribadah dan beriktikaf di rumah. Gelar sajadah dan buatlah salah satu sudut ruangan sebagai mihrab (tempat ibadah). Ustadz Adi Hidayat pernah memberi tausiahnya tentang mihrab ( tempat sujud) di rumah. 


10 komentar:

  1. Mantap Bu..Darul Quran Jogja yang daerah mana Bu?

    BalasHapus
  2. Sering nya kita acara wisuda Akbar di UGM pak barit. Untuk kantornya saya blm pernah kesana. Malah pengurus DaQu yang sering datang ke MTs kami. Karena join program
    Pak barit istrinya orang Jogja juga kah?? Kemarin di ceritain sama adik saya

    BalasHapus
  3. Aminn... Terimakasih Pak Doktor

    BalasHapus
  4. sangat menarik Mbak Eti tulisannya, memang betul para bunda banyak terjebak rutinitas tiada henti dalam memerankan tugas domestiknya. Tugas itu sangat mulia yg sebanding dg nilai ibadah. Saya sepakat komunikasi dg pasangan adalah solusi terbaik, agar kita bisa berbagi tugas, hingga tujuan meraih lailatul qodar dpt diusahakan di bulan romadhon ini insyaalloh tanpa beban fisik yg lelah, karena hakekatnya kita adalah manusia yg punya keterbatasan, wallohu a'lam bisshowwab...

    BalasHapus
  5. Subhanalloh... Mantap jiwa matap hati....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah... Matur suwun "Kang / dik badi"

      Hapus
  6. para bunda adalah "super women" ...

    BalasHapus

Featured Post

RESENSI (Pesantren, Kampus Islam dan Moderasi beragama)

  Pesantren, Kampus Islam dan Moderasi beragama Karya Ngainun Naim, Abad Badruzzaman Halaman 288 + vi diterbitkan oleh Akademia Pustak...