Langsung ke konten utama

MAGIC MOMENT



Peringatan Kesaktian Pancasila 1 Juni 2020, saya peringati dengan mengikuti Webinar dari LPPM IAIN Ponorogo. Sampai saya terlupa bahwa hari ini juga di ada undangan dari bapak Pengurus Yayasan untuk membincang wakaf.

Saya langsung berkirim pesan memohon maaf karena tidak bisa mengikuti agenda rapat. Saya memilih mengikuti webinar ini, pembicaraan wakaf masih Panjang prosesnya. Benar saja Webinar ini memiliki Magic moment bagi saya mengisi motivasi belajar menulis.

Dalam pandemic ini sesungguhnya sangat dimudahkan sekali mengikuti beberapa webinar dengan hanya sekali klik di zoom. Kita tidak perlu berjalan ke tempat seminar. Cukup di ruang baca, bahkan di kamar kita kita bisa mengikuti seminar. Bahkan pagi ini setelah bersepeda dengan anak dan suami saya, saya langsung mengikuti webinar ini tanpa ganti baju, masih baju olahraga bahkan.

Meskipun banyak yang mengikuti seminar kali ini saya yakin yang ditangkap oleh peserta seminar ini tidaklah sama. Terlihat dari berbagai chat yang menjadi tanggapan para peserta sangat beragam. Jadi saya berkesimpulan bahwa peserta ini memiliki pikiran. Maka kita harus mengelola pikiran kita dengan

Magic moment itu apa? Magic moment adalah sebuah waktu yang membikin kita sadar dan sangat exicted dengan kondisi kita. Atau Bahasa lainnya “wo iyoo, iki jan pas” dan magic moment ini bisa menggerakkan pikiran kita menuju kepada aksi.

Magic moment di sebuah seminar tidak bisa ditebak sebelumnya. Banyak orang yang ikut berbagai seminar tidak juga mendapat magic momen. Seminar teknis jarang bisa memunculkan magic moment, berbeda dengan seminar inspirasi tentang visi atau masa depan. Namun tidak menutup kemungkinan ada magic moment dalam seminar teknis.

Seperti dalam webinar kali ini saya juga mendapatkan Magic moment saya.  Saya mengamini untuk menguatkan belajar mentransformasi diri. focus menulis dan tentu saja dengan menghadirkan pikiran positif.  Hanya dengan kata-kata yang saya dengar dari Dr. Naim ketika memperlihatkan bukunya “Spirit Literasi” dalam buku ini ada tiga content berupa spirit literasi yakni membaca, menulis, dan bertransformasi diri.

Bagaimana dengan magic moment anda hari ini?


Komentar

  1. Punya saya, untuk besuk... Kwkkw

    BalasHapus
  2. Saya juga ikut webinar tersebut, dan saya setujuh dg tulisan bunda etik...

    Webinar literasi bagi kelas blajar nulis bs meningkatkan adrenalin untuk terus menulis.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul... Kadang kita kehabisan ide untuk menulis.. webinar lah yang menambah ide kita hehehe

      Hapus

Posting Komentar

Popular Post

Menggapai Ampunan Berbuah Surga

Bersegeralah mencapai ampunan Allah. Dan imbalannya adalah Surganya Allah yang luasnya seluas langit dan bumi. Surga ini diperuntukkan kepada orang orang yang bertakwa. Makna Langit disini dimaknai semua hal di luar bumi yakni alam semesta adalah langitnya Allah. bukan hanya seluas satu bintang yakni matahari dan 8 planetnya, bukan pula hanya satu galaksi yang berisi sekian milyar bintang. namun sekian milyar galaksi.  Surga seluas langit dan bumi ini diperuntukkan kepada siapa saja yang bisa bersegera mencari ampunan Allah, mereka adalah orang orang yang bertakwa. Siapa orang yang bertakwa dijelaskan di lanjutan ayat dari Surat Ali Imron ayat 134 yakni:  Pertama orang yang menafkahkan hartanya disaat lapang dan sempit . Menafkahkan harta untuk kebaikan dikala mereka kelebihan harta maupun saat kekurangan. Kebiasaan kita adalah tidak mau berbagi disaat kita merasa kekurangan.  Orang yang bisa Menafkahkan hartanya pasti akan banyak kawan. Sebaliknya orang yang kikir dan ...

Kekuatan kata "kita" dalam pernikahan

Pernikahan adalah penyatuan dua manusia yang berjenis kelamin berbeda dari awalnya sendiri (self) menjadi bersama orang lain yang senantiasa melekat kepada kita (us). penyatuan karakter yang berbeda, kebiasaan yang berbeda, pernikahan juga menyatukan dua keluarga besar dari pihak laki laki dan perempuan.  Seorang laki laki dan perempuan apabila telah memantapkan diri menjadi pasangan yang terjalin hukum dan hubungan yang kuat maka perlu yang namanya "the promise of usness" yang akan menjadi dasar hubungan rumah tangga harmonis. "The Promise of Usness"   adalah janji kebersamaan, komitmen untuk saling menjaga, dan kesadaran bahwa hubungan ini adalah sesuatu yang bernilai untuk dirawat. Kata Usness atau kita termaktub makna sepaham dan saling mengikat, bersepakat dan rela memberikan sebagian dirinya untuk menciptakan keutuhan, rasa kedekatan. Bentuk relasi tertinggi dalam makna usness adalah keintiman suami istri dalam melakukan hubungan seksual.  Namun janji ini tida...

kekuatan kata "kita" dalam penikahan (3)

  Merawat kata "kita" sebagai bentuk the promise of usness dalam pernikahan yang ketiga adalah rasa aman. memahami bahwa dalam pernikahan itu adalah saling terpaut, rela membagikan diri untuk menciptakan satu keutuhan dalam mengarungi bahtera rumah tangga adalah salah satunya dengan memberikan rasa aman. Usness akan berkembang saat pasangan dalam pernikahan merasa aman. Aman dalam hal apa, dalam hal menjadi diri sendiri, tanpa takut dihakimi, di tolak dan dilukai. Rasa aman bukan hanya terbebas dari ancaman fisik, tetapi merasa diterima, di cintai dan didengarkan. Saat rasa aman itu diperoleh dalam hubungan pernikahan maka seseorang yang terikat dalam mahligai ini akan bebas mengekpresikan emosi, saat senang ataupun saat kurang baik suasana hatinya. Istri berani bercerita tentang luka masa lalu, tentang kehidupan yang kelam atau trauma masa kecil tanpa dihakimi dan disalahkan oleh suami. Atau saat suami kehilangan segalanya saat berbisbis, istri tidak serta merta meninggalka...

Cuilan Cerita dari Dr. Muhsin Kalida

Rangkaian Haflah Khotmil Qur'an di Ponpes Roudhotu Huffadzil Qur'an masih melekat dihatiku. Betapa tidak, 27 Khotimin dan Khotimat salah satunya adalah murid saya di MI. Ahmad Mulki Miftah Arroziq yang sekarang duduk di semester 2 di UIN SATU Tulungagung. Saya salah satu guru yang bahagia saat melihat anak didik selesai dalam menghafal Al-Qur'an.  Ditambah lagi dengan suasana penuh khidmat mendengarkan tausiyah dari penceramah yang tidak lain adalah Dr. Muhsin Kalida. Saya belum pernah bertemu muka dengan beliau tapi namanya sudah tidak asing di saya karena beberapa kali mengikuti zoom beliau yang diselenggarakan oleh Sahabat Pena Kita, penggiat literasi di bawah asuhan Prof. Ngainun Naim.  Beliau saat covid memberikan support kepada kami, orang gabut yang ingin memanfaatkan waktu dengan hal yang positif. Beliau hadir bersama semangat dan dorongan kepada kami untuk menulis. Karena menulis itu bukan sekedar hobi tapi itu adalah perintah agama namun banyak orang yang abai den...