Mulai medio bulan Maret tahun 2020 permintaan dari pemerintah untuk melakukan pencegahan penyebaran virus SARS COV- 2019 yang dikenal dengan Covid-19 ini. Dengan menutup Sekolah, menutup kantor, bekerja dari rumah dengan serba online. Tidak boleh berkumpul lebih dari 10 orang dan diadakan Pembatasan sosial berskala besar (social distancing)
Masyarakat awal-awal kooperatif dengan kebijakan seperti ini, baik di daerah yang sudah di katakan red zone maupun belum, yang di beri kompensasi pemerintah maupun tidak, kesemua patuh dan taat untuk tidak keluar rumah. Beraktifitas di rumah dan bekerja dari rumah.
Bagi masyarakat tradisi mudik merupakan budaya tahunan yang sudah lama terjadi di Indonesia dan tidak mudah untuk melakukan pencegahan tidak mudik. Menurut saya Butuh waktu lama untuk bisa mengubah tradisi ini.
Keadaan mulai kacau saat pemerintah gagal melakukan mitigasi covid-19 ini secara masif. Bluder pemerintah terjadi saat Pak Presiden Joko Widodo mengeluarkan statemen Melarang Mudik, juga juru bicara Covid-19 Ahmad Jurianto pun menegaskan melarang Mudik. Selang beberapa waktu Juru bicara Presiden Fadjroel Rahman mengeluarkan statamen membolehkan, Mensesneg Pratikno pun mengeluarkan Klarifikasi atas pernyataan jubir dan melarang mudik pula. Akhirnya Jubir Presiden Fadjroel mengklarifikasi (berubah) menjadi melarang mudik.
Belum selesai polemik mudik ini, karena Menteri kemaritiman membolehkan mudik, dan presiden pun akhirnya membolehkan mudik asal menaati protokol ODP. yakni di karantina selama 14 hari.
bahkan sempat viral pernyataan Pulang Kampung dan Mudik itu dua hal yang berbeda. Pemerintah membuat komentar beragam dari warga. Tidak sedikit pula yang bingung dalam menghadapi kebijakan pemerintah ini. Ada pula yang marah dan sedih.
Tidak berhenti di situ. kepatuhan masyarakat di akhir akhir bulan puasa semakin hilang, ditandainya dengan pasar sandang yang dijubeli masyarakat. Mereka seakan sudah tidak peduli lagi dengan virus corona. Bandara full dengan penumpang pesawat yang akan boarding ke tempat-tempat yang telah dijadwalkan oleh maskapai penerbangan.
Sampai kemudian banyak bermunculan, bentuk keputusasaan beberapa kalangan melihat fenomena ini, Rapper Gemuk dengan Lagunya "terserah" dan petugas kesehatan pun yang seakan frustasi membuat tulisan dengan baju APD mereka di selembar kertas "terserah".
Saat mudik menjadi polemik, pusat perbelanjaan penuh sesak masyarakat masjid dijaga polisi, masuk masjid harus di tes darah (rapid test). Tak heran juga banyak dari maasyarakat yang geram dengan ini. Kenapa harus mencurigai orang yang akan beribadah, berdoa untuk negara terbebas dari covid ini dipersulit, yang ke mall dan ke pasar saja dibiarkan.
Polisi sekarang sibuk sekali mengalihkan putar balik orang orang yang mudik. Membuat pos-pos pantau dan membatasi keinginan warga untuk mudik. Gang-gang dan jalan jalan arteri sekarangpun semua di portal menghambat laju pergerakan manusia.
Jauh sekali dari bayangan saya, bahwa Idul Fitri kali ini sunyi dan penuh keprihatinan. Sepanjang hidup masih kali ini menemui Idul Fitri dengan himbauan tanpa sholat ied di masjid, shalat ied di rumah saja, himbauan untuk tidak mudik, dan himbauan untuk physical distancing. Tidak boleh berjabat tangan dan tidak boleh berangkulan sesama jenis untuk menyambung tali sillaturrahim, bahkan tidak boleh menerima tamu. Cukup dengan melakukan dengan online.
Akankah kesenyapan Idul Fitri ini benar-benar akan memutus rantai Covid-19 atau malah di abaikan pula oleh masyarakat. Kita lihat gerak sosial masyarakat nanti.
Kami hanya bisa bermohon kepada Allah yang maha Rahman untuk menerima semua ibadah di Bulan Ramadhan dan mengampuni seluruh dosa kami, orang tua kami dan menerima semua doa kami.
Semoga Allah menggembirakan kita semua di bulan Idul Fitri dan Meridhoi kita bertemu Ramadhan lagi di tahun depan. Amin
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Featured Post
Perempuan sebagai Garda terdepan
Dalam rangka Milad FORHATI ke 26, yang jatuh pada tanggal 12 Desember Forhati Wilayah Jawa Timur mengadakan peringatan dibarengkan dengan mo...
-
Dari grup pondok pesantren Bani Ali Mursyad, saya memperoleh foto-foto putri keduaku yang sedang ujian marhalah. Lama saya melih...
-
Belum sampai sehari mengantarkan anak menuju ke pondok tempat dia belajar di WA grup ramai sekali ibu-ibu yang yang mengirimkan ...
-
Senin 29 Agustus 2022, seluruh kepala madrasah RA, MI, MTs dan MA swasta dan negeri berkumpul di aula UIN satu Tulungagung. Kura...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSungguh prihatin tahun ini , semoga pandemi cepat berlalu
BalasHapusSelamat idul Fitri. Mohon maaf lahir dan batin.
BalasHapusSemanten Ugi kulo. Taqabballahuminna wa minkum
HapusBu Etty R beda, selamat Iedul Fitri mohon maaf lahir dan bathin
BalasHapusSami sami pak darwi. Taqabbalallahuminna wa minkum
BalasHapus