Langsung ke konten utama

Akademi Arema


Awal cerita, anak pertama saya, (Hasbi) saya ajak ke Lapangan Pema, demi menghindari melihat karnaval yang hingar bingar dan menurut saya jauh dari sifat mendidik. Dia saya lihat kan anak anak yang sedang bermain bola. Saya tanya apa mau ikutan club' bola anak anak. Dia mengangguk setuju. Kala itu dia berusia 8 tahun duduk di kelas 3 MI. 
Setiap hari Senin, Rabu dan Jumat bertambahlah aktivitas antar jemput setiap jam 15.00 sampai jam 17.00
Jarak dari rumah ke lapangan bola menempuh waktu 20 menitan. Sehingga saat pulang pasti mampir ke mushola terdekat untuk sholat Ashar. 
Dia tekun sekali mengikuti latihan bola. Demi latihannya dia rela setelah Maghrib langsung mengaji ke Diniyah. Karena bila tidak ngaji. Kedepan saya tidak mau antar latihan. Anak-anak yang menginjak remaja menurut saya energinya harus dihabiskan untuk hal-hal yang bermanfaat baginya. Supaya dia tidak ada waktu lagi untuk bermain HP sampe kecanduan dengan HPnya. 
Tibalah pelatih akademi mengumumkan akan ada turnamen sepak bola anak di tawing ngondang. Banyak dari club- club sepak bola anak yang ikut dari Tulungagung sendiri, Trenggalek dan Kediri. 

Meleleh dan baper dehh saat pulang dari turnamenn... Di mobil anakku diam saja.  Dan saya anggap karena capek saya biarkan. 

Lah pas setelah mandi dan shalat isya dia dekati saya sambil berkata. "Mii.. Maaf ya gak bisa mencapai target juara 1. "
Uhhhhh.. 
Airmata ini langsung muncrat deh.. 
Sambil tak peluk dan membesarkan hati nya. "Ibumu tidak minta menang nak.. Yang penting kamu Dapat pengalaman yang baik. Target boleh aja tapi kalau blm sampai harus memacu diri untuk lebih baik ke depannya."

Melihatmu semangat bangun pagi... Sholat subuh. Menuju pool untuk berangkat naik elf bersama tim. Seharian ditengah terik matahari di lapangan 
Selesai turnamen jam 4 sore... 
Bermandi peluh, bergulingan di tengah lapangan.. Itu sebenarnya tidak tegaaa banget.  

Tapi demi pembelajaran.. Orangtuamu harus kuat hati dan terus memberi dukungan untuk mu mendampingi disisi lapangan.  

Semoga kelak anak-anak tumbuh menjadi anak-anak  yang sehat, mbeneh dan berbesar jiwa.

Komentar

  1. Balasan
    1. Lha yang koment ini runer up nya

      Hapus
    2. Hahahaha ... Koq panggah saved ngelucu pak net Niki teng pundi2 mawon

      Hapus
  2. Win or lose

    Wani nambah gol ikihhh

    BalasHapus
  3. Mantap ronaldo junior,

    ternyata yang bisa muncrat tidak hanya air kran saja, tapi juga air mata.. Hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. menjadi back... bukan mencetak gol tapi mengamankan gawang

      Hapus
  4. Komen lagi boleh ya..?

    Ternyata pak met ada d sini?

    BalasHapus

Posting Komentar

Popular Post

Menggapai Ampunan Berbuah Surga

Bersegeralah mencapai ampunan Allah. Dan imbalannya adalah Surganya Allah yang luasnya seluas langit dan bumi. Surga ini diperuntukkan kepada orang orang yang bertakwa. Makna Langit disini dimaknai semua hal di luar bumi yakni alam semesta adalah langitnya Allah. bukan hanya seluas satu bintang yakni matahari dan 8 planetnya, bukan pula hanya satu galaksi yang berisi sekian milyar bintang. namun sekian milyar galaksi.  Surga seluas langit dan bumi ini diperuntukkan kepada siapa saja yang bisa bersegera mencari ampunan Allah, mereka adalah orang orang yang bertakwa. Siapa orang yang bertakwa dijelaskan di lanjutan ayat dari Surat Ali Imron ayat 134 yakni:  Pertama orang yang menafkahkan hartanya disaat lapang dan sempit . Menafkahkan harta untuk kebaikan dikala mereka kelebihan harta maupun saat kekurangan. Kebiasaan kita adalah tidak mau berbagi disaat kita merasa kekurangan.  Orang yang bisa Menafkahkan hartanya pasti akan banyak kawan. Sebaliknya orang yang kikir dan ...

Kekuatan kata "kita" dalam pernikahan

Pernikahan adalah penyatuan dua manusia yang berjenis kelamin berbeda dari awalnya sendiri (self) menjadi bersama orang lain yang senantiasa melekat kepada kita (us). penyatuan karakter yang berbeda, kebiasaan yang berbeda, pernikahan juga menyatukan dua keluarga besar dari pihak laki laki dan perempuan.  Seorang laki laki dan perempuan apabila telah memantapkan diri menjadi pasangan yang terjalin hukum dan hubungan yang kuat maka perlu yang namanya "the promise of usness" yang akan menjadi dasar hubungan rumah tangga harmonis. "The Promise of Usness"   adalah janji kebersamaan, komitmen untuk saling menjaga, dan kesadaran bahwa hubungan ini adalah sesuatu yang bernilai untuk dirawat. Kata Usness atau kita termaktub makna sepaham dan saling mengikat, bersepakat dan rela memberikan sebagian dirinya untuk menciptakan keutuhan, rasa kedekatan. Bentuk relasi tertinggi dalam makna usness adalah keintiman suami istri dalam melakukan hubungan seksual.  Namun janji ini tida...

kekuatan kata "kita" dalam penikahan (3)

  Merawat kata "kita" sebagai bentuk the promise of usness dalam pernikahan yang ketiga adalah rasa aman. memahami bahwa dalam pernikahan itu adalah saling terpaut, rela membagikan diri untuk menciptakan satu keutuhan dalam mengarungi bahtera rumah tangga adalah salah satunya dengan memberikan rasa aman. Usness akan berkembang saat pasangan dalam pernikahan merasa aman. Aman dalam hal apa, dalam hal menjadi diri sendiri, tanpa takut dihakimi, di tolak dan dilukai. Rasa aman bukan hanya terbebas dari ancaman fisik, tetapi merasa diterima, di cintai dan didengarkan. Saat rasa aman itu diperoleh dalam hubungan pernikahan maka seseorang yang terikat dalam mahligai ini akan bebas mengekpresikan emosi, saat senang ataupun saat kurang baik suasana hatinya. Istri berani bercerita tentang luka masa lalu, tentang kehidupan yang kelam atau trauma masa kecil tanpa dihakimi dan disalahkan oleh suami. Atau saat suami kehilangan segalanya saat berbisbis, istri tidak serta merta meninggalka...

Cuilan Cerita dari Dr. Muhsin Kalida

Rangkaian Haflah Khotmil Qur'an di Ponpes Roudhotu Huffadzil Qur'an masih melekat dihatiku. Betapa tidak, 27 Khotimin dan Khotimat salah satunya adalah murid saya di MI. Ahmad Mulki Miftah Arroziq yang sekarang duduk di semester 2 di UIN SATU Tulungagung. Saya salah satu guru yang bahagia saat melihat anak didik selesai dalam menghafal Al-Qur'an.  Ditambah lagi dengan suasana penuh khidmat mendengarkan tausiyah dari penceramah yang tidak lain adalah Dr. Muhsin Kalida. Saya belum pernah bertemu muka dengan beliau tapi namanya sudah tidak asing di saya karena beberapa kali mengikuti zoom beliau yang diselenggarakan oleh Sahabat Pena Kita, penggiat literasi di bawah asuhan Prof. Ngainun Naim.  Beliau saat covid memberikan support kepada kami, orang gabut yang ingin memanfaatkan waktu dengan hal yang positif. Beliau hadir bersama semangat dan dorongan kepada kami untuk menulis. Karena menulis itu bukan sekedar hobi tapi itu adalah perintah agama namun banyak orang yang abai den...