Ukhuwah Islamiyah



Persaudaraan sesama muslim bisa dimaknai dengan cara hidup komunitas muslim yang disemangati persaudaraan akidah. Dimensi ukhuwah Islamiyah ini berupa perwujudan kesatuan sosiologis yang tertinggi tingkat kohesinya. Adanya dimensi keimanan yang sangat tegas dengan bahasa sesungguhnya orang orang mukmin adalah bersaudara.
Seperti yang difirmankan Allah swt dalam QS Al hujurat ayat 10 di atas.
Dalam shahih bukhori muslim Sabda nabi Muhammad saw:
الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا
Perumpamaan seorang mumin bagi mumin lainnya bagaikan sebuah bangunan yang saling mengokohkan. (Muslim: 2585)

Hadits bukhori 6250
حَدَّثَنِي إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ قَالَ قُلْتُ لِأَبِي أُسَامَةَ حَدَّثَكُمْ إِدْرِيسُ حَدَّثَنَا طَلْحَةُ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ { وَلِكُلٍّ جَعَلْنَا مَوَالِيَ } { وَالَّذِينَ عَاقَدَتْ أَيْمَانُكُمْ } قَالَ كَانَ الْمُهَاجِرُونَ حِينَ قَدِمُوا الْمَدِينَةَ يَرِثُ الْأَنْصَارِيُّ الْمُهَاجِرِيَّ دُونَ ذَوِي رَحِمِهِ لِلْأُخُوَّةِ الَّتِي آخَى النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَهُمْ فَلَمَّا نَزَلَتْ { وَلِكُلٍّ جَعَلْنَا مَوَالِيَ } قَالَ نَسَخَتْهَا { وَالَّذِينَ عَاقَدَتْ أَيْمَانُكُمْ }

“telah menceritakan kepadaku [Ishaq bin Ibrahim] mengatakan, aku berkata kepada [Abu Usamah], telah menceritakan kepadamu [Idris], telah menceritakan kepada kami [Thalhah] dari [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu 'Abbas], mengenai ayat: "WALIKULLIN JA'ALNAA MAWAALIYA (bagi tiap-tiap harta peninggalan dari harta yang ditinggalkan ibu bapak dan karib kerabat, Kami jadikan pewaris-pewarisnya" (QS. ANnisa'; 33) "WALLADZIINA 'AAQADAT AIMAANAKUM (Dan jika ada orang-orang yang kamu telah bersumpah setia dengan mereka, maka berilah kepada mereka bagiannya" (QS. ANnisa; 33) dia berkata; 'Dahulu orang-orang muhajirin ketika datang ke Madinah, orang anshar mewarisi orang muhajirin yang bukan kerabatnya, dengan pertimbangan ukhuwah yang dibangun oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam diantara mereka, maka tatkala turun ayat: "WALIKULLIN JA'ALNAA MAWAALIYA (bagi tiap-tiap harta peninggalan dari harta yang ditinggalkan ibu bapak dan karib kerabat, Kami jadikan pewaris-pewarisnya" (QS. Annisa'; 33), Allah menghapusnya dengan ayat: "WALLADZIINA 'AAQADAT AIMAANAKUM (Dan jika ada orang-orang yang kamu telah bersumpah setia dengan mereka" (QS. ANnisa; 33).”

Pilar pilar pokok dalam ukhuwwah islamiyah:
1.      Saling mengasihi (mahabbah)
Mahabbah diartikan dengan menghendaki sesuatu yang dilihat yang diduga baik baginya. Bisa dibedakan dengan mengasihi karena tertarik dengan fisik, materi seperti mencintai harta, perempuan dan lainnya; mengasihi karena unsur kemanfaatan yang bersifat spiritual; mengasihi karena terdapat keutamaan dan keangungan, seperti mencintai karena ilmu yang dimiliki
Riwayat Muslim dari Nu’man bin Basyir:
Perumpamaan orang mukmin dalam hal saling mencintai, menyayangi, menjaga hubungan diantara mereka ibarat satu tubuh, jika salah satu anggota tubuh ada yang sakit maka seluruh bagian yang lain akan merasakan panas dan tidak bisa tidur.
2.      Saling mengormati (ihtirom)
Penghormatan dan penghargaan adalah sesuatu yang sangat dipelihara sekaligus diidamkan oleh setiap individu.
Allah swt tekah memuliakan manusia dibanding makhluk lain, bukan saja karena diberi kemuliaan secara jasmaniah saja, melainkan kemuliaan ruhaniah, sejauhmana dia bisa mengembangkan potensi, kreasi, inovasi, berfikir dan berkarya.
3.      Saling tolong menolong (ta’awun)
Setiap muslim tentunya harus memiliki kesadaran bahwa setiap individu tidak akan mampu menciptakan kehidupan yang aman damai secara mandiri tanpa keterlibatan pihak lain. Manusia tidak bisa egoistis bahwa hanya dirinya yang paling dibutuhkan. Tanpa membutuhkan orang lain. Anjuran tolong menolong dalam islam sangat ditekankan. Bukan hanya tolong menolong yang sifatnya material akan tetapi adalah demi terciptanya tata pergaulan masyarakat yang harmonis.
Qur’an surat al Maidah ayat 2
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۚ
Artinya: dan tolong menolonglah dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan.
Hadits nabi diriwayatkan oleh Muslim
وَ اللهُ فىِ عَوْنِ اْلعَبْدِ مَا كَانَ اْلعَبْدُ فىِ عَوْنِ أَخِيْهِ
Artinya: Allah senantiasa menolong hamba-Nya selagi hamba tersebut menolong sesamanya. (HR.Muslim:2699)

4.      Berani berkorban (isar)
Mengutamakan kepentingan orang lain intinya adalah keberanian untuk berkorban. Persaudaraan yang dibangun atas dasar keberanian untuk berkorban melalui harta atau kepemilikan dipandang lebih efektif, jika dilakukan dengan kesadaran ilahiyah. Bukan atas motif lain.
QS. Al Hasyr ayat :9
وَالَّذِينَ تَبَوَّءُوا الدَّارَ وَالْإِيمَانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِمَّا أُوتُوا وَيُؤْثِرُونَ عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ ۚ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُون
Artinya: Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) 'mencintai' orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung. (QS Al-Hasyr:9)
Ayat ini adalah pujian Allah kepada kaum ansor terhadap pengorbanan mereka. Mereka berani berkorban untuk saudara seiman mereka yakni kaum muhajirin. Padahal kaum ansor juga punya kebutuhan lain yang mendesak.
Dengan demikian Ukhuwah dalam organisasi adalah hubungan kemitraan. Manfaatnya seperti kedua tangan yang saling membasuh, saling berganti membersihkan pasangannya. Ukhuwah dijadikan spirit untuk mendorong semua pihak untuk mewujudkan tujuan bersama. Mereka dalam satu hati, melupakan perbedaan dan mengesampingkan kepentingan pribadi. Spirit ukhuwah menjadikan tim seperti bangunan yang tersusun kokoh, sulit di robohkan.
Ukhuwah menjadikan masing masing individu tidak merasa sendiri. Ada orang lain bersama yang bekerja dalam merealisasikan tujuan bersama. Merasa aman karena akan ada yang meluruskan ketika bengkok. Ada yang membela ketika ada ancaman yang menghadang.
Dalam ukhuwah ada budaya saling bertukar pengalaman. Ada kompetisi untuk menjadi yang terbaik. Ada keteladanan yang patut di tiru. Ada ketegaran tetap mejaga komitmen dalam garis perjuangan organisasi. Ada kepercayaan satu dengan yang lain dengan konsep keimanan.
Melalui pengalaman, kompetisi dan keteladanan akan diperoleh kompetensi yang tidak bisa diukur dengan materi. Tantangan bukanlah kendala, karena ukhuwah menjadi senjata yang akan memecahkan segala rintangan dan menjadi kekuatan perubah sehingga tantangan menjadi peluang.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Featured Post

RESENSI (Pesantren, Kampus Islam dan Moderasi beragama)

  Pesantren, Kampus Islam dan Moderasi beragama Karya Ngainun Naim, Abad Badruzzaman Halaman 288 + vi diterbitkan oleh Akademia Pustak...