Woman Leadership
“ be competent like a woman and be confident like a
man”
Oleh : Eti Rohmawati, M.Pd.I *)
Saya
adalah salah satu peserta bimtek penguatan kompetensi kepala madrasah dari
sekian sekian ratus peserta bimtek. Sebagai kepala Madrasah Tsanawiyah yang
masih terbilang baru saya sangat butuh bimtek ini, bukan hanya karena karena
kewajiban regulasi saja, tetapi memang
saya butuh ilmu untuk mengembangkan keprofesional sebagai kepala madrasah. Saya
merasa masih sangat kurang pengetahuan dalam mengelola madrasah.
Empat
hari hari mengikuti Bimbingan Teknis
Penguatan kompetensi Kepala Madrasah yang dilaksanakan oleh LP Ma’arif
NU Tulungagung kerja bareng dengan Kankemenag Kabupaten Tulungagung di STAI
Diponegoro kampus ngantru merupakan bimtek yang berat buat saya. Di tengah
panasnya dan pengapnya ruangan peserta bimtek dituntut untuk berkonsentrasi
mendengarkan materi-materi yang menurut saya sangat berat. Ada materi kepemimpinan perubahan,
Pengembangan sumberdaya madrasah, supervisi akademik, PKB guru, kompetensi
sosial kepala madrasah, literasi digital dan lain sebagainya.
Diantara
materi-materi yang sudah disampaikan mengenai penguatan kompetensi kepala
sekolah yang paling menarik adalah materi literasi digital yang disampaikan
oleh Pak Dr. Ainun Naim seorang Dosen, pakar literasi dari IAIN-Tulungagung.
Beliau sangat menginspirasi semua peserta. Mulai dari awal beliau memulai
materi sampai akhir tidak ada yang tidak tertarik dan tidak ada yang tidak ter
gelak tawanya. Bahsanya yang lugas dan benar benar merupakan kenyataan yang
sering hampir semua orang mahfum dengan keyataan tersebut. Bahkan salah satu
sentilannya adalah kenyataan yang pernah dialami sendiri oleh kami peserta.
Banyak orang yang bisa berbicara tapi tidak banyak orang yang bisa menulis,
dengan seribu satu alasan.
Tergelitik
sekali ketika anak kelas 2 tingkat SD sudah bisa membuat ontology bersama dan membuat buku dari hasil kerja
mereka bersama. Sontak saya meraih telepon genggam saya, menuliskan ajakan ke
ketua kelas untuk kita juga bisa membuat ontology bersama dengan para kepala
madrasah yang mengikuti bimtek di kelas kami.
Beruntung
sekali selama tiga hari Diklat banyak materi-materi yang bisa saya anggap untuk
bisa diterapkan di madrasah saya materi kepemimpinan materi evaluasi akademik
yang disampaikan oleh bapak pusdiklat PW NU Jawa timur bapak dokter Amin Hasan
sangat menarik dan aplikatif. Menurut saya untuk diterapkan di madrasah saya
kelak. Saya memahami sedikit melangkah mencari celah untuk menyelesaikan
masalah-masalah yang ada di sekolahan.
contoh bagaimana kita bisa menjadi teman atau partner dengan guru
bagaimana kita secara psikologis setara dengan guru. untuk bisa setara dengan
kita tidak hanya kita menjadi orang yang menunjuk menyuruh dan arogan menjadi
super leader atau super manager tetapi bagaimana juga kita menjadi teman
membuka suasana keakraban dengan para guru.
Women
Leadership
Menjadi
kepala sekolah apalagi perempuan menurut saya adalah sebuah anugerah dan
tantangan. Anugerah karena tidak banyak orang yang diberi kesempatan menjadi
kepala Madrasah Tsanawiyah perempuan, meskipun sekarang sudah banyak sekali
terjun ke dunia pendidikan berkarir di pendidikan tetapi sangat sedikit dari
perempuan yang bisa menjadi kepala Madrasah Tsanawiyah. Di Tulungagung
setidaknya ada 40 an Madrasah Tsanawiyah tidak lebih dari 30 persennya adalah
perempuan.
Menjadi
tantangan tersendiri bersama para kepala madrasah Tsanawiyah laki-laki di
Tulungagung. Tidaklah mulus perjalanan-perjalanan kami menjadi seorang kepala
madrasah karena harus berbenturan dengan keluarga, karir dan sekolah. tetapi prinsip untuk sebaik-baik manusia
adalah manusia yang bisa bermanfaat bagi orang lain itu yang terus memacu
semangat untuk tetap bisa berkarya untuk bisa tetap eksis di dunia Pendidikan.
Kehidupan
perempuan dihadapkan pada kodrat keperampuannya yakni menstruasi, hami dan
melahirkan. Tapi secara nyata perempuan memilih peran sosialnya sebagai patner
setara dengan laki-laki. Menjadi wanita bekerja dan mencari uang. Alih -alih
banyak juga yang menjadi tulang punggung di kehidupan keluarganya.
Saya
merupakan perempuan yang memilih kerja ganda, menjadi istri dan ibu. Juga
menjadi perempuan yang bekerja di ranah Pendidikan sebagai kepala Madrasah
Tsanawiyah. Kedua kerjaan ini adalah mulia. Menjadi madrosatul ula bagi
anak anak dan menjadi motivator, supervisor dan educator di madrasah.
Sebuah
studi Harvard Business Review menyelidiki kepemimpinan pria dan wanita dengan
mempertimbangkan 16 kompetensi yang terbukti paling penting bagi efektivitas
kepemimpinan secara keseluruhan, menurut 30 tahun penelitian. Temuan mereka
menyetujui stereotip bahwa wanita "mengayomi dan perhatian" - wanita
mendapat skor lebih tinggi daripada pria dalam membangun hubungan,
menginspirasi dan memotivasi orang lain, mempraktikkan pengembangan diri. Maka
saya sangat yakin perempuan juga bisa menjadi pemimpin hebat di ranah public.
Ada
kata bijak untuk menjadi pemimpin perempuan adalah “ Be competent like a woman
dan be confident and ambitious like a man”. Kata ini menurut saya memacu saya
untuk mengejar karir. Jadilah orang yang berkompeten seperti halnya telah dimiliki
perempuan, dan percaya dirilah seperti laki laki.
Ada
kesan yang sangat mendalam mengenai kompetensi-kompetensi yang diberikan atau
di ulas oleh para pemateri pada kompetensi kepribadian kompetensi sosial
kompetensi enterpreneurship kompetensi manajerial dan kompetensi supervisi itu
tidak cukup menurut pemateri hari ini yaitu bapak Ariel Muhajir ada tambahan
kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala madrasah yaitu kompetensi spiritual
di mana ucapan kita bisa berbobot dan berisi atau qoulan Syakila ketika kita
benar-benar melakukan ritual-ritual keagamaan yang benar. Pada tambahan dari
Ariel tadi bahwasannya kita harus menjadi orang yang mau bangun malam meskipun
hanya sedikit untuk mendirikan sholat malam dan membaca Alquran di waktu subuh.
Tidak
lupa saya terima kasih kepada LP Ma'arif NU Tulungagung yang telah
memfasilitasi peserta bimtek kali ini menuju kepada pencerahan bahkan kepada
tekad untuk bertransformasi menjadi manusia yang lebih baik. Menjadi kepala
sekolah yang membawa perubahan penjamin mutu pendidikan di madrasah
masing-masing. Semoga kami bisa menjadi insan insan pembaharu di lembaga
pendidikan kami masing-masing. Dan bisa
menjadi lembaga-lembaga unggulan. Ada satu kata kata bijak yang harus kita
renungkan dan pahami baik-baik bahwa “ tidak ada murid yang luar biasa kalau
tidak dari bimbingan gurunya dengan luar biasa,
tidak ada guru yang luar biasa kecuali mendapat bimbingan manajemen oleh
Kepala sekolah yang luar biasa. kami
ingin menjadi kepala sekolah yang luar biasa untuk mewujudkan tujuan
pembelajaran lebih baik
*)
Kepala MTs Arrosidiyah Sumberagung Rejotangan Tulungagung
hebat..
BalasHapusTERIMAKASIH
HapusMantab b etik
BalasHapus