Kepanduan

 



Tanggal 22 Februari, diperingati sebagai hari kepanduan dunia. Sebuah Gerakan kepemudaan dunia yang melatih fisik, mental dan spiritual kaum muda untuk bisa bermanfaat bagi masyarakat dengan kegiatan-kegiatan positif. Di Indonesia dikenal dengan nama Gerakan Pramuka.

Tanggal 22 Februari yang diperingati sebagai hari kepanduan internasional diambil dari penemu kepanduan yakni Robert Sthephenson Smyth Baden Powell yang lebih dikenal dengan Baden Powell.

Baden Powell tahun 1908 membentuk Gerakan kepanduan untuk remaja laki-laki dan dua tahun kemudian membentuk organisasi serupa untuk remaja putri. Tujuannya melatih jiwa dan fisik kaum muda ini supaya mereka melakukan hal positif untuk masyarakat.

Jiwa patriot yang sedari muda ditanamkan kepada para pemuda bermanfaat untuk memberikan rasa mencintai bangsa dan negaranya. Memiliki jiwa nasionalis dan rela berkorban.

Seperti halnya tri satya dan dasadarma dalam Gerakan Pramuka, Janji selalu menjalankan kewajiban kepada Tuhan, menolong sesama hidup dan turut serta membangun masyarakat dan menepati dasa darma.

Sejak di bangku Madrasah Ibtida’iyah saya sudah mengikuti Gerakan pramuka, sampai perkuliahan dan sekarang karena berada di lingkup pendidikan tentu saja tetap dekat dengan pramuka ini. Merasa beruntung bisa menjadi anggota pramuka, penakut dan minder dan pemalu sedikit demi sedikit disisihkan dan diganti dengan percaya diri. Apalagi saat mendapat tanda penegak bantara dan disematkan dibahu, bangganya….

Saat menempuh kecakapan umum untuk menjadi penegak bantara inilah yang membentuk mental dan kesabaran, rasa patrotik dan ketabahan. Harus naik sepeda bersama teman teman ke rumah kakak pembina yang jarak dari kost lumayan jauh 15 km, ujian 1 materi kecakapan umum, minggu depan lagi mengulang karena ada tidak lulus.

Banyak sekali yang berminat menjadi anggota pramuka, saat dunia PUBG belum menyerang, anak remaja menghabiskan waktu dengan kegiatan camping, mendekat dengan alam dan mengagungi kebesaran Allah dengan ayat ayat kauniahnya. Sekarang apakah masih relevan gerakan pramuka ini di masa dunia maya ini? banyak remaja lebih senang dengan main game didepan layar HP. Menghabiskan waktu dengan nge mall atau berkumpul di warkop atau tempat-tempat rekreasi.

 

Warung Kopi Fenomenal “Cak Mat”

 


 

Dunia aktivis sangat dekat dengan warung kopi. Entah darimana asalnya lifestyle yang seperti itu, tapi sepengetahuan saya, banyak aktivis aktivis yang kritis muncul dari mereka yang sering nongkrong di warung kopi. Di Tulungagung ada warung kopi “siwenk” memunculkan tokoh-tokoh pemikir dan pergerakan yang handal di tulungagung. Yang saya kenal ada nama nama Fatah Masrun, Agus Salim,  Saivol Firdaus, M. Amarodin dan banyak lagi tokoh muda yang berada lekat dengan warung kopi.

Yang tak kalah seru dan masih sangat segar di ingatan saya adalah warung kopi “cak Mat” yang ada di sebuah pojok perumahan Jemursari Surabaya. Di situlah aktivis himpunan sejak saya bergabung di pengurus wilayah (tahun 2004) sampai sekarangpun masih dipenuhi aktivis yang  menghabiskan malam dengan berdiskusi, berkelekar, saling ejek namun dengan suasana yang sangat hangat.

Saat tidak punya uang, ngopi tapi bayarnya di semayani besok hari (hutang), cak mat penjual kopi itu tidak pernah sekalipun merasa terganggu. Semakin lama cak mat itu hafal kesukaan kopi masing masing kami, ada yang kopi hitam, kopi tanpa gula, kopi susu, kopi jahe, kopi gingseng dan lain-lain. Tanpa komando saat kami datang cak mat meracik kopi kesukaan kami masing masing.

Biasanya di warung kopi, penikmatnya adalah laki-laki, tapi di cak mat ini tidak, banyak mahasiswa dan perempuan karir yang ikut bergabung di warung kopi sederhana, lesehan dengan alas bekas baliho beberapa kegiatan. Larut dalam diskusi serius, disertai gelak tawa lepas.

Cak mat yang dulunya sangat lugu, semakin hari semakin cerdas dan tahu dunia aktivis seperti apa. Karena setiap malam bergulat dengan pembicaraan aktivis yang kebanyakan membincang ideopolitorstatak. (ideologi politik  organisasi strategi dan taktik). Membaca kondisi Jawa Timur ke depan dan merancang aksi turun jalan banyak di bincang di lesehan nya cak mat ini.

Tanpa terasa tahun demi tahun terlampaui dan beberapa dari kami telah pulang ke daerah masing masing. Menggeluti pekerjaan masing-masing, ada yang menjadi advokad, dosen, Komisioner Pemilihan Umum, Komisioner Penyiaran, Lembaga sensor film, Guru, LSM, wirausaha, Dewan perwakilan rakyat dan lain-sebagainya. Sesekali kami menyempatkan diri untuk meluangkan waktu berkumpul bersama. Tidak di restoran mewah, tapi di warung kopi cak mat. Jauh dari Sumenep, Pacitan, Tulungagung, Jember menyempatkan untuk mampir ke warung fenomenal ini. Dan yang pasti senang adalah cak Mat. Selain melepas kangen dengan kami, dulu yang sering ngutang sekarang bisa membayar lebih dari harga kopi yang disediakan oleh cak Mat.

Millenial kill everything

 





Kaum millennial adalah generasi zaman now yang lekat dengan tekhnologi Informasi, informasi yang tiada batas bisa didapatkan cukup dari dalam ruangan kamar mereka. Era baby boomer yang mengubah pola pikir, pola hidup dan tingkah laku mereka. 

Saat ini banyak yang merasa bahwa berita politik tidak menarik lagi, natizen lebih tertarik dengan berita berita unik dari berbagai belahan dunia. Bisa menghibur dan tidak banyak menguras otak untuk mengerti sebuah makna dari tayangan atau artikel yang terbit di sebuah media.

Zaman millennial bisa dikatakan kejam karena bisa membunuh berdarah dingin. Itu yang dikatakan oleh Yuswohadi, penulis buku millennial kill everything. Di buku ini dikatakan setidaknya ada 50 produk dan layanan, industry, tekhnologi, music, olahraga bahkan tingkah laku yang di bunuh oleh millennial disruption.

Mereka memandang tidak layak lagi nilai-nilai, perilaku, dan preferensi milenial telah berubah drastis dan perubahan itu menjadikan produk, layanan, atau industri menjadi tidak relevan lagi dan kemudian ditinggalkan konsumen milenial

Bisa dibayangkan kejayaan TV dulu diminati jutaan masyarakat. Seiring waktu TV tidak lagi dinikmati memakai TV Flat tapi bisa dinikmati memakai streaming di HP mereka.  Industri music juga kalau dulu Kaset, berubah menjadi kepingan CD sekarang tidak lagi memakai kedua itu sekarang memakai podcast music, aplikasi start up yang lain yang memudahkan penyuka music bisa menikmati dimanapun memakai gawai  mereka.

Kita sekarang apabila ke suatu tempat tidak lagi minta nasehat dari orang disekitar kita yang tahu lebih dulu, tapi memakai review google map, tempat yang pernah disinggahi orang, makanan enak, hotel bagus, tempat rekreasi semua bisa dilihat dari penilaian orang memakai bintang berapa yang mereka berikan dari reviewnya.

Yang pelan tapi pasti terbunuh adalah departemen store, Matahari, Ramayana, dan lain-lain. Berbelanja cukup melalui online shop. Mall sekarang bukan mencari barang bagus dan mahal tapi lebih kepada nongkrong, cuci mata, mencari tempat refreshing.


Gerakan Literasi Madrasah

 



 

Madrasah berbenah melalui program GERAMM (Gerakan Ayo Membangun Madrasah). Program yang digelar mulai tahun 2019 sudah bertujuan untuk memacu madrasah menjadi lembaga yang bermutu. Karena dengan lembaga yang bermutu akan dipilih oleh masyarakat.

Madrasah diyakini berfungsi untuk mengembangkan keseluruhan potensi yang dimiliki oleh peserta didik.  Orang tua akan mencari sekolah yang dipandang bisa memberikan nilai lebih kepada anak anak mereka  secara spiritual, akhlak, intelektual dan potensi sosial serta berketrampilan. Lembaga pendidikan bermutu seperti ini dipandang sebagai lembaga ideal dan menjadi penentu pilihan masyarakat. Lembaga pendidikan ini dikatakan pula sebagai lembaga pendidikan yang efektif.

Literasi adalah Salah satu program yang dicanangkan kementerian agama dari program GERAMM (Gerakan Ayo Membangun Madrasah), Gerakan Literasi ini mendongkrak kemampuan siswa, guru dan kepala madrasah untuk membaca dan menulis. Sesuai dengan semangat menumbuhkembangkan budi pekerti anak didik melalui ekosistem madrasah yang literer agar menjadikan anak-anak sebagai pembelajar sepanjang hayat. Menyahuti data Program For International Student Assessment (PISA) yang tahun 2015 Indonesia masuk ke rangking 62 dari 70 negara. PISA merupakan test yang memuat literasi dan numerasi anak didik dalam hal ini mengandalkan Higher Order Thingking Skills (HOTs)

Kegiatan Literasi meliputi 3 tahap, yaitu:

Pertama Pembiasaan, Kegiatan ini meliputi: penumbuhan minat baca melalui kegiatan 15 menit membaca setiap hari. Bisa dengan membaca Al-Qur’an, Membaca buku cerita dari sudut baca siswa, atau kegiatan lain.

Kedua Pengembangan meliputi: menulis komentar singkat, merangkum apa yang dibaca. Kegiatan pembelajaran merupakan peningkatan kemampuan literasi di semua mata pelajaran, strategi membaca efektif. Dengan menerapkan budaya literat dalam pembelajaran.

Ketiga Pembelajaran meliputi: integrasi literasi dalam desain pembelajaran, intergrasi literasi dalam pelaksanaan pembelajaran dan integrasi literasi dalam penilaian pembelajaran.

Aku Tidak Baik Baik Saja

 

Menulis adalah ketrampilan tertinggi di antara aspek kebahasaan. Membaca, mendengar dan berbicara menulislah yang paling akhir dari tujuan pembelajaran. Pendapat Saleh Abbas seorang pakar menulis, mengemukakan keterampilan menulis adalah kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan kepada pihak lain dengan melalui bahasa tulis. Ketepatan pengungkapan gagasan harus didukung dengan ketepatan bahasa yang digunakan, kosakata dan gramatikal dan penggunaan ejaan.

Maksud dari penulis menulis sebuah tulisan tentu saja berbeda-beda. Ada yang ingin mengungkapkan perasaan,  Menjadikan pembaca ikut berpikir dan bernalar, Membuat pembaca tahu tentang hal yang diberitakan, Menjadikan pembaca beropini, Menjadikan pembaca mengerti, Membuat pembaca terpersuasi oleh isi tulisan, Membuat pembaca senang dengan menghayati nilai-nilai yang dikemukakan seperti nilai kebenaran, nilai agama, nilai pendidikan, nilai sosial, nilai moral, nilai kemanusiaan dan nilai estetika

Tulisan bukan lahir begitu saja, pasti tulisan muncul saat ada keresahan dan keinginan dari penulis untuk membagi kepada pembacanya. Proses kreatif dalam diri setiap orangpun berbeda beda, dengan media yang sangat luas dan terbuka, semua orang bisa mengemukakan tulisan melalui media sosial yang berkembang saat ini.

Namun, menurut Ulil Absar Abdalla proses kreatif sekarang yang sudah banyak berkembang dalam menulis, belum disertai dengan kualitas tulisan yang bagus. Secara isi, gramatikal maupun narasinya. Pendapat ini beliau sampaikan saat Kopdar teman SPK se Indonesia awal februari ini.

Karena sesungguhnya disadari apa tidak keluasan mendapatkan informasi dan mendapatkan akses untuk bisa menampilkan tulisan sekarang sangat deras kran informasi itu, berbeda dengan zaman dulu era “kompas” beliau menyebutnya untuk kalangan cendekia yang berkarya melalui opini di media massa- kompaslah media terkeren waktu itu yang menyaring tulisan tulisan para cendekia untuk dimuat.

Sekarang tulisan bila tidak dipublikasikan oleh media massa banyak yang tidak ambil pusing. Ada facebook, ada twitter, ada blog untuk wadah para penulis menuangkan pikirannya.

Tidaklah cukup dengan keresahan untuk menulis. Ternyata butuh motivasi internal dan eksternal yang melingkupi diri ketika memang benar-benar mau menulis secara kontinyu. Dorongan secara eksternal bisa didapat dengan berkumpul dengan komunitas yang satu frekuensi. Secara internal menjaga keajegan / istiqomah yang paling sulit dilakukan, apalagi buat penulis pemula.  

Maka dengan merasa kita “tidak baik baik saja” saat tidak menulis, dan meluangkan waktu untuk menghadap tuts keyboard computer. Menuangkan ide dan perasaan atau tema yang ada di kepala kita, mengurangi kerja otak untuk menyimpan memori atau ingatan dituangkan dalam tulisan. Orang bisa lupa tapi tulisan yang mengingatkan.

Edaran Kemendikbud awal 2021

 



Telepon pintar yang selalu mendampingi ku saat beraktivitas, baik di kantor maupun di rumah bergetar, menandakan ada notifikasi masuk. Saya termasuk orang yang tidak suka bising dengan suara kluntang klunting notifikasi atau panggilan masuk, hanya bergetar saja saya. Dimanapun gawai ini selalu saya silent.

Beberapa pesan masuk saya buka, diantaranya ada satu pdf yang dikirim oleh Bapak Kasi Pendma Kabupaten yang mengunggah file SE kemendikbud. Dengan segera saya buka isi dari pdf yang ternyata adalah SE pertama yang di keluarkan oleh Kemendikbud tahun 2021 ini. yang isinya terkait dengan Ujian Nasional. Ujian Nasional tahun ini DITIADAKAN.

Bukan isu baru sebenarnya penghapusan UN ini sudah beberapa tahun menjadi pembicaraan. Banyak yang pro agar ujian nasional ini dihapus, dengan alasan bahwa siswa tidak bisa ditentukan kelulusannya hanya dengan ujian akhir yang hanya sekian mapel. Ada juga yang kontra dengan penghapusan UN karena ditimbang nantinya anak akan semakin terlena dan tidak mau belajar, karena mereka akan auto lulus.

Di Edaran Mandikbud ini yang mendasari peniadaan Ujian Nasional maupun ujian penyetaraan serta Ujian Sekolah adalah UU no 20 tahun 2003 tentang sisdiknas, ditambah UU no 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana, PP no 17 tahun 2010 tentang pengelolaan penyelenggaraan Pendidikan, PP no 21 tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam rangka percepatan penanganan Covid-19. Serta peraturan Mendikbud no 43 tahun 2019 tentang penyelenggaraan Ujian yang di selenggarakan oleh satuan Pendidikan dan Ujian Nasional.

Tenyata covid-19 ini berdampak terhadap penyelenggaraan Ujian Nasional. Dan Mendikbud menimbang bahwa keselamatan, Kesehatan lahir batin peserta didik dan pendidik serta tenaga kependidikan lebih utama. Maka Ujian Nasional dan Ujian kesetaraan tahun 2021 ini ditiadakan.

Sebagai syarat kelulusan dari satuan Pendidikan adalah menyelesaikan program pembelajaran dimasa pandemic dengan dibuktikan rapor dan nilai baik serta mengikuti ujuan yang diselenggarakan oleh satuan Pendidikan.

Ujian sekolahpun yang dilaksanakan sesuai dengan istruksi Menteri berupa portofolio dari nilai rapor, nilai sikap dan perilaku dan prestasi yang diperoleh sebelumnya, bisa pengharaan hasil perlombaan. Bisa penugasan dan tes secara luring dan daring. Atau bentuk tes lain yang di tetapkan oleh satuan Pendidikan.

Luar biasa pandemi ini mengimbas kepada Pendidikan. Kegiatan luring selama satu tahun ini sudah membuat guru merasa baper. Ada yang menangis di ruang kelas merasa rindu dengan anak-anak karena jiwa pendidik mereka yang meronta. Mereka masih belum sepenuhnya percaya dengan pembelajaran system daring bisa mendidik siswa secara komprehensif dari segi Kognisi, afeksi dan psikomotor mereka. Banyak juga yang khawatir anak anak tidak sepenuhnya belajar dan mengerjakan tugas. Namun demi alasan Kesehatan dan keamanan anak-anak didik mereka mau tidak mau belajar dengan system dalam jaringan.

Belum lagi persoalan kesulitan sinyal, kesulitan memperoleh peralatan gawai untuk anak anak yang kurang mampu dan ibu-ibu yang sudah semakin stress menyuruh anaknya untuk belajar.


Sungai Tadah Hujan

Siang hari pulang dari Rapat KKKM di Tulungagung. Langit sebelah selatan  gelap sekali. Pertanda mau hujan deras. Pedal gas ku injak agak dalam supaya bisa melaju lebih cepat. Firasatku dirumah pasti sudah hujan. 

Kejadian kemarin sore membuatku agak khawatir meninggalkan anak-anak  dan ibu di rumah. Anak balitaku sering susah untuk diajak menetap di rumah ketika ada hujan. Keinginannya main hujan hujanan sangat besar. Ibuku yang tidak lagi sigap dalam berjalan harus teriak teriak memanggilnya untuk kembali ke rumah.  

Hujan kemarin cukup deras yang mengguyur desaku selama 2 jam mengakibatkan sungai timur rumahku meluap. Bahkan sampe meluber ke jalan raya. Mana jalan mana sungai tidak bisa terlihat perbedaannya, karena selutut orang dewasa air warna coklat susu deras mengalir. Beberapa rumah warga terkena dampak banjir. Air masuk di rumah mereka. 

Pagi tadi ketika berangkat ke tempat rapat, saya kesulitan karena lumpur memenuhi jalan. Lumpur yang basah dan tebal mengakibatkan jalan licin, harus ekstra hati-hati dalam memacu kendaraan. Beberapa pengguna jalan rela antri untuk mendapatkan jalan yang lumayan baik menghindari kubangan lumpur yang memenuhi jalan. 

Dan sore ini kejadian yang sama. Mendung yang menghitam di langit sebelah selatan jatuh menjadi air hujan yang mengguyur perbukitan yang telah gundul di selatan rumahku. air menggerus tanah dan sedimen nya menuju ke daerah yang lebih rendah. Alhasil sungai tadah hujan di timur rumah ku ini penuh dengan air dan meluber lagi. 

Ketika sudah begini, kami hanya bisa pasrah dan berdo’a semoga hujan segera reda dan curahnya juga tidak terlalu banyak. Dan semoga tidak ada korban dalam banjir yang melalui sungai tadah hujan.

Sungai ini sebenarnya bila musim kemarau tidak ada airnya dan banyak di gali oleh penambang pasir untuk dijual. Dengan alat yang tradisional memakai cangkul dan cikrak mereka para penambang pasir itu mengumpulkan pasir demi pasir untuk kemudian di angkut oleh truk ke pembeli. 

Beberapa penikmat motor offroad juga sering melintas di sungai ini untuk menguji nyali mereka dan dimanfaatkan oleh warga sebagai tontonan yang menarik. 

Saat hujan debit air yang mengalir di tahun tahun yang lalu tidak begitu banyak dan tidak sampai meluber. Namun pada hujan kali ini dalam dua hari benar benar membikin kewalahan warga dengan meluapnya air sampai ke rumah rumah.

Featured Post

Jejak Pergunu Menjemput Asa (2)

  PC Pergunu Tulungagung dalam rangka Halal Bi Halal sowan ke Ketua Umum PP Pergunu di Pacet, Mojokerto, tepatnya di Universitas KH. Abdul C...