Hidup adalah Gerak

 


 

Sidoarjo, 26 Februari 2022

Sebuah buku special, hadiah dari penulisnya langsung untuk saya dan teman teman yang berada di sebuah perhelatan kopi darat sesama komunitas penulis. Buku ini karya Prof Naim bersama lima adiknya yang menuliskan biografi ayanda tercinta Bapak Kalib Suryadi. Buku seperti ini belum pernah ada dan mungkin masih satu satunya di Indonesia.

Buku ini  setebal 161 ditambah 12 halaman appendix dengan  ukuran kerta 14 x 21 cm. dicetak diatas kertas book paper yang enak dibaca dan tidak membuat mata silau. Buku karya Prof Ngainun Naim, Ngainun Niam, Ngainur Rohmah, Ngainun Ni’mah, Ngainun Nisak, dan Ngainul Yaqin ini berhasil menguras air mata saya.

Tata bahasa yang lugas dan sangat mudah dipahami, namun sangat menguras emosi. Membaca buku hidup adalah gerak kita disuguhi layar kehidupan nyata. Jahitan kisah yang rapi, meski semua kehidupan tidaklah serapi  dan selurus jahitan. Namun ketika pembaca membaca buku ini, pasti akan tenggelam dalam rasa yang begitu dalam seperti yang dirasakan oleh penulis-penulisnya.  

Buku ini mengisahkan kekuatan orang tua dalam mendidik putra-putrinya terutama pendidikan bapak yang disiplin. Meski dalam keadaan apapun orangtua prof Naim dan adik-adiknya selalu mengutamakan pendidikan adalah yang utama. Saat orang orang mengatakan tega nya membiarkan anak perempuan sendiri mencari kuliah di luar kota. Disaat itulah kepercayaan kepada anak yang besar diberikan oleh orang tua. Karena tahu dengan bekal ilmu yang cukup anaknya mampu untuk itu.

Sisi demokratis terlihat jelas karena di keluarga ini saat berkuliah anak-anak tidak dilarang mengikuti organisasi kemahasiswaan. Bahkan organisasi yang mereka ikutipun tidak sama, namun tidak masalah. Prof Naim dengan basic organisasi PMII sebagai IKA PMII Pusat, sedang sang adik perempuannya  aktif di HMI.

Hidup adalah gerak, kata ini yang memotivasi untuk tidak hanya berpangku tangan. Masa depan harus di raih, bukan diberikan. Ibarat orang berenang kita akan tenggelam bila tidak menggerakkan seluruh anggota badan. Menjalani hidup terkadang harus penuh peluh untuk memenuhi butuh. Sandang pangan dan pendidikan hal yang utama dimata bapak kalib Suryadi. Bahkan pendidikan yang selalu dia utamakan untuk anak-anak. Karena sejatinya dengan pendidikan kita bisa mendapatkan ilmu dan dari ilmu itu kita bisa menjadi berguna.

Hadits nabi menjelaskan “Barang siapa yang menginginkan sukses dunia hendaklah diraih dengan ilmu dan barang siapa menghendaki sukses akhirat hendaklah diraih dengan ilmu, barang siapa ingin sukses dunia dan akhirat hendaklah diraih dengan ilmu.


Kopi Darat pemantik Semangat

 



Meski agak ragu, saya WA mas ketua SPK untuk mendaftarkan diri ikut acara Kopdar sahabat pena kita di Sidoarjo, 26-27 Februari 2022. Ragu karena ada beberapa agenda yang harus saya cancel untuk mengikuti acara ini. 

Acara kopi darat yang  pertama kali saya ikuti sejak menjadi anggota SPK kurang lebih setahun yang lalu. Selama dua kali mengikuti kopi daring melalui dunia Maya. 

Ada yang kurang memang berada di dunia virtual di banding acara yang secara pertemuan langsung diselenggarakan. Bila pertemuan virtual cukup pake daster, disambi masak dan bersih bersih rumah. Mematikan kamera, dan mendengarkan para pembicara menyampaikan materi mereka. Beberapa tertinggal karena di tinggal belanja menjemur pakaian dan aktivitas lainnya. 

Hari ini saya bersiap untuk mengikuti acara kopi darat, bukan lagi kopi daring. Sejak kecil saya punya kebiasaan apabila mau ke sebuah tempat pasti malam harinya tidak bisa tidur. Sampe sekarang saya memiliki 3 anak, kebiasaan inipun masih belum bisa saya hilangkan. Apalagi berangkat dari Titik kumpul yakni UIN Satu Tulungagung jam 04:00 berarti saya harus berangkat dari rumah setidaknya setengah jam sebelum itu. Daripada tertidur dan kesiangan saya memilih bergadang. Menyiapkan perlengkapan yang akan dibawa, dan 

Belum subuh, malam masih pekat saya diantar oleh suami tercinta yang selalu ringan dalam membantuku, mengantarkau. meski dia capek karena pulang juga sudah larut. Sudah harus saya bangunkan untuk mengantar ke UIN SATU tempat kami berkumpul. 

Sepanjang perjalanan dengan rombongan ada Prof Ngainun Naim, putra beliau, mas Thoriqul Azad, mas Alfin dan Bunda Tuti, mendengarkan cerita cerita lucu dari Prof. Naim. Yang paling saya ingat adalah  cerita saat mobil macet di rel keretaapi. 

Kala itu prof Naim dan teman2 pulang dari acara, banyak yang terlelap di mobil. Tetiba di atas perlintasan rel kereta api mobil macet. Prof Naim yang berada di sebelah sopir posisi tertidur. Saat macet beliau setengah terbangun dan menoleh di sebelah kiri, ada sinar berwarna merah, refleks beliau teriak "sepooooorrr"


Kontan seluruh penumpang mobil tunggang langgang mendorong mobil dan menyelamatkan diri. Sampai di beberapa meter, mereka berhenti menoleh ke belakang. Setelah di lihat bukannya kereta api yang ada namun lampu perlintasan. 


Acara ditempatkan di lantai 5. Kapasitas 150 an peserta. Mulai masuk scan peduli lindungi cek suhu tubuh dan memakai handsanitizer. Protokol kesehatan yang harus dilalui saat akan melaksanakan kegiatan. 


Luar biasa, selain dosen UNIPA bapak M. soim Anwar, ada mbak Kirana Kejora yang biasa di kenal sebagai mbak Key. Seorang writerpreneur yang sukses menjadi penulis dan menjadikan penulis sebagai profesinya. Mindset saya benar benar terdistract oleh pemaparan beliau. 

Banyak penulis yang menuangkan ide dan gagasan mereka kalah dengan kekuatan industri perfilman saat di alihwahanakan. 

Bersyukur mendapatkan pengetahuan dari beliau bagaimana membuat novel yang baik, bagaimana novel dijadikan film  dan bukunya laris sampai sekarang. Membangun dari awal sampai sukses seperti beliau sekarang, bukan persoalan yang gampang. Jam terbang beliau sebagai novelis, dan writerpreneur sangat tinggi. Salah satu bukunya yang sudah dialih wahanakan tentang Air Mata Terakhir Ibu, memiliki kekuatan penokohan, kekuatan setting latar kejadian di lumpur Sidoarjo dan romansa yang kuat. Buku itu meledak di pasaran dan sekian puluh bukunya pun laris manis bak kacang goreng. 

Novel lainnya "Ayah menyayangi tanpa akhir, dan Yorich" sangat indah dalam penyajian dan alur ceritanya. Menginspirasi kami semua peserta yang hadir.  

Kami memerlukan pantikan semangat supaya bisa menulis. Dan sebagai penulis memerlukan ilmu dan strategi saat berhadapan dengan industri kreatif perfilman saat buku itu di alihwahanakan. 


Hijrah

 

Setiap orang memiliki jalan hidup masing-masing. Ketika kita sukses yang mereka tahu adalah ketika kita berada di puncak. Jarang yang peduli dengan jatuh bangun saat menapaki tangga tangga kehidupan sampai menuju kata “sukses”.

Saat kita terhempas di titik terbawah hidup, banyak yang berkomentar ini dan itu, bahkan tidak sedikit yang mengatakan sudah saya beritahu sebelumnya. Sudah saya peringatkan sebagai bentuk perhatian saya. Tangan yang menggapai permohonan bantuan tidak sedikit yang menepisnya. Dan tentu saja kau harus menyadari betul setiap orang hidup dengan masalah mereka.

Ada lagi yang mengatakan “Semua itu tergantung amal perbuatan”. Tentu saja kata-kata ini benar sekali. namun sakit banget ketika kita terjatuh kemudian mendapat hadiah kata-kata ini. Dengan rasa sakit inilah kita akan semakin menyadari diri kita adalah manusia yang tidak memiliki daya upaya apapun dan hanya bisa merintih kepada Allah, Dzat Yang Maha Kuat Dan Maha Perkasa.

Mungkin saat kita merasa sukses kita lupa dengan Allah, kita pongah dengan kekuatan dan keberhasilan kita. Kita sering melanggar aturannya, tanpa merasa sesal. Kita sering lalai dengan kewajiban kita tanpa kita berusaha untuk memperbaiki kelalaian itu.

Kita sering cemburu saat yang kita kasihi berpaling. Sering menumpahkan kekesalan kepada pasangan dengan cara-cara tidak terpuji saat kita merasa didzolimi. Padahal kita tahu, Allah yang maha pengasih dan penyayang pun tidak rela kita menduakan Nya. Murka Allah bila kita menghianati dia. Dosa besar apabila menyekutukan Nya.

Ya Allah... Mohon Ampunan Mu..

 

 

 

Perempuan, Pendidik Sepanjang Hayat

 



Saat menulis ini, badanku terasa tidak nyaman, karena vaksin booster yang ku terima dua hari yang lalu membuatku demam, pilek dan batuk. Meski begitu aktivitas keseharian sebagai seorang ibu tidak bisa aku tinggalkan begitu saja. Anakku masih butuh pendampingan dengan pembelajaran daringnya. Tujuh bulan ini mengikuti pra sekolah di sebuah Raudhatul Athfal di desaku.

Kurun waktu ini bukan waktu yang pendek untukku memainkan peran sebagai guru RA. Anakku bersekolah dengan sistem daring belajar melalui video call dengan bu gurunya. Belajar menulis, menggambar dan menempel seperti kurikulum  taman Kanak kanak pada umumnya. Peran yang tidak mudah untuk dilaksanakan karena membagi waktu dengan pekerjaan sebagai kepala Madrasah Tsanawiyah yang tentu saja menjalankan manajemen madrasah yang bejibun pula.

Perempuan lain, saya rasa tidak kalah sibuknya, merekapun bekerja dan menyiapkan kebutuhan keluarga mereka. Dan dengan sekuat tenaga mendidik putra putri mereka. ketelatenan dan kesabaran untuk menjadi madrosatul ula untuk anak-anaknya. Ibu tidak pernah mengharapkan apa apa untuk kebahagiaan dirinya. Melihat anak-anak sukses dan bisa menjadi anak yang bermanfaat adalah kebahagiaan terbesar darinya.

Mulai dari mengandung, lelah yang mendera tubuh karena hari demi hari beban di tubuhnya semakin berat. Terkadang pula kram otot kaki karena salah bergerak. Kelenjar urin yang semakin terdesak membuatnya juga harus lebih sering ke toilet. Di dalam kandungan inipun asupan tarbiyah sudah didapatkan oleh anak. Usapan, belaian dan ucapan yang penuh kasih sayang membuat anak nyaman didalam Rahim sang bunda.

Proses persalinan yang tidak bisa dibilang suatu yang lumrah, karena setiap ibu merasakan sakit. Baik persalinan normal maupun dengan tindakan. Setelah bayi lahir ke dunia, segunung kebahagiaan dan keharuan menyeruak dihati setiap ibu.

Mulai dari ayunan sampai dewasa, sang ibu akan tetap menemani dan mendidik anak anaknya. Tidak ada bekas anak meskipun anak ada yang menyakiti hati, menorehkan luka menganga di hati orang tua. Anak akan selalu menjadi anak darah dagingnya yang bagaimanapun dia nantinya. Dalam doa, dalam kerja, dalam terlena. Anak menjadi hal yang utama.

Tidak hanya sampai dewasa, sepanjang hayat ibunda akan selalu memberikan nasehat dan pengalaman untuk anaknya. Menjadi tempat paling nyaman saat anak kecewa dan terluka. Menjadi tempat paling aman saat ketakutan melanda.

Untuk para perempuan hebat yang berhasil mendidik anak anak hebat. Kesuksesan anakmu bukan hanya terletak dari kepandaiannya menimba ilmu, namun juga berkat pendidikan yang engkau berikan selama hidupmu. Berkat sujud panjangmu memohonkan doa untuk kesuksesan anak-anakmu. Berkat rintihan setiap malam memohon kepada Dzat Yang Maha Kuasa, memohonkan untukmu.


Ketika Minyak Goreng Langka

 


Minyak tidaklah memiliki jenis kelamin perempuan atau laki-laki meski kebanyakan kaum perempuan. Namun saat mendengar minyak goreng pasti sangat lekat dengan ibu ibu sedang memasak di dapur. Ya.. memang sebagai ibu rumah tangga yang dengan penuh kasih sayang menyiapkan keperluan dan kebutuhan pangan bagi keluarganya. Memerlukan minyak untuk menggoreng bumbu, menggoreng ikan, menggoreng tahu atau tempe sebagai lauk. Penikmatnya adalah seluruh anggota keluarga. Pedagang makanan pun tidak terlepas dari kebutuhan pokoknya salah satunya minyak goreng. Pedagang gorengan banyak yang mengeluh karena kelangkaan ini, al hasil mau tidak mau mereka menaikkan nilai jual gorengannya untuk bisa menutup modal untuk membeli bahan baku dagangan mereka.

Sudah hampir dua bulan ini terjadi fenomena aneh ini terjadi di Indonesia, tiba tiba minyak meroket harganya. Tidak wajar kenaikan itu di pasaran. Kenaikannya hampir mencapai 100 % dari harga normal. Resah ya..tentu saja resah, harus berhemat betul supaya tidak sampai kehabisan minyak goreng di rumah. Bahkan beberapa ibu muda mulai beralih dengan masakan yang biasa menggunakan olahan dengan minyak goreng di ganti di rebus, di steam dan lain sebagainya.

Belum lagi menerima harga minyak goreng yang melejit. Sekarang terjadi kelangkaan stok minyak goreng di pasaran. Ibu-ibu rela antri berpuluh puluh meter untuk sekedar bisa membeli minyak goreng barang sebungkus. Ini terjadi di beberapa daerah, terakhir yang saya lihat di postingan natizen didaerah Trenggalek ibu ibu rela mengantri untuk mendapatkan minyak goreng.

Akibat kelangkaan ini banyak pengamanan atau yang biasa di istilahkan operasi pasar oleh beberapa partai, bahkan pemerintah membuat kebijakan minyak murah dengan 1 liter di patok 14 ribu di beberapa swalayan seperti indomart ataupun alfamart. Sedangkan di pasar tradisional tidak tersentuh oleh kebijakan tersebut. Disini saya heran sekali kenapa pasar rakyat terkesan dibiarkan dan yang diberi pengamanan hanya toko ritel modern.

Belum lagi diberitakan oleh KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha) yang mendapati timbunan 1,1 juta kilogram minyak di gudang PT SIMP (Salim Ivomas Pratama) tbk. Semakin kuat terendus di hidung kita bau kartel atau kepentingan kelompok tertentu dengan maksud tertentu pula memainkan isu minyak goreng ini.

Ibaratkan pepatah, ayam mati di lumbung padi ini yang sekarang hampir terjadi di wilayah Indonesia, dimana rakyat selalu yang harus menanggung penderitaan diatas bumi yang memiliki jargon gemah ripah loh jinawi. Ibaratkan tongkat yang ditancapkan menjadi tanaman untuk mengibrahkan kesuburan tanah Indonesia ternyata sekarang beberapa bahan langka di sini. Dalam ingatan saya kelangkaan ini tidak hanya minyak goreng saat ini, pernah terjadi kelangkaan gula, garam, elpiji, BBM berkali-kali yang lagi –lagi rakyat harus antri mendapatkannya.

Proteksi pangan dan kebutuhan pokok dari pemerintah kepada rakyat yang sedemikian rentan, mengakibatkan rakyat serasa dicekik. Belum lagi badai pandemi covid ini usai. Banyak kaum miskin baru tercipta karena pandemi ini. Rakyat kembali harus menanggung beban kelangkaan bahan bahan kebutuhan mereka sehari-hari.  Saya berharap krisis minyak ini segera bisa diselesaikan secepatnya oleh pemerintah. Keberpihakan pemerintah kepada rakyat kecil mutlak harus dilaksanakan. Karena pemerintah diamanahi kewajiban menjaga hajat hidup orang banyak dalam Undang-Undang Dasar Negara ini.

Sangat berharap ibu-ibu tidak adalagi yang antre sampai mengular dalam mencari kebutuhan pangan untuk dapur mereka. Semoga tidak ada lagi ibu-ibu demo membawa panci, wajan dan alat alat dapurnya memprotes kelangkaan. Berharap sekali pemerintah bisa cepat mengatasi krisis ini.  

Sing Penting Yakin

 



Saya sedang berkendara dibelakang sebuah truk, sering menemukan kalimat kalimat yang menarik disana. Seperti hari ini saya menemukan kata kata “sing penting yakin” tetera di bak truk tersebut. Sejurus kemudian saya mengangan dengan kata tersebut, truk itu memuat besi tua yang mungkin mau dijual kiloan. Kesimpulan sementara saya adalah bahwa pemiliknya berusaha mengkomunikasikan dengan pembaca kalimat “sing penting yakin” itu meskipun apa adanya pekerjaan atau sesuatu yang mereka dapatkan, dia yakin akan rezeki yang akan dia dapatkan.

Penting memiliki keyakinan, karena dengan begitu kita bisa termotivasi melakukan sesuatu yang menurut kita benar. Keyakinan merupakan sebuah sikap yang ditunjukkan oleh seseorang, ia merasa cukup tahu dengan sebuah keadaan dan kebenaran yang akan terjadi pada dirinya.

Keyakinan bisa mengubah sikap seseorang yang semula tidak mau bergerak menjadi termotivasi untuk melaksanakan sesuatu. Keyakinan bisa mengalahkan rintangan yang menghadang didepan kita, karena kita telah sadar dengan keputusan yang kita pilih pasti berjalan dengan tidak mulus. Sering ada kendala dan masalah yang menghadang. Untuk mencapai tujuan dengan berbekal keyakinan kita akan bisa menakhlukkan segala jenis rintangan.

Keyakinan dalam Islam di sebut juga Iman. Iman bermakna mengakui secara hati dan mengucapkan lisan serta mengamalkan dalam perbuatan. Kekuatan iman inilah menjadi energy yang positif yang ada didalam urat nadi kita, tercermin dalam kata kata kita dan tergambarkan dalam perilaku dan karakter kita keseharian.

Keyakinan akan kebenaran yang dimiliki oleh manusia terhadap sebuah prinsip itu bagus. Namun kebenaran yang hakiki hanya milik Allah. Sehingga meyakini bahwa kita benar mengerjakan sesuatu harus dengan mencari kebenaran yang Allah telah berikan hukumnya didalam pedoman hidup manusia yakni Al-Qur’an dan Al hadits.

WRITING FOR HEALING

 



Menulis bagi kebanyakan orang bukan sebuah hal yang seksi. Tidak banyak yang melirik dan menekuni dunia ini. Kebanyakan memilih berbicara daripada menulis. Ada saja alasan mereka. Bukan passion nya, ada lagi yang mengatakan kalau menulis pasti awalannya “pada suatu hari” tidak punya ide lain selain itu. Alasan selanjutnya adalah tidak memiliki waktu.

Sebagian kecil saja yang menekuni dunia ini. Mereka pun bukan serta merta memiliki bakat alam menulis. Mereka mengalami jatuh bangun dalam menulis sehingga bisa menghasilkan karya berupa buku, cerpen, puisi ataupun tulisan quote atau yang sekarang dikenal dengan meme.

Menulis sebenarnya sebuah aktivitas kita dalam keseharian. Apalagi kalangan pelajar dan akademisi. Mereka sangat dekat dengan alat tulis menulis. Kita oleh tuhan diberikan satu mulut, dua tangan, dua mata, dua telinga. Yang menyiratkan kita harus lebih banyak melihat, mendengar dan berkarya daripada berbicara.

Namun tidak dipungkiri kita kadang mati ide untuk menulis. Merasakan otak tumpul tidak memiliki ide, apa yang mau kita tulis. Terus kapan waktu yang tepat untuk kita bisa berkarya dalam bentuk tulisan. Tentu saja jawaban setiap orang bisa berbeda. Wartawan dan akademisi akan berbeda jawabannya, apalagi kita sebagai orang biasa.

Sebagai wartawan waktu yang tepat untuk menulis ya setiap saat mau terbitnya Koran. Akademisi bisa jadi saat laporan penelitian harus dikumpulkan. Dan orang biasa bisa jadi sangat tentative waktunya. setiap muncul ide bisa menulis.

Yang muncul ide adalah ketika kita biasanya mengalami hal luar biasa yang terjadi didiri kita. Bisa jadi saat sakit hati karena putus cinta, penyakit yang datang ke tubuh kita, trauma psikis yang terjadi dan lain sebagainya.

Dari Jurnal yang pernah saya baca mengenai
“writing for healing
 dari Uji klinis menunjukkan bahwa menulis tentang pengalaman menyakitkan dapat meningkatkan respons kekebalan, mengurangi waktu pemulihan, dan meningkatkan kesejahteraan fisik, psikologis, dan social.

Disaat pandemi covid ini banyak trauma individu dan masyarakat. Banyak masyarakat yang sangat takut dan mengalami trauma. Pengalaman yang terjadi padanya bisa ketika di tulis saya yakin akan menjadi  pengkayaan pengalaman untuk orang lain. Menulis dari pengalaman akan memunculkan kekuatan tersendiri dari bentuk tulisan itu dan bisa jadi menjadi kenang-kenangan berharga untuknya.

Purwaceng dan Carica



Pernah mendengar nama ini? Saya baru kali ini mendengar nama ini. Saat mengikuti family gathering teman teman alumni mahasiswa Islam yang dilaksanakan saat weekend awal Februari 2022 ini. Saya termasuk pecinta alam yang sekarang tenggelam dengan pekerjaan dan menjadi ibu rumahtangga sehingga jarang sekali keluar untuk mengadakan liburan bersama teman teman.

Baru kali ini saya bulatkan tekad untuk ikut perjalanan liburan yang dikemas dengan nama family gathering. Pesertanya memang kebanyakan keluarga muda yang memiliki anak yang beberapa diantaranya masih balita. Perjalanan yang cukup jauh dari Tulungagung ke Banjarnegara Jawa Tengah memakan waktu semalam. Memulai keberangkatan pukul  19:30 WIB sampe pemberhentian bus di sebuah rumah makan untuk berganti bus pukul 03:30 WIB. Perjalanan yang panjang ini cukup membuat pinggang dan leher kaku.

Menuju ke Dataran tinggi dieng dengan shuttle bus masih memerlukan waktu satu jam. Dataran Dieng  ini dikenal juga dengan negeri diatas awan, terletak diantara dua kabupaten Banjarnegara dan kabupaten Wonosobo Jawa Tengah. Dataran ini sangat dingin, suhunya bisa mencapai 10 derajat celcius. Perjalanan menuju bukit si Kunir adalah spot melihat matahari terbit. Setelah sholat shubuh di Mushola parkiran utama bukit si Kunir kami menuju ke bukit. Hawa dingin yang menusuk dan oksigen yang agak tipis, tangga yang terjal membuat nafas kami tersengal-sengal. Beberapakali berhenti untuk mengumpulkan kekuatan untuk mendaki. Anak kecil saya yang masih usia lima tahun juga harus selalu disemangati untuk mau naik tangga demi tangga.

Sampailah di spot tempat matahari terbit. Bersama dengan rombongan pendaki yang lain dari berbagai kota. Menyaksikan keindahan matahari terbit dengan berlatar gunung sindoro dan sumbing. Gunung sindoro yang puncaknya diselimuti awan seperti memakai topi terlihat sangat indah. Dengan decak kagum dari mulut, tak lupa dengan mengabadikan keindahan ini dengan berswafoto disana.

 Purwaceng dan Carica

Sepanjang perjalanan saya duduk di shuttle bus tepat berada dibelakang driver, dengan pengalamannya driver ini memberikan penjelasan berbagai hal terkait dengan obyek wisata, makanan khas sampai kepada tanaman musiman yang ada disana. Saya sebelumnya tidak pernah mendengar nama tanaman purwaceng. Tanaman endemis atau tanaman yang hanya tumbuh di dataran tinggi ini adalah purwaceng dan carica. Para penumpang antusias dengan penjelasan driver, bahwa salah satu khasiat tanaman ini adalah untuk menjaga vitalitas dan stamina pria. Kandungan yang ada di purwaceng ini adalah afrodisiaka yang mempu merangsang daya seksual. Sambil tertawa-tawa kami saling ledek khas ledekan orang dewasa.

Sedangkan carica adalah tumbuhan sejenis pepaya yang hanya bisa tumbuh di dataran ini juga. Buahnya kecil kecil, hanya sebesar kepalan tangan anak dan bergetah. Dan orang Dieng mengolahnya menjadi asinan dan dijual sebagai makanan khas daerah dieng. Rasanya manis karena sudah dibumbui gula dan diasinkan.

Featured Post

Jejak Pergunu Menjemput Asa (2)

  PC Pergunu Tulungagung dalam rangka Halal Bi Halal sowan ke Ketua Umum PP Pergunu di Pacet, Mojokerto, tepatnya di Universitas KH. Abdul C...