Langsung ke konten utama

Afirmasi

“Afirmasi pada kehidupan yang lebih baik.  Meski penuh jalan terjal bila kita yakin akan mendapatkan yang kita mau dan yang Allah ridho” (Etik’s Quote)


Quote ini saya tulis di laman Facebook saya beberapa tahun yang lalu. Kala itu saya tidak sepenuhnya paham dengan afirmasi, namun saya yakin dengan kehidupan yang lebih baik bila kita yakin dengan apa yang kita mau. Dan tentu saja atas Ridho dari Allah SWT.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Afirmasi  artinya penetapan yang positif seperti, penegasan atau peneguhan yang berkaitan dengan sesuatu yang positif. Afirmasi adalah pernyataan-pernyataan positif dan spesifik yang ditujukan kepada diri sendiri. Melakukan afirmasi ini membunuh hal hal jelek atau pirkiran jelek yang terjadi pada kita. Kita tidak mau di “sabotase” oleh pikiran kita sendiri kan?

Pikiran jelek sepertinya menjadi hal pembenar ketika kita melakukan sesuatu tapi kemudian terjadi hal-hal yang jelek terjadi pada kita.

Di otak kita berkata: “Nah apa ku bilang sudah ku peringatkan kan”,  “ini pasti terjadi, kamu ngeyel sih.. makanya sekarang kejadian deh yang buruk itu. Seakan otak kita mengejek kita saat kita melakukan sesuatu dan pikiran kita menentangnya.

Menurut saya yang terjadi bukan kita melakukan Afirmasi diri artimya meneguhkan hal baik dan positif terjadi pada kita, tapi kita dihantui ketakutan hal jelek yang kemudian porsi afirmasi tidak terjadi. Bahkan lebih kepada ketakutan melakukan sesuatu karena kita sudah yakin kalau itu nanti gagal dan lain sebagainya.  

Maka hal yang sebenarnya tidak kita inginkan dalam hati, tapi di otak kita terlanjur takut gagal, takut kejadian jelek terjadi.

Seperti contoh: kita ingin menjadi penulis, tapi pikiran kita menolaknya, “apa ya bisa kamu menulis, wong kamu gak punya keturunan keluarga penulis,”

“apa ya bisa wong kamu gak pernah baca buku,”

“bacaan mu masih sedikit”

“Kamu belum bisa mengatur waktu dengan tertib gitu lho,.”

“Anakmu masih butuh perhatianmu dari pada tulisanmu”

“Buat apa sih kamu nulis toh gak ada yang baca”

“Pekerjaanmu itu udah seabrek kenapa kamu tambahi dengan nulis segala, kaya kurang kerjaan aja”

Itu semua bermunculan di otak kita sehingga yang terjadi akhirnya kita tidak jadi menjadi menulis atau menjadi penulis.

Yang harus kita lakukan seharusnya adalah afirmasi atau peneguhan bahwa kita bisa.

“Menjadi diri sendiri dan bisa menulis” setiap hari kita ucapkan itu dengan penuh leyakinan, “kita bisa menulis dengan baik dengan banyak praktek, saya bisa mengatasi kesibukan rumah dan menulis dengan membagi waktu dengan baik, saya akan berkomunikasi dengan suami meringankan beberapa pekerjaan saya supaya saya punya cukup waktu dan kesehatan saya terjaga menjalani pekerjaan sekaligus menulis”

Kesuksesan kita ditentukan seberapa besar kita berusaha dan meyakini bahwa kita bisa, bukan ditentukan oleh dorongan orang lain. Dorongan orang lain itu berpengaruh awalnya, namun yang menjalani kehidupan kita adalah diri kita sendiri. Bukan orang lain. Merekapun tidak akan terus mendampingi kita seperti kita akan selalu berdampingan dengan kehidupan kita sendiri.

Jadi sekarang stop, berhentilah memikirkan hal-hal negatif, mulailah mengafirmasi diri untuk menjadi yang lebih baik.

Berdoa kepada Allah adalah langkah terbaik untuk kita disetiap Langkah dan perjalanan hidup kita. 

Komentar

  1. Oke Bu, pesan diterima, semoga bisa seperti Bu Etik

    BalasHapus
  2. Ketika saya melihat judul sekilas, saya kira isinya tentang daftar sekolah, jalur afirmaai, eh... Ternyata bukan.
    Saya sepakat, kalo boleh saya menambah, keinginan menulis ada, dan bahkan sudah beberapa tulisan terunggah... Jika yang kita pikirkan adalah tentang menulis besar kemungkinan, komitmen menulis harian akan tersendat, beda dengan ketika kita tidak memikirkannya, maka yang paling utama ya, jangan mikir tentang menulis, tapi menulislah tentang apa saja, setiap hari otak kita sebenarnya sudah menulia, tinggal tuangkan saja dalam tulisan... La nanti kan cuma tulisan sederhana? Ya, sederhana itu bagi kamu. Bagi si pembaca bisa bisa jadi luar biasa. Apalagi, sebab menulis itu hasil peejuangan, meskipun hanya 4,5 paragraf.

    BalasHapus
  3. Super sekali bu...
    menguatkan tekad untuk menulis itu memang banyak penghambatnya.

    BalasHapus
  4. Peneguhan keyakinan dan penguatan tekad diperlukan pada semua lini kehidupan, mantab bund...

    BalasHapus

Posting Komentar

Popular Post

RESENSI (Pesantren, Kampus Islam dan Moderasi beragama)

  Pesantren, Kampus Islam dan Moderasi beragama Karya Ngainun Naim, Abad Badruzzaman Halaman 288 + vi diterbitkan oleh Akademia Pustaka Begawan literasi di UIN SATU Tulungagung menghadiahkan buku ini pada resensator dengan catatan tulis tangan yang indah berisi tulisan adalah produk intelektual yang perlu di rawat dengan sepenuh jiwa. Sebuah kalimat yang mendalam untuk yang mampu menumbuhkan motivasi yang mendalam untuk menekuni dunia sepi membuahkan tulisan.   Penulis buku moderasi beragama yang di tulis secara duet oleh master di bidang metodologi Islam dan kelimuan tafsir hadis dan ilmu Al Qur’an, para professor ini menyoroti keberadaan Islam, pesantren dan karakter muslim dengan moderasi beragama. Isi Buku Terdiri dari 5 bab yang dimulai dengan pesantren dan dialetika sosial budaya, moderasi beragama sebuah tinjauan umum, pesantren dan perguruan tinggi serta moderasi beragama kebijakan, strategi dan implementasi. Pemembahasan mulai aspek berbeda dari pendidika...

Menggapai Ampunan Berbuah Surga

Bersegeralah mencapai ampunan Allah. Dan imbalannya adalah Surganya Allah yang luasnya seluas langit dan bumi. Surga ini diperuntukkan kepada orang orang yang bertakwa. Makna Langit disini dimaknai semua hal di luar bumi yakni alam semesta adalah langitnya Allah. bukan hanya seluas satu bintang yakni matahari dan 8 planetnya, bukan pula hanya satu galaksi yang berisi sekian milyar bintang. namun sekian milyar galaksi.  Surga seluas langit dan bumi ini diperuntukkan kepada siapa saja yang bisa bersegera mencari ampunan Allah, mereka adalah orang orang yang bertakwa. Siapa orang yang bertakwa dijelaskan di lanjutan ayat dari Surat Ali Imron ayat 134 yakni:  Pertama orang yang menafkahkan hartanya disaat lapang dan sempit . Menafkahkan harta untuk kebaikan dikala mereka kelebihan harta maupun saat kekurangan. Kebiasaan kita adalah tidak mau berbagi disaat kita merasa kekurangan.  Orang yang bisa Menafkahkan hartanya pasti akan banyak kawan. Sebaliknya orang yang kikir dan ...

Push the limit

The world changes when you change your perspective. (Yogadailypractice) Push the limit artinya pada paksa dirimu untuk melampaui batasmu. Biasanya istilah ini digunakan untuk olahraga. Mendorong dengan setengah memaksa untuk melampaui batas sehingga menjadi lebih dari yang kita mau.  Push the limit dalam yoga, juga di maknai untuk memaksa otot tubuh lebih renggang lebih lentur. Guru yoga virtual saya dari Australia mengatakan jangan dalam pose-pose yoga kalau sudah bisa harus di tingkatkan levelnya. Ada beberapa pose o diajarkan seperti vp pose, eagle, bridge, warior1,2,3 sun warior, cat pose, cow pose, head   stand dan lain lain.  Beberapa pose ini meningkatkan efektivitas kerja otot dan membuat postur tubuh menjadi lebih bagus. Tidak bungkuk dan tidak ndegeg (archy). Kesemua itu endingnya adalah kebugaran tubuh.  Saya memaknai push the limit ini juga dalam menulis. Ajakan dari Doktor Naim untuk ajeg menulis setiap hari lima paragraf, menurut saya mengajak ki...

Kontroversi (jangan) Masuk Sekolah

Pagi ini tergelitik saya dengan beberapa pemberitaan yang ada di internet terkait dengan masuk sekolah. wajarlah bila masuk sekolah dibincang karena anak-anak dalam PSBB ini sudah hampir 3 bulan tidak bersekolah. orang tuapun bertanya tanya kapan masuknya.  Seperti yang dilansir oleh  tribun news  bahwa Mendikbud Nadiem Makarim belum mengumumkan apapun mengenai waktu belajar sekolah, dan Mendikbud menyatakan bahwa keputusan mengenai waktu dan metode pembelajaran juga atas pertimbangan gugus tugas percepatan penanganan covid-19. Namun Kementerian ini memang sudah mempersiapkan skenario untuk pembelajaran, namun format seperti apa dan kapan dimulainya pembelajaran masih menunggu, karena bukan hanya terkait dengan faktor pendidikan, namun juga faktor kesehatan.    Salah satu sisi kebijakan pemerintah untuk menentukan PSBB sampai Juni 2020 membuat anak-anak sekolah dan Instansi pendidikan bersiap ke sekolah, kurikulum baru dari Kementeria...