ku titipkan merah putih ini

Teringat masa masa berseragam abu abu putih di tepian sawah dekat gunung bolo. Salah satu kegemaran ku adalah mengikuti ekstra Pramuka. 
Generasi pandu ini mengajarkan ku pengalaman pengalaman hidup di alam terbuka. Melatih kedisiplinan dan yang paling saya ingat adalah mengajarkanku jiwa patriotisme. 

Sayang tidak banyak generasi muda yang menyukai kegiatan kepanduan ini. Mereka lebih suka santai di kost, tenggelam dalam buku pelajaran. Atau suka dengan memiliki geng. Bergerombol dengan sesama kegemaran. Gemar motor, gemar olahraga, gemar bercanda, atau sekedar jalan jalan dan shopping ria. 

Tidak salah sih memiliki kegemaran kegemaran tersebut. Namun bagi saya anak kost yang uang bulanan pas Pasan dari orang tua. Menuntut saya untuk tidak mengikuti arus kegemaran jalan jalan. 
Dan saya menemukan ajaran kesederhanaan di kepramukaan ini. Rasa kemanusiaan dan peduli yang tulus saya rasakan. 

Dalam menempuh penegak bantara harus menempuh syarat kecakapan umum yang ada 23 item terkait dengan spiritual, emosional, sosial, intelektual dan fisik, tak jarang kami mengayuh sepeda sejauh 15 km ke rumah kakak pembina untuk menempuh 1 item SKU saja. 

Di Ambalan Diponegoro Kartini di SMU Kauman saya dan teman teman termasuk orang yang beruntung mendapat pembina kak Yasip Gautama.  Karena kak yasip salah satu pembina andalan di Tulungagung yang tidak gampang memberikan kelulusan dalam penegak Bantara ini.

Dalam renungan malam dimana kami diharuskan membaca buku renungan dengan lilin sendiri2 di sebar di area Sekolah, saat itu kami lupa dengan cerita2 angker sekolah kami. Kami tenggelam dalam mencari jati diri dan memantapkan hati untuk menjadi manusia yang berguna kelak. Tak jarang air mata ini deras menetes kala membaca bait demi bait renungan di buku kecil yang diberikan.

Setelah selesai membaca tibalah saat pengukuhan penegak Bantara dengan menyematkan tanda bantara di pundak kami. Kakak pembina Mengalungkan merah putih ke leher kami seraya berkata dengan suara sangat berwibawa "ku titipkan merah putih ini kepadamu, dijaga ya..." 

Wow.. kala itu lah dadaku penuh rasanya dengan rasa cinta terhadap Indonesia. Kami rela menjadi pandu ibu pertiwi ini. Dan mengerjakan sesuai kemampuan kami untuk mengisi kemerdekaan Republik Indonesia dengan hal positif. 
Seiring dengan slogan "hubbul Wathan" dan nyanyian Ya Lal Wathan yang juga mengajak untuk berjiwa patriot pembela bangsa. Pramuka juga bagian dari penguat bangsa untuk memupuk jiwa cinta tanah air Indonesia. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Featured Post

RESENSI (Pesantren, Kampus Islam dan Moderasi beragama)

  Pesantren, Kampus Islam dan Moderasi beragama Karya Ngainun Naim, Abad Badruzzaman Halaman 288 + vi diterbitkan oleh Akademia Pustak...