Langsung ke konten utama

Kurikulum Darurat Madrasah


Pendidikan menentukan peradaban, peradaban hari ini adalah hasil Pendidikan masa lalu. Bagaimana sumberdaya manusia dibentuk oleh Pendidikan. Transfer of knowledge dan transfer of value untuk Pendidikan harus berimbang. Kedua hal ini yang kemudian paradoks dalam situasi sekarang. karena transfer nilai tidak bisa hanya dilewatkan dalam pembelajaran daring. 

Pembelajaran daring menjadi pembantu utama dalam meneruskan pembelajaran di rumah. Anak yang rajin dan mau mengerjakan tugas pasti selesai dan tuntas dalam pembelajaran pengetahuannya. Namun tidak sedikit pula anak yang tidak mampu menyelesaikan pembelajaran dalam satu pelajaran dengan berbagai alasan. Alasan tidak memiliki HP android, pulsa habis dan tidak mengerti dengan maksud guru yang memberi tugas.

Gurupun tidak sedikit yang gagap dalam memberikan pembelajaran daring (dalam jaringan), yang menjadi kendala utama juga berkutat dengan tidak dimilikinya kemampuan dalam mengoperasikan piranti ponsel dan aplikasi aplikasi yang diinginkan untuk membantu pembelajaran.

Menangkap kegelisahan dari para pelaku Pendidikan bagaimana akan melakukan pembelajaran di pandemic masa Covid-19 dimana Pendidikan sebagai tiang pancang pembangunan Sumber Daya Manusia, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia telah menerbitkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 2791 Tahun 2020 tentang Panduan Kurikulum Darurat pada Madrasah.

Kurikulum ini dinamakan kurikulum darurat karena pembelajaran tidak bisa dilakukan sebagaimana biasanya di Madrasah. Bilamana kegiatan pembelajaran dalam satu tahun pelajaran harus berjalan, sedangkan terjadi kondisi darurat yang telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai masa darurat, maka pembelajaran masih harus tetap berjalan walaupun tidak bisa dilaksanakan sebagaimana kondisi normal biasanya, pembelajaran tersebut perlu dilaksanakan dengan mengacu program tatakelola tertentu yang disebut panduan kurikulum darurat.  

Karakteristik kurikulum darurat ini adalah pembelajaran berubah Dedaktik metodiknya, dari pembelajaran yang biasanya tatap muka, bergeser kepada metode dalam jaringan dan luar jaringan, dengan menggunakan metode kolaboratif antara guru, orang tua dan terutama siswa sebagai subyek Pendidikan.

Kurikulum darurat ini tidak sekedar memenuhi standar KI/KD, namun lebih ditekankan kepada pengembangan karakter, akhlak mulia, ubudiyah dan kemandirian siswa. Tentu dengan demikian guru harus memutar otak lebih keras dalam berinovasi dan berkreasi dalam menyajikan materi pelajaran dan memberi tugas kepada siswa, agar terwujud pembelajaran yang bermakna, inspiratif dan menyenangkan agar siswa tidak mengalami kebosanan belajar dari rumah.

Selama belum diperbolehkan masuk sekolah oleh pihak pemerintah, karena hak anak untuk sehat dan tidak tertular virus Covid-19 ini adalah hal yang utama, maka masuk sekolah adalah hal yang paling akhir dilaksanakan oleh pemerintah, namun anak-anak tetap diberikan layanan Pendidikan yang layak.

Pendidikan yang dilaksanakan dengan model jarak jauh ini tentu saja harus memperhatikan kondisi masing masing madrasah. Mengingat karakteristik masing-masing madrasah tidak sama dan memiliki kekhasan yang berbeda pula. Dengan menekankan Pendidikan yang riil yang mampu di diterapkan dilingkungan dan dalam kehidupan bermasyarakat.

Pendidikan seperti ini mau tidak mau dilaksanakan. Menjadikan orang tua di rumah sebagai guru dan teman belajar siswa tentulah tidak mudah. Apalagi bagi orang tua yang harus bekerja memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.

Paradoks yang terjadi dalam masa darurat pandemic ini harus disadari bersama antara pemegang kebijakan, guru sebagai pelaksana, siswa sebagai subyek Pendidikan dan orangtua yang memiliki beban bertambah dengan memperhatikan proses belajar anak mereka.

Dengan penerapan kurikulum darurat ini, semoga bisa tetap menjaga proses penyiapan generasi masa depan menjadi pribadi yang unggul dan mampu survive dalam kehidupan mereka kelak.


Komentar

Posting Komentar

Popular Post

Menggapai Ampunan Berbuah Surga

Bersegeralah mencapai ampunan Allah. Dan imbalannya adalah Surganya Allah yang luasnya seluas langit dan bumi. Surga ini diperuntukkan kepada orang orang yang bertakwa. Makna Langit disini dimaknai semua hal di luar bumi yakni alam semesta adalah langitnya Allah. bukan hanya seluas satu bintang yakni matahari dan 8 planetnya, bukan pula hanya satu galaksi yang berisi sekian milyar bintang. namun sekian milyar galaksi.  Surga seluas langit dan bumi ini diperuntukkan kepada siapa saja yang bisa bersegera mencari ampunan Allah, mereka adalah orang orang yang bertakwa. Siapa orang yang bertakwa dijelaskan di lanjutan ayat dari Surat Ali Imron ayat 134 yakni:  Pertama orang yang menafkahkan hartanya disaat lapang dan sempit . Menafkahkan harta untuk kebaikan dikala mereka kelebihan harta maupun saat kekurangan. Kebiasaan kita adalah tidak mau berbagi disaat kita merasa kekurangan.  Orang yang bisa Menafkahkan hartanya pasti akan banyak kawan. Sebaliknya orang yang kikir dan ...

Kekuatan kata "kita" dalam pernikahan

Pernikahan adalah penyatuan dua manusia yang berjenis kelamin berbeda dari awalnya sendiri (self) menjadi bersama orang lain yang senantiasa melekat kepada kita (us). penyatuan karakter yang berbeda, kebiasaan yang berbeda, pernikahan juga menyatukan dua keluarga besar dari pihak laki laki dan perempuan.  Seorang laki laki dan perempuan apabila telah memantapkan diri menjadi pasangan yang terjalin hukum dan hubungan yang kuat maka perlu yang namanya "the promise of usness" yang akan menjadi dasar hubungan rumah tangga harmonis. "The Promise of Usness"   adalah janji kebersamaan, komitmen untuk saling menjaga, dan kesadaran bahwa hubungan ini adalah sesuatu yang bernilai untuk dirawat. Kata Usness atau kita termaktub makna sepaham dan saling mengikat, bersepakat dan rela memberikan sebagian dirinya untuk menciptakan keutuhan, rasa kedekatan. Bentuk relasi tertinggi dalam makna usness adalah keintiman suami istri dalam melakukan hubungan seksual.  Namun janji ini tida...

kekuatan kata "kita" dalam penikahan (3)

  Merawat kata "kita" sebagai bentuk the promise of usness dalam pernikahan yang ketiga adalah rasa aman. memahami bahwa dalam pernikahan itu adalah saling terpaut, rela membagikan diri untuk menciptakan satu keutuhan dalam mengarungi bahtera rumah tangga adalah salah satunya dengan memberikan rasa aman. Usness akan berkembang saat pasangan dalam pernikahan merasa aman. Aman dalam hal apa, dalam hal menjadi diri sendiri, tanpa takut dihakimi, di tolak dan dilukai. Rasa aman bukan hanya terbebas dari ancaman fisik, tetapi merasa diterima, di cintai dan didengarkan. Saat rasa aman itu diperoleh dalam hubungan pernikahan maka seseorang yang terikat dalam mahligai ini akan bebas mengekpresikan emosi, saat senang ataupun saat kurang baik suasana hatinya. Istri berani bercerita tentang luka masa lalu, tentang kehidupan yang kelam atau trauma masa kecil tanpa dihakimi dan disalahkan oleh suami. Atau saat suami kehilangan segalanya saat berbisbis, istri tidak serta merta meninggalka...

Cuilan Cerita dari Dr. Muhsin Kalida

Rangkaian Haflah Khotmil Qur'an di Ponpes Roudhotu Huffadzil Qur'an masih melekat dihatiku. Betapa tidak, 27 Khotimin dan Khotimat salah satunya adalah murid saya di MI. Ahmad Mulki Miftah Arroziq yang sekarang duduk di semester 2 di UIN SATU Tulungagung. Saya salah satu guru yang bahagia saat melihat anak didik selesai dalam menghafal Al-Qur'an.  Ditambah lagi dengan suasana penuh khidmat mendengarkan tausiyah dari penceramah yang tidak lain adalah Dr. Muhsin Kalida. Saya belum pernah bertemu muka dengan beliau tapi namanya sudah tidak asing di saya karena beberapa kali mengikuti zoom beliau yang diselenggarakan oleh Sahabat Pena Kita, penggiat literasi di bawah asuhan Prof. Ngainun Naim.  Beliau saat covid memberikan support kepada kami, orang gabut yang ingin memanfaatkan waktu dengan hal yang positif. Beliau hadir bersama semangat dan dorongan kepada kami untuk menulis. Karena menulis itu bukan sekedar hobi tapi itu adalah perintah agama namun banyak orang yang abai den...