Giveaway Lulus

 

Istimewa.. wajah cerah salah satu anak didikku. Saat kelulusan ini memang menjadi saat yang paling Bahagia baginya. Anak ini adalah seorang Piatu yang ditinggal meninggal ibunya saat dia masih usia 7 tahun. Dia hidup bersama bapaknya yang tidak mau menikah lagi. Dan Neneknya yang hampir menginjak usia 100 tahun.

Dulu dimasa usia sekolah Dasar karena kurang perhatian dari bapaknya yang sehari-hari bekerja serabutan membantu orang memetik kelapa, mencangkul di sawah atau diminta orang bersih bersih sekitar rumah. Anak ini sampe kelas 6 SD tidak sekolah. Dia bermain layang layang di sawah, atau mencari ikan.

Setiap orang sudah membujuknya, ada ibu-ibu tetangga yang sering membujuknya untuk bersekolah. Tapi tetap tidak mau. Karena mau sekolah artinya dia harus kelas 1 Sekolah Dasar, Padahal umurnya sudah 12 tahun. Akhirnya ada tetangga yang berhasil membujuknya menemani belajar tiap malam, belajar memabaca, menulis dan belajar mengaji. Untuk Mengaji dia mau ikut TPQ akhirnya, tapi sekolah keukeuh dia tidak mau.

Barulah di usia 13 tahun dia mau ikut ujian kejar Paket A, untuk syarat kelulusan setaraf dengan SD. Luluslah dia SD dan memiliki ijazah untuk sekolah di jenjang berikutnya. Dia memilih masuk MTs yang saya ikut mengabdi didalamnya.

Awal dari perjalanan masa sekolahnya, memang masih banyak kendala, meski bisa membaca dan menulis, tapi dia masih taraf belajar membaca dan menulis. Secara fungsinya tulisan sebagai pembelajaran dia masih belum bisa. Memahami teks dan memahami pertanyaan dia banyak kesulitan. Di tambah dia tidak pernah mengenyam Pendidikan di bangku sebelumnya, sehingga banyak pengetahuan dasar yang dia belum mengerti.

Lambat laun, belajar dia mulai mengerti dan memahami, bahkan mulai menghafal beberapa surat di Al_qur’an. Sampai kelas IX dia pun mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk mengikuti ujian. Saya yakin anak ini tidak bodoh. Karena di dalam nilai ujian dia tidak menjadi ahli kunci di paling belakang.

MTs tahun 2020 ini sempat melaksanakan ujian madrasah saat PSBB baru-baru di berlakukan. Sehari sebelum dinyatakan PSBB, hari kedua dan ketiga sebenarnya sudah dilakukan lockdown oleh pemerintah. Namun kami tetap melaksanakan ujian dengan standar Kesehatan dengan mencuci tangan dan menggunakan masker. Komputer dan laptop kami bersihkan pula dengan mengelap bersih memakai cairan desinfektan.

Untuk Ujian Madrasah kami laksanakan secara daring dari rumah masing-masing. Alhamdulillah bisa dilaksanakan dengan baik. Sedangkan yang tidak bisa dilaksanakan adalah Ujian Nasional berbasis computer yang dikenal dengan UN. Sekiranya UN ini menjadi UN terakhir karena tahun 2021 akan diberlakukan jenis ujian model lain yakni AKM. Namun UN karena adanya pandemic ini  dengan terpaksa tidak dilaksanakan mengingat Kesehatan dan lain sebagainya.

Kriteria Kelulusan Berdasarkan kepada Surat Edaran Kepala Kantor Kementerian Agama Propinsi Jawa Timur No: B-2089/Kw.13.2.1/PP.00/4/2020 tentang kebijakan Pendidikan dalam masa darurat pencegahan penyebaran covid-19 pada madrasah. Kelulusan bagi peserta didik khususnya MTs berpedoman pada SK Dirjen no 247 tahun 2020 tentang POS Ujian Madrasah.

Kelulusan Siswa kelas IX khususnya didasarkan kepada penilaian Raport semester 1-5, dan ujian madrasah yang dilakukannya.

Kami berkoordinasi dengan pengawas Pendidikan dan mengadakan rapat kelulusan dengan pertimbangan bukan kepada nilai Ujian Nasional, tapi kepada nilai semester 1-5 dan nilai Ujian madrasah bagi yang melaksanakan.

Kembali kepada anak ini, menurut saya bukan hanya keberuntungan tapi memang sudah menjadi takdir dia tidak mengikuti ujian formal oleh kemendikbud. Ketika saya tanya mau meneruskan.. dia semangat menjawab “saya akan terus sampe kuliah bu”

Alhamdulillah… salut dengan semangatnya belajar, meski diawal sempat tersendat dengan keadaannya, namun dia berhasil memupuk semangatnya untuk bersekolah setinggi-tingginya. Semoga berhasil dan semoga bisa mencapai apa yang dicita-citakannya.

June, 5th 2020

 


6 komentar:

  1. Tak ada orang buta. Yang ada ketiadaan penerang. Maka relakan diri untuk menjadi suluh bagi siapa pun.

    BalasHapus
  2. Semoga berhasil mraih cita2 nya.

    Kalo bisa menikah dulu sblm nnti kuliah..

    BalasHapus
    Balasan
    1. GPP mas... Menikah itu pilihan.. menuntut ilmu itu kewajiban.
      Heheheh

      Hapus

Featured Post

RESENSI (Pesantren, Kampus Islam dan Moderasi beragama)

  Pesantren, Kampus Islam dan Moderasi beragama Karya Ngainun Naim, Abad Badruzzaman Halaman 288 + vi diterbitkan oleh Akademia Pustak...