TRANTUM


Pernahkah melihat anak-anak menangis meraung-raung, bahkan berguling-guling di sebuah pertokoan untuk meminta sesuatu kepada orang tuanya? Semakin ditenangkan semakin menjadi tangisnya. Sebelum kemauannya di turuti? Apakah itu juga sering terjadi pada anak kita?

Di rumah juga ketika ada tamu anak kita tiba tiba minta perhatian diambilkan ini, itu, mengacak-acak isi toples yang ada di meja tamu? Atau anak kita tiba-tiba saja berbuat usil saat kita sedang sholat  jamaah di masjid. Membikin nangis teman sebayanya.

Apabila ada orang tua yang mengatakan tidak anak saya tidak seperti itu?  jangan percaya. Setiap anak mengalami fase ini. fase perkembangan emosionalnya mulai berkembang. Anak di usia 1-3 tahun mengalami ini, bahkan mungkin sampai lebih dari usia 3 tahun. Meski dengan level yang berbeda. Inilah yang dikatakan ilmu kedokteran dengan trantum

Trantum pada anak adalah keadaan ketika anak mengeluarkan emosi dengan cara mengamuk, marah, menangis kencang, hingga membanting barang-barang. Biasanya, tantrum terjadi saat ia memiliki dua emosi yang kuat, yaitu kemarahan dan kesedihan yang berlebihan.

Orangtua biasanya malu bila anaknya merengek di tempat umum dan buru-buru menenangkan dengan cara memarahinya. Hal ini bisa membuat anak berhenti tapi orangtua tidak tahu kalau hal ini melukai hati anak. Anak merasa tidak diperhatikan, merasa tidak berguna dan mungkin semakin besar dia memendam rasa benci terhadap orang tua.

Menurut pakar psikologi anak ada dua macam trantum yakni Tantrum Manipulatif dan trantum frustasi. Trantum yang manipulatif ia akan muncul jika keinginan anak tidak dipenuhi.  Anak yang trantum manipulatif ini berpura-pura sampai keinginannya dipenuhi. Yang kedua  tantrum frustasi. Ini terjadi disebabkan karena anak belum bisa mengekspresikan dirinya dengan baik. Anak dengan berusia 18 bulan  rentan alami kondisi ini akibat merasa kesulitan mengatakan dan mengekspresikan apa yang dirasakan pada orang lain.

Apa yang perlu kita lakukan apabila menemui anak kita bertingkah trantum di keramaian atau  fasilitas umum?

Pertama yang harus dilakukan adalah tetap tenang, apabila anak berlaku trantum di pertokoan atau di ruangan public. Ajak dia keluar dan jangan bingung, berikan keleluasaan anak untuk menangis dan jangan ragu untuk memberinya pelukan. Anak akan merasa tenang apabila dalam dekapan ibu atau orangtuanya. Dalam keadaan tenang anak bisa mendengarkan apa yang dinasehatkan. Jangan sewaktu anak trantum kemudia kita malah marah-marah dan menasehatinya dengan keras. Anak akan semakin menjadi bila itu dilakukan. Apabila keadaan sudah tenang beri dia reward dengan tujuan supaya nanti dia tidak mengulangi lagi.

Kedua mencoba memahami perasaan anak, kita bisa biarkan anak menangis supaya dia bisa meluapkan emosinya. Terkadang kelelahan dan anak merasa frustasi keinginannya tidak bisa di tangkap oleh orang tua. Karena komunikasi yang mungkin belum bisa kita pahami sebagai orang tua. Berikan ruang dan waktu sejenak untuk anak kita meluapkan emosinya.

Ketiga tetap konsisten, apabila anak menangis dan kita malah berteriak menyuruhnya diam. Utamakan kekuatan dalam diri dan tidak menghiraukan jeritan si kecil. anak anak akan menjadikan senjata untuk mendapatkan keinginan yang dia mau. Dan ini akan mendatangkan masalah untuk orang tua kedepan.

Terakhir yang keempat adalah abaikan reaksi orang disekitar kita. Orangtua cenderung malu dan merasa risih dengan tatapan orang orang di sekitar ketika anaknya sedang berguling-guling di tempat umum, dan buru buru memberikan yang anak mau. Yang perlu dilakukan adalah tidak usah memperdulikan reaksi orang lain. Tetap focus kepada anak kita. Duduk diam sejenak sampai dan diamkan anak sejenak sampai anak berhenti berteriak.

Anak perlu diajak berkomunikasi saat di rumah dalam suasana yang tenang, apa yang dia mau dan membuat kesepakatan dengan anak.  

 


12 komentar:

  1. Balasan
    1. Hehehe... Buat belajar menjadi orang tua mas

      Hapus
  2. Bagus sekali bun,terima kasih ilmunya

    BalasHapus
  3. tetap harus belajar jadi orang tua...

    BalasHapus
  4. mantap nambah semangat utk mendidik anak yg lebih baik

    BalasHapus
  5. Ilmu yang bagus...praktiknya kadang tdk mudah.

    Jangan larang orang tua yang ingin marah, menahan marah dampak psikologisnya kurang baik (ada ndak ya teorinya ini) hhhh

    BalasHapus

Featured Post

Perempuan sebagai Garda terdepan

Dalam rangka Milad FORHATI ke 26, yang jatuh pada tanggal 12 Desember Forhati Wilayah Jawa Timur mengadakan peringatan dibarengkan dengan mo...