Terimakasih para pewakaf tunai

Dari sebuah keinginan untuk mendapatkan tempat belajar yang lebih luas, saya beserta guru-guru selama 3 tahun kebelakang mengumpulkan sedikit demi sedikit uang gaji kami.

Ketika ada kelebihan gaji atau rezeki yang tidak dinyana nyana mereka dengan sukarela memberikan sebagian rezekinya untuk dimasukkan ke buku tabungan wakaf. 

Hal yang sangat berat untuk membeli tanah sebenarnya. Karena kami tahu uang yang dikumpulkan jumlahnya tidak seberapa untuk membeli sebidang tanah. Dan tanah mana yang mau dibeli pun kami belum ada gambaran. Selama tiga tahun kami berhasil menyisihkan uang 17 jutaan. 

Hanya berbekal Keyakinan bahwa Allah akan menolong bagi hamba-Nya yang menolong agama Allah. Alhamdulillah jalan mulai terlihat. Persis dibelakang sekolah ada tanah 200 ru yang mau di jual. Kami menjerit dalam hati "ya Allah.. semoga kita bisa membelinya."

Allah Maha Baik. Pemilik lahan mau menjual tanahnya hanya kepada lembaga pendidikan kami tidak akan ke yang lain. Pembayaran nya boleh di angsur selama 1 tahun. Kami pun memberi uang muka sebesar yang kami kumpulkan selama 3 tahun tersebut. 

Kami buat proposal kepada wali murid dan para dermawan dengan harapan mereka ikut serta dalam wakaf tunai ini. Namun dalam hati kami cemas bisakah mengumpulkan uang yang hampir 500 juta dalam waktu 12 bulan?? 

Yang membikin kami selalu menangis haru ketika para dermawan memberikan wakaf tunainya, keikhlasan mereka menyerahkan uang luar biasa. Anak anak pun selalu membikin kami meneteskan air mata haru saat mereka merelakan uang tabungan mereka untuk wakaf tunai. 
Kami tidak pernah memaksa mereka sedikitpun bahkan mereka memiliki keyakinan tabungan mereka tidak hilang mereka mengalihkan tabungan di dunia ke tabungan akhirat tabungan yang kekal.. 
Subhanallah.. 
Hari ini memang belum selesai pembebasan tanah untuk wakaf itu. Namun jumlahnya tinggal 1/8 saja yang belum dibebaskan tanahnya. 

Man Jadda wa Jadda. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Featured Post

  Tumpukan masalah yang menggelayut di madrasah kami tidak sedikit. Stigma guru yang belum berkualitas, pembelajaran yang monoton, siswa mal...