Langsung ke konten utama

Merawat diri dalam situasi yang tak pasti (Jaga Diri, Jaga Mereka, Jaga Indonesia)

 



Tulisan dari IPK (Ikatan Psikologi Indonesia) menurut saya menenangkan. mereka mengetengahkan tips cara merawat kesehatan mental ditengah situasi Indonesia yang tidak menentu, Respon masyarakat terhadap kebijakan yang penuh kontroversi adalah di beberapa kota kota besar terjadi aksi unjuk rasa dan demonstrasi.

Pemicu utamanya saya rasa kenaikan gaji dewan perwakilan rakyat yang dianggap berlebihan. Di kala rakyat kecil terbebani  biaya hidup, kemiskinan dan akses Kesehatan yang dipersulit. Masyarakat marah dan terima dengan kebijakan yang tidak berpihak kepada masyarakat.

Terlebih lagi ucapan beberapa anggota dewan yang menyebutkan kata tidak patut di dengar menambah lagi kemarahan massa. Maka aksi massa tidak terhindarkan  dimulai dari tanggal 25 Agustus 2025. Aksi besar di Gedung DPR RI tanggal 28 Agustus mendapat highlight yang sangat eksposur dari media dalam dan luar negeri. Dimana pengemudi ojol yang Bernama Affan Kurniawab 21 tahun tewas di lindas mobil rantis dari pihak kepolisian.

Semua orang bereaksi dengan ketidakadilan dan penderitaan ini. Inilah yang menurut IPK memberikan dampak pada psikis diri kita. Mulai dari rasa cemas, mudah stress dan kelelahan emosional. Sebagai manusia pada umumnya kita tidak selalu bisa mengendalikan kejadian diluar kita, namun kita bisa mengendalikan tubuh dan pikiran untuk merespon supaya tetap tenang dan tetap bisa menjalankan fungsi kita sehari hari tanpa mengabaikan situasi yang terjadi.

Yang perlu dilakukan Adalah Grounding Technique. Yakni cara untuk menstabilkan emosi dan Kembali focus.

Pertama Caranya Adalah dengan metode 5 – 4 – 3 – 2 – 1.  Sadari dan sebutkan:  5 hal yang terlihat, 4 yang bisa di sentuh, 3 hal yang bisa didengar, 2 hal yang bisa di cium dan 1 hal yang bisa di kecap.

Kedua  Deep Breathing (Pernafasan mendalam) yakni dengan melakukan Latihan pernafasan dalam selama 4 detik, tahan 7 detik dan buang 8 detik. Dilakukan berulang ulang untuk memunculkan rasa tenang dan lepas dari beban.

Ketiga  Batasi Paparan berita, Bukan berarti melihat berita tidak penting tapi anda harus membatasi membaca hanya 20-30 menit/sesi dan cukup 2-3 kali sehari. Berikan jeda dalam mencari berita supaya kita tidak tegang.

Keempat tetap terkoneksi dengan orang lain. Jangan menghadapi permasalahan sendirian, tetap berbagi cerita dan mendengarkan serta mendukung satu sama lain.

Sebenarnya masih banyak lagi terkait Teknik ini, seperti menghitung mundur, mendengarkan music, menggunakan aroma terapi dan visualisasi serta menulis.

Ayo sehat mental di Tengah kondisi bangsa yang kurang sehat ini. ***

 

Komentar

Popular Post

Menggapai Ampunan Berbuah Surga

Bersegeralah mencapai ampunan Allah. Dan imbalannya adalah Surganya Allah yang luasnya seluas langit dan bumi. Surga ini diperuntukkan kepada orang orang yang bertakwa. Makna Langit disini dimaknai semua hal di luar bumi yakni alam semesta adalah langitnya Allah. bukan hanya seluas satu bintang yakni matahari dan 8 planetnya, bukan pula hanya satu galaksi yang berisi sekian milyar bintang. namun sekian milyar galaksi.  Surga seluas langit dan bumi ini diperuntukkan kepada siapa saja yang bisa bersegera mencari ampunan Allah, mereka adalah orang orang yang bertakwa. Siapa orang yang bertakwa dijelaskan di lanjutan ayat dari Surat Ali Imron ayat 134 yakni:  Pertama orang yang menafkahkan hartanya disaat lapang dan sempit . Menafkahkan harta untuk kebaikan dikala mereka kelebihan harta maupun saat kekurangan. Kebiasaan kita adalah tidak mau berbagi disaat kita merasa kekurangan.  Orang yang bisa Menafkahkan hartanya pasti akan banyak kawan. Sebaliknya orang yang kikir dan ...

Kekuatan kata "kita" dalam pernikahan

Pernikahan adalah penyatuan dua manusia yang berjenis kelamin berbeda dari awalnya sendiri (self) menjadi bersama orang lain yang senantiasa melekat kepada kita (us). penyatuan karakter yang berbeda, kebiasaan yang berbeda, pernikahan juga menyatukan dua keluarga besar dari pihak laki laki dan perempuan.  Seorang laki laki dan perempuan apabila telah memantapkan diri menjadi pasangan yang terjalin hukum dan hubungan yang kuat maka perlu yang namanya "the promise of usness" yang akan menjadi dasar hubungan rumah tangga harmonis. "The Promise of Usness"   adalah janji kebersamaan, komitmen untuk saling menjaga, dan kesadaran bahwa hubungan ini adalah sesuatu yang bernilai untuk dirawat. Kata Usness atau kita termaktub makna sepaham dan saling mengikat, bersepakat dan rela memberikan sebagian dirinya untuk menciptakan keutuhan, rasa kedekatan. Bentuk relasi tertinggi dalam makna usness adalah keintiman suami istri dalam melakukan hubungan seksual.  Namun janji ini tida...

kekuatan kata "kita" dalam penikahan (3)

  Merawat kata "kita" sebagai bentuk the promise of usness dalam pernikahan yang ketiga adalah rasa aman. memahami bahwa dalam pernikahan itu adalah saling terpaut, rela membagikan diri untuk menciptakan satu keutuhan dalam mengarungi bahtera rumah tangga adalah salah satunya dengan memberikan rasa aman. Usness akan berkembang saat pasangan dalam pernikahan merasa aman. Aman dalam hal apa, dalam hal menjadi diri sendiri, tanpa takut dihakimi, di tolak dan dilukai. Rasa aman bukan hanya terbebas dari ancaman fisik, tetapi merasa diterima, di cintai dan didengarkan. Saat rasa aman itu diperoleh dalam hubungan pernikahan maka seseorang yang terikat dalam mahligai ini akan bebas mengekpresikan emosi, saat senang ataupun saat kurang baik suasana hatinya. Istri berani bercerita tentang luka masa lalu, tentang kehidupan yang kelam atau trauma masa kecil tanpa dihakimi dan disalahkan oleh suami. Atau saat suami kehilangan segalanya saat berbisbis, istri tidak serta merta meninggalka...

Cuilan Cerita dari Dr. Muhsin Kalida

Rangkaian Haflah Khotmil Qur'an di Ponpes Roudhotu Huffadzil Qur'an masih melekat dihatiku. Betapa tidak, 27 Khotimin dan Khotimat salah satunya adalah murid saya di MI. Ahmad Mulki Miftah Arroziq yang sekarang duduk di semester 2 di UIN SATU Tulungagung. Saya salah satu guru yang bahagia saat melihat anak didik selesai dalam menghafal Al-Qur'an.  Ditambah lagi dengan suasana penuh khidmat mendengarkan tausiyah dari penceramah yang tidak lain adalah Dr. Muhsin Kalida. Saya belum pernah bertemu muka dengan beliau tapi namanya sudah tidak asing di saya karena beberapa kali mengikuti zoom beliau yang diselenggarakan oleh Sahabat Pena Kita, penggiat literasi di bawah asuhan Prof. Ngainun Naim.  Beliau saat covid memberikan support kepada kami, orang gabut yang ingin memanfaatkan waktu dengan hal yang positif. Beliau hadir bersama semangat dan dorongan kepada kami untuk menulis. Karena menulis itu bukan sekedar hobi tapi itu adalah perintah agama namun banyak orang yang abai den...