Langsung ke konten utama

Menggelar Wisuda Era New Normal


Protokol Kesehatan yang di syaratkan di New Normal, mencuci tangan dengan sabun, memakai masker, berjarak minimal 1 meter dan semprot desinfektan merupakan hal yang sudah lumrah kita lihat hari hari ini. sedikit banyak dengan protocol ini membuat hati lebih nyaman dan orang-orang mulai keluar rumah untuk beraktifitas.

Work from office juga sudah mulai diterapkan. Meskipun anak anak masih tidak diperkenankan untuk masuk ke sekolah. Kebijakan pemerintah mengapresiasi anak untuk mendapatkan hak kesehatannya memang dirasa benar. Mereka generasi penerus ini memang perlu diselamatkan. Terlebih lagi sekarang metode Pendidikan yang diubah menjadi daring untuk sementara waktu, supaya anak-anak tidak banyak keluar rumah.

Anak anak belajar dan ujian dari rumah. Namun saat kelulusan ada beberapa yang melaksanakan dengan mengumpulkan anak anak di sekolah. Termasuk madrasah saya. Al hasil usul anak anak yang meminta mereka dibuatkan acara wisuda, memaksa kami untuk mendiskusikannya.

Berawal dari mendiskusikan dengan leader RA, MI dan MTs bersama Yayasan. Kami mengambil kesimpulan bahwa wisuda kali ini bisa diadakan. Dengan membagi waktu kedatangan wali murid dan para wisudawan. Setelah mencapai kata sepakat, barulah kami membentuk tim panitia untuk wisuda tersebut.

Sementara tim panitia merencanakan acara perpisahan sesuai yang sudah disepakati, disisi lain kami berkomunikasi dengan pihak aparat desa, polsek dan koramil. Tidak lupa juga berkomunikasi dengan pengawas madrasah. Pada dasarnya mereka tidak melarang kegiatan tersebut, namun semua meminta untuk lebih menyederhanakan lagi konsep acaranya.

Hari rabu 17 Juni 2020 kami akhirnya menyelenggarakan kegiatan wisuda. Konsep resepsi yang kami ambil dari masukan aparat dan pengawas. Acara mulai jam 7.30 dimulai dengan pembukaan dan sambutan dari kepala RA. Disambung dengan prosesi wisuda RA. Anak dan wali murid berdiri berjajar dengan jarak 1 meter. Mengantarkan anak mereka dipasrahkan Kembali ke orang tua.

Selanjutnya sambutan kepala MI disambung dengan prosesi wisuda anak MI. Sambutan kepala MTs disusul dengan prosesi wisuda MTs. Saat wali murid bertemu dalam acara ini tak lupa saya mengucapkan terimakasih dan mohon maaf secara pribadi atas kesalahan selama mendidik anak anak di MTs. Tidak sedikit wali murid yang terharu dan berterimakasih. Mata yang berkaca kaca, menitikkan airmata, dan wajah tulus mereka menyampaikan terimakasih.

Beruntung dengan konsep wisuda begini kami bisa langsung berkomunikasi dengan orang tua. Rasa kami bertemu dalam haru. Semoga anak-anak sukses dalam menempuh Pendidikan lebih lanjut. Sukses dalam kehidupan kerja. Dan kehidupan akhiratnya.

Kami orang tua kedua mereka turut bangga bila anak-anak sukses. Ada pepatah murid bisa menjadi jenderal tapi kami guru akan tetap menjadi penunjuk arah kebenaran untuk mereka. Semoga Pendidikan akhlaq yang kami berikan tidak sia-sia dan mengantarkan mereka kepada gerbang kesuksesan dunia akhirat.

Amin


Komentar

  1. Plong...sudah meng alumnikan... Smg jd ilmu yg manfaat..gurunya jd amal yg dpt di banggakan di akherat. Aamiin

    BalasHapus

Posting Komentar

Popular Post

Menggapai Ampunan Berbuah Surga

Bersegeralah mencapai ampunan Allah. Dan imbalannya adalah Surganya Allah yang luasnya seluas langit dan bumi. Surga ini diperuntukkan kepada orang orang yang bertakwa. Makna Langit disini dimaknai semua hal di luar bumi yakni alam semesta adalah langitnya Allah. bukan hanya seluas satu bintang yakni matahari dan 8 planetnya, bukan pula hanya satu galaksi yang berisi sekian milyar bintang. namun sekian milyar galaksi.  Surga seluas langit dan bumi ini diperuntukkan kepada siapa saja yang bisa bersegera mencari ampunan Allah, mereka adalah orang orang yang bertakwa. Siapa orang yang bertakwa dijelaskan di lanjutan ayat dari Surat Ali Imron ayat 134 yakni:  Pertama orang yang menafkahkan hartanya disaat lapang dan sempit . Menafkahkan harta untuk kebaikan dikala mereka kelebihan harta maupun saat kekurangan. Kebiasaan kita adalah tidak mau berbagi disaat kita merasa kekurangan.  Orang yang bisa Menafkahkan hartanya pasti akan banyak kawan. Sebaliknya orang yang kikir dan ...

Kekuatan kata "kita" dalam pernikahan

Pernikahan adalah penyatuan dua manusia yang berjenis kelamin berbeda dari awalnya sendiri (self) menjadi bersama orang lain yang senantiasa melekat kepada kita (us). penyatuan karakter yang berbeda, kebiasaan yang berbeda, pernikahan juga menyatukan dua keluarga besar dari pihak laki laki dan perempuan.  Seorang laki laki dan perempuan apabila telah memantapkan diri menjadi pasangan yang terjalin hukum dan hubungan yang kuat maka perlu yang namanya "the promise of usness" yang akan menjadi dasar hubungan rumah tangga harmonis. "The Promise of Usness"   adalah janji kebersamaan, komitmen untuk saling menjaga, dan kesadaran bahwa hubungan ini adalah sesuatu yang bernilai untuk dirawat. Kata Usness atau kita termaktub makna sepaham dan saling mengikat, bersepakat dan rela memberikan sebagian dirinya untuk menciptakan keutuhan, rasa kedekatan. Bentuk relasi tertinggi dalam makna usness adalah keintiman suami istri dalam melakukan hubungan seksual.  Namun janji ini tida...

kekuatan kata "kita" dalam penikahan (3)

  Merawat kata "kita" sebagai bentuk the promise of usness dalam pernikahan yang ketiga adalah rasa aman. memahami bahwa dalam pernikahan itu adalah saling terpaut, rela membagikan diri untuk menciptakan satu keutuhan dalam mengarungi bahtera rumah tangga adalah salah satunya dengan memberikan rasa aman. Usness akan berkembang saat pasangan dalam pernikahan merasa aman. Aman dalam hal apa, dalam hal menjadi diri sendiri, tanpa takut dihakimi, di tolak dan dilukai. Rasa aman bukan hanya terbebas dari ancaman fisik, tetapi merasa diterima, di cintai dan didengarkan. Saat rasa aman itu diperoleh dalam hubungan pernikahan maka seseorang yang terikat dalam mahligai ini akan bebas mengekpresikan emosi, saat senang ataupun saat kurang baik suasana hatinya. Istri berani bercerita tentang luka masa lalu, tentang kehidupan yang kelam atau trauma masa kecil tanpa dihakimi dan disalahkan oleh suami. Atau saat suami kehilangan segalanya saat berbisbis, istri tidak serta merta meninggalka...

Cuilan Cerita dari Dr. Muhsin Kalida

Rangkaian Haflah Khotmil Qur'an di Ponpes Roudhotu Huffadzil Qur'an masih melekat dihatiku. Betapa tidak, 27 Khotimin dan Khotimat salah satunya adalah murid saya di MI. Ahmad Mulki Miftah Arroziq yang sekarang duduk di semester 2 di UIN SATU Tulungagung. Saya salah satu guru yang bahagia saat melihat anak didik selesai dalam menghafal Al-Qur'an.  Ditambah lagi dengan suasana penuh khidmat mendengarkan tausiyah dari penceramah yang tidak lain adalah Dr. Muhsin Kalida. Saya belum pernah bertemu muka dengan beliau tapi namanya sudah tidak asing di saya karena beberapa kali mengikuti zoom beliau yang diselenggarakan oleh Sahabat Pena Kita, penggiat literasi di bawah asuhan Prof. Ngainun Naim.  Beliau saat covid memberikan support kepada kami, orang gabut yang ingin memanfaatkan waktu dengan hal yang positif. Beliau hadir bersama semangat dan dorongan kepada kami untuk menulis. Karena menulis itu bukan sekedar hobi tapi itu adalah perintah agama namun banyak orang yang abai den...