Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2020

Menjadi millennial yang kritis dan kreatif

Sebutan kaum millennial sudah sangat familiar ditelinga kita. Kaum millennial ditandai dengan banyaknya generasi yang terlahir di tahun 1980 an ini semakin akrab dengan komunikasi, media dan tekhnologi digital. Kaum langgas sebutan untuk kaum millennial ini menurut Wikipedia. Memiliki pribadi yang terbuka terhadap perubahan, berpikiran positif terhadap kesetaraan dan memiliki optimis dan mudah menerima ide-ide pembaharu. Namun ada sisi negatif dari generasi millennial ini adalah cenderung pemalas. Di tunjang dengan adanya pandemic covid-19 ini yang memaksa kita hidup di rumah dan bekerja juga dari rumah. Semakin meneguhkan stigma kaum pemalas ini dan ada sebutan baru oleh netizen yakni kaum rebahan. Generasi langgas ini dahulu banyak prediksi yang negatif dan mencap mereka tidak produktif, dalam hidup banyak menghabiskan waktu dengan liburan dan travelling, hunting makanan dari café ke café. Kegemaran ternyata sekarang bisa menjadi produktif. Menyenangi travelling disertai dengan...

bolehkah siswa bawa HP ke kelas?

Penyalahgunaan gadgets marak terjadi di kalangan pelajar. Dengan sembunyi-sembunyi mereka merekam adegan adegan yang tidak patut di lihat. Bullying dan pacaran merokok kerap kali   mereka rekam dan diunggah ke media sosial. Meski dilarang mereka tetap saja membawa HP ke sekolah secara sembunyi-sembunyi.   Unggahan konten yang tidak patut ke Media sosial seperti itu merupakan momok bagi sekolahan. Seakan-akan sekolah dan media sosial adalah musuh dan saling bertentangan. Anak-anak remaja yang masih mencari jati diri sering melakukan eksperimen yang bertentangan dengan norma Susila. Hal ini yang dibentengi oleh   sekolah. Sekolah dan civitas akademikanya tidak mau anak anak terjerumus kea rah dekadensi moral. Sekolah adalah benteng terakhir menata moral dan adab anak-anak. Sehingga yang terjadi mereka melarang secara tegas siswanya membawa HP ke sekolah. Ada yang membolehkan dengan membatasi hanya HP yang dibuat sms dan telpon tanpa kamera. Dipungkiri atau tidak zaman...

LIBURAN

Saya meminjam buku I pusnas yang berjudul “Yuk Jelajah alam!” serial jalan jalan dari Femina. Saya benar benar di buat takjub dengan keindahan destinasi yang ditawarkan dari buku tersebut. Mulai dari jelajah Bandung, Malang, Makasar, Jogyakarta dan Bali. Ternyata jalan-jalan dan senang-senang bisa dijadikan sebuah buku. Kalau menulis buku itu susah ternyata dipatahkan oleh buku ini. Bahkan dengan rekreasi bisa menjadi sebuah buku yang indah dan bisa dibaca oleh pembaca dan tentu saja menarik untuk kesana. Sekarang musimnya liburan, anak-anak juga sudah bosan berdiam diri di rumah saja. Kita bisa Menyusun rencana liburan anak-anak. Yang perlu kita perhatikan saat ini adalah bukan hanya berburu senang, namun aman tentu menjadi factor utama. Pandemi virus corona masih belum berlalu. Kita di Jawa Timur tentu lebih hati-hati untuk memilih liburan. Tempat destinasi yang cocok untuk anak-anak dan terjaga keamanan mereka. Akan memilih tujuan hanya local saja atau keluar kota. Anak – an...

Serba serbi webinar

Kamis siang (25/6) saya menerima wa dari mbak Dhita dari KPI pusat yang menanyakan alamat saya. Bermaksud menyampaikan goodie bag atas pertanyaan saya di webinar yang saya ikuti pada Gerakan literasi sejuta pemirsa batch Solo yang diadakan pada hari Kamis, 18 Juni 2020. Saya kirimkan alamat saya lengkap dengan kode posnya. Tentu saja perasaan senang melingkupi hati saya. Ada penghargaan kepada peserta yang mengikuti seminar tersebut. Tak ubahnya siswa kita akan senang apabila di beri apresiasi dari kita, dalam bentuk pujian gestur tubuh, ucapan maupun memberikan Pernik Pernik kecil sebagai sebuah penghargaan atas perhatian anak tersebut. Begitu pula saya, ternyata meskipun sudah beranjak dewasa, kita tetap senang diberi penghargaan. Tidak peduli itu besar atau kecil. Webinar selama pandemi virus yang mewabah di dunia ini memang menjadi sebuah trend baru. Memakai aplikasi zoom yang sering dilakukan. Nah disini kita harus selektif memilih webinar yang kita minati. Tidak hanya sekeda...

TRANTUM

Pernahkah melihat anak-anak menangis meraung-raung, bahkan berguling-guling di sebuah pertokoan untuk meminta sesuatu kepada orang tuanya? Semakin ditenangkan semakin menjadi tangisnya. Sebelum kemauannya di turuti? Apakah itu juga sering terjadi pada anak kita? Di rumah juga ketika ada tamu anak kita tiba tiba minta perhatian diambilkan ini, itu, mengacak-acak isi toples yang ada di meja tamu? Atau anak kita tiba-tiba saja berbuat usil saat kita sedang sholat   jamaah di masjid. Membikin nangis teman sebayanya. Apabila ada orang tua yang mengatakan tidak anak saya tidak seperti itu?   jangan percaya. Setiap anak mengalami fase ini. fase perkembangan emosionalnya mulai berkembang. Anak di usia 1-3 tahun mengalami ini, bahkan mungkin sampai lebih dari usia 3 tahun. Meski dengan level yang berbeda. Inilah yang dikatakan ilmu kedokteran dengan trantum Trantum pada anak adalah keadaan ketika  anak  mengeluarkan emosi  dengan  cara  mengam...

MENUNTUT ILMU, JALAN PALING CEPAT MENUJU SURGA

Musim ajaran baru telah di depan mata, baik lulusan dari sekolah tingkat dasar sampai atas akan segera naik kelas menuju ke jenjang Pendidikan yang lebih atas. Keluaran sekolah dasar akan menuju ke Sekolah / Madrasah Tsnawiyah. Dalam hal ini saya bisa memastikan hampir 100 % anak-anak melanjutkan ke jenjang atasnya. Ketika anak anak SMP/MTs berhasil lulus dan melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas atau Madrasah Aliyah, kira-kira 80 % lulusannya yang melanjutkan. Kenapa tidak 100 %? Banyak factor yang melingkupinya, mulai dari tidak ada biaya melanjutkan, bekerja. Meski sebenarnya canangan wajib belajar sekarang sampai 12 tahun untuk jawa timur. Namun belum semua lulusan yang melanjutkan ke sekolah atasnya. Sedangkan ketika anak-anak lulus dari SMA/MA/SMK banyak pilihan yang ada didepan mereka, melanjutkan kuliah, bekerja atau menikah. Namun masih banyak juga anak-anak yang lulusan sekolah atas ini yang melanjutkan ke perguruan tinggi. Sekarang sedang musim tes m...

Godaan Laki-Laki

Saya tertawa melihat satu gambar yang di kirim adik laki-laki saya. Gambar itu bertuliskan “Godaan laki-laki zaman new normal adalah harta, tahta, sepeda. Ada-ada saja kreatifitas netizen negeri +62 ini. Karena Pameo ini biasanya Godaan laki-laki itu harta, tahta dan wanita. Harta adalah godaan bagi siapapun. Laki laki yang konon katanya sebagai tulang punggung keluarga berkewajiban memberi nafkah kepada istri dan anak-anaknya. Dicarilah harta untuk memenuhi kebutuhan sandang pangan dan papan. Banyak yang rela jauh dari rumah meninggalkan anak dan istri mereka untuk mencari nafkah. Bukan godaan kalau mencari nafkah untuk keluarga, yang menjadi godaan bila melihat kesempatan untuk mendapat keuntungan yang lebih dari pekerjaan sehingga melupakan etika dan hanya menuruti nafsu menumpuk harta. Menjadi godaan bila lupa saat kita banyak harta tidak disedekahkan kepada fakir miskin. Karena disebagian harta kita ada hak orang orang miskin. Bahkan didalam kitab suci Al Qur’an ...

Awas! Pedofil di sekitar anak kita

Mendengar berita yang menyedihkan buat anak-anak korban pedofilia di sebuah gereja di Depok. Membuat darah saya mendidih. Kejam dan tidak berperi kemanusiaan pelakunya. Pencabulan anak merupakan kejahatan yang dilakukan oleh orang yang tidak waras menurut saya. Apalagi yang dicabuli bukan hanya 1 anak namun ada 20 anak. Menurut Komnas perempuan dan anak Aris Merdeka Sirait pelaku ini layak dijatuhi hukuman berat, kurungan 10 maksimal 20 tahun dan layak untuk dikebiri. Pelakunya pengurus gereja. Yang tentu juga sangat tahu perbuatan asusila tidak boleh dilakukan. Anak-anak tidak berdosa menjadi korban nafsu binatang orang dewasa. Ketika mencermati pemberitaan yang ada di media elektronik maupun cetak, saya melihat muka pelaku di tutupi dengan kain penutup kepala. Yang terlihat hanya matanya saja. Saya melihat kejadian ini berbeda dengan pelaku pemerkosaan puluhan pria oleh mahasiswa Indonesia di Inggris, Reynhard Sinaga, dia dengan sangat jelas fotonya dipampang dimedia massa di clo...

New Normal - New Hope

Setelah Pembatasan Sosial Berskala Besar selama 3 x 14 hari diberlakukan. Sekarang PSBB itu telah diperlonggar. Aktivitas sosial ekonomi mulai berjalan meski belum sepenuhnya pulih.   Masih harus selalu waspada dengan penyebaran virus ini, semprotan desinfektan otomatis atau tempat cuci tangan selalu menjadi pemandangan disetiap pertokoan, perkantoran, dan Gedung Gedung pemerintahan. Virus corona penyebarannya masih tinggi, Jakarta, jawa timur dan jawa barat masih menjadi kluster penyebaran tertinggi. Jakarta memang ibukota negara, dipastikan pasti Jakarta menempati posisi awal virus ini menyebar. Daerah daerah lain akhirnya juga terkena. Masih kita ingat korban COVID-19 dari kluster asrama haji sukolilo, tak tanggung-tanggung, Kepala Kementerian agama kabupaten kota, Dokter, Dosen, Kepala KUA sebagai Petugas haji banyak yang terkena penularan virus tersebut. Darimana penyebarannya, ternyata dari pemateri yang berasal dari Jakarta. Sebuah desa di Kabupaten Tulumgagung juga di...

NEGARA ISLAM DAN ROKOK

Sesaat setelah belanja di salah pusat perbelanjaan di Tulungagung, sambil menunggu jemputan suami yang masih ada acara bertemu dengan koleganya, saya memesan teh hangat di foodcourt. Saya membuka buku “ karya Dr. Ngainun Naim saat lawatan ke Brunei Darussalam. Baris demi baris saya baca. Alurnya yang mengalir membikin saya semakin asyik tenggelam dalam bacaan tersebut. Saat di paragraph yang terkait dengan negara brunei yang berbasis Islam dengan larangan merokok. Perokok disana tentu akan sangat tersiksa dan bisa mengurangi kebiasaan karena disana tidak ada toko yang menyediakan rokok. Saya tertegun, dan merenung. Apa sebenarnya dibalik pelarangan rokok ini? Saya ingat di pondok Al-Fattah Lampung. Di dekat tempat tinggal ayah ibu mertua saya pun menerapkan larangan rokok dengan ketat. Seluruh kampung disana tidak ada orang yang merokok dan menjual rokok. Negara negara berbasis Islam   seperti Arab Saudi, Mesir juga mengeluarkan aturan melarang merokok. Denda atau sanksi di...

Menolak lupa

Tulisan ini saat kontestasi Pemilukada kab. Tulungagung tahun 2013 MENOLAK LUPA (TERHADAP JANJI PARA CALON BUPATI) Oleh : Eti Rohmawati, M.Pd.I*) Pemilukada Bupati Tulungagung sebentar lagi akan digelar. Pesta demokrasi untuk masyarakat kota Marmer ini dilakukan dengan cara pilihan langsung oleh rakyat. Pemilukada saat ini adalah yang kedua kalinya, namun sebagian orang mengatakan bahwa saat inilah pesta demokrasi yang sesungguhnya. Empat pasang calon Bupati wakil Bupati Tulungagung 2013 sudah di tetapkan oleh KPU Kabupaten Tulungaung pada tanggal 4 Desember 2012. Dari empat calon tersebut rakyat Tulungagung akan memilih sosok pemimpin yang betul betul mereka sukai, cintai atau apalah namanya. Mungkin saja masyarakat memilih karena kesamaan idiologi, sama secara background ormas, kedekatan personal, atas mana persudaraan, suka terhadap tipe tokoh ataupun memilih karena iming – iming atau janji dari para calon dan tim suksesnya. Janji politik berupa bujukan/persuasi dalam konteks pemilu...

Menggelar Wisuda Era New Normal

Protokol Kesehatan yang di syaratkan di New Normal, mencuci tangan dengan sabun, memakai masker, berjarak minimal 1 meter dan semprot desinfektan merupakan hal yang sudah lumrah kita lihat hari hari ini. sedikit banyak dengan protocol ini membuat hati lebih nyaman dan orang-orang mulai keluar rumah untuk beraktifitas. Work from office juga sudah mulai diterapkan. Meskipun anak anak masih tidak diperkenankan untuk masuk ke sekolah. Kebijakan pemerintah mengapresiasi anak untuk mendapatkan hak kesehatannya memang dirasa benar. Mereka generasi penerus ini memang perlu diselamatkan. Terlebih lagi sekarang metode Pendidikan yang diubah menjadi daring untuk sementara waktu, supaya anak-anak tidak banyak keluar rumah. Anak anak belajar dan ujian dari rumah. Namun saat kelulusan ada beberapa yang melaksanakan dengan mengumpulkan anak anak di sekolah. Termasuk madrasah saya. Al hasil usul anak anak yang meminta mereka dibuatkan acara wisuda, memaksa kami untuk mendiskusikannya. Berawal ...

Terimakasih para pewakaf tunai

Dari sebuah keinginan untuk mendapatkan tempat belajar yang lebih luas, saya beserta guru-guru selama 3 tahun kebelakang mengumpulkan sedikit demi sedikit uang gaji kami. Ketika ada kelebihan gaji atau rezeki yang tidak dinyana nyana mereka dengan sukarela memberikan sebagian rezekinya untuk dimasukkan ke buku tabungan wakaf.  Hal yang sangat berat untuk membeli tanah sebenarnya. Karena kami tahu uang yang dikumpulkan jumlahnya tidak seberapa untuk membeli sebidang tanah. Dan tanah mana yang mau dibeli pun kami belum ada gambaran.  Selama tiga tahun kami berhasil menyisihkan uang 17 jutaan.  Hanya berbekal Keyakinan bahwa Allah akan menolong bagi hamba-Nya yang menolong agama Allah. Alhamdulillah jalan mulai terlihat. Persis dibelakang sekolah ada tanah 200 ru yang mau di jual. Kami menjerit dalam hati "ya Allah.. semoga kita bisa membelinya." Allah Maha Baik. Pemilik lahan mau menjual tanahnya hanya kepada lembaga pendidikan kami tidak akan ke yang lain. Pemb...

Gelombang Cinta Anis Matta

  Menulis bukan sekedar yang diketahui, tapi yang diyakini nilainya dan sudah dirasakan karena menjalaninya “Anis Matta” Usia nya tidak lagi muda beliau lahir 51 tahun silam. Seorang negarawan muslim yang berkibar dengan partai nya. Menjabat sebagai Presiden partai. Dan mampu menggerakkan konstituen nya menjadi militant dari beberapa buku yang dia tulis. Kemampuan menulis dan memilih diksi menjadi kalimat yang menggerakkan hati dan pikiran pembaca dimiliki oleh beliau. saya berkesempatan bertemu di webinar orangramai.id yang menghadirkan beliau menjadi pemateri. dengan tema: Menulis membangun peradaban. Sejak awal saya sudah sangat tertarik dengan beliau meskipun telat hadir di webinar karena beliau mengutamakan sholat ashar dulu. Anis matta seorang tokoh Indonesia yang produktif dalam dunia tulis menulis. Beliau bercerita saat awal bersentuhan dengan tulisan berkat gurunya yaitu ustadz Abdul Malik, wartawan sekaligus guru Bahasa Indonesia di SMP. Dia seorang intele...

Literasi Digital

Geliat literasi awal tahun 2020 ini menemukan momentumnya. Merebaknya corona menumbuhkembangkan semangat menulis di kalangan kalangan tertentu. Pelajar, mahasiswa, dosen dan peneliti. Momen ini tentunya menggembirakan. Karena dibalik musibah terdapat hikmah. Literasi yang selama ini hanya berada pada tataran teori, awal tahun 2020 ini gegara covid menemukan sebuah jalan untuk diaplikasikan. Kita bisa melihat banyak contoh konkrit dimana ramai orang mengadakan pelatihan daring terkait menulis. Zoominar, webinar, google meet, jitsi, Google Duo, Instagram, live youtube, Twiiter dan aplikasi aplikasi lain merupakan sarana untuk yang digunakan dalam mengisi dialog-dialog dan penyampaian teori dari para tokoh. Menjadi hal yang mudah bertemu tokoh yang dulunya sangat sulit ditemui atau tidak mungkin mengikuti seminarnya, sekarang cukup dalam seperempat kamar kita saja bisa mengikuti pemaparan pemaparan para tokoh penggiat literasi, penggiat Pendidikan, aktivis lingkungan dan pen...

ku titipkan merah putih ini

Teringat masa masa berseragam abu abu putih di tepian sawah dekat gunung bolo. Salah satu kegemaran ku adalah mengikuti ekstra Pramuka.  Generasi pandu ini mengajarkan ku pengalaman pengalaman hidup di alam terbuka. Melatih kedisiplinan dan yang paling saya ingat adalah mengajarkanku jiwa patriotisme.  Sayang tidak banyak generasi muda yang menyukai kegiatan kepanduan ini. Mereka lebih suka santai di kost, tenggelam dalam buku pelajaran. Atau suka dengan memiliki geng. Bergerombol dengan sesama kegemaran. Gemar motor, gemar olahraga, gemar bercanda, atau sekedar jalan jalan dan shopping ria.  Tidak salah sih memiliki kegemaran kegemaran tersebut. Namun bagi saya anak kost yang uang bulanan pas Pasan dari orang tua. Menuntut saya untuk tidak mengikuti arus kegemaran jalan jalan.  Dan saya menemukan ajaran kesederhanaan di kepramukaan ini. Rasa kemanusiaan dan peduli yang tulus saya rasakan.  Dalam menempuh penegak bantara harus menempuh syarat kecakap...