Langsung ke konten utama

pidato bahasa Inggris " Should students be allowed to use gadgets in the class??”

Honorable the judges.
Dear audience
Happy brothers and sisters
First of all, let’s thank and pray unto our God Allah Almighty, who has been giving us his mercies and blessings till we can gather in this speech contest today.
Secondly Sholawat and salam always be our Prophet Muhammad Peace be Upon him, who has guided us from the darkness to the brightness.
And I’ll never forget to appreciate my greatest thank to respectable chairman who has given me time to deliver my speech in front of you all.
Standing in front of you all I would like to deliver my speech under the title “Should students be allowed to use gadgets in the class??”

Misuse of gadgets is rife among students. They secretly record scenes that are not worth seeing. Bullying, dating, smoking are often recorded and uploaded to social media. Even though it was forbidden they still carried their gadgets to school.
Upload inappropriate content to social media like that is a hazardous for schools. It's as face to face school and social media like enemies and conflicting. Teenagers who are still searching for identity often carry out experiments that are contrary to norms. This is fortified by schools. The school and the academic community do not want children to fall into moral decadence. School is the last bastion to organize children's morals and manners.
So, they strictly forbid their students bringing their gadgets to school. There are some schools who allow bring the cell phone by limiting only those phones that are made by SMS and telephone without a camera.
Denied or not today is the technological age progress. Where damming technology is the same as damming the flood. Very difficult and almost impossible to stem the progress of the technology.
In my opinion, it is better for the school to give students a freedom to bring their gadgets to their class. Aren't they at home, they're still with their gadgets. Learn from e learning, the Ruang guru, google classroom and lots of educational content that is now provided in the technology space.
Especially when this covid-19 epidemic, children are forced to come into contact with technology. Familiar with technology. Learn through their mobile media online.
Noteworthy is our attitude and way of using this technology. we must use it wisely. we live in a millennial era that is day-to-day with technology. Awareness of using mobile phones wisely must be instilled in all students. So that students use their gadgets in the right direction as a learning space. And increase their knowledge instead of abusing opening obscene content or even making it.
With the right direction using the gadgets we can develop in our technology and online learning in our country. So we will running well and to be winner as millennials generations. 
In conclusion, wherever and wherever we are and with whom we associate we must be able to adjust according to the rules of the moral dan religion in lining with technology.
Thus, the speech that I can deliver. Sorry if there are any mistakes. Thank you for your attention
Billahi Taufiq wal hidayah
Wassalamualaikum.wr.wb

Komentar

Posting Komentar

Popular Post

RESENSI (Pesantren, Kampus Islam dan Moderasi beragama)

  Pesantren, Kampus Islam dan Moderasi beragama Karya Ngainun Naim, Abad Badruzzaman Halaman 288 + vi diterbitkan oleh Akademia Pustaka Begawan literasi di UIN SATU Tulungagung menghadiahkan buku ini pada resensator dengan catatan tulis tangan yang indah berisi tulisan adalah produk intelektual yang perlu di rawat dengan sepenuh jiwa. Sebuah kalimat yang mendalam untuk yang mampu menumbuhkan motivasi yang mendalam untuk menekuni dunia sepi membuahkan tulisan.   Penulis buku moderasi beragama yang di tulis secara duet oleh master di bidang metodologi Islam dan kelimuan tafsir hadis dan ilmu Al Qur’an, para professor ini menyoroti keberadaan Islam, pesantren dan karakter muslim dengan moderasi beragama. Isi Buku Terdiri dari 5 bab yang dimulai dengan pesantren dan dialetika sosial budaya, moderasi beragama sebuah tinjauan umum, pesantren dan perguruan tinggi serta moderasi beragama kebijakan, strategi dan implementasi. Pemembahasan mulai aspek berbeda dari pendidika...

Menggapai Ampunan Berbuah Surga

Bersegeralah mencapai ampunan Allah. Dan imbalannya adalah Surganya Allah yang luasnya seluas langit dan bumi. Surga ini diperuntukkan kepada orang orang yang bertakwa. Makna Langit disini dimaknai semua hal di luar bumi yakni alam semesta adalah langitnya Allah. bukan hanya seluas satu bintang yakni matahari dan 8 planetnya, bukan pula hanya satu galaksi yang berisi sekian milyar bintang. namun sekian milyar galaksi.  Surga seluas langit dan bumi ini diperuntukkan kepada siapa saja yang bisa bersegera mencari ampunan Allah, mereka adalah orang orang yang bertakwa. Siapa orang yang bertakwa dijelaskan di lanjutan ayat dari Surat Ali Imron ayat 134 yakni:  Pertama orang yang menafkahkan hartanya disaat lapang dan sempit . Menafkahkan harta untuk kebaikan dikala mereka kelebihan harta maupun saat kekurangan. Kebiasaan kita adalah tidak mau berbagi disaat kita merasa kekurangan.  Orang yang bisa Menafkahkan hartanya pasti akan banyak kawan. Sebaliknya orang yang kikir dan ...

Hujan di Bulan Juli

Hega menghela nafasnya dengan berat.. “Huuftt mendung, Apakah akan hujan di hari yang dingin ini?” ucapnya dalam hati. Benar karena ini bulan Juli bulan dimana negeri tropis seperti Indonesia ini sedang musim dingin. Udara dingin memang kadang tidak bersahabat. Tapi Hega sangat suka dengan musim dingin dari pada musim hujan. Bukannya benci dengan hujan. Ada beberapa serpihan kenangan duka terselip di kehidupan Hega saat kuliah dulu. “Ga…., “ teriak seseorang Hega menoleh, ternyata sahabatnya yang memanggilnya di depan perpustakaan. Wajah manis dalam senyuman dan mata lugunya membuat Hega menyambutnya dengan senyuman juga. “Ada Apa, Is?” tanyanya. “Besok kamu bisa ikut acara MUSDEGA? Kamu kan kerani. Wajib Ikut lho… “ Tanya si Aisyah. Bukan hanya tanya tapi dia lebih kepada memastikan kehadiran Hega untuk musyawarah Pandega yang akan diadakan hari Sabtu sampai Minggu esok hari. “Belum pasti” jawab Hega lesu dengan menekuk mukanya. “Ayolah semangat.. kamu past...

Push the limit

The world changes when you change your perspective. (Yogadailypractice) Push the limit artinya pada paksa dirimu untuk melampaui batasmu. Biasanya istilah ini digunakan untuk olahraga. Mendorong dengan setengah memaksa untuk melampaui batas sehingga menjadi lebih dari yang kita mau.  Push the limit dalam yoga, juga di maknai untuk memaksa otot tubuh lebih renggang lebih lentur. Guru yoga virtual saya dari Australia mengatakan jangan dalam pose-pose yoga kalau sudah bisa harus di tingkatkan levelnya. Ada beberapa pose o diajarkan seperti vp pose, eagle, bridge, warior1,2,3 sun warior, cat pose, cow pose, head   stand dan lain lain.  Beberapa pose ini meningkatkan efektivitas kerja otot dan membuat postur tubuh menjadi lebih bagus. Tidak bungkuk dan tidak ndegeg (archy). Kesemua itu endingnya adalah kebugaran tubuh.  Saya memaknai push the limit ini juga dalam menulis. Ajakan dari Doktor Naim untuk ajeg menulis setiap hari lima paragraf, menurut saya mengajak ki...