Ada Apa dengan Nadiem (2)


Kegaduhan yang muncul saat NU dan Muhammadiyah serta ditambah lagi satu Organisasi Perkumpulan Guru yang besar yakni PGRI Mundur dari Program POP nya kemendikbud. Banyak masyarakat yang terbelalak dan bertanya-tanya apa yang terjadi di kementerian Pendidikan dan kebudayaan ini dibawah kendali Menteri Nadiem Makarim.

Indra Charismiaji seorang pengamat Pendidikan mengatakan tugas berat mencerdaskan bangsa ini karena SDM minim. Tahun 2018 Jurnal Internasional Center for Economic Education mengatakan bahwa anak Indonesia baru siap menghadapi tantangan abad 21 di abad 31, Indonesia dipandang ketinggalan 1000 tahun dengan contoh hasil PISA yang dilaksanakan tahun 2019. Indonesia dipandang sangat rendah  rata-rata perolehan PISA. Ini bukan hal yang mengada-ada. perlu dicatat bahwa Indonesia memang masih sangat rendah taraf pemahaman terhadap literasi dan bisa dikatakan functionally  illiterate, secara umum anak Indonesia bisa membaca namun belum memahami yang mereka baca secara fungsinya.

Bisa jadi bonus demografi tahun 2024 menjadi bencana demografi apabila resource ini tidak dimanage sevcara benar. Kita memiliki masyarakat usia produktif tapi blm berfungsi secara maksimal.  Berkebetulan juga dengan adanya covid ini melanda, banyak kendala terjadi dengan anak-anak yang ada di daerah sulit sinyal, daerah minus yang semua harus melakukan PJJ (Pembelajaran jarak jauh). Model pembelajaran jarak jauh ini memaksa orang tua merogoh kocek yang dalam untuk membeli kuota, menemani mereka belajar pelajaran dari anak-anaknya. Mungkin dalam anggota keluarga tidak hanya satu anak tapi dua atau tiga. Yang semuanya tidak sama dalam belajarnya. Orang tua harus menambah ekstra tenaga menjadi guru mereka. Atau kalau memang tidak mampu alih-alih ya dibiarkan saja mereka belajar sebisanya.

Bukan kemudian ini alasan yang dilontarkan karena orang yang tidak mampu menghadapi perubahan, namun dengan ini kita bisa melihat kenyataan yang berkembang di lapangan. Sinyal dan kuota yang susah dan anak anak yang tidak bisa berkonsetrasi dengan HP dan laptop mereka, ini merupakan persoalan yang menghambat pembelajaran dan sampai sekarang belum banyak inovasi dilakukan oleh pemegang kebijakan.

Bila kita kembali kepada tujuan pendididkan di Indonesia, saya mencatat ada tiga poin utama yang harus diinternalisasi ke siswa yakni beriman, bertaqwa dan berakhlaqul karimah. Ketiga poin ini yang selama pembelajaran jarak jauh belum tersentuh oleh PJJ yang dilaksanakan.

Kembali kepada mundurnya ketiga organisasi besar, NU, Muhammadiyah dan PGRI dalam program POP yang dilaksanakan oleh kemendikbud merupakan protes ketiga organisasi ini untuk program ini. Dinilai program ini tidak efektif. Disinyalir akan menjadi polemic seperti Kartu Pra kerja yang secara daring dan tidak mengimbas apa apa kepada penerima programnya.

Fachry Ali pernah menyarankan pak Nadiem untuk belajar sejarah Indonesia saat nadiem mengatakan dalam wawancaranya dengan wartawan, saya memang tidak tahu masa lalu tapi saya tahu masa depan. Dan akhirnya ada polemic keberadaan program POP ini dengan keluarnya tiga organisasi besar yang telah ada sejak zaman Indonesia belum merdeka. Disinilah yang diamati sekarang perkataan Nadiem ini terbukti, beliau tidak paham dengan sejarah Pendidikan Indonesia. Sedangkan memiliki pemahaman tentang bagaimana Pendidikan bangsa Indonesia adalah sarana untuk menguatkan karakter bangsa ini supaya tidak tercerabut dari akar budaya bangsa Indonesia.

Thesis Alvin Toffler dari bukunya Future Shock bahwa  pemimpin masa depan akan bergeser dari aktivis ke millennial. Nadiem makarim inilah salah satu buktinya. Meskipun masih banyak orang aktivis yang tetap memegang idealitasnya. Ada ataupun tidak program program pemerintah akan terus melaksanakan fungsinya sebagai pembelajar dan pendidik.


2 komentar:

  1. Semoga Alloh memberikan hikmah yang luar biasad dibalik sejarah pelaksanaan haji dlm musim pandemi ini, dan menggolongkan kita dlm kelompok orang yang mampu dan dianugerahi kemampuan dlm melaksanakan ibadah haji dan ziarohnNabiyulloh dateng Rosululloh SAW. Amiin.
    Tulisan yang aptudit b. Etik

    BalasHapus

Featured Post

RESENSI (Pesantren, Kampus Islam dan Moderasi beragama)

  Pesantren, Kampus Islam dan Moderasi beragama Karya Ngainun Naim, Abad Badruzzaman Halaman 288 + vi diterbitkan oleh Akademia Pustak...