RESENSI (Pesantren, Kampus Islam dan Moderasi beragama)

 


Pesantren, Kampus Islam dan Moderasi beragama

Karya Ngainun Naim, Abad Badruzzaman

Halaman 288 + vi diterbitkan oleh Akademia Pustaka

Begawan literasi di UIN SATU Tulungagung menghadiahkan buku ini pada resensator dengan catatan tulis tangan yang indah berisi tulisan adalah produk intelektual yang perlu di rawat dengan sepenuh jiwa. Sebuah kalimat yang mendalam untuk yang mampu menumbuhkan motivasi yang mendalam untuk menekuni dunia sepi membuahkan tulisan.  

Penulis buku moderasi beragama yang di tulis secara duet oleh master di bidang metodologi Islam dan kelimuan tafsir hadis dan ilmu Al Qur’an, para professor ini menyoroti keberadaan Islam, pesantren dan karakter muslim dengan moderasi beragama.

Isi Buku Terdiri dari 5 bab yang dimulai dengan pesantren dan dialetika sosial budaya, moderasi beragama sebuah tinjauan umum, pesantren dan perguruan tinggi serta moderasi beragama kebijakan, strategi dan implementasi. Pemembahasan mulai aspek berbeda dari pendidikan Islam, mulai dari sejarah dan perkembangan pesantren dan kampus Islam, hingga peran mereka dalam mendorong sikap moderat di kalangan umat Islam. Penulis menekankan pentingnya pesantren dan kampus Islam dalam mengajarkan nilai-nilai toleransi, dialog antaragama, dan pemahaman Islam yang inklusif.

Ngainun Naim dan Abad Badruzzaman juga mengangkat bagaimana pesantren dan kampus Islam dapat menjadi benteng bagi pengembangan moderasi beragama, terutama di tengah tantangan radikalisme dan ekstremisme yang semakin meningkat. Buku ini tidak hanya memberikan pandangan teoretis, tetapi juga menyajikan studi kasus dan pengalaman nyata dari berbagai pesantren dan kampus Islam di Indonesia.

Keunggulan Salah satu keunggulan buku ini adalah pendekatan multidisiplinernya yang menggabungkan kajian sejarah, pendidikan, dan sosiologi untuk memberikan gambaran yang komprehensif tentang peran pendidikan Islam dalam moderasi beragama. Selain itu, penulis menggunakan bahasa yang mudah dipahami, sehingga buku ini cocok untuk pembaca dari berbagai kalangan, termasuk akademisi, mahasiswa, dan masyarakat umum.

Kelemahan, buku ini mungkin terasa kurang mendalam bagi pembaca yang mencari analisis lebih kritis atau solusi praktis terhadap masalah-masalah yang dibahas. Beberapa pembahasan mungkin terasa terlalu umum dan tidak memberikan panduan spesifik bagi institusi pendidikan Islam yang ingin mengimplementasikan konsep moderasi beragama.

Kesimpulan Secara keseluruhan, "Pesantren, Kampus Islam, dan Moderasi Beragama" adalah buku yang relevan dan penting untuk dibaca oleh mereka yang tertarik pada pendidikan Islam dan upaya-upaya dalam mendorong moderasi beragama. Buku ini menawarkan wawasan berharga tentang peran institusi pendidikan Islam dalam membentuk sikap moderat dan mendorong harmoni di tengah keragaman masyarakat Indonesia.

Kail Atau Ikan?



Menjadi pendidik seringkali dihadapkan kepada anak anak yang beragam. Dari berbagai latar belakang keluarga yang tidak sama. Masuk ke sekolah mereka dihadapkan dengan peraturan yang sama. Maka reaksi yang terjadi juga beragam. Menerima dan melaksanakan dengan patuh, tapi tidak sedikit pula yang memberontak baik dengan diam diam maupun terang terangan. 

Kondisi kesiapan mental anak didik untuk belajar merupakan hal utama yang harus disiapkan baik oleh orang tua maupun guru. Ada banyak siswa yang merasa sekolah hanya membelenggu kebebasan mereka, sangat bahagia kalau jam kosong atau pulang pagi karena gurunya sedang rapat dinas. 

Sering saya mengelus dada apabila remaja awal ini sedang dalam keadaan tidak baik baik saja. Terlambat datang ke sekolah dengan alasan mereka bangun kesiangan. Mata mereka memerah tanda telat tidur. bahkan beberapa sudah terlihat matanya tidak normal. 

Sesungguhnya tidak ada orang tua yang mau anaknya sengsara. Semua orang tua menginginkan anaknya enak dan sukses, ini yang terkadang menjadi pola asuh yang salah. Bukannya memberi pengalaman berharga untuk bekal hidupnya.

kata pepatah dahulu berilah kail untuk anakmu jangan kau beri ikan. maknanya adalah memberikan pancingan untuk bisa belajar survive dalam kehidupan, yang terjadi kebanyakan sekarang orang tua lebih memberikan fasilitas maupun perlakuan yang membuat anak tidak bisa belajar bertahan menghadapi beban hidup mereka. 

Hebohnya Uji Kompetensi Guru

 


Pernik naik pangkat untuk ASN sekarang di tambah lagi dengan Uji Kompetensi. Dulu belum ada ujian-ujian seperti ini. Saya masuk dalam peserta uji kompetensi untuk naik tingkat dari guru muda ke guru madya. Dari portal kemdikbud yang terintegrasi dengan SIMPKB dari aplikasi simpatika kemenag. Kami bisa masuk ke SIMUKKJ.

Ada beberapa tahapan yang harus kami lakukan untuk sampai pada ujian hari ini 27/8/2024. Mulai proses pengajuan berkas, verval berkas, uji kompetensi dan hasil uji kompetensi. Banyak dari kami ASN yang merasa ribet dengan penyiapan berkas berkas. Beberapa menginjak usia yang tidak muda lagi sehingga untuk masuk ke portal, scan berkas dan mengunggahnya.  

Terhitung mulai bulan Juli kami disibukkan dengan penyiapan berkas. Grup grup ASN berisik dengan beberapa pertanyaan. Bagaimana cara masuknya, bagaimana kalau ada kekurangan berkas, bagaimana kalau ini dan itu banyak lagi yang dipertanyakan. Termasuk saya sendiri juga agak ribet di tengah tengah proses menata dan mengelola sekolahan menghadapi siswa baru. Saya agak kesulitan membagi waktu untuk menyempatkan menangani kepentingan pribadi.

Belum lagi berkas yang ketlisut harus mencari kemana-mana. Terutama berkas SK guru pertama dan SK jabatan Fungsional. Karena SK ini sering tidak dipakai, ketika diperlukan maka harus membuka berkas yang tertimbun lama.

Tahap selanjutnya adalah verval berkas. Dilakukan oleh pihak Kemenag dan pihak kemdikbud. Sekali lagi di grup berisik karena waktu yang diinfokan dan waktu pengumuman berkas di terima atau di tolak tidak sama. Waktu pengumuman sangat terlambat, sehingga banyak yang panik bisa apa tidak mengikuti ujian ini.

Baru di tengah bulan Agustus saat membuka portal https://ujikompetensi.simpkb.id/ kami menerima pemberitahuan pengumuman ujian. Waktu dan tempat untuk ujian. Yang dikatakan TUK (Titik Ujian Kompetensi) ditentukan oleh kemenag kabupaten. Dipusatkan di MTsN 1 Tulungagung kami sebanyak kurang lebih 150 orang mengikuti ujian ini dengan harap harap cemas.

Tanggal 27 Agustus 2024 jam 13.00 – 15.00 Uji Kompetensi dimulai. Ada celotehan dari beberapa orang dengan sumir. Koq mau maunya mau naik tingkat wong naik tingkat ke golongan lebih tinggi berarti pajaknya lebih banyak.

Ada 68 soal yang terdiri dari manjerial, sosio kultural dan teknis. Mengacu kepada kurikulum merdeka dan pengimplementasian profil pelajar Pancasila. Kami serius sekali di sejam yang pertama tapi setelah ujian berlangsung sejam mulai ada gerakan dari tubuh maupun mulut peserta. Akhirnya pecah canda dan tawa dengan berbagai versi. ditambah 12 item untuk studi kasus yang harus dikerjakan sebagai pengganti wawancara.  Alhamdulillah kami bisa menyelesaikan semua soal dengan tepat waktu. Semoga hasilnya juga memuaskan dan sesuai ekspektasi.

More reaction, more tear more fear




Sebagai orang tua kita perlu belajar bagaimana memberikan respon terhadap si kecil yang sedang tumbuh kembang. Saya pernah mempraktekkan kekuatan respon ini terhadap mental anak. 

Anak saya pernah terjatuh, tidak sengaja neneknya berteriak dan berkata "ya Allah... Kamu tidak apa apa nak... Mana yang sakit??" didekati dengan tergopoh gopoh dan muka yang cemas dari neneknya. Alhasil si kecil menangis dengan keras. 

Saya sangat maklum dengan seorang nenek yang menginginkan cucunya aman dan tidak terjadi apa apa. Saya coba untuk berkomunikasi dengan beliau lain kali kalau ada kejadian anak jatuh dari karena belajar berjalan atau belajar naik sepeda untuk tidak memasang muka cemas, dan menanggapi dengan sewajarnya saja. 

Di lain waktu anak saya terjatuh karena melompat lompat di kamar tidur, jatuhnya ke lantai karena kakinya terpeleset pinggir ranjang. Dengan tenang sang nenek mendekati dan mengatakan "gak papa kan... Ayo bangun..". Alhasil anak yang mau menangis tidak jadi. Dia tidak menangis karena respon dari lingkungan disekitarnya tidak memanjakannya. 

Kekuatan reaksi/respon yang berlebihan akan membuahkan ekses yang lebih mengerikan. Sama sama jatuh atau terbentur pintu, dengan respon yang berlebihan membuat anak lebih keras menangis dan ketakutan dan cemas.

Maka lebih baik kita sebagai orang tua juga belajar bagaimana memanaj hati untuk menguatkan diri dan tidak memperlihatkan kecemasan kita terhadap sesuatu yang terjadi pada anak atau pasangan kita. 

Itu akan lebih membawa pengaruh positif untuk keluar dari masalah daripada merespon secara berlebihan. 



Kompetensi Kepala Madrasah yang Sering Terlupa

 


Apa yang terlintas di pikiran saat membaca kata kewirausahaan. Ada tiga jawaban teratas saat penulis dengar dari jawaban peserta DDTK penguatan kepala madrasah kewirausahaan terkait bisnis, untung rugi, koperasi sekolah. 

Sebenarnya kewirausahaan kepala sekolah tidak melulu diartikan dengan tendensi dengan bisnis. Kewirausahaan menurut Soeharto Prawiro merupakan suatu nilai yang dibutuhkan untuk memulai usaha dan mengembangkan usaha Kewirausahaan kepala madrasah adalah suatu sikap jiwa dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang sangat bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain. 

Dari berbagai sumber wirausaha juga diartikan sebagai sikap mental dan jiwa yang selalu aktif dan kreatif atau berdaya, bercipta, berkarya dan bersajaya dalam rangka mengingkatkan pendapatan dalam kegiatan usahanya. Kewirausahaan menjadi salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala madrasah selain 4 kompetensi lainnya sesuai yang termaktub dalam regulasi pemerintah, yakni Permendikbud no 13 tahun 2007. Sedangkan kewirausahaan diregulasikan oleh Permenag No 58 tahun 2017 diperbaharui nomor 24 tahun 2018. 

Tantangan yang dihadapi kepala dalam mengembangkan madrasah sebagai berikut: 

Pertama Pergesaran budaya anak anak lebih suka K pop dari pada budaya ketimuran. Ketertarikan anak atas budaya luar, sangat besar dibandingkan dengan budaya barat. Kedua Tantangan tekhnologi penggunaannya pada kegiatan yang produktif, mengakses media sosial belum diintegrasikan pada media pembelajaran. Tekhnologi untuk mempublikasikan mempromosikan kegiatan di medsos untuk menjangkau lebih luas.  Ketiga Tantangan selanjutnya adalah Lost generation, saat pandemi Covid melanda banyak murid yang lack dan tidak mampu menyesuaikan gaya belajar melalui daring sehingga  tekhnologi yang dijadikan untuk pembelajaran, menghambat mereka mendapat ilmu dengan maksimal 

Selain itu penggunaan sumber belajar melalui tekhnologi ini mengakibatkan hilangnya karakter. Pendidikan karakter lemah saat tidak terjadi pertemuan antara siswa dan guru secara langsung. Karena pendidikan karakter harus dilewatkan dari suri tauladan dan ulang-ulang. 

Ada 4 kriteria Profil kepala madrasah menuju kepada kewirausahaan kepala madrasah.

1. Memiliki kompetensi unggul dalam menjalankan profesinya

Hari ini yang sedang kita didik adalah anak anak generasi Z dan Generasi Alpha. Sedangkan pendidiknya adalah generasi X dan generasi Milenial. Perlu jiwa-jiwa kewirusahaan, inovasi, kerja keras kreatif untuk menghadapi tantangan dalam pengembangan madrasah.Tidak hanya kegiatan belajar mengajarnya.

2. Memiliki karakter SDM abad 21

Kepala madrasah harus memiliki ketrampilan Abad 21 diantaranya adalah berfikir kritis, berkolaborasi, kreatif inovatif dan komunikatif. 

3. Sejahtera professional dan mulia

Tujuan semua orang saat bekerja adalah sejahtera, kepala madrasah juga harus professional bekerja sesuai tupoksi. 

4. Tanggap dan cepat mengikuti perubahan jaman 

Di era 4.0 ada disrupsi technology yang diartikan sebagai pergerseran fundamental aktifitas masyarakat, dari aktifitas nyata menuju aktivitas digital yang sifatnya cenderung maya. Ketrampilan digital harus di kuasai oleh kepala madrasah. 


Saat inipun sulit untuk mengatakan jiwa Kewirausahaan kepala madrasah berkembang, karena paradigma yang dibangun masih belum komprehensif. ada 4 faktor penghambat berkembangnya kompetensi kewirausahaan kepala madrasah yakni:

1. Belum banyak Inovasi yang berguna bagi perkembangan madrasah

2. Belum Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah sebagai organisasi pembelajar yang efektif. kita tahu bahwa Perancangan strategi dalam membangun budaya kerja keras dan penerapannya, serta etos kerja akan mencapai keberhasilan.

3. Belum Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin. Motivasu adalah bahan bakar untuk sukses, melakukan upaya positif untuk mencapai target.

4. Gampang menyerah dan dalam menghadapi kendala yang dihadapi


Sistem Zonasi (keinginan) memeratakan Mutu Pendidikan di Indonesia


Bulan Juni adalah bulan yang menghantui para orang tua yang putra putrinya sudah menginjak kelas 6, dan kelas 9. Tahun tahun lalu Mencari sekolah terbaik untuk anaknya sesuai NUN yang diperoleh. Anak bisa mencari sekolah yang dia inginkan berdasar Nilai Akhir. Namun situasi ini berubah saat diundangkan Permendikbud No 14 tahun 2018, No 51 tahun 2018, No 20 tahun 2019 dan no 44 tahun 2019. 

Tujuan Utama Zonasi adalah meningkatkan akses pemerataan pendidikan, mengurangi ketimpangan antar sekolah, mengurangi kemacetan dan meningkatkan keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak. 

Dengan sistem Zonasi yang mewajibkan sekolah dapat menerima siswa yang berdomisili di sekitar sekolah dalam radius zona tersebut 90 % dari daya tampung, selebihnya jalur prestasi dan perpindahan orang tua wali. 

Sistem ini menuai pro dan kontra, bagi yang berada dalam zona sekolah favorit tentu saja mereka gembira, dengan kuota yang sangat terbuka lebar untuk menyekolahkan anaknya ke sekolah impian, dan tidak perlu lagi berkompetisi terutama dengan nilai. 

Yang kontra terhadap kebijakan sistem zonasi ini tentu saja tidak sedikit. Opini yang berkembang adalah siswa yang memiliki kualitas baik kesulitan dalam mendaftarkan ke sekolah yang lebih unggul hanya karena jarak rumahnya jauh. Sedangkan sekolah yang berada di dekat dia belum tentu bisa memgembangkan kualitas anak tersebut.

Ada juga fakta tentang manipulasi alamat. Demi sang anak bisa bersekolah yang diinginkan, mereka memanipulasi alamat tempat tinggal. Ini akhirnya yang mengakibatkan deviasi dari tujuan utama dari sistem zonasi itu sendiri. 

Sekarang, Setelah berapa tahun zonasi di terapkan, dirasa oleh banyak fihak masih belum sesuai dengan tujuan awalnya. Di Sekolah, hampir setiap sekolah mendapatkan input siswa dengan prestasi beragam. terdapat Sekolah-sekolah yang terletak diperbatasan kabupaten dengan sekolah swasta terutama kurang mendapat prioritas. 

Selain itu, pembelajaran di kelas dengan siswa kategori berprestasi dicampur dengan siswa yang tertinggal dalam belajar terjadi gap yang cukup jauh. Siswa yang kurang serius belajar memiliki semangat belajar yang rendah. 

Sepengetahuan Penulis apabila anak kurang memiliki keseriusan dalam belajar mereka acapkali tidak membawa buku paket, berpakaian tidak lengkap, mengantuk ketika diajar, beberapa kali meninggalkan jam pelajaran tanpa keterangan, hingga beberapa kali bolos sekolah.

Dari pihak gurupun gap motivasi terjadi guru lebih semangat mengajar pada kelas unggulan daripada kelas biasa. Inilah potret zonasi yang sekarang terjadi di sekeliling kita. ***


Branding Sekolah di era Kurikulum Merdeka

 


Dalam era Kurikulum Merdeka, sekolah dihadapkan pada tantangan dan peluang baru dalam menciptakan identitas dan brand yang kuat. Kurikulum Merdeka menekankan pada kebebasan dalam menentukan cara belajar dan berfokus pada pengembangan karakter serta keterampilan abad ke-21. Branding sekolah yang efektif adalah kunci untuk menarik perhatian siswa, orang tua, dan masyarakat luas serta mendukung implementasi kurikulum yang inovatif ini.

Dalam menginternalisasi kurikulum Merdeka di sekolah/madrasah diperlukan mindset yang terbarukan. Pendidik dan pengelola Pendidikan harus menyamakan persepsi, memahami secara detil implementasi kurikulum ini. Meliputi ; Tata kelola ruangan kelas yang bernuansa surga bagi anak; Tata kelola perangkat pembelajaran yang akomodatif dan praktis; 

Tata kelola target capaian jelas dan terukur;Tata kelola KBM abad 21; Tata kelola administrasi/ super filing system; Tata kelola kegiatan ber SOP; Tata kelola model pembelajaran (Mindmapping, Projects Based, Drilling HOTS, Evaluation); Tata kelola sarana prasarana dengan identifikasi, klasifikasi، labelisasi; Tata kelola Alat Penunjang Pembelajaran  inovatif; 

Tata kelola digital support; Tata kelola penguatan karakter pelajar Pancasila; Tata kelola komunikasi dan kolaborasi efektif dengan orang tua; Tata kelola portofolio murid (Cover, kata pengantar, daftar isi, bab-bab ( berisi 6 aspek perkembangan anak plus dokumen profil pelajar); 

Tata kelola pengembangan bahan ajar &  projects hasil belajar peserta didik; Tata Kelola asesmen dan evaluasi hasil belajar anak; Tata kelola pelaporan hasil belajar peserta didik dengan model SLC (Student Led Conference) model rapotan terbaru yakni anak mempresentasikan pengalaman belajar dan bermainnya di hadapan orang tua masing-masing dengan menggunakan portofolio)

Didalam kurikulum Merdeka pembelajaran yang dikembangkan adalah Pendidikan karakter, kompetensi dan ketrampilan praktis. Di sini sekolah diberikan kebebasan untuk menyesuaikan metode pengajaran sesuai dengan kebutuhan siswa dan Masyarakat sekitar.

Kepala sekolah sebagai top manager perlu mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki sekolahnya untuk bisa menentukan strategi branding madrasah. Karena strategi ini akan menjadi ujung tombak maju mundurnya sekolah/madrasah.

Strategi branding bisa diawali dengan penetapan visi misi, pengembangan identitas, slogan, strategi komunikasi sekolah dengan Masyarakat melalui media baik media fisik maupun online. Keterlibatan komunitas komunitas yang diharapkan bisa bersinergi dengan semangat visi misi yang terkandung dan kegiatan sekolah yang melibatkan walimurid dalam event-event tertentu. Serta Implementasi dan evaluasi serta perbaikan dan tindak lanjut strategi.

Caring for Palestinian Muslim




Assalamu’alaikum wr. wb

First of all, let give thanks Unto Allah SWT who has been giving us countless blessings, especially the blessings of faith and Islam as well as physical health so we can still carry out activities in pursuing the path of piety.

Blessings and greetings may always be bestowed on the prophet Muhammad SAW,  the best creature that we always make as a role model in every step of the way. May Blessings and Greetings also be upon him and his family, friends and also for us until the end of time.

At the Moment, I want to deliver my speech about Caring for Palestinian Muslim in front of you all.  

Guys, Don’t you realize, Every war leave pain. Palestine against Israel for example. Moreover, the war taking place in the Gaza Strip between Israel and Palestine. This war from 1948 until now is still ongoing. Nearly 75 years of war raged in Gaza. Countless lives have been lost. There are also quite a few losses in infrastructure damage due to Israel's seizure of territory to occupy Palestinian land.

The pain experienced by civilians who are victims of war. Losing family, father, mother, children, siblings. Palestinian Muslims are being massacred every minute by Israeli Zionists invase the Palestinian land.

The deep sorrow experienced by Palestinian children is unspeakable. They live in the shadow of hunger, death before your eyes. They live in fear of being bombarded. There is no Children going to school, today they are alive, but tonight they will not necessarily die as a result of attacks by invaders.

Even in the famous lyrics, Palestinian children sing the song "atuna tufuli" which means give me back my childhood. A cheerful period that should be learning and playing. They lost it all.

Dear young generation

The conflict between Israeli and Palestinian society has given rise to various views and opinions. Since the beginning of the conflict, the victims of the conflict were not only limited to the military, but many civilians also became victims as a result of this conflict. As many as 32% of Israeli Jews support Palestinian independence by dividing the territory along ideological lines. However, there are also many people who support maintaining the status quo.

We know that in Palestine there is a very famous and very historic site for the development of Muslims, namely the Al-Aqsa Mosque. Now Palestinian Muslims are not allowed to worship there.

 

As a form of caring for Palestinian Muslims, It is clear in the Qur'an, Surah Ali Imron verse 103, it is explained:

 “And hold firmly together to the rope of Allah1 and do not be divided. Remember Allah's favor upon you when you were enemies, then He united your hearts, so you—by His grace—became brothers”

And what should we do As a form of caring for Palestinian Muslims in the real life ?

1. We must hold fast to the rope of Allah and do not become separated. Muslims must be united.

2. Don't stop praying for your Palestinian Muslim brothers, they are our brothers

3. Set aside some of our fortune to donate to them

4. As millennial Muslims, we can also move through social media to call for our support for Palestinian Muslims. #IStandWithPalestine

 Ladies and Gentlemen

The Palestinian flag is prohibited from being flown in their own country, now with Allah's permission it is flying all over the world. Palestine has become a world issue for their independence.

In conclusion, caring about Palestinian Muslims is caring about human rights to life and freedom. Caring for Palestinian Muslims is caring for humanity and justice.

May we always receive guidance from Allah so that in this life we live according to His guidelines.

I think that's all my speech. I hope it is useful for you all. I am sorry for any words or behavior that unpleasing your heart. Thank you very much for the occasion and your kind attention.

Wassalamu’alaikum wr. wb

Pantai Pantai Indah di Kabupaten Blitar



Beberapa waktu ini saya  tergila gila dengan pantai yang ada di Blitar. Selain jarak tempuh yang relatif cepat, hanya memakan waktu 1 jam dari rumah, ternyata pantai-pantai di sepanjang Jalur Lintas Selatan Blitar ini sungguh indah dan menawan. 

Liburan sekolah anak-anak merupakan waktu yang pas untuk bertamasya ke beberapa tempat yang dianggap Indah dan rekreatif, dan kami memilih beberapa pantai untuk di kunjungi bersama keluarga. Dengan berbekal rasa ingin tahu akan keindahan pantai yang kami lihat dari tik tok yang bersliweran di FYP saya, dan berbekal penunjuk arah sang raja peta "google map" kami menelusur pantai di daerah Blitar Selatan. 

Sebelum berkeluarga saya adalah orang yang tidak pernah keluar untuk jalan-jalan. Lebih banyak menghabiskan waktu untuk bekerja dan berorganisasi. Kalaupun bisa jalan ke beberapa tempat itu adalah bonus perjalanan ke daerah lain sekaligus hunting beberapa tempat bagus untuk makan atau sekedar foto-foto. Barulah setelah menikah dan punya anak kegiatan jalan-jalan seakan menjadi kewajiban untuk menghilangkan stress. 

Blitar selatan memiliki Pantai Tambak yang sudah terkenal. Sebelum adanya pembukaan jalan baru di jalur selatan yang di kenal dengan JLS. Tambaklah center spot untuk tempat rekreasi masyarakat Blitar dan sekitar yang paling terkenal. Saat ada upacara larung sesaji di bulan Muharram/Suro. Tak jarang jalanan macet berpuluh puluh kilo menuju pantai ini. Banyak pula yang motor matic macet dan rusak terbakar ngerem terlalu lama. 

Di tambak juga banyak warung makan yang menawarkan menu khas pantai, udang-cumi dan ikan tuna bakar. Serta pasar ikan yang menyediakan ikan asap yang murah dan enak. Beberapa kali saya bersama keluarga atau bersama teman-teman mengunjungi tempat ini sekedar mencuri waktu  saat istirahat sekolah. Dan pulang dengan membawa olahan laut yang kami sukai. 


Pantai Serit 



Pantai ini terletak di sebelah timur pantai tambah kurang lebih 7 km. Akses jalan menuju kesana sudah mudah dengan beraspal sampai bibir pantai. masuk ke pantai ini perorang di kenai karcis Rp. 10.000,- dan per kendaraan roda 4 dibanderol tarif Rp. 10.000,-. 

Pantai berpasir putih bercampur butiran pasir hitam dan ada kerikil kerikil putih kecil. Pantai Serit sendiri memiliki nama asli pantai tetor, saya mencari dari berbagai sumber blog, nama pantai tetor dikenal sejak zaman mataram zaman kerajaan hayam wuruk. dinamakan tetor karena bertemunya sungai dan laut. Sejak dibuat pemukiman karena prabu hayamwuruk bertapa disitu digantilah nama tetor menjadi Serit. 

Pantai serit memiliki view yang indah sekali, garis pantai yang membentang panjang dan di sebelah barat pertemuan sungai dan laut menambah indah pantai ini. Ada persewaan perahu untuk bisa melihat lihat muara sungai. 

Pantai ini memiliki tiupan angin yang lumayan besar, sehingga kalian yang sering masuk angin jangan lama lama karena bisa masuk angin. Fasilitas umum yang ada di pantai ini mulai di benahi, seperti toilet, lokalisir pedagang disekitar pantai tersebut. Tak jarang pantai ini didatangi turis mancanegara. mereka mengatakan pantai ini tidak kalah indah dengan pantai kuta, namun masih minim fasilitas surving dan tenning. 


Pantai Pudak 






Sebelah barat Pantai Serit Ada pantai Pudak. Menuju ke pantai pudak ini membutuhkan effort yang lumayan tinggi, jalan naik yang terjal dengan jalan beruas hanya cukup ban mobil kiri dan kanan serta harus antri, apabila ada mobil yang keluar pantai, maka kita membutuhkan waktu 15 menit untuk menunggu mobil itu sampai jalan raya, baru gantian kita yang naik menuju pantai pudak ini. 

Saat sudah dipanti ini dijamin kita enggan untuk pulang. Pasirnya yang lembut dan putih, viewnya yang indah, tempat duduk dibawah pohon nipah yang sejuk membuat wisatawan benar benar betah dan berlama disana, setiap spot pantai ini indah dan menawan untuk difoto maupun selfie.

Apalagi di atas bukit ada cafe dinamai songgolangit, disana kita bisa melihat karang berjumlah 3 bak pulau kecil di raja ampat. Lengkaplah keindahan pantai ini dari atas. 

Tiket masukpun sama dengan di Pantai Serit. per orang Rp. 10.000 dan per kendaraan roda 4 Rp. 10.000, sedangkan roda 2 Rp. 5.000,-


Pantai Jebring

Kami tak sempat sampai bibir pantai karena jalanan yang sangat menantang. belum aspal dan hanya setapak. diatas bukit kami memutuskan balik kanan, karena takut mobil kami terkena tonggak tajam dijalan setapak yang tidak beraspal. 

Tapi kami masih sangat penasaran dengan pantai ini, pastinya pantainya masih alami karena tidak banyak dijamah oleh orang. Pohon-pohon langka yang tidak pernah kami lihat di dataran rendah dan pantai yang lain sepertinya masih tumbuh disini. 

Selain pantai ini ada pantai Banteng mati, pantai Serang pantai Pasur dan lain-lain yang pasti indah bagi yang menyukai panorama pantai. Bukan tidak mungkin di pantai ini nanti menjadi destinasi wisata yang ramai. ***



Influencer Moderasi



Sambutan dari Prof. Suyitno, Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Republik Indonesia pada penutupan Pelatihan Penggerak Penguatan Moderasi Beragama di Kantor kementerian Agama Kabupaten Tulungagung yang diikuti 30 peserta selama sepuluh menit sangat berharga bagi kami. 

Betapa tidak waktu yang sebentar tapi yang diuraikan isinya daging semua. Prof. Yitno  merupakan orang yang super sibuk. Kami sangat bersyukur bisa bersua beliau di Pelatihan Penggerak Moderasi Beragama ini. tidak lebih dari 10  menit sambutan beliau dan kami benar benar terkesan dengan petuah beliau. 

Penggerak moderasi beragama yang dilatihkan hari ini bukan apa apa kalau yang dinamakan kader yang hari ini dilatih tidak bergerak. Diharapkan seluruh peserta pelatihan move dan menjadi influence ke milleau sekitar. Bila berada di lingkup pendidikan maka menjadi influencer moderasi di lingkup madrasah. 

Prof. Suyitno mengingatkan betapa pentingnya  menjadi guru, kepala sekolah apalagi, mereka adalah guru yang memiliki tugas tambahan. Karena itu guru adalah model of model. Mursyid ala mursyid. Guru merupakan pusatnya kurikulum. Kurikulum adalah Tools/Alat/ Instrumen yang tergantung siapa yang menjalankan. The Real Curriculum is the teacher. 

Saat guru dan kepala madrasah tidak menjalankan fungsi dan tugasnya maka alamat gagalnya kurikulum. Demikian juga moderasi beragama diharapkan diinsersikan didalam pembelajaran dan karakter oleh guru di Madrasah. sehingga cara pandang cara sikap dan perilaku beragama yang dianut dan dipraktekkan oleh pendudukan Indonesia. 

Yang menjadi catatan besar adalah Agama tidak perlu dimoderasi karena agama itu sendiri telah mengajarkan prinsip moderasi, keadilan dan keseimbangan. Jadi bukan agama yang harus dimoderasi, melainkan cara penganut agama dalam menjalankan agamanya itulah yang harus dimoderasi. Tidak ada agama yang mengajarkan ekstremitas, tapi tidak sedikit orang yang menjalankan ajaran agama berubah menjadi ekstrem.

Moderasi beragama akan berhasil dengan 9 indikator yang nampak yakni (1) Kemanusiaan, (2) Kemaslahatan Umum, (3) Adil, (4) Berimbang, (5) Taat Konstitusi, (6) Komitmen Kebangsaan, (7) Toleransi, (8) Anti Kekerasan, dan (9) Penghormatan kepada Tradisi,

Liburan Yukkk



Salah satu cara menghilangkan kejenuhan dalam bekerja adalah dengan berlibur. Setiap orang memiliki cara untuk berlibur. Mereka bisa mengisi liburan dengan mencari tempat tempat indah, di puncak gunung yang dingin, di pantai, ataupun dimana saja yang menurut mereka bisa meredakan capek dan mengubah mood menjadi baik lagi.

Indonesia menerapkan system tahun ajaran yang di mulai bulan Juli dan diakhiri pertengahan Juni tahun berikutnya. Tibalah saat yang di tunggu, liburan telah didepan mata, tentu saja sederet agenda untuk liburan telah menunggu untuk anak-anak maupun orang tua.

Menikmati liburan merupakaan bentuk penyeimbangan antara kerja dan beristirahat.  Libur diidentikkan dengan meletakkan pekerjaan menggantinya dengan hal lain yang bisa membuat rileks. Saat libur panjang dari pekerjaan atau sekolah rutin, maka sebisa mungkin semua bisa mengisinya dengan hal hal yang menyenangkan, baik untuk pribadi maupun keluarga.

Saya pribadi membagi liburan dengan dua hal pertama, mengunjungi  beberapa tempat yang telah saya rencanakan sebelumnya, bisa pantai, mall atau pegunungan atau nonton film. Kedua, Setelah libur saya membuat tulisan tentang pengalaman menarik mengenai tempat atau hal yang telah saya kunjungi.

Kenapa harus di tulis? Bukan tujuan untuk pamer telah melakukan perjalanan kemana-kemana. Saya terkesan dengan Gol A Gong penulis buku dan influencer, dia mengajak kolega yang mau menulis jalan-jalan dan menuangkan dalam sebuah karya tulis. Hal ini lebih mudah daripada menulis hanya dengan mengangan-angan saja. 

Tak jarang Gol A Gong mengajak peserta menulisnya ke luar negeri. pengalaman mereka bahkan bisa abadikan dalam sebuah buku. Inspirasi inilah yang membuat saya menginginkan mengabadikan tulisan saat liburan. dan menuangkan tulisan menjadi artikel yang berirama menurut saya liburan tersendiri. 


Self Love

 

Minggu ku, karena hari libur menggelayut seluruh kemalasan ke tubuh ini. Beranjak dari tempat tidur saja saya lakukan dengan segala keterpaksaan. Kalau tidak karena kewajiban untuk sholat subuh, saya pasti menetapkan hati untuk tetap berada di peraduan.

Rindu sepertinya dengan menghentikan aktivitas keseharian, keinginan untuk bercengkrama dengan kasur beserta kerabatnya sangatlah besar. Ragaku seakan meminta haknya untuk istirahat lebih lama setelah berderet-deret aktivitas yang dikerjakan selama hari kerja, bahkan melebihi jam untuk normalnya bekerja. pulang malam masih ditambah dengan aktivitas lain.

Status orang yang mengatakan “HAYATI LELAH” itulah yang Sekarang saya rasakan. Saya pengin minggu ini menjadi “me time” untuk meredam segala kelelahan dan menambal semangat untuk hari esok. Menemukan kembali “ghirah” bekerja dengan menemukan “self love” ku.

Menemukan Self love bagi saya sebagai seorang perempuan bukan hanya sekedar bersolek, memakai baju yang cantik yang worth buat saya, namun juga mendapat energi positif dengan keriangan diri, bebas melakukan hal yang ingin saya lakukan.

Agak siang saya beranjak ke halaman belakang, seminggu ini halaman belakang ada beberapa kolam yang direnovasi, disampingnya ditumbuhi jambu yang mulai rindang sekarang ditambah tempat duduk dan lincak kecil untuk berbaring. Saya bawa beberapa camilan dan kopi, sambil menemani suami bekerja memperbaiki kolam,  saya menemukan kegiatan yang aku senangi seperti membuat tulisan receh seperti ini.

Kabel panjang saya bawa juga demi kelangsungan kehidupan baterei laptop. mulailah saya membuka laptop, selama dua jam tenggelam dalam kesyahduan lagu-lagu Shiela On 7, lagu yang menurutku masih sangat keren untuk dinikmati. Barulah setelah merasa cukup dengan bermanja diri dengan itu, saya mulai serius tenggelam dalam test TOEFL untuk kesekian kalinya. Tidak tahu mengapa tes ini sekarang menjadi hal yang saya suka dan menurut saya penting, demi menjaga keajegan mendengarkan bahasa native speaker dan mengutak atik grammar. 

Nuraniku berbisik.. Jangan khawatir sebentar lagi libur anak anak tiba. ikut liburan saja, jangan pedulikan pekerjaan, pekerjaan tidak akan ada selesainya. Namun pekerjaan akan selesai apabila kita mendelegasikannya. 



Seleksi Alam

 


Membesarkan anak di usia remaja bukanlah hal yang mudah. Mereka telah memiliki ego dan memiliki dunia mereka sendiiri. Mereka mengeksplorasi hal hal baru dalam hidupnya. Butuh berbagai pemahaman dan pengertian dalam membawa mereka keluar dimasa pemberontakan (trotz) ini menuju ke jalan  yang benar.

Dulu masih tidak banyak pengaruh banjir informasi seperti era kekinian yang penuh kebebasan akes apapun. dengan HP di tangan mereka, mereka bisa mencari apa saja di mesin pencari. Mereka melihat hal hal yang baru secara bebas. Yang paling tragis dikala mereka masih belum punya control terhadap apa yang boleh dilihat dan apa yang tidak diperbolehkan.

Sebagai pendidik pun saya megalami pengalaman berharga mendampingi anak anak di masa remaja awal ini. Dan sayapun mengalami kesulitan membimbing mengarahkan mereka. Derasnya informasi membuat jiwa mereka meronta ronta apabila di nasehati, merasa paling benar dan merasa paling tahu tentang diri mereka sendiri. Diantara mereka banyak yang mulai mengintip video dewasa yang belum layak mereka tonton.

Kemungkinan mereka tidak sadar, bahwa Jiwa mereka yang ingintahu, terkadang menjerumuskan mereka ke jurang kerusakan mental. Hal hal porno yang mereka lihat membuat mental mereka mejadi tidak sehat. Tidak memiliki focus kepada pembelajaran. Dan membuat malas sekolah.

Prihatin sekali apabila tidak hanya sekedar melihat, namun mereka juga mencoba hal yang tidak baik. Seleksi alam itulah kata guru saya saat SMA. Ibaratkan pohon kelapa. Buahnya bisa jatuh saat masih menjadi bunga, bluluk ataupun masih degan. Ada yang masih semrondeng dan ada yang sudah bersantan. Bahkan ada yang sudah memiliki bakal tunas masih kuat menempel di dahan kelapa.

Kemenkes telah merilis bahwa 94 % siswa rentang 12-22 tahun pernah mengakses konten porno. Dan sama halnya dengan narkoba bahwa pornografi menimbulkan efek ingin melihat lagi dan lagi / kecanduan. Dan dalam penelitian juga kecanduan pornografi ini mengakibatkan kerusakan otak yang cukup serius. Otak yang dinamakan pre frontal corteks, adalah bagian menata emosi, konsentrasi dan bernalar kritis berperilaku sosial akan rusak di rusak oleh pornografi.

Anak anak akhirnya tidak memiliki gairah dalam belajar, sulit berkonsentrasi,  malas belajar, introvert. Mereka banyak mengindari kontak mata saat diajak komunikasi. Dan itu yang pernah saya rasakan dibeberapa anak didik saya. Saya miris dan sedih dengan kondisi anak-anak ini.

Prefentif kami dalam mengelola anak di sekolah adalah kami memberikan anak2 kegiatan fisik lebih banyak. Memberi mereka pemahaman tentang dosa mendekati zina. Memperbanyak kegiatan ibadah wajib dan sunnah di sekolah. Praktik pengajaran akan bisa berhasil apabila ditopang dengan dukungan keluarga dan Masyarakat. Dan semoga orang tua di rumah juga tidak henti hentinya memberikan bimbingan kepada anak anak mereka.

 

 

 

Sampah kering

 


Tumpukan masalah yang menggelayut di madrasah kami tidak sedikit. Stigma guru yang belum berkualitas, pembelajaran yang monoton, siswa malas diberi pelajaran. Guru yang tidak mau  berubah metode mengajar, sarana prasarana pembelajaran yang kurang memadai. Kelas yang panas. Terlebih lagi kondisi timpang diantara anak di asrama dan anak yang non asrama.

Fenomena anak tidak kerasan di sekolah. Sering mbolos di jam pelajaran juga sering jajan di luar sekolah lama, enggan masuk ke kelas. menjadi masalah lain yang perlu ditertibkan. Mereka nongkrong di tempat parkir. Tempat itu adalah tempat favorit siswa terutama siswa laki-laki. Bila pelajaran akan mulai guru harus berjalan mendatangi dan diberitahukan untuk masuk kelas.

Belum lagi cerita cinta yang mulai berkembang diantara anak2 masa trotz ini. Anak yang masih mencari jati diri dirusak dengan tayangan dewasa di gadget mereka. Pembicaraan mengenai beberapa isu artis ibukota juga mewarnai perilaku anak-anak. Trend baju dan dandanan artis dan selegram yang diikuti oleh anak-anak terkadang membuat kami selaku para guru mengelus dada. 

Selain itu, Ketidaksamaan visi dalam mengelola Pendidikan dari Kepala Madrasah, Wakil dan guru merupakan hal masalah lagi yang cukup membikin pusing. Saling menyalahkan metode masing masing guru. Ada yang menyalahkan metode ceramah guru sehingga anak mengantuk, ada guru yang genit dengan siswa, sehingga siswa ngelunjak. Ada yang hanya teriak-teriak dengan siswa dan diejek lirih oleh siswa guru koq gak kaya guru. Ada juga yang bisanya marah marah dengan guru dan siswa saja tanpa mengetahui kasus apa yang sebenarnya menimpa diri guru dan siswa sehingga dia telat atau ogah ogahan belajar. Ada guru yang juga merasa pembelajaran di kelasnya sudah sangat bagus dan siswa suka terhadap pembelajarannya.

Beberapa strategi sudah dibuat mulai dari keluar dengan memakai kartu, keluar /pulang harus bersih kelasnya. Jurnal dan absen yang setiap hari dikumpulkan, ditandatangikan ke kepala sekolah tiap setengah bulannya.

Mengikutkan guru dan siswa dalam ajang kompetisi akademik yang dibeberapa kompetisi ofline maupun online. Dan sebenarnya hasilnya juga lumayan. Banyak guru-guru kami ternyata berkualitas dari segi pengetahuan akademiknya.

Rancangan ke depan adalah pembelajaran blok sambil mengerahkan memaksimalkan bidang kewirausahaan dan tahfidz. Akankah berhasil karena belum dilakukan sudah dientahi dengan kalimat, ngajar dua jam Pelajaran saja anak ngantuk-ngantuk apalagi diajar sehari dengan Pelajaran yang sama.

 

Refresh Semangat

 

Menjadi bagian Aparatur Sipil Negara namun diperbantukan disekolah milik masyarakat dengan kata lain sekolah swasta adalah hal yang luar biasa menurut saya. Betapa tidak, saya sendiri berstatus PNS diantara 38 guru yang berstatus guru tetap Yayasan.

Saya setiap bulan digaji pemerintah dengan standar gaji yang telah ditetapkan perudang-undangan. Sedangkan teman teman saya, digaji menurut kemampuan Yayasan. Meski begitu, semangat perjuangan dari guru guru non PNS ini tidak kalah dengan kami yang PNS.

Mereka disiplin, berkomitmen dengan pekerjaan yang dibebankan kepada mereka dan penuh rasa tulus memberikan tarbiyah dan menjalankan pembiasaan pembiasan baik untuk siswa, meski banyak kegiatan yang tidak ada anggaran untuk menjalankannya.

Dengan begitu sayapun terbiasa dengan pola Ikhlas mereka. Berusaha mengelola madrasah yang berkesinambungan bersama mereka. Menata niat merupakan hal yang berkali-kali saya lakukan, karena itu semangat yang berkurang akan muncul lagi.

Lembaga tempat saya bernaung bukan lembaga yang besar, bukan pula lembaga yang memiliki kelebihan materi, sehingga banyak kendala yang muncul dari itu. Beban yang ditanggung semakin berat saat PPDB. Ibaratkan lomba berlari dengan kompetitor, mereka memiliki segala hal persiapan untuk berlari, sedang kita sepatu lari tidak punya, masih harus mengangkat beban saat berlari.

Namun saya yakin, kami tidak sendiri. Di kabupaten ini ratusan lembaga yang dikelola oleh Masyarakat memiliki problem yang sama. Itu yang membuat kami juga tidak patah arang dan mencoba melakukan hal yang terbaik yang bisa kami lakukan. Bukan semata mata karena ambisi pribadi, namun karena panggilan agama untuk tetap berjuang di jalan Allah. Memberi tarbiyah dan Pendidikan akhlak kepada anak-anak untuk kehidupan mereka yang lebih terarah menuju Rabb-nya.

Jejak Pergunu Menjemput Asa (2)

 



PC Pergunu Tulungagung dalam rangka Halal Bi Halal sowan ke Ketua Umum PP Pergunu di Pacet, Mojokerto, tepatnya di Universitas KH. Abdul Chalim. Didalam kompleks universitas ini terdapat berbagai Fakultas mulai Tarbiyah, Syariah, Ushuluddin dan Dakwah serta Pascasarjana S2 dan S3. 

Digedung perkuliahan dilantai paling atas bersatu dengan asrama mahasiswa. Sehingga mahasiswa disana tidak memerlukan angkutan umum atau transport yang lain apabila mau kuliah. Ada Masjid UAC yang sangat megah dan tempat untuk Kyai Asep menerima tamunya. 

Di ruang tamu yang inheren ruangan transit, ruang makan dan aula.Kami diterima sebagai tamu namun diperlakukan dengan luar biasa. Kyai benar benar memperlakukan tamu dengan baik karena perintah Allah untuk menghormati tamu. 

Saat berbicara Nada suara kyai Asep tidak begitu keras, lembut namun begitu menghipnotis kami. Suara khas kyai yang memiliki segudang pengalaman dan pengetahuan yang luas. Sehingga kami khusyuk tenggelam mendengarkan fatwa beliau.

Pemaparan Visi misi dan tujuan Amanatul Ummat yang meluncur deras, hafal luar kepala oleh Kyai Asep menyiratkan bahwa memang setiap saat visi misi dan tujuan itu selalu diingat dan dijadikan motivasi untuk mencapainya. Mewujudkan manusia unggul utuh berbudi pekerti luhur. Beriman bertaqwa dan berakhlak  mulia demi kejayaan Islam dan kaum muslimin dan utamanya bangsa Indonesia. Kesejahteraan dan tegaknya keadilan di Indonesia. 

Melaksanakan visi dengan ketat dan tanggung jawab dituangkan dalam misi lembaga ini,  sedangkan tujuan lembaga ini menjadikan santri Amanatul ummat sebagai Ulama besar dunia dan utamanya dunia, Pemimpin dunia utamanya Indonesia, Konglomerat yang akan memberikan kontribusi maksimal dalam mewujudkan kesejahteraan Indonesia, profesionalitas yang bertanggung jawab.

dibarengi dengan mendawamkan kata kata dalam bahasa arab yang artinya kurang lebih, Allah mencintai mereka yang luhur urusannya dan cita citanya dan tidak  menyukai orang yang rendah urusan dan cita citanya. Hasbunallah wa nikmal wakil, nikmal maula wa nikmannasir.

Tidak sekedar hanya dihafal sebagai narasi penyemangat namun, Kyaipun memberikan uswah hasanah dengan mencetak seluruh anaknya sesuai tujuan Amanatul Ummah. Ada yang jadi Ulama, Politikus, Profesional dan Konglomerat.

Tahun ini Ammanatul Ummat menjadi The Top One lulusannya masuk Fakultas Kedokteran dan masuk sebagai mahasiswa di Indonesia melalui jalur SNBP, belum UTBK. Juga beasiswa pendidikan di luar negeri. Mesir, Yaman dan lain-lain tanpa tes. Karena kualitas siswa dari Ammanatul Ummat tidak diragukan lagi. 

Rahasia menjadi sukses ala Kyai Asep ternyata bahwa kita harus melaksanakan tugas dengan tuntas melaksanakan tugas tidak hanya dengan baik, namun dengan sempurna. Bahkan lebih dari sempurna. Ibadah dengan sebaik baiknya ibadah. Sholat dengan sebaik-baiknya sholat, bukan sekedar sesuai syaratnya saja.

Diceritakan Kyai asep ini awalnya adalah guru SMP dipinggiran Surabaya, tidak pernah menyangka apabila sekarang bertransformasi sebagai kyai yang kaya, berkecukupan dan diberi rezeki anak yang luar biasa.  

Menyinggung mengenai guru saat pengurus Pergunu bertanya dalam sesi tanya jawab, bahwa banyak guru yang masih belum bisa menterjemahkan tugas dan fungsinya, Kyai menjelaskan bahwa Kesuksesan siswa terletak dari guru. Guru yang Menguasai kompetensi guru dan materi ajar, Bertanggungjawab atas proses transfer kurikulum dan muatannya kepada sluruh murid murid, menjadi teladan bagi murid murid dan Disiplinnya. Akan membawa dampak pada siswa dalam kesuksesannya.

Tidak lupa beliau mengajak Pengurus PERGUNU untuk Fastabiqul Khoirot, dan bersedia diundang untuk memberikan kiat sukses mengelola Pendidikan. Tentu saja ini menjadi harapan bahwa PERGUNU Tulungagung akan menjadi besar dan berkembang menyusul kesuksesan Ammanatul Ummat.***

Jejak Pergunu Menjemput Asa (1)

 


 

Pelantikan PERGUNU Tulungagung yang sedianya dihadiri oleh Ketua Umum PP Pergunu Prof. Dr. Asep Syaifuddin Chalim menjelang Ramadhan 1445 H kemarin tidak jadi. Pelaksanaan pelantikan tanpa kehadiran beliau karena Ketua PP mendadak ada acara yang lebih penting. Prof Asep yang tidak lain dan tidak bukan adalah pimpinan Pondok Pesantren Amanatul Ummat, Pacet Mojokerto.

Pada Momentum Halal Bi Halal di bulan Syawal ini sebagian pengurus Pergunu memutuskan untuk sowan ke Pacet untuk mendengar petuah sekaligus siraman semangat dari beliau. Bersama 33 peserta saya ikut didalamnya. Wanhat alias dewan penasehat PERGUNU Prof. Dr. Akhyak dari UIN SATU Tulungagung, juga turut dalam rombongan kami.

PERGUNU merupakan organisasi profesi guru yang diakui oleh pemerintah. Organisasi guru yang semula diakui hanya PGRI, sejak di undangkannya perundangan no 14 tahun 2005 tentang guru dan Dosen, maka bermunculan lagi organisasi-organisasi guru yang dahulu pernah ada dan juga organisasi baru. Salah satunya PERGUNU.

Guru dalam undang undang no 14 tahun 2005 diwajibkan mengikuti Organisasi Profesi. Organisasi profesi yang dimaksudkan dalam undang undang tersebut adalah perkumpulan yang berbadan hukum yang didirikan dan diurus oleh guru untuk mengembangkan profesionalitas guru. Guru dapat membentuk Organisasi tersebut dan dapat difasilitasi oleh pemerintah atau pemerintah daerah.

PERGUNU yang lahir sejak 1952, dalam masa itu pasang surut keanggotaan di PERGUNU terjadi. Salah satunya karena payung hukum. Sejak dibukanya kran kewenangan organisasi guru dan diadakannya kongres PERGUNU di  Kongres I Pergunu tahun 2011, memilih KH Asep Abdul Halim sebagai Ketua Umum PP Pergunu Periode 2011-2016. Pada kongres selanjutnya, KH Asep Abdul Halim dengan masa kepemimpinan 2016-2021. Sampai sekarang 2021-2026 Kyai Asep tetap menjadi Ketua umum PP Pergunu.

Merasai suasana sejuk di pegunungan Mojokerto, Rombongan PC Pergunu Tulungagung terlihat sangat menikmati. Kami disediakan ruang transit untuk istirahat saat menunggu Kyai Asep rawuh dari agenda yang lain. Setelah sholat dan istirahat sejenak, ada Kang santri yang mempersilahkan kami menuju ruang sebelah untuk makan siang. Luar biasa Ponpes Amanatul Ummat ini memperlakukan tamu tamunya.

Masakan mewah yang tersedia di santap dengan lahapnya oleh kami. Ada Mie goreng, Gurami goreng asam manis, semur daging sapi, ikan asin goreng dan sambal serta lalapan. Pak Nurhadi (Pengawas PAI) berkata dengan saya dan teman teman, “disini ikan asinnya berbeda dengan dirumah, lebih enak.. tahu kenapa karena ada temannya”. Seketika kami tertawa namun tertahan karena kami sungkan mau tertawa keras. “Memang kasihan dengan ikan asin di rumah sering sendirian” ucap saya menimpali.

Lepas Dhuhur kami menata diri di Aula untuk bersiap bertemu dengan Kyai Asep dan mendengarkan dawuh-dawuh beliau. Saya pertama kali bisa sowan kesini merasakan kekaguman kebesaran dan keunggulan pondok pesantren ini. Kenapa kami hanya selalu bergelut dengan masalah masalah saja, susah untuk bergerak maju. Sedangkan disini sudah berlari dan menuju kemajuan serta keunggulan dibanyak hal. Santri sekolah menengah yang diterima melanjutkan ke jurusan kedokteran saja ada 51 dan 300 an siswa Amanatul Ummat lolos SNBP, dan betebaran beasiswa dari luar negeri untuk para santri disini. Tak heran bila Koran Harian Bangsa menyebut Amanatul Ummat Rajai PTN. ***


Pernik mudik



Pulang kampung yang sering diistilahkan dengan mudik. Pada lebaran kali ini, dimana saya dan keluarga menjadi salah satu pesertanya. Menuju kampung kelahiran suami hampir 1000 km dari sini. Ada saja ternyata kisah dikala mudik lebaran. Baik yang haru maupun yang lucu.

Perjalanan ini saya dan anggota keluarga yang berjumlah lima orang, kami memakai mobil wuling milik adik karena kapasitas mobil kami lebih kecil. Saya bersama suami, anak sulung kami yang menginjak kelas 1 menengah atas, putri kedua kami yang dan si bungsu yang masih kelas 1 Sekolah dasar.

Kami berlima berangkat ba’da shalat tarawih. Menyengaja malam kami berangkat dengan harapan sampai tol semarang atau pintu tol Banyumanik kami tidak dikeluarkan dari tol. Berdasar pengalaman dua tahun yang lalu pemudik yang dari barat ke timur sangat banyak, menguasai seluruh jalan tol ruas kiri maupun kanan. Sehingga pemudik yang menuju keaarah barat diturunkan dari tol.

Berdasar informasi juga pintu tol dibuat searah ke timur pukul 14:00 WIB. Maka sebelum itu kami harus sudah lepas dari Semarang.

Alhasil kami sebelum jam 03:00 dini hari sudah sampe Semarang dan melewati Tol Banyumanik dan berhenti di Rest Area. Kami berhenti untuk membuka bekal untuk makan sahur. Meski saat safar kita diperbolehkan untuk tidak berpuasa dan mengganti dihari yang lain. Saya dan anak-anak tetap berpuasa. Kami menggelar tikar di pelataran rest area untuk makan dan meluruskan badan dengan berbaring sejenak.

Pengalaman saat pramuka dahulu, setelah pulang berkemah, saat tubuh capek capeknya pesan Pembina kami jangan tidur diatas Kasur. Usahakan tidur diatas lantai, bisa digelari tikar dan berbaring posisi keatas, cukup tidur selama 2 jam akan mujarab untuk menghilangkan kepenatan.  Dan benar saja, berbaring sempurna meski tidak lama cukup untuk mengembalikan stamina kami.

--- kehabisan saldo e-toll.

Setelah sholat subuh, kami melanjutkan perjalanan dengan para pemudik yang lain. Saya menjadi driver pengganti sementara driver utama yakni sang suami meneruskan istirahat di kursi penumpang. Setelah 3 jam berkendara kami sampai ke pintu keluar tol Cipali.


Saya yang tidak memperhatikan saldo e-toll kami karena sedang konsentrasi menyetir. Saat saya tempelkan kartu e-toll terpampang tulisan saldo anda tidak cukup. Paniklah saya, saya teriak memanggil penjaga tol. “Mas ini gimana saldo saya kurang” petugasnya memberi saran ” pinjam kartu mobil belakangnya bu” sedangkan suami yang terbangun mengatakan “mundur-mundur aja…”..

Gimana mau mundur, dibelakang sudah antri puluhan mobil untuk keluar pintu tol. Untunglah HP saya ada saldo OVO dan ada tambahan perangkan NFC. Dengan agak panik saya isi saldo e-toll melalui perangkat HP. Alhamdulillah.. bisa masuk dan bisa digunakan. Kepanikan saya lebih disebabkan klakson mobil di belakang kami. Anak-anak tidak kalah paniknya namun menghibur saya dengan mengatakan “jangan gugup mi, kalau mereka gak sabar biar terbang saja” hehehe…

Akhirnya kami bisa keluar tol cipali dengan lega. Dan akhirnya saya lebih familiar dengan fungsi perangkat NFC di HP sebagai alat gesek uang elektronik. Dan mobil kami melenggang menuju gerbang tol Cikampek. Sempat saya melirik di ruas kanan sudah beratus-ratus mobil bergerak perlahan ke timur.

--- tersesat di Jakarta


Pukul 10:00 kami sudah masuk ke Kota Jakarta, biasanya kami memilih tol layang, bukan tol dalam kota, karena lebih cepat untuk bisa keluar dari Jakarta. Saat  mudik inipun kami juga menggunakan Tol MBZ untuk menuju ke Pelabuhan Bakauheuni.

Saat itu saya masih yang menjadi supir kendaraan kami. Berjejal-jejal dengan pengendara mobil yang lain dijalanan kota Jakarta adalah hal yang mendebarkan sekaligus pengalaman baru buat saya. Senjata utama kami adalah memakai layanan peta dari Google Map untuk menyusur di sepanjang perjalanan mudik ini.

Namun ternyata sesaat saja kami salah jalur, akibatnya pahit. Harus berputar didalam kota Jakarta selama hampir 2 jam. Membuat adrenalin berpacu kencang dan kram perut dan mulut pahit. Karena campuran lapar, panik dan takut salah arah lagi.

Padahal pintu tol keluar kurang 100 meter lagi, arahan dari navigator sebelah saya tidak lain dan tidak bukan adalah suami. Lurus saja.. ternyata kami harus memutar hampir 10 km untuk bisa keluar. Sedangkan jalanan didalam kota ada jalur busway yang berulang kali kami terabas karena ketidaktahuan kami.

Lepas siang hari akhirnya kami menemukan rest area untuk beristirahat lagi. Saya keluar dari Mobil dengan lutut gemetar karena perjalanan panjang dan pengalaman macet di kota Jakarta yang luar biasa.

--- Pulang mudik sambil piknik


Dari pengalaman sejak 2007 mudik sampai sekarang, mulai naik bus, pesawat, mobil pribadi, yang kami rasakan adalah berangkat diperjalanan sampai tujuan kemudian pulang. Kali ini ada yang berbeda, mengide dari sebuah film anak “

Mereka melakukan perjalanan panjang dari Jakarta ke banyuwangi dengan menyusuri berbagai tempat tempat indah disepanjang yang mereka lewati.

Akhirnya kami berlima memutuskan untuk mengikuti jejak mereka. Kita pulang mudik dan melipir ke tempat tempat yang kita ingin kunjungi.

Tempat pertama adalah di Masjid Istiqlal. Saya sudah beberapa kali masuk masjid ini, namun anak-anak belum pernah berkunjung ke sini, sekalian kami sholat isya di masjid ini. Terlihat sekali anak-anak menikmati pengalaman masuk masjid kebanggan Umat Islam di Indonesia. Di pelataran masjid kita bisa melihat puncak  monas yang menyala saat malam. Menambah betah mereka untuk mengabadikan moment ini.

Tempat kedua adalah makam Sunan Gunung Jati di Cirebon. Kami keluar tol menuju makam Sunan Gunungjati dengan jarak tempuh 45 menit, lumayan cepat karena keadaan tengah malam dan tidak banyak kendaraan yang berlalu Lalang.


Bukan karena sebab kami menuju ke makam Raden Syarif  Hidayatullah ini, putra bungsu kami selalu menyanyikan lagu walisongo di saat pujian di masjid dan disepanjang perjalanan kami.

Selain itu makam sunan di Cirebon inilah yang paling tidak tersentuh oleh kami saat ziarah wali. Kebanyakan kami melaksanakan ziarah hanya di wali Jatim. Jateng dan jabar sangat jarang tersentuh. Dan kebetulah kesempatan pulang ini kami manfaatkan untuk menziarahi wali yang terkenal sebagai wali ke 9 dari walisongo.

Anakku yang bungsu sangat antusias dalam perjalanan menuju makam sunan gunungjati ini, sepanjang perjalanan dia bernyanyi “ Sunan Gresik kondang ngelmu dagange, Sunan Ampel falsafah mo limone, Sunan Giri tembang dolanane, Sunan Bonang musisi gamelane.

Sunan Drajat pepali pitune, Sunan Kalijogo wayangane, Sunan Muria ngemu tradisine, Sunan Kudus gede toleransine, Sunan Gunung Jati politike…. “

Sesekali menanyakan apa lho arti toleransi, arti mo limo, arti politik dan lain sebagainya. Beberapa pertanyaannya saya jawab beberapa lagi dijawab oleh suami saya.

Sesampai disana. Kami diarahkan oleh tukang parkir untuk masuk gang. Ditengah kebingungan kami kami mengikuti intuisi aja, semoga tidak kesasar. Dan alhamdulillah kami sampai ke masjid "Dog Jumeneng" sunan Gunung Jati. Masjid ini berundak-undak. Sehingga shof dimasjid tidak rata namun seperti bukit berundak setiap shofnya.

Kami mengambil air wudhu dan menuju makam dulu sebelum akhirnya beristirahat lagi di masjid. Para jamaah diperbolehkan tidur didalam masjid.

Dimakam yang semula sepi yang beberapa orang, kami mengambil tempat tidak terlalu depan. Setelah duduk dan belum kami buka tahlil, rombongan peziarah lainnya yang jumlahnyan puluhan, bahkan sampai ratusan memenuhi area makam. Kami yang hanya berlima ikut saja alunan tahlil dengan mereka, karena kalau dipaksakan mengimami sendiri suara kita tenggelam dengan kerasnya suara jamaah mereka.

--- makan Mahal

Singkat cerita kami melanjutkan perjalanan, suami menawarkan bagaimana kalau kita lewat wonogiri, secara peta nanti langsung menuju ponorogo, dari ponorogo ke Trenggalek dan ke timur sedikit sudah sampe rumah. Senyampang lewat wonogiri kami singgah dulu di waduk gajah mungkur.

Jalanan yang padat memaksa kami menepi kesebuah warung yang cukup ramai. Disitulah kami terkena prank nasi mahal, karena ramai ada dua kemungkinan, enak atau murah. Tanpa bertanya kami memesan makanan menu nila bakar 2 porsi, nasi dan es degan. Menurut saya ikan yang dibakar ini tidaklah besar 1 porsi isinya dua. Dan Ketika saya cicipi juga tidak ada yang luar biasa, seperti nila bakar di warung biasanya, nah dugaan saya ramai karena murah sudah pasti ini.

Setelah selesai makan saya sempatkan untuk mengabadikan panorama waduk di samping warung, disitu ada pasangan muda berbisik, tidak sesuai dengan ekspektasi. Waduh.. sepertinya tidak sesuai dengan dugaan saya.

Benarlah saat membayar 5 orang harus membayar 350.000,- artinya perorang kena 70.000,- pusing pala berbie,….. makanan mahal ini kita harus bayar dengan terpaksa. Akibat tidak ada harga yang tertera dan kami tidak menanyakan dulu berapa harga nya.

Kami keluar warung sambil tersenyum kecut, mungkin saja mereka tahu kalau kami tidak menjadi pelanggan dan tidak akan kesana dalam waktu dekat akhirnya dimahalkan harganya. Anakku yang sulung bergumam, “mau tak keluarkan eman dengan nasi mahal tadi” kami semua tertawa di mobil. Sungguh pengalaman yang tidak perlu diulang lagi.

 

 

Pahlawan Emansipasi dan Literasi



Memperingati hari kartini yang jatuh pada setiap tanggal 21 April, banyak khalayak yang memperingatinya dengan berbagai macam event. Ada yang lomba memakai kebaya, menggambar Kartini, mewarnai gambar Kartini, yang hampir semua menggambarkan sosok kartini sebagai perempuan jawa yang bersanggul dan memakai kebaya.

Apakah memang karena kartini ini orang jawa sehingga diidentikkan dengan pakaian jawa dan sanggul. Dan saya tidak banyak menyoroti disana. Hal yang perlu sekali kita maknai dari peringatan hari Kartini adalah bahwa Kartini adalah seorang pahlawan Nasional di bidang Emansipasi Perempuan.

Dilahirkan di lingkup  darah biru, nama Raden Ajeng Kartini, putri wedana yang kemudian menjadi bupati di Jepara hidup dalam kungkungan tembok tinggi keningratan. Dimana perempuan tidak bisa menikmati hak kebebasan seperti halnya kebebasan lelaki. Salah satu contoh kekangan yang didapat oleh Kartini, dia hanya boleh bersekolah sampai usia 12 tahun. Meski gurunya menyarankan untuk meneruskan studi ke Belanda, sang ayah melarangnya.

Dalam usia ke 24 Kartini di peristi oleh Bupati Rembang RM Djojohadiningrat, dalam bayangan kartini, hidup sebagai istri lebih mudah untuk mendirikan sekolah untuk perempuan. Namun takdir Kartini hanya sampai pada usia 25 tahun dan meningggal dunia tahun 1904.

Di tahun 1938 muncullah buku bertajuk Habis gelap terbitlah terang Karya Armijn Pane, yang mengulas surat-surat yang di tulis RA Kartini kepada koleganya di Belanda. Surat ini dinilai oleh Pramoedya Ananta Toer sebagai Pemikiran modern pertama yang muncul dari pribumi asli.

Dari RA Kartini kita tahu kegelisahan dan kesengsaraan perempuan jawa zaman itu yang tidak memiliki hak dalam memperoleh Pendidikan yang sama dengan laki-laki, kita akhirnya tahu beliau juga memperjuangkan untuk tidak menikah di usia belia. Zaman dahulu usia 12 tahun perempuan Jawa telah dinikahkan oleh orang tuanya, dan RA Kartini bertahan sampai usia 24 tahun.

Tidak ada malam yang abadi, malam akan berganti siang dengan sinarnya yang terang. Kartini merupakan suluh perjuangan perempuan. Beliau meninggal di usia muda, namun peninggalan atas surat - suratnya terpatri abadi di benak bangsa Indonesia.

Akhirnya disini saya tersadar pentingnya goresan tulisan gagasan yang ditulis Kartini adalah sebuah mahakarya literasi yang tak lekang oleh zaman. Dalam usia 12- 24 tahun dia aktif berkorespondensi, 12 tahun itu menjadi abadi karena tulisannya sampai sekarang bisa dibaca oleh kita.

Pada tulisan surat terakhirnya kepada sahabatnya, Kartini menyuarakan jalan terbuka untuk kemenangan perempuan Indonesia dengan kutipan “Walaupun saya tidak beruntung sampai ke ujung jalan itu, walaupun saya akan patah di tengah jalan, saya akan mati dengan bahagia. Jalan sudah terbuka dan saya telah turut merintis jalan yang menuju kebebasan dan kemerdekaan perempuan Bumiputra.” 

Terimakasih ibu Kartini, Jasamu untuk perempuan Indonesia kami kenang selalu.

 

Featured Post

RESENSI (Pesantren, Kampus Islam dan Moderasi beragama)

  Pesantren, Kampus Islam dan Moderasi beragama Karya Ngainun Naim, Abad Badruzzaman Halaman 288 + vi diterbitkan oleh Akademia Pustak...