Langsung ke konten utama

Sampah kering

 


Tumpukan masalah yang menggelayut di madrasah kami tidak sedikit. Stigma guru yang belum berkualitas, pembelajaran yang monoton, siswa malas diberi pelajaran. Guru yang tidak mau  berubah metode mengajar, sarana prasarana pembelajaran yang kurang memadai. Kelas yang panas. Terlebih lagi kondisi timpang diantara anak di asrama dan anak yang non asrama.

Fenomena anak tidak kerasan di sekolah. Sering mbolos di jam pelajaran juga sering jajan di luar sekolah lama, enggan masuk ke kelas. menjadi masalah lain yang perlu ditertibkan. Mereka nongkrong di tempat parkir. Tempat itu adalah tempat favorit siswa terutama siswa laki-laki. Bila pelajaran akan mulai guru harus berjalan mendatangi dan diberitahukan untuk masuk kelas.

Belum lagi cerita cinta yang mulai berkembang diantara anak2 masa trotz ini. Anak yang masih mencari jati diri dirusak dengan tayangan dewasa di gadget mereka. Pembicaraan mengenai beberapa isu artis ibukota juga mewarnai perilaku anak-anak. Trend baju dan dandanan artis dan selegram yang diikuti oleh anak-anak terkadang membuat kami selaku para guru mengelus dada. 

Selain itu, Ketidaksamaan visi dalam mengelola Pendidikan dari Kepala Madrasah, Wakil dan guru merupakan hal masalah lagi yang cukup membikin pusing. Saling menyalahkan metode masing masing guru. Ada yang menyalahkan metode ceramah guru sehingga anak mengantuk, ada guru yang genit dengan siswa, sehingga siswa ngelunjak. Ada yang hanya teriak-teriak dengan siswa dan diejek lirih oleh siswa guru koq gak kaya guru. Ada juga yang bisanya marah marah dengan guru dan siswa saja tanpa mengetahui kasus apa yang sebenarnya menimpa diri guru dan siswa sehingga dia telat atau ogah ogahan belajar. Ada guru yang juga merasa pembelajaran di kelasnya sudah sangat bagus dan siswa suka terhadap pembelajarannya.

Beberapa strategi sudah dibuat mulai dari keluar dengan memakai kartu, keluar /pulang harus bersih kelasnya. Jurnal dan absen yang setiap hari dikumpulkan, ditandatangikan ke kepala sekolah tiap setengah bulannya.

Mengikutkan guru dan siswa dalam ajang kompetisi akademik yang dibeberapa kompetisi ofline maupun online. Dan sebenarnya hasilnya juga lumayan. Banyak guru-guru kami ternyata berkualitas dari segi pengetahuan akademiknya.

Rancangan ke depan adalah pembelajaran blok sambil mengerahkan memaksimalkan bidang kewirausahaan dan tahfidz. Akankah berhasil karena belum dilakukan sudah dientahi dengan kalimat, ngajar dua jam Pelajaran saja anak ngantuk-ngantuk apalagi diajar sehari dengan Pelajaran yang sama.

 

Komentar

Popular Post

RESENSI (Pesantren, Kampus Islam dan Moderasi beragama)

  Pesantren, Kampus Islam dan Moderasi beragama Karya Ngainun Naim, Abad Badruzzaman Halaman 288 + vi diterbitkan oleh Akademia Pustaka Begawan literasi di UIN SATU Tulungagung menghadiahkan buku ini pada resensator dengan catatan tulis tangan yang indah berisi tulisan adalah produk intelektual yang perlu di rawat dengan sepenuh jiwa. Sebuah kalimat yang mendalam untuk yang mampu menumbuhkan motivasi yang mendalam untuk menekuni dunia sepi membuahkan tulisan.   Penulis buku moderasi beragama yang di tulis secara duet oleh master di bidang metodologi Islam dan kelimuan tafsir hadis dan ilmu Al Qur’an, para professor ini menyoroti keberadaan Islam, pesantren dan karakter muslim dengan moderasi beragama. Isi Buku Terdiri dari 5 bab yang dimulai dengan pesantren dan dialetika sosial budaya, moderasi beragama sebuah tinjauan umum, pesantren dan perguruan tinggi serta moderasi beragama kebijakan, strategi dan implementasi. Pemembahasan mulai aspek berbeda dari pendidika...

Menggapai Ampunan Berbuah Surga

Bersegeralah mencapai ampunan Allah. Dan imbalannya adalah Surganya Allah yang luasnya seluas langit dan bumi. Surga ini diperuntukkan kepada orang orang yang bertakwa. Makna Langit disini dimaknai semua hal di luar bumi yakni alam semesta adalah langitnya Allah. bukan hanya seluas satu bintang yakni matahari dan 8 planetnya, bukan pula hanya satu galaksi yang berisi sekian milyar bintang. namun sekian milyar galaksi.  Surga seluas langit dan bumi ini diperuntukkan kepada siapa saja yang bisa bersegera mencari ampunan Allah, mereka adalah orang orang yang bertakwa. Siapa orang yang bertakwa dijelaskan di lanjutan ayat dari Surat Ali Imron ayat 134 yakni:  Pertama orang yang menafkahkan hartanya disaat lapang dan sempit . Menafkahkan harta untuk kebaikan dikala mereka kelebihan harta maupun saat kekurangan. Kebiasaan kita adalah tidak mau berbagi disaat kita merasa kekurangan.  Orang yang bisa Menafkahkan hartanya pasti akan banyak kawan. Sebaliknya orang yang kikir dan ...

Hujan di Bulan Juli

Hega menghela nafasnya dengan berat.. “Huuftt mendung, Apakah akan hujan di hari yang dingin ini?” ucapnya dalam hati. Benar karena ini bulan Juli bulan dimana negeri tropis seperti Indonesia ini sedang musim dingin. Udara dingin memang kadang tidak bersahabat. Tapi Hega sangat suka dengan musim dingin dari pada musim hujan. Bukannya benci dengan hujan. Ada beberapa serpihan kenangan duka terselip di kehidupan Hega saat kuliah dulu. “Ga…., “ teriak seseorang Hega menoleh, ternyata sahabatnya yang memanggilnya di depan perpustakaan. Wajah manis dalam senyuman dan mata lugunya membuat Hega menyambutnya dengan senyuman juga. “Ada Apa, Is?” tanyanya. “Besok kamu bisa ikut acara MUSDEGA? Kamu kan kerani. Wajib Ikut lho… “ Tanya si Aisyah. Bukan hanya tanya tapi dia lebih kepada memastikan kehadiran Hega untuk musyawarah Pandega yang akan diadakan hari Sabtu sampai Minggu esok hari. “Belum pasti” jawab Hega lesu dengan menekuk mukanya. “Ayolah semangat.. kamu past...

Kupatan

Pagi selepas jamaah subuh pada hari raya ke-8 Idul Fitri ini saya bergegas menuju dapur untuk mempersiapkan ketupat dan launya untuk dibawa ke masjid. Setiap hari bulan Syawal tanggal 8, pagi sebelum matahari terbit, tradisi di desa kami selalu mengadakan kendurian ketupat di masjid dengan seluruh masyarakat di sekitar Sewaktu kecil saya ketika bapak masih ada selalu di bangunkan dan diajak untuk kenduri di masjid. Meski dingin pagi saya semangat untuk mandi dan bersiap. Bahagianya   ketika menerima bagian ketupat dan melahapnya dengan lauk sayur blendrang dan sedikit taburan kedelai gorang yang dihaluskan, sangat enak. Sekarang gantian anak-anak yang merasakan kebahagiaan itu, mereka bersemangat untuk mempersiapkan diri ke masjid dengan mandi dan berpakaian, kemudian mengikuti ayahnya untuk bersiap ke masjid. Si kecil yang pulas dalam tidurnya terbangun mendengar kesibukan kakak-kakanya, dan berteriak “ikut”. Kupatan yang masih sangat berkesan bagi saya adal...