Menjadi pendidik seringkali dihadapkan kepada anak anak yang beragam. Dari berbagai latar belakang keluarga yang tidak sama. Masuk ke sekolah mereka dihadapkan dengan peraturan yang sama. Maka reaksi yang terjadi juga beragam. Menerima dan melaksanakan dengan patuh, tapi tidak sedikit pula yang memberontak baik dengan diam diam maupun terang terangan.
Kondisi kesiapan mental anak didik untuk belajar merupakan hal utama yang harus disiapkan baik oleh orang tua maupun guru. Ada banyak siswa yang merasa sekolah hanya membelenggu kebebasan mereka, sangat bahagia kalau jam kosong atau pulang pagi karena gurunya sedang rapat dinas.
Sering saya mengelus dada apabila remaja awal ini sedang dalam keadaan tidak baik baik saja. Terlambat datang ke sekolah dengan alasan mereka bangun kesiangan. Mata mereka memerah tanda telat tidur. bahkan beberapa sudah terlihat matanya tidak normal.
Sesungguhnya tidak ada orang tua yang mau anaknya sengsara. Semua orang tua menginginkan anaknya enak dan sukses, ini yang terkadang menjadi pola asuh yang salah. Bukannya memberi pengalaman berharga untuk bekal hidupnya.
kata pepatah dahulu berilah kail untuk anakmu jangan kau beri ikan. maknanya adalah memberikan pancingan untuk bisa belajar survive dalam kehidupan, yang terjadi kebanyakan sekarang orang tua lebih memberikan fasilitas maupun perlakuan yang membuat anak tidak bisa belajar bertahan menghadapi beban hidup mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar