Langsung ke konten utama

Sistem Zonasi (keinginan) memeratakan Mutu Pendidikan di Indonesia


Bulan Juni adalah bulan yang menghantui para orang tua yang putra putrinya sudah menginjak kelas 6, dan kelas 9. Tahun tahun lalu Mencari sekolah terbaik untuk anaknya sesuai NUN yang diperoleh. Anak bisa mencari sekolah yang dia inginkan berdasar Nilai Akhir. Namun situasi ini berubah saat diundangkan Permendikbud No 14 tahun 2018, No 51 tahun 2018, No 20 tahun 2019 dan no 44 tahun 2019. 

Tujuan Utama Zonasi adalah meningkatkan akses pemerataan pendidikan, mengurangi ketimpangan antar sekolah, mengurangi kemacetan dan meningkatkan keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak. 

Dengan sistem Zonasi yang mewajibkan sekolah dapat menerima siswa yang berdomisili di sekitar sekolah dalam radius zona tersebut 90 % dari daya tampung, selebihnya jalur prestasi dan perpindahan orang tua wali. 

Sistem ini menuai pro dan kontra, bagi yang berada dalam zona sekolah favorit tentu saja mereka gembira, dengan kuota yang sangat terbuka lebar untuk menyekolahkan anaknya ke sekolah impian, dan tidak perlu lagi berkompetisi terutama dengan nilai. 

Yang kontra terhadap kebijakan sistem zonasi ini tentu saja tidak sedikit. Opini yang berkembang adalah siswa yang memiliki kualitas baik kesulitan dalam mendaftarkan ke sekolah yang lebih unggul hanya karena jarak rumahnya jauh. Sedangkan sekolah yang berada di dekat dia belum tentu bisa memgembangkan kualitas anak tersebut.

Ada juga fakta tentang manipulasi alamat. Demi sang anak bisa bersekolah yang diinginkan, mereka memanipulasi alamat tempat tinggal. Ini akhirnya yang mengakibatkan deviasi dari tujuan utama dari sistem zonasi itu sendiri. 

Sekarang, Setelah berapa tahun zonasi di terapkan, dirasa oleh banyak fihak masih belum sesuai dengan tujuan awalnya. Di Sekolah, hampir setiap sekolah mendapatkan input siswa dengan prestasi beragam. terdapat Sekolah-sekolah yang terletak diperbatasan kabupaten dengan sekolah swasta terutama kurang mendapat prioritas. 

Selain itu, pembelajaran di kelas dengan siswa kategori berprestasi dicampur dengan siswa yang tertinggal dalam belajar terjadi gap yang cukup jauh. Siswa yang kurang serius belajar memiliki semangat belajar yang rendah. 

Sepengetahuan Penulis apabila anak kurang memiliki keseriusan dalam belajar mereka acapkali tidak membawa buku paket, berpakaian tidak lengkap, mengantuk ketika diajar, beberapa kali meninggalkan jam pelajaran tanpa keterangan, hingga beberapa kali bolos sekolah.

Dari pihak gurupun gap motivasi terjadi guru lebih semangat mengajar pada kelas unggulan daripada kelas biasa. Inilah potret zonasi yang sekarang terjadi di sekeliling kita. ***


Komentar

Posting Komentar

Popular Post

Menggapai Ampunan Berbuah Surga

Bersegeralah mencapai ampunan Allah. Dan imbalannya adalah Surganya Allah yang luasnya seluas langit dan bumi. Surga ini diperuntukkan kepada orang orang yang bertakwa. Makna Langit disini dimaknai semua hal di luar bumi yakni alam semesta adalah langitnya Allah. bukan hanya seluas satu bintang yakni matahari dan 8 planetnya, bukan pula hanya satu galaksi yang berisi sekian milyar bintang. namun sekian milyar galaksi.  Surga seluas langit dan bumi ini diperuntukkan kepada siapa saja yang bisa bersegera mencari ampunan Allah, mereka adalah orang orang yang bertakwa. Siapa orang yang bertakwa dijelaskan di lanjutan ayat dari Surat Ali Imron ayat 134 yakni:  Pertama orang yang menafkahkan hartanya disaat lapang dan sempit . Menafkahkan harta untuk kebaikan dikala mereka kelebihan harta maupun saat kekurangan. Kebiasaan kita adalah tidak mau berbagi disaat kita merasa kekurangan.  Orang yang bisa Menafkahkan hartanya pasti akan banyak kawan. Sebaliknya orang yang kikir dan ...

Kekuatan kata "kita" dalam pernikahan

Pernikahan adalah penyatuan dua manusia yang berjenis kelamin berbeda dari awalnya sendiri (self) menjadi bersama orang lain yang senantiasa melekat kepada kita (us). penyatuan karakter yang berbeda, kebiasaan yang berbeda, pernikahan juga menyatukan dua keluarga besar dari pihak laki laki dan perempuan.  Seorang laki laki dan perempuan apabila telah memantapkan diri menjadi pasangan yang terjalin hukum dan hubungan yang kuat maka perlu yang namanya "the promise of usness" yang akan menjadi dasar hubungan rumah tangga harmonis. "The Promise of Usness"   adalah janji kebersamaan, komitmen untuk saling menjaga, dan kesadaran bahwa hubungan ini adalah sesuatu yang bernilai untuk dirawat. Kata Usness atau kita termaktub makna sepaham dan saling mengikat, bersepakat dan rela memberikan sebagian dirinya untuk menciptakan keutuhan, rasa kedekatan. Bentuk relasi tertinggi dalam makna usness adalah keintiman suami istri dalam melakukan hubungan seksual.  Namun janji ini tida...

kekuatan kata "kita" dalam penikahan (3)

  Merawat kata "kita" sebagai bentuk the promise of usness dalam pernikahan yang ketiga adalah rasa aman. memahami bahwa dalam pernikahan itu adalah saling terpaut, rela membagikan diri untuk menciptakan satu keutuhan dalam mengarungi bahtera rumah tangga adalah salah satunya dengan memberikan rasa aman. Usness akan berkembang saat pasangan dalam pernikahan merasa aman. Aman dalam hal apa, dalam hal menjadi diri sendiri, tanpa takut dihakimi, di tolak dan dilukai. Rasa aman bukan hanya terbebas dari ancaman fisik, tetapi merasa diterima, di cintai dan didengarkan. Saat rasa aman itu diperoleh dalam hubungan pernikahan maka seseorang yang terikat dalam mahligai ini akan bebas mengekpresikan emosi, saat senang ataupun saat kurang baik suasana hatinya. Istri berani bercerita tentang luka masa lalu, tentang kehidupan yang kelam atau trauma masa kecil tanpa dihakimi dan disalahkan oleh suami. Atau saat suami kehilangan segalanya saat berbisbis, istri tidak serta merta meninggalka...

Cuilan Cerita dari Dr. Muhsin Kalida

Rangkaian Haflah Khotmil Qur'an di Ponpes Roudhotu Huffadzil Qur'an masih melekat dihatiku. Betapa tidak, 27 Khotimin dan Khotimat salah satunya adalah murid saya di MI. Ahmad Mulki Miftah Arroziq yang sekarang duduk di semester 2 di UIN SATU Tulungagung. Saya salah satu guru yang bahagia saat melihat anak didik selesai dalam menghafal Al-Qur'an.  Ditambah lagi dengan suasana penuh khidmat mendengarkan tausiyah dari penceramah yang tidak lain adalah Dr. Muhsin Kalida. Saya belum pernah bertemu muka dengan beliau tapi namanya sudah tidak asing di saya karena beberapa kali mengikuti zoom beliau yang diselenggarakan oleh Sahabat Pena Kita, penggiat literasi di bawah asuhan Prof. Ngainun Naim.  Beliau saat covid memberikan support kepada kami, orang gabut yang ingin memanfaatkan waktu dengan hal yang positif. Beliau hadir bersama semangat dan dorongan kepada kami untuk menulis. Karena menulis itu bukan sekedar hobi tapi itu adalah perintah agama namun banyak orang yang abai den...