Langsung ke konten utama

Kompetensi Kepala Madrasah yang Sering Terlupa

 


Apa yang terlintas di pikiran saat membaca kata kewirausahaan. Ada tiga jawaban teratas saat penulis dengar dari jawaban peserta DDTK penguatan kepala madrasah kewirausahaan terkait bisnis, untung rugi, koperasi sekolah. 

Sebenarnya kewirausahaan kepala sekolah tidak melulu diartikan dengan tendensi dengan bisnis. Kewirausahaan menurut Soeharto Prawiro merupakan suatu nilai yang dibutuhkan untuk memulai usaha dan mengembangkan usaha Kewirausahaan kepala madrasah adalah suatu sikap jiwa dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang sangat bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain. 

Dari berbagai sumber wirausaha juga diartikan sebagai sikap mental dan jiwa yang selalu aktif dan kreatif atau berdaya, bercipta, berkarya dan bersajaya dalam rangka mengingkatkan pendapatan dalam kegiatan usahanya. Kewirausahaan menjadi salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala madrasah selain 4 kompetensi lainnya sesuai yang termaktub dalam regulasi pemerintah, yakni Permendikbud no 13 tahun 2007. Sedangkan kewirausahaan diregulasikan oleh Permenag No 58 tahun 2017 diperbaharui nomor 24 tahun 2018. 

Tantangan yang dihadapi kepala dalam mengembangkan madrasah sebagai berikut: 

Pertama Pergesaran budaya anak anak lebih suka K pop dari pada budaya ketimuran. Ketertarikan anak atas budaya luar, sangat besar dibandingkan dengan budaya barat. Kedua Tantangan tekhnologi penggunaannya pada kegiatan yang produktif, mengakses media sosial belum diintegrasikan pada media pembelajaran. Tekhnologi untuk mempublikasikan mempromosikan kegiatan di medsos untuk menjangkau lebih luas.  Ketiga Tantangan selanjutnya adalah Lost generation, saat pandemi Covid melanda banyak murid yang lack dan tidak mampu menyesuaikan gaya belajar melalui daring sehingga  tekhnologi yang dijadikan untuk pembelajaran, menghambat mereka mendapat ilmu dengan maksimal 

Selain itu penggunaan sumber belajar melalui tekhnologi ini mengakibatkan hilangnya karakter. Pendidikan karakter lemah saat tidak terjadi pertemuan antara siswa dan guru secara langsung. Karena pendidikan karakter harus dilewatkan dari suri tauladan dan ulang-ulang. 

Ada 4 kriteria Profil kepala madrasah menuju kepada kewirausahaan kepala madrasah.

1. Memiliki kompetensi unggul dalam menjalankan profesinya

Hari ini yang sedang kita didik adalah anak anak generasi Z dan Generasi Alpha. Sedangkan pendidiknya adalah generasi X dan generasi Milenial. Perlu jiwa-jiwa kewirusahaan, inovasi, kerja keras kreatif untuk menghadapi tantangan dalam pengembangan madrasah.Tidak hanya kegiatan belajar mengajarnya.

2. Memiliki karakter SDM abad 21

Kepala madrasah harus memiliki ketrampilan Abad 21 diantaranya adalah berfikir kritis, berkolaborasi, kreatif inovatif dan komunikatif. 

3. Sejahtera professional dan mulia

Tujuan semua orang saat bekerja adalah sejahtera, kepala madrasah juga harus professional bekerja sesuai tupoksi. 

4. Tanggap dan cepat mengikuti perubahan jaman 

Di era 4.0 ada disrupsi technology yang diartikan sebagai pergerseran fundamental aktifitas masyarakat, dari aktifitas nyata menuju aktivitas digital yang sifatnya cenderung maya. Ketrampilan digital harus di kuasai oleh kepala madrasah. 


Saat inipun sulit untuk mengatakan jiwa Kewirausahaan kepala madrasah berkembang, karena paradigma yang dibangun masih belum komprehensif. ada 4 faktor penghambat berkembangnya kompetensi kewirausahaan kepala madrasah yakni:

1. Belum banyak Inovasi yang berguna bagi perkembangan madrasah

2. Belum Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah sebagai organisasi pembelajar yang efektif. kita tahu bahwa Perancangan strategi dalam membangun budaya kerja keras dan penerapannya, serta etos kerja akan mencapai keberhasilan.

3. Belum Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin. Motivasu adalah bahan bakar untuk sukses, melakukan upaya positif untuk mencapai target.

4. Gampang menyerah dan dalam menghadapi kendala yang dihadapi


Komentar

Popular Post

RESENSI (Pesantren, Kampus Islam dan Moderasi beragama)

  Pesantren, Kampus Islam dan Moderasi beragama Karya Ngainun Naim, Abad Badruzzaman Halaman 288 + vi diterbitkan oleh Akademia Pustaka Begawan literasi di UIN SATU Tulungagung menghadiahkan buku ini pada resensator dengan catatan tulis tangan yang indah berisi tulisan adalah produk intelektual yang perlu di rawat dengan sepenuh jiwa. Sebuah kalimat yang mendalam untuk yang mampu menumbuhkan motivasi yang mendalam untuk menekuni dunia sepi membuahkan tulisan.   Penulis buku moderasi beragama yang di tulis secara duet oleh master di bidang metodologi Islam dan kelimuan tafsir hadis dan ilmu Al Qur’an, para professor ini menyoroti keberadaan Islam, pesantren dan karakter muslim dengan moderasi beragama. Isi Buku Terdiri dari 5 bab yang dimulai dengan pesantren dan dialetika sosial budaya, moderasi beragama sebuah tinjauan umum, pesantren dan perguruan tinggi serta moderasi beragama kebijakan, strategi dan implementasi. Pemembahasan mulai aspek berbeda dari pendidika...

Menggapai Ampunan Berbuah Surga

Bersegeralah mencapai ampunan Allah. Dan imbalannya adalah Surganya Allah yang luasnya seluas langit dan bumi. Surga ini diperuntukkan kepada orang orang yang bertakwa. Makna Langit disini dimaknai semua hal di luar bumi yakni alam semesta adalah langitnya Allah. bukan hanya seluas satu bintang yakni matahari dan 8 planetnya, bukan pula hanya satu galaksi yang berisi sekian milyar bintang. namun sekian milyar galaksi.  Surga seluas langit dan bumi ini diperuntukkan kepada siapa saja yang bisa bersegera mencari ampunan Allah, mereka adalah orang orang yang bertakwa. Siapa orang yang bertakwa dijelaskan di lanjutan ayat dari Surat Ali Imron ayat 134 yakni:  Pertama orang yang menafkahkan hartanya disaat lapang dan sempit . Menafkahkan harta untuk kebaikan dikala mereka kelebihan harta maupun saat kekurangan. Kebiasaan kita adalah tidak mau berbagi disaat kita merasa kekurangan.  Orang yang bisa Menafkahkan hartanya pasti akan banyak kawan. Sebaliknya orang yang kikir dan ...

Push the limit

The world changes when you change your perspective. (Yogadailypractice) Push the limit artinya pada paksa dirimu untuk melampaui batasmu. Biasanya istilah ini digunakan untuk olahraga. Mendorong dengan setengah memaksa untuk melampaui batas sehingga menjadi lebih dari yang kita mau.  Push the limit dalam yoga, juga di maknai untuk memaksa otot tubuh lebih renggang lebih lentur. Guru yoga virtual saya dari Australia mengatakan jangan dalam pose-pose yoga kalau sudah bisa harus di tingkatkan levelnya. Ada beberapa pose o diajarkan seperti vp pose, eagle, bridge, warior1,2,3 sun warior, cat pose, cow pose, head   stand dan lain lain.  Beberapa pose ini meningkatkan efektivitas kerja otot dan membuat postur tubuh menjadi lebih bagus. Tidak bungkuk dan tidak ndegeg (archy). Kesemua itu endingnya adalah kebugaran tubuh.  Saya memaknai push the limit ini juga dalam menulis. Ajakan dari Doktor Naim untuk ajeg menulis setiap hari lima paragraf, menurut saya mengajak ki...

Hujan di Bulan Juli

Hega menghela nafasnya dengan berat.. “Huuftt mendung, Apakah akan hujan di hari yang dingin ini?” ucapnya dalam hati. Benar karena ini bulan Juli bulan dimana negeri tropis seperti Indonesia ini sedang musim dingin. Udara dingin memang kadang tidak bersahabat. Tapi Hega sangat suka dengan musim dingin dari pada musim hujan. Bukannya benci dengan hujan. Ada beberapa serpihan kenangan duka terselip di kehidupan Hega saat kuliah dulu. “Ga…., “ teriak seseorang Hega menoleh, ternyata sahabatnya yang memanggilnya di depan perpustakaan. Wajah manis dalam senyuman dan mata lugunya membuat Hega menyambutnya dengan senyuman juga. “Ada Apa, Is?” tanyanya. “Besok kamu bisa ikut acara MUSDEGA? Kamu kan kerani. Wajib Ikut lho… “ Tanya si Aisyah. Bukan hanya tanya tapi dia lebih kepada memastikan kehadiran Hega untuk musyawarah Pandega yang akan diadakan hari Sabtu sampai Minggu esok hari. “Belum pasti” jawab Hega lesu dengan menekuk mukanya. “Ayolah semangat.. kamu past...