HAJI TAHUN 2020


Tahun haji di tahun 1441 Hijriyah bertepatan jatuh pada Hari Jum’at tanggal 31 Julii 2020 masehi. Hari Raya Idul Adha yang bertepatan dengan hari Jum’at dikatakan hari Agung untuk umat Islam. Cerita dari teman yang bermukim di Mekkah, Akan lebih ramai musim haji apabila jatuh pada hari Jum’at.

Tahun ini berbeda, Thawaf, Wukuf, Sa’I yang merupakan ritual Haji dilaksanakan dengan sangat terbatas, jauh dari berdesakan, dempet dempetan dari umat muslim seluruh Dunia. Melihat pelaksanaan Thawaf di Ma’thaf yang berpedoman dengan protocol Kesehatan WHO, membuat saya terharu sekaligus sedih.

Banyak diantara calon jamaah yang sudah usia Senja, menahan kerinduan untuk melaksanakan Rukun Islam yang ke lima. Haji memang ibadah panggilan Allah. Belum tentu orang mampu di panggil oleh Allah untuk bisa melaksanakan ibadah ini, belum tentu juga orang miskin dan papa tidak bisa beribadah haji. Allah akan memampukan orang yang memiliki Niat dan berusaha dan beramal shaleh.


Ibadah Haji yang Mabrur yang di terima Allah tiada balasan kecuali untuknya Surga. Orang yang beribadah Haji yang meniatkan diri semata-mata hanya untuk mencari pengampunan dari Allah. Ibadah puncak Haji adalah Wukuf (berhenti Sejenak) di Arafah untuk berkontemplasi, bertafakur dan berdiam diri. Memperbanyak Istighfar dan mengesakan Allah dengan bacaan Tahlil dan Talbiyah.

Allah begitu membanggakan manusia saat wukuf di Arafah kepada para malaikatnya. Sebagaimana sabda nabi Muhammad SAW,  Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah berbangga kepada para malaikat-Nya pada sore Arafah dengan orang-orang di Arafah, dan berkata, ‘Lihatlah keadaan hambaku, mereka mendatangiku dalam keadaan kusut dan berdebu. (HR Ahmad 2:224)

Apa Amalan para jamaah Haji yang hari ini bisa haji dengan longgarnya? Sungguh beruntung orang orang yang bisa berhaji saat ini. Mereka orang-orang pilihan yang di panggil oleh Allah untuk menjalankan Ibadah Haji ini.

Semoga Ibadah Haji tahun depan bisa kembali normal dengan bisa dilaksanakan oleh umat Islam di seluruh penjuru dunia.  

 


Haji 2020

Ada Apa dengan Nadiem (2)


Kegaduhan yang muncul saat NU dan Muhammadiyah serta ditambah lagi satu Organisasi Perkumpulan Guru yang besar yakni PGRI Mundur dari Program POP nya kemendikbud. Banyak masyarakat yang terbelalak dan bertanya-tanya apa yang terjadi di kementerian Pendidikan dan kebudayaan ini dibawah kendali Menteri Nadiem Makarim.

Indra Charismiaji seorang pengamat Pendidikan mengatakan tugas berat mencerdaskan bangsa ini karena SDM minim. Tahun 2018 Jurnal Internasional Center for Economic Education mengatakan bahwa anak Indonesia baru siap menghadapi tantangan abad 21 di abad 31, Indonesia dipandang ketinggalan 1000 tahun dengan contoh hasil PISA yang dilaksanakan tahun 2019. Indonesia dipandang sangat rendah  rata-rata perolehan PISA. Ini bukan hal yang mengada-ada. perlu dicatat bahwa Indonesia memang masih sangat rendah taraf pemahaman terhadap literasi dan bisa dikatakan functionally  illiterate, secara umum anak Indonesia bisa membaca namun belum memahami yang mereka baca secara fungsinya.

Bisa jadi bonus demografi tahun 2024 menjadi bencana demografi apabila resource ini tidak dimanage sevcara benar. Kita memiliki masyarakat usia produktif tapi blm berfungsi secara maksimal.  Berkebetulan juga dengan adanya covid ini melanda, banyak kendala terjadi dengan anak-anak yang ada di daerah sulit sinyal, daerah minus yang semua harus melakukan PJJ (Pembelajaran jarak jauh). Model pembelajaran jarak jauh ini memaksa orang tua merogoh kocek yang dalam untuk membeli kuota, menemani mereka belajar pelajaran dari anak-anaknya. Mungkin dalam anggota keluarga tidak hanya satu anak tapi dua atau tiga. Yang semuanya tidak sama dalam belajarnya. Orang tua harus menambah ekstra tenaga menjadi guru mereka. Atau kalau memang tidak mampu alih-alih ya dibiarkan saja mereka belajar sebisanya.

Bukan kemudian ini alasan yang dilontarkan karena orang yang tidak mampu menghadapi perubahan, namun dengan ini kita bisa melihat kenyataan yang berkembang di lapangan. Sinyal dan kuota yang susah dan anak anak yang tidak bisa berkonsetrasi dengan HP dan laptop mereka, ini merupakan persoalan yang menghambat pembelajaran dan sampai sekarang belum banyak inovasi dilakukan oleh pemegang kebijakan.

Bila kita kembali kepada tujuan pendididkan di Indonesia, saya mencatat ada tiga poin utama yang harus diinternalisasi ke siswa yakni beriman, bertaqwa dan berakhlaqul karimah. Ketiga poin ini yang selama pembelajaran jarak jauh belum tersentuh oleh PJJ yang dilaksanakan.

Kembali kepada mundurnya ketiga organisasi besar, NU, Muhammadiyah dan PGRI dalam program POP yang dilaksanakan oleh kemendikbud merupakan protes ketiga organisasi ini untuk program ini. Dinilai program ini tidak efektif. Disinyalir akan menjadi polemic seperti Kartu Pra kerja yang secara daring dan tidak mengimbas apa apa kepada penerima programnya.

Fachry Ali pernah menyarankan pak Nadiem untuk belajar sejarah Indonesia saat nadiem mengatakan dalam wawancaranya dengan wartawan, saya memang tidak tahu masa lalu tapi saya tahu masa depan. Dan akhirnya ada polemic keberadaan program POP ini dengan keluarnya tiga organisasi besar yang telah ada sejak zaman Indonesia belum merdeka. Disinilah yang diamati sekarang perkataan Nadiem ini terbukti, beliau tidak paham dengan sejarah Pendidikan Indonesia. Sedangkan memiliki pemahaman tentang bagaimana Pendidikan bangsa Indonesia adalah sarana untuk menguatkan karakter bangsa ini supaya tidak tercerabut dari akar budaya bangsa Indonesia.

Thesis Alvin Toffler dari bukunya Future Shock bahwa  pemimpin masa depan akan bergeser dari aktivis ke millennial. Nadiem makarim inilah salah satu buktinya. Meskipun masih banyak orang aktivis yang tetap memegang idealitasnya. Ada ataupun tidak program program pemerintah akan terus melaksanakan fungsinya sebagai pembelajar dan pendidik.


Ada apa dengan Nadiem??



Membaca Zona Jakarta, yang hari ini memberitakan tentang kekompakan NU dan Muhammadiyah, organisasi Islam terbesar di Indonesia keluar dari program Kemendikbud yakni Program Organisasi Penggerak. Saya seketika mengerinyitkan dahi dan berusaha membaca berita tersebut beberapa kali untuk memahamkan diri dengan apa yang lagi terjadi.

Organisasi yang telah lama ada dan menjadi tonggak sejarah Pendidikan sejak zaman Indonesia masih berjuang untuk merdeka. Sekarang tidak ikut bekerja sama dengan pemerintah dalam hal program ini. dipicu oleh pemberian dana dari kemendikbud yang luar biasa besar, 20 miliar pertahun untuk dua perusahaan Tonato Foundation dan Sampoerna Foundation.

Kedua perusahaan ini termasuk yang dipilih oleh pemerintah untuk kategori penerima bantuan Gajah. Perusahaan ini dinilai memiliki bukti empiris dengan program mereka dalam hasil belajar siswa dan dampak positifnya terhadap motivasi kinerja dan praktek mengajar para guru.

Bantuan selanjutnya dikategorikan macan dan kijang. Ada beberapa kriteria yang dipilih untuk mendapat program bantuan POP yang besar bantuan lebih kecil dari sebelumnya.

Disini kemudian yang terjadi kejanggalan, NU yang memiliki Lembaga Pendidikan maarif yang berfokus pada kurang lebih 21.000 dan Muhammadiyah  yang juga memiliki puluhan ribu sekolah mulai dari PAUD sampai perguruan tinggi tidak masuk dalam kategori POP ini dengan alasan proposal yang mereka serahkan tidak memenuhi syarat.

Dengan mundurnya kedua organisasi ini adalah bentuk protes dari organisasi massa terbesar dan tertua yang ada di Indonesia. Kontribusi yang telah dilakukan oleh organisasi massa ini tidak bisa dipungkiri lagi. NU dan Muhammadiyah telah mencetak dari generasi ke generasi pemimpin pemimpin bangsa dan generasi pejuang sampai pengisi kemerdekaan bangsa Indonesia ini. mereka telah menjadi jangkar dan pedoman moralitas bangsa Indonesia

Didin Hafiuddin (pengamat Pendidikan Islam) dalam Republika mempertanyakan “apa jasa Tonato dan Sampoerna sehingga begitu diistimewakan? pak Menteri Dikbud seharusnya sudah mempelajari Pendidikan di Indonesia.”

Ironi sekali apabila sekarang kita dihadapkan dengan masalah bantuan yang salah tempat. Pak Menteri seharusnya lebih mengerti dengan perjuangan Pendidikan bangsa ini bagaimana. Tidak sekedar mencari proposal terbaik hari ini untuk dinilai dan diberi bantuan.

Analisa yang kurang mendalam dari kementerian Pendidikan terhadap hal seperti ini menyisakan masalah besar. Berhadapan dengan dua organisasi besar setingkat NU dan Muhammadiyah tidak akan menjadi kebaikan sejarah dalam menjalankan kementerian Pendidikan saat ini.

 


Pendidikan anak ala cak nun



Peringatan hari anak tahun ini jauh berbeda dari peringatan tahun tahun sebelumnya. Tidak ada lagi hingar bingar anak di pusat pusat kota dan pusat perbelanjaan. Tidak ada momentum lomba mewarna, lomba menyanyi, dan hal hal yang di sukai anak-anak. Tidak ada juga dekorasi balon-balon  khas suasana anak-anak. Lebih kepada sunyi dan sepi. Mungkin juga banyak yang lupa kalau hari ini adalah peringatan hari anak.

Anak anak  tetap eksis di rumah masing-masing. Mereka ada, dan tetap beraktivitas di rumah masing-masing. Namun luput dari perhatian media dan pemberitaan. Sekolahpun sunyi tanpa kehadiran mereka. Tanpa teriak girang dan celoteh riang. Anak anak Indonesia memang masih disarankan untuk berdiam di rumah. Meminimalisir dampak covid untuk anak. 

Orang tua di rumah yang sekarang memiliki menjadi pendamping belajar untuk anak-anak, meski harus juga terus  bekerja untuk mencari nafkah, membuatkan makanan sebagai asupan gizi untuk mereka.

Namun secara teori  pendidik nomor satu untuk anak-anak adalah orangtua. Selama ini orangtua sering abai dengan kewajiban mendidik. Hanya diserahkan di bangku sekolah.  Hikmah adanya covid ini orang tua di ingatkan kembali kewajibannya. Bukan hanya memasrahkan anak kepada guru namun juga melakukan pendidikan kepada anak.

Menukil kata-kata cak nun bahwasannya orang tua sebagai pendidik anak jangan melupakan 4 hal. Empat hal ini adalah yang pertama akhlak yang kedua disiplin yang ketiga akuntansi dan yang keempat IT (Informasi Tekhnogi)

Pertama Akhlakul karimah. Dalam mendidik akhlak anak ini adalah hal yang utama yang paling penting di berikan oleh orang tua kepada anak-anaknya sehingga ketika anak anak sudah berakhlakul karimah maka dia akan bener secara akidah dan Syariah nya.

Kedua disiplin sekeras mungkin. Yang kedua ini menurut cak nun kita harus mendidik anak dengan cara dengan keras bahkan secara militer untuk kedisiplikan mereka. dalam artian anak-anak ini harus dididik dengan disiplin shalatnya, disiplin mengajinya, dan disiplin di berbagai hal di dalam kehidupannya. Jangan terjebak oleh kata-kata kekerasan di dalam rumah tangga. Senyampang anak-anak kita didik dalam hal kebenaran maka kita harus keras terhadap anak membentuk karakter anak. Disiplin ini lebih susah daripada memanjakannya kita harus memiliki generasi-generasi yang mitsaqon ghalidza anak-anak yang kuat yang lebih kuat dari orang tua. 

Yang ketiga ajari anak Akuntansi . mengajari akuntansi berati mengajari hitung menghitung, bukan kemudian anak diajari untuk pelit.  Akuntansi disini dimaknai bagaimanabanak bisa  menghitung atau menuliskan amal perbuatan mereka. Anak-anak menghitung apa yang sudah dikerjakan amal sholehnya nya. Mereka diharapkan pula bisa memanage diri, mengatur waktu, mengatur pola hidupnya sehingga dia berkembang menjadi anak-anak yang teratur dan bisa dipertanggungjawabkan. 

Keempat adalah buatlah anak pintar dalam IT (Informasi Tekhnologi) jangan ada yang buta IT. Syukur kalau bisa jadi programmer. Anak hari ini adalah generasi yang harus paham dengan ilmu teknologi informasi. Teknologi ini penting alat mereka bisa hidup didunia era 4.0.  kalau bisa anak kita bisa menjadi programer tentu dengan harapan ketika menjadi programmer dengan berbekal akhlak yang sudah ditanamkan mereka tidak akan terjerumus ke dalam program-program yang bodong, hoax dan membuat perpecahan di dunia Islam. Justru mereka bisa menambah syiar Islam demi kemaslahatan umat Islam melalui kecanggihan tekhnologi di era digital ini



Ikhlaskan Anakmu menuntut ilmu

Belum sampai sehari mengantarkan anak menuju ke pondok tempat dia belajar di WA grup ramai sekali ibu-ibu yang yang mengirimkan pesan supaya para pengasuh memberikan foto kondisi anak-anak mereka.

Ada yang meminta untuk melihat kondisi kamar santri-santri, ada yang menginginkan melihat kegiatan para santri dan ada yang meminta kalau semua kegiatan di foto dan dikirim ke WA grup-nya para wali santri.

Saya sebagai orang tua pun juga sangat menyadari bahwasannya berat sekali melepas anak di jauh dari pelukan kita.di satu sisi kita tetap ingin melihat pertumbuhan dan perkembangan mereka dengan memanfaatkan koneksi internet dan online dengan mereka dan melalui para pengasuhnya.  ada rasa tidak ingin berpisah dengan mereka dan selalu ingin mengetahui aktivitas mereka. Namun di sisi lain kita harus melepas dan ikhlas kan mereka untuk belajar dan berkembang ilmu dan pengetahuan mereka.

Maka dari itu ikhlaskanlah mereka wahai para bunda bunda untuk berjuang mencari ilmu di tempat mereka sekarang. Percayakan kepada para pengasuh karena saya yakin mereka akan berbuat yang terbaik untuk anak-anak kita. Para pengasuh itu adalah orang tua kedua mereka yang mungkin kita tidak bisa memberi didik dengan baik mereka bisa mendidik akhlak dan moral anak-anak kita. Tidaklah etis selalu menuntut kepada para  pengasuh untuk melaporkan semuanya kepada kita.

Wajar bila kita rindu dengan anak-anak kita wajar bila kita sangat ingin tahu apa aktivitas mereka tapi percayalah dengan hati yang selalu memikirkan kondisi fisik mereka itu tidak cukup marilah kita sama-bersimpuh di atas sajadah kita untuk berdoa demi kelancaran dan kesehatan mereka semuanya.

Semoga mereka menjadi generasi Ahlul Qur'an yang akan menggandeng kita menuju Surga Allah. Aminn

Anakmu Bukanlah Milikmu

Anakmu bukanlah Milikmu

Sebuah puisi dari Kahlil Gibran

 

Anak adalah kehidupan

Mereka lahir melaluimu tetapi bukan berasal darimu

Walaupun bersasmamu tetapi bukanlah milikmu

Curahkan kasih saying tetapi bukan memaksakan pikiranmu

Karena mereka dikaruniai pikirannya sendiri

 

Berikan rumah untuk raganya, tetapi tidak jiwanya

Karena jiwanya milik masa mendatang

Yang tidak bisa kau datangi

Bahkan dalam mimpi sekalipun

 

Bisa saja mereka mirip dirimu, tetapi jangan pernah menuntut mereka menjadi sepertimu

Sebab kehidupan ini menuju kedeoan dan tidak tenggelam dimasa lampau

 

Kaulah busur

Dan anak anakmulah panah yang meluncur

Sang pemanah maha tahu sasaran bidikan keabadian

Dia menantangmu dengan kekuasaan_Nya

Hingga anak panah itu melesat jauh dan cepat

 

Meliuklah dengan sukacita

Dalam rentangan sang pemanah

Sebab dia mengasihi anak-anak panah yang melesat laksana kilat

Sebagaimana pula dikasihinya busur yang mantap

 

Berdesir hati ini membaca karya Kahlil Gibran, bertepatan pula melepas anak ke kawah candradimukanya. Ada banyak yang perlu dikoreksi sebagai orang tua yang melahirkan anak. Anak amanat yang di percayakan oleh Allah kepada kita adalah anugrah terindah buat kita sebagai orang tua.

Tidak ada yang Namanya bekas Anak. Sejak dilahirkan sampai kapanpun kita tidak bisa melepaskan status sebagai orang tua. Sebaik anak dan senakal apa anak itu tetap melekat aliran darah kita dengan anak. Kita berkewajiban menjaga amanat ini dengan sebaik-baiknya.

Berapa lama kita bisa bersama sama  anak? Kalau anak kita kita percayakan Pendidikan anak sejak lulus Pendidikan dasar maka kita memiliki kebersamaan dengan mereka hanyalah 12-13 tahun. Selebihnya mereka akan bergaul, berinteraksi dengan orang lain di luar kita. Kita hanya sesekali bisa bertemu dan bercakap-cakap dengan dia.

Belum lagi ketika anak menginjak usia sekolah menengah atas, anak semakin sibuk dengan komunitasnya, mungkin semakin sedikit waktu mereka buat kita. Anak di bangku kuliah, sudah sangat sibuk dengan tugas-tugas mereka. Mereka akan seperti anak panah yang lepas dari busur dan melesat jauh di depan kita.

Kita sebagai orang tua, sanyampang anak masih bersama kita kita bisa mengarahkan kemana anak panah ini akan melesat. Anak akan melihat kita sebagai panutan mereka. Meski tidak sepenuhnya anak itu milik kita, namun kita berhak mengarahkan anak seperti yang kita mau. Seperti sabda nabi Muhammad SAW.  

مَا مِنْ مَوْلِدٍ اِلَّا يُوْلَدُ عَلَى الْفِتْرَةِ فَاَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ اَوْ يُنَصِّرَانِهِ اَوْ يُمَجِّسَانِهِ

tidak ada seorang manusia yang terlahir kecuali dia terlahir atas fitrah (kesucian seperti tabula rasa, kertas yang belum ditulis apapun, masih putih). Maka kedua orang tuanyalah yang membuatnya menjadi Yahudi, Nasrani, ataupun Majusi.

Yang akhirnya penting dilakukan adalah menanamkan Pendidikan karakter keagamaan yang tepat bagi anak. Supaya mereka tumbuh dengan pondasi yang kuat itu berkembang menjadi generasi hebat dan menjadi asset kita. Asset yang akan memberi do’a do’a kepada kita saat kita mati kelak.  






E learning Ohh E learning

Add caption

Gembredek… sekian banyak WA grup dan japri masuk ke HP susul menyusul. Ada yang tanya cara log in ada yang mengeluh sinyal jelek dan segala macam persoalan pembelajaran melalui daring. Terlebih lagi daring melalui aplikasi E learning madrasah.

Agak rumit memang, cara menjalankan aplikasi ini. saya analogkan apabila sama sama menuju ke Surabaya jalan melalui E learning ini tidak melalui jalan tol yang lurus. Harus melalui jalan jalan arteri yang banyak portalnya.

Aplikasi E-learning madrasah ini hampir serupa dengan ARD (Aplikasi Raport Digital). Guru mengerjakan Raport melalui Daring di laptop masing masing. Aplikasi nya harus memasukkan mata pelajaran satu persatu, nama guru, nama siswa beserta identitas yang dimiliki anak, wali kelas, standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Baru kemudian memasukkan nilai satu persatu.

Bedanya adalah ARD yang mengerjakan guru, yang mengerjakan E learning adalah Guru dan siswa. Operator memasukkan anak-anak dan guru kedalam system barulah Guru memasukkan kelas online dan materi ajar serta bahan ujian ke dalam aplikasi ini.

Secara teknis apabila sinyal bagus dan kemampuan guru dan anak mengoperasikan aplikasi mampu akan tidak menjadi kendala. Namun jangankan siswa, gurupun masih banyak yang belum mampu mengoperasikan aplikasi dengan benar. Siswa yang basicnya memiliki kecenderungan handphone untuk game menemukan kesulitan.

Saya yakin tidak ada yang tidak bisa diatasi. Semua butuh ketrampilan untuk bisa lancar dalam pembelajaran ini. sehari ini kami memulai aplikasi e learning untuk pembelajaran secara online. Namun banyak masalah yang terjadi. Sehingga pembelajaran awal ini banyak terganggu masalah teknis. Semoga besok dan selanjutnya akan lebih baik.


Mengenang Prajabatan


Hujan rintik di bulan September 2006, di asrama haji sukolilo Surabaya kami berdesakan registrasi kedatangan peserta diklat Prajabatan. Diklat yang menentukan untuk menghilangkan C di status CPNS kami menjadi PNS. Kami dari satu Jawa Timur yang diundang oleh Departemen Agama (nama Kementerian Agama kala itu) belum kenal satu dengan yang lain.

Banyak wajah-wajah yang tegang menyelimuti para peserta karena ketakutan tidak lulus prajabatan ini. Apalagi melihat wajah p. Mahfud (alm) yang tegas laksana tentara, kami merinding saat itu saat mendengar suaranya yang keras meski tanpa mikropon. Bak tentara di barak kami harus selalu siap sedia mengikuti kegiatan pra jabatan selama 10 hari.

Banyak peserta yang stress memikirkan nasib selama 10 hari mendatang. hidup dalam suasana yang disiplin dan penuh aturan. salah sedikit di hukum, lebih lebih bagi peserta yang terbiasa dengan kehidupan manja di rumah. sungguh siksaan. harus bangun jam 3 untuk antri mandi. sholat subuh harus meresume kultum. Setelah apel, baru makan pagi dengan ala tentara. duduk siap grak... duduk teratur menurut kelasnya masing-masing dan makan dengan cepat, ketika aba aba "makan selesai" kita harus meletakkan sendok dan kembali ke ruangan untuk mendapat materi. 

Materi dimulai jam 8 pagi berakhir sampai jam 5 sore atau bahkan malamnya kita masih diharuskan masuk kelas untuk kerja kelompok. Ibu-ibu yang sekamar dengan saya ada yang menangis merasakan kelelahan dan kangen kepada anak anak mereka. Sedangkan saya kala itu masih belum menikah. Yang ada adalah memberi semangat kepada teman-teman sekamar untuk tetap sehat dan menjalani kegiatan ini dengan baik.  

Saya mendapat kelas yang paling bawah di ruangan berlantai 4 membuat saya bersyukur sekali. karena keluhan dari kelas di lantai dua sampai lantai empat banyak polusi dan membikin mereka batuk. Di bawah cenderung aman dan tidak perlu naik tangga untuk masuk kelas pelatihan.

Didaulat ketua kelas zaman itu adalah Pak Junaedi dari Jember, muda, energik dan penuh semangat. Membuat kelas kami hidup. Maklum beliau anak muda yang punya pengalaman organisasi ekstra yang banyak sepertinya. Saya masih ingat kelekarnya ketika foto bersama sekelas memakai peci agak miring dan berkata saya ingin seperti soekarno.

Hari ini sudah 14 tahun berlalu, beberapa dari teman teman yang ada di prajabatan kala itu sudah banyak yang menjabat di kementerian agama di kota kabupaten masing-masing. Saya bangga memiliki pengalaman ini. Meski melelahkan namun ilmu yang didapat dari pra jabatan mengenai kedisiplinan dan etika pegawai sampai saat ini masih sebisanya saya laksanakan.

Membawa perubahan menuju kebaikan adalah hal yang mulia. Perubahan yang paling utama dan pertama adalah merubah diri sendiri. Menginternalisasikan kedalam diri sehingga membentuk pribadi yang bermanfaat menurut saya lebih baik dari berbicara tanpa fakta.

 


Ngecas Motivasi


Seorang penulis memerlukan suntikan. Namun suntikan ini tidak memakai jarum. Suntikan ini lebih kepada dorongan untuk mengembalikan semangat. Seperti yang dikatakan oleh Dr. Ngainun Naim dalam sebuah webinar yang dilaksanakan malam ini oleh PC ISNU Ponorogo bertemakan penulisan artikel populer. Beliau mengatakan bahwa motivasi menulis itu ibarat iman “yazid wa yankus” bisa bertambah dan bisa berkurang.

Disaat kita berada pada titik kejenuhan menulis, maka disitulah kita butuh ngecas kembali motivasi menulis kita. Memotivasi diri untuk mengembalikan semangat bisa bermacam macam cara dan strateginya. Bisa dengan meninggalkan alat tulis kita sebentar, jalan jalan atau mencari makanan favorit.

Bagi newbie seperti saya yang terjun dalam dunia kepenulisan ini, tidak jarang saya  mengalami kelelahan dan kehabisan ide untuk menulis. Nah… Di situlah saya sangat butuh seseorang atau komunitas untuk me recharge semangat menulis saya.

Ada saran yang luar biasa dari Bapak Sutedjo yakni dengan mengafirmasi diri menghadirkan tokoh yang kita jadikan panutan didalam alam bawah sadar kita. Kita mengafirmasi dengan menvisualisasikan mereka hadir dan menginternal kedalam diri kita.

Saya yakin bukan karena ganteng dan cantik wajahnya kita mengidolakan penulis,  namun lebih kepada ide ide mereka yang tertuang dalam karya karya mereka menjadi artikel, opini bahkan buku. Bagaimana jatuh bangun mereka dalam menulis sebuah essay atau artikel untuk terbit menjadi artikel populer di sebuah media cetak nasional. Bagaimana menghadirkan rasa bahwa menulis itu adalah sebuah kebutuhan, sampai merasa bersalah bila sehari tidak menulis.

Semua itu terletak kepada trampil dan tidaknya menulis. Terampil bukanlah take for granted alias tanpa berlatih sudah bisa. Terampil itu adalah suatu kegiatan yang dilakukan terus menerus. Pilot akan bisa dikatakan mahir apabila telah melewati 10.000 jam terbang. Apabila kita analogkan ketrampilan pilot itu kepada menulis, maka dalam 1 tahun kita butuh setidaknya 3 jam dalam sehari beraktivitas menulis.

Prof Imam suprayogo menyarankan menulis. Ada sekian ratus tulisannya yang sukses mengantarkan beliau keliling dunia. Tidak perlu indexing scopus, menuliskan pengalaman pribadi, gagasan beliau tuangkan dalam sebuah tulisan.

Bukankah kita dalam masa sekarang dimudahkan dengan media online yang bertumbuh kembang dengan pesat? Tidak lagi sama dengan apa yang dialami pendahulu kita yang menulis untuk ke sebuah artikel media cetak harus bersaing dan berebut tempat. Tak jarang dalam mengirimkan artikel ke 25 kali baru dimuat salah satu media cetak nasional. Wadah kita sekarang sangat banyak dan terbuka lebar. Tinggal motivasi kitalah yang harus kita pupuk.



Don’t wait for the perfect equipment

hot daddy gowes mania


Iseng-iseng dalam sebulan terakhir ini selain menulis adalah berolahraga bersepeda. Melepas penat dan mencoba mengabadikan moment dalam bentuk video. Biasanya saya buat untuk status WA, facebook atau Instagram. Terbersit dalam benak saya dari pada sehari hilang di status WA lebih baik disimpan di youtube. Toh sekarang mengunggah video tidak serumit dulu. Sekarang HP pintar kita memandu kita dalam mengunggah video ke youtube.

Hasilnya adalah video ini ternyata juga banyak dilihat oleh viewer.  Oleh youtube creator saya dikirim email yang berupa dorongan untuk lebih bagus lagi dalam membuat konten youtube.

Ada beberapa tips yang diberikan oleh youtube salah satunya mengambil kelas / kursus untuk menambah pengetahuan dan ketrampilan kita. Yaitu apa saja yang harus disiapkan sebelum memulai merekam moment, saat rekaman atau tips bagaimana orang bisa menemukan video kita menggunakan judul, arahan, thumbnails dan playlist.

Malam ini saya mulai mengikuti kursus pertama mengenai menyiapkan peralatan  sebelum memulai pengambilan gambar (shooting). Memang pemula seperti saya harus banyak belajar kepada ahlinya. Memulai menyiapkan alat-alat sebelum rekaman untuk memunculkan sebuah cerita  yang semula hanya di kepala kita. Saya ditemani Maya Washington, reviewer dalam youtube creator academy

Yang perlu kita siapkan adala

pertama adalah Kamera, bisa menggunakan kamera dasar atau dikenal dengan point and shot camera. itu sudah cukup bagus untuk menangkap gambar daripada kamera HP.  namun lebih iisarankan menggunakan DLSR, secara harga  tentu saja lebih mahal, namun fokus dalam pengambilan gambar lebih baik, lebih tajam dan cerah. 

Kedua adalah microphone.=,  Fungsi microphone ini adalah untuk membuat suara kita lebih jelas dan mengurangi kebisingan suara dari sumber lain. Dua opsi yang di tawarkan mic shotgun ini bisa diletakkan di atas kamera. Atau wireless microphone “lavalier”. Penggunakan microphone lav mic ini lebih direkomendasikan karena meredam suara dari luar dan hanya suara kita yang masuk dalam rekaman. Apabila menginginkan suara sinematic dan didalam ruangan maka yang diperlukan adalah boom mic. Kualitas lebih bagus dan lebih menggelegar.  Penggunaan microphone tergantung suasana dan tempat dimana akan dilakukan perekaman

Ketiga adalah pencahayaan. Pemula biasanya menggunakan pencahayan dari matahari, membuka jendela atau ruangan, ruangan yang cahayanya cukup untuk melakukan rekaman memadai,maka lakukanlah perekaman namun apabila menginginkan yang lebih maksimal pencahayaan bisa menggunakan alat untuk pencahayaan ini yakni LED atau flourscent, jenis lighting yang softboxes atau lampu box yang di berbentuk segi empat dan di lapisi kain membuat pencahayaan lebih lembut dan lebih maksimal. atau bisa Bisa juga menggunakan alat yang namanya ringlight.

Keempat adalah Editing. Memilah dan memilih rekaman yang kita punyai. Banyak sekali aplikasi yang ada, tinggal menambahkan video, mengumpulkan, membuang yang sekiranya tidak perlu dan menambahkan music atau tulisan untuk membantu lebih menariknya konten kita.

Penutup dari pelajaran ini yang membuat saya tertarik adalah quote Maya yang mengatakan “Jangan menunggu untuk mendapatkan peralatan yang sempurna, (Don’t wait for the prefect equipment)”

Mulai sekarang dan mulailah membuat konten untuk perubahan. Selamat mencoba.


 


pidato bahasa Inggris " Should students be allowed to use gadgets in the class??”

Honorable the judges.
Dear audience
Happy brothers and sisters
First of all, let’s thank and pray unto our God Allah Almighty, who has been giving us his mercies and blessings till we can gather in this speech contest today.
Secondly Sholawat and salam always be our Prophet Muhammad Peace be Upon him, who has guided us from the darkness to the brightness.
And I’ll never forget to appreciate my greatest thank to respectable chairman who has given me time to deliver my speech in front of you all.
Standing in front of you all I would like to deliver my speech under the title “Should students be allowed to use gadgets in the class??”

Misuse of gadgets is rife among students. They secretly record scenes that are not worth seeing. Bullying, dating, smoking are often recorded and uploaded to social media. Even though it was forbidden they still carried their gadgets to school.
Upload inappropriate content to social media like that is a hazardous for schools. It's as face to face school and social media like enemies and conflicting. Teenagers who are still searching for identity often carry out experiments that are contrary to norms. This is fortified by schools. The school and the academic community do not want children to fall into moral decadence. School is the last bastion to organize children's morals and manners.
So, they strictly forbid their students bringing their gadgets to school. There are some schools who allow bring the cell phone by limiting only those phones that are made by SMS and telephone without a camera.
Denied or not today is the technological age progress. Where damming technology is the same as damming the flood. Very difficult and almost impossible to stem the progress of the technology.
In my opinion, it is better for the school to give students a freedom to bring their gadgets to their class. Aren't they at home, they're still with their gadgets. Learn from e learning, the Ruang guru, google classroom and lots of educational content that is now provided in the technology space.
Especially when this covid-19 epidemic, children are forced to come into contact with technology. Familiar with technology. Learn through their mobile media online.
Noteworthy is our attitude and way of using this technology. we must use it wisely. we live in a millennial era that is day-to-day with technology. Awareness of using mobile phones wisely must be instilled in all students. So that students use their gadgets in the right direction as a learning space. And increase their knowledge instead of abusing opening obscene content or even making it.
With the right direction using the gadgets we can develop in our technology and online learning in our country. So we will running well and to be winner as millennials generations. 
In conclusion, wherever and wherever we are and with whom we associate we must be able to adjust according to the rules of the moral dan religion in lining with technology.
Thus, the speech that I can deliver. Sorry if there are any mistakes. Thank you for your attention
Billahi Taufiq wal hidayah
Wassalamualaikum.wr.wb

Rapid tes

Menjadi unsur yang harus dipenuhi oleh anak sulungku sebagai persyaratan masuk ke pondok adalah surat keterangan sehat bebas covid-19 melalui rapid tes. Sehingga saya sore ini mengajak dia ke salah satu RS swasta di kecamatan sebelah.

Meski pandemi ini sudah terhitung 4 bulan lebih, saya belum punya pengalaman apapun mengenai rapid tes. Namun sekilas informasi yang saya terima rapid tes ini adalah tes awal dari hasil uji sampel darah yang bersangkutan untuk mengetahui terinfeksi virus corona atau tidak. Bisa jadi reaktif dengan tanda Strip 2 atau 3 didalam alat tesnya. Ketika reaktif harus dilanjutkan dengan tes SWAP.

Namun informasi yang saya terima mengenai alur tes rapid ini simpang siur. Ada yang mengatakan di Puskesmas bisa tes hanya untuk calon mahasiswa yang akan mengikuti SMPTN, ada juga yang hanya mendapat surat keterangan sehat, juga sampe kepada syarat administrasi yang susah dipenuhi, seperti kartu pendaftaran dari pondok.

Saya memutuskan untuk ke RS swasta, meski harus bayar sedikit mahal, namun saya berharap segera bisa mendapatkan pelayanan. Maka sulungku sore ini saya ajak ke sana.

Sesampai di rumah sakit, melakukan pendaftaran dan mengutarakan maksud mau Rapid tes, kami menunggu kedatangan dokter. Jujur ada rasa cemas dan rasa khawatir dalam dada saya, apalagi anak saya sering bersin karena alergi dingin dan debu yang dia alami sejak kecil.

Saya melihat raut ketegangan di mukanya. Beberapa kali saat menunggu dokter dia meminta ijin untuk ke toilet. Meski dalam hati saya juga khawatir saya mencoba mencairkan ketegangan dia dengan menanyakan apa yang kurang dalam persiapan ke pondok, lepas tes nanti kita belanja sekalian senyampang kita keluar rumah. Senyum manis nya mengembang malu-malu, pakaian dalam dan handuk bisiknya.

Akhirnya setelah 2 jam mengurusi uji laboratorium dan adminitrasi, hasil lab keluar. Dokternya sangat lincah dan cekatan. Dokter tersebut sibuk sekali, harus ke poli umum, IGD dan visitasi ke pasien rawat inap. Kata beliau dokter IGD nya lagi ijin, terpaksa saya menggantikan di tiga tempat ini mbak. Ucapnya meski Lelah namun tetap ramah. Ah.. memang swasta harus melakukan pelayanan prima untuk tetap di percaya.

Kendala lain muncul, hasil telah keluar, namun tidak saat mau ngeprint, printernya rusak, kami harus menunggu. Agak panik sih karena waktu sudah petang dan kumandang adzan maghrib terdengar. Sedang di rumah ada si bungsu yang bersama kakak perempuanya umur 10 tahun dan “mbahnya“ yang sakit-sakitan. Akhirnya emosi itu ku tahan kuat-kuat rapid tes ini saya tunggu untuk anak saya.

Menjelang isya kami melaju naik sepeda, gerimis mengawal kami menuju rumah. Untung ketakutak dan kekhawatiran reaktif tidak ada. Sulungku sudah bebas covid


pembelajaran Online Vs Moralitas siswa


Tahun Pelajaran 2020/2021 telah dimulai. Anak anak yang bersekolah sudah memulai aktivitasnya, mulai dari Ta’aruf atau perkenalan dan orientasi untuk siswa baru dan aktivitas pembelajaran untuk siswa yang lama.

Tahun ajaran ini tidak sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Karena di sekolah maupun madrasah masih belum diperkenankan pembelajaran secara tatap muka. Dilakukan secara daring dan luring. Masih berkutat di rumah dan dengan bantuan internet untuk menghubungkan siswa dan guru serta civitas akademika di sekolah.

Sampai kapan Indonesia menerapkan system daring dan luring ini? sebagai guru kami hanya bisa mengikuti kebijakan dari pemerintah. Dengan terseok mengikuti perkembangan kemajuan aplikasi, karena guru sejatinya sekarang di tuntut untuk belajar membuka aplikasi aplikasi pembantu dalam memberikan materi kepada para siswanya.

Guru yang sudah “sepuh” dan “Out of date perihal tekhnologi” tentu sangat kesulitan dalam memposisikan dirinya untuk mengikuti tekhnologi. Banyak yang patah semangat ketika belajar membuat kelas online.  Belum lagi ketika harus membuat video pembelajaran hasil kerja sendiri.

Bukan hanya guru sepuh, guru yang masih muda pun mengalami pasang surut semangat dalam mengisi pembelajaran online. Ketika ingin ideal dengan menerapkan satu aplikasi E-learning yang di rilis kemenag. Banyak kesulitan dalam mengoperasikan program-programnya. Dimungkinkan karena tidak ada pelatihan hanya tutorial yang ada di aplikasi tersebut. Sehingga belajar dari nol untuk memulai memasukkan siswa, memasukkan maple, KI, KD sampai Materi dan penugasan. Bukan perkara yang singkat dan membutuhkan waktu yang lama untuk belajar dan bisa mengoperasikan dengan lancar.

Kendala kuota dan wifi yang sering ngadat juga menjadi Pernik problematika selanjutnya. Penyampaian materi yang bagus menjadi jelek apabila jaringan tidak lancar. Yang terjadi kemudian kejengahan siswa dalam mengikuti materi tersebut.

Konsep pembelajaran daring yang akan permanenkan oleh Menteri Pendidikan juga akan menjadi problem tersendiri. Di satu sisi banyak guru yang senang bila mengajar dengan daring karena bisa “nyambi”. Mengerjakan online beberapa bersamaan dengan mengajar. Guru “ngojek” pekerjaan jualan online mulai marak.

Karena guru juga manusia, di tengah pandemi ini perekonomian yang tidak menentu guru juga harus  kreatif memanfaatkan kesempatan. Dengan online bisa menyambung beli beras, dan susu anak mereka.

Namun di sisi lain ada hal yang kurang mendapat perhatian, yakni moral /akhlak siswa. Karena kebanyakan di depan HP atau laptop memangkas aktivitas anak berkembang rasa sosial mereka. Vis a vis pembelajaran daring dan pemantauan moral siswa, perlu formula yang tepat untuk menyahuti kekurangan pemantauan moral anak tersebut.


Harapan Menjadi Anggota Grup Penulis di Ma’arif menulis



Malam ini saya sedang berusaha menulis cerpen atau lebih tepatnya cerbung yang mengisahkan percintaan kala menyandang predikat mahasiswa dulu. Namun ternyata kalah dengan pertanyaan Dr. Ngainun Naim yang menggelitik untuk dijawab. Apa sebenarnya harapan dengan menjadi anggota grup penulis ini?

Langsung saja saya tekan keyboard ctrl N secara bersamaan dan muncullah layar baru untuk mengetik jawaban tersebut. Saya sebenarnya ragu untuk menjawab pernyataan beliau, sekaligus berusaha menyelami apa yang terjadi sehingga beliau menanyakan hal tersebut. 

Apakah karena semakin hari yang menulis di grup dan diunggah ke blog semakin sedikit? Ataukah semakin kesini tulisan kami tetap saja tidak ada kemajuan dalam kualitasnya? Ataukah pak doktor sedikit kecewa dengan keberadaan grup ini. 
Sambil menghela nafas Panjang,  saya berpositif thingking bahwa beliau mau menggugah motivasi kami lagi dengan mengajukan pertanyaan tersebut. 
Berada di sebuah grup penulis ini, merupakan hal yang saya impikan sejak lama. 
Berawal dari sebuah kesempatan menimba ilmu di agenda Bimtek penguatan kompetensi Kepala madrasah yang saya ikuti. Saat itu saya diberi kelas C oleh panitia. Setelah saya melihat jadwal di masing masing kelas, saya beranikan diri untuk minta izin pindah kelas karena salah satunya ada materi Literasi Digital yang pematerinya adalah Dr. Ngainun Naim. Yang ada di kelas A. 

Apakah di kelas B dan C tidak ada materi tersebut tentu ada. Tapi pematerinya orang lain. Dr. Naim saya mengenal beliau sebagai dosen metodologi penelitian saya di Pasca, namun beliau lebih banyak memberikan motivasi kepada mahasiswanya untuk memulai menulis yang baik. Bukan sekedar menyelesaikan makalah atau disertasi. 

Ternyata oleh panitia permintaan saya dikabulkan, mungkin karena kelas C juga terlalu penuh pesertanya akhirnya saya dipindah di kelas A. Disitulah awal grup ini terbentuk. Saat beliau menyampaikan materi dan memberi kompor kepada kami bahwa anak kelas 2 SD saja bisa menulis buku, kami yang kepala madrasah terbakar dan menginginkan juga membuat sebuah buku meski itu sebuah Antologi/Tulisan bersama. 

Mulai dari situ Dr. Naim membimbing kami setapak demi setapak. Memberi peluang untuk membaca dan mengisi otak kami dengan virus bahwa menulis itu mudah. Tapak kemudian membuat blog dan mengisi dengan rutin meski lima paragraph. 

Meski hanya lima paragraph sesuatu yang sangat berat ketika itu dilakukan terus menerus. Saya sangat merasakan itu, lebih lebih bila anak rewel, pekerjaan dikantor banyak, form aplikasi laporan juga harus di selesaikan. Namun apakah orang lain yang sukses menulis pekerjaannya hanya menulis saja, jawabannya tentu kita tahu semua “TIDAK”. Mereka yang sukses menerbitkan buku contohnya mentor kita Dr. Ngainun Naim, punya segudang aktivitas. Punya kesibukan yang luar biasa dibanding dengan kita. Tapi beliau bisa menyempatkan menulis dengan tulisan yang luar biasa menghipnotis kita. 

Diakui atau tidak beliau adalah contoh yang luar biasa dalam menumbuhkan motivasi menulis. Bahkan beberapa kali mimpi saya tetap bertemu beliau dan tema nya tetap “Menulis”. Wow keren ternyata hipnotis menulis ini sudah sampai ke alam ghaib (alam mimpi). 

Ketika grup penulis di WA ini mengalami pasang surut,  Ada kalanya bersemangat dalam memproduksi tulisan, ada kalanya sepi. Di situlah sebenarnya kita di uji, seberapa gregetkah kita dalam menulis. Saya berharap besar grup ini menjadi motor penyemangat saya dan teman-teman untuk menulis. 

Komunitas yang sama biasanya terdiri dari orang yang memiliki hobi sama dan seirama. Menulispun butuh seirama bahkan sehati. Irama menulis ini harus tetap dijaga supaya tidak saling membunuh semangat menulis anggota grup. 

Mau jadi apa tulisan kita nanti, tentu saja menjadi sejarah untuk anak cucu kita, mengabadikan peristiwa masa kita yang telah kita lalui.

Hujan di Bulan Juli (3)

Part III

Dia berlari ditengah rintik hujan di Bulan Juli. Sehingga air matanya yang membasah membaur jadi 1 dengan air hujan yang semakin deras tercurah dari langit. Hujan ini seakan tahu sakit hati Hega, sehingga menemaninya dalam kesedihan.

Hega tidak kembali ke Ajang Musyawarah Pandega malam itu karena sidang di skors sampai keesokan harinya. Dia pulang ke rumah kostnya. Waktu sudah menunjukkan pukul 23.40 malam. Hampir tengah malam rupanya.

Teman sekamarnya sudah terlelap saat Hega tiba dikamarnya. Mendengar pintu dibuka, Fida memicingkan matanya.

“Baru pulang, Ga…” Suara serak bangun tidurnya menyapa Hega

“Kamu Nangis.. ooohh.. kamu kehujanan, ….” Fida sontak hilang kantuknya demi melihat roommate nya menggigil kedinginan dengan mata merah habis menangis.

“Ada apa? Mau ku buatkan teh?” tanyanya kepada Hega. Meski tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut Hega, Fida dengan cekatan membuatkan teh hangat dari dispenser di sudut ruangan. Fida memang teman yang pengertian dan penuh perhatian. Di sodorkannya teh manis yang masih mengepul asapnya kepada Hega.

“Minumlah untuk menghangatkan tubuhmu” ucapnya lembut. Hega bak kerbau yang di cocok hidungnya hanya menuruti kata-kata sahabatnya. Menyeruput teh yang masih panas itu ke mulutnya. Sebagai seorang sahabat Fida sangat tahu apa yang dialami Hega beberapa waktu ini.

Meskipun Hega kelihatan tegar di luar, dia tahu hati Hega hancur, dialah satu-satunya orang yang bersama Hega saat Hega menangis, saat dibuang oleh Zainal karena dia lebih Memilih gadis kecil yang manja itu, dibanding Hega.

“Ghania sakit Fid.. aku tadi yang mengantarkan dia ke Rumah Sakit” Hega membuka pembicaraannya, mulai menceritakan apa yang dialaminya malam ini.

“Bukannya kamu di forum MUSDEGA?” tanya Fida sedikit bingung. Hega berangkat ke kampus untuk acara koq jadinya malah ke rumah sakit.. Tanya didalam benak Fida.

“Saya di minta kak Zainal jemput Ghania, karena peserta musdega ricuh tidak mau LPJ di teruskan kalau pengurus tidak hadir semua”  

“Teganya Zainal menyuruhmu melakukan hal itu” Ucap Fida geram.

“Aku belum bisa memaafkan pengkhianatannya kepadaku Fid.. Dia berusaha mengatakan sesuatu saat di RS. Tapi aku tidak sudi mendengarnya..” cerita Hega sambil tertunduk.

“Sudahlah Ga,… tidak usah kau pedulikan si Zainal itu. Jangan kamu hancur karena dia. Biarlah dia kena karma nanti”

“Hussh..  jangan bilang begitu” Hega spontan menutup mulut Fida yang belum menyelesaikan kalimatnya.

“Eit.. kamu masih sayang ya… ?” ledek Fida sambil mencubit hidung Hega.

“Aaaa… “

“Sudah sudah… pergi ganti baju sana gih.. nanti kamu masuk angin lho… “ kata Fida sebelum ledekannya dijawab oleh Hega segera mengusir sahabatnya untuk berganti bajunya yang basah. Dengan keberatannya Zainal di umpat oleh Fida. Fida sadar bahwa sebenarnya Hega belum bisa melupakan Zainal di hatinya.

Setelah berganti baju dan sholat Isya. Hega meraih buku Diary nya dan menuliskan kalimat:

Hujan di Bulan Juli

Akankah hati yang berserak ini bisa utuh lagi?

Hujan di bulan Juli

Harusnya kau telah pergi

masih saja kau datang bersama laraku yang tak pernah hilang

---

(bersambung)


Hujan Di Bulan Juli (2)

Langkah gontai Helga menuju Kost Ghania.. sesampai di depan pintu kamar kost yang tidak jauh dari kampus Hijau itu dia perlahan mengetok pintu

Tok Tok…

Tidak ada jawaban.. diulanginya lagi mengetok pintu, kali ini agak keras… sambal mengucapkan salam

“Assalamu’alaikum… Ghani.. “ Ucap Hega setengah memaksakan suaranya agak tinggi. Dalam hatinya benar benar jengkel.

“Uhh.. anak ini bikin semua kesal saja. Sekali lagi apabila tidak dijawab aku akan pergi dari sini” sungutnya dalam hati.

“Assalamu’alaikum.. “ketiga kalinya salam itu ia ucapkan.

“Waalaikum sa…lam..” Pranggggggggg… terdengar suara gelas jatuh dari atas meja. Hega kaget dan sontak saja membuka pintu kamar Ghania. Dikamar itu gadis manja ini tergolek lemas.. wajahnya pucat pasi. Dia memaksakan membalas salam sebelum pingsan.

“Ghannni… , kamu kenapa??? “ Hega meraih tubuh Ghani dan menguncang-guncangnya. Sontak dia berteriak “Tolong…. “

Tetangga kamar Ghania semua berhambur keluar.

“Ada apa…. Kenapa Ghania?” Tanya mereka

“Saya tidak tahu… Tolonglah kita harus segera membawa gadis ini ke UGD” Ucap Hega

Buru-buru teman teman kost Ghania mencari angkutan umum, meminta abang sopir untuk segera membawa Ghania ke Rumah sakit terdekat di RS  Dharma Husada.

Hega yang masih memakai seragam racananya membantu mengantar ke Rumah Sakit itu juga. Sesampai disana dia mengirim SMS ke Kak Zainal.

“Kak, Maaf saya tidak bisa meneruskan Rapat Pleno I. Dan tidak bisa membawa Ghania ke arena MUSDEGA. Dia sakit dan saya temani ke RS Dharma Husada” bunyi pesan smsnya kepada ketua Racana yang juga kekasih Ghania.

----

“Terimakasih, Kak Hega.. sudah menemaniku disini” Ucap Ghania sesaat setelah dia sadar dari pingsannya dan mengetahui kalau dirinya ditemani Hega.

“tidak apa apa. Dasa darma ke 4 kan mengatakan rela menolong dan tabah.. “ kelekar Hega berusaha mencairkan kecanggungan Ghania. “Kamu istirahat ya.. saya akan mengambil obat di apotik”

“Kak Zain.. al tahukah kalau saya sakit disini?” tanya Ghania pelan dan hati-hati. Dia tahu betul kalau Hega sangat dekat dulunya dengan Zainal dan menjadi pasangan Hega.

“ Ya.. kak Zain sudah tahu. Dia masih dalam acara MUSDEGA yang seharusnya kaupun hadir disana. Nanti saat istirahat dia akan menemuimu disini.” Terang Hega.

“Terimakasih ya… “ ucap Ghania

Dibalas dengan senyuman dan anggukan oleh Hega. Melihat Ghania tergolek lemas dan pucat, hati Hega yang semula benci dengan anak ini, perlahan menjadi iba. Diagnosa dokter keluar, namun karena dia bukan keluarganya dokter belum menceritakan apa sebenarnya penyakit yang diderita Ghania.

---

Zainal dengan setengah berlari menuju UGD tempat Ghania di rawat hampir saja bertabrakan dengan Hega yang berjalan keluar UGD menuju apotik sambil menunduk.

“Deg… “

Hati Hega berdegub kencang, dia ingin berlari menjauh dari lelaki didepannya ini. Lelaki yang tega mencabik hatinya hancur berkeping-keping. Tidak menyangka dia berpaling dari Hega. Tanpa salah Zainal pamit untuk tidak meneruskan hubungan mereka. Satu kata yang keluar dari mulut Zainal kala itu “Maaf”

Dan dihati Hega sampai sekarangpun belum bisa memaafkan. Perih bak teriris sembilu. Meski begitu dia masih mampu untuk menyungging senyum dan membenamkan rasa sakitnya ke dasar hati. Dia masih tetap melaksanakan aktifitas kepanduan dan menyelesaikan kepengurusan ini dengan hampir sempurna.

Sekarang laki-laki itu berdiri di depannya dengan wajah yang cemas. Namun wajah itu berubah sendu saat berhadapan dengan Hega. Seakan mau berkata sesuatu namun tidak mampu diucapkan oleh mulutnya.

Buru-buru Hega melangkah dari hadapan Zainal. Sedetik kemudian dia merasa tangannya diraih, ditahan langkahnya. Hega terkejut.. menoleh. Sekali lagi mata mereka beradu. Binar rindu di mata Zainal sangat jelas.

“Hega, Tunggu dulu.. aku mau bicara dengan mu.. “ Ucap Zainal kepada Hega

“Tidak ada yang perlu dibicarakan lagi.. “ Spontan jawab Hega dengan hati sakit, kata yang keluar dari mulutnya setengah berdesis menahan amarah. Dan berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Zainal.

“Ga…., dengar dulu penjelasanku…,” desak Zainal

Hega tidak peduli dia menghentakkan tangannya, terlepaslah genggaman mereka. Dan setengah berlari Hega meninggalkan Zainal. Matanya panas, buliran bening keluar dari sudut matanya.

(bersambung)


Hujan di Bulan Juli


Hega menghela nafasnya dengan berat.. “Huuftt mendung, Apakah akan hujan di hari yang dingin ini?” ucapnya dalam hati. Benar karena ini bulan Juli bulan dimana negeri tropis seperti Indonesia ini sedang musim dingin.

Udara dingin memang kadang tidak bersahabat. Tapi Hega sangat suka dengan musim dingin dari pada musim hujan. Bukannya benci dengan hujan. Ada beberapa serpihan kenangan duka terselip di kehidupan Hega saat kuliah dulu.

“Ga…., “ teriak seseorang

Hega menoleh, ternyata sahabatnya yang memanggilnya di depan perpustakaan. Wajah manis dalam senyuman dan mata lugunya membuat Hega menyambutnya dengan senyuman juga.

“Ada Apa, Is?” tanyanya.

“Besok kamu bisa ikut acara MUSDEGA? Kamu kan kerani. Wajib Ikut lho… “ Tanya si Aisyah. Bukan hanya tanya tapi dia lebih kepada memastikan kehadiran Hega untuk musyawarah Pandega yang akan diadakan hari Sabtu sampai Minggu esok hari.

“Belum pasti” jawab Hega lesu dengan menekuk mukanya.

“Ayolah semangat.. kamu pasti bisa mempertanggungjawabkan kepengurusan ini dengan baik dan sukses.” Aisyah menyemangati Hega

“Terimakasih is.. “ ucap Hega sembari tersenyum tulus kepada sahabatnya itu.

Bukan tanpa alasan dia bimbang mengikuti kegiatan tahunan Pandega di UKM Pramuka di kampus ini. karena dia pasti ketemu dengan Ketua Racana nya Kak Zainal. Orang yang sangat dia hindari saat ini.

Namun sebagai sekretaris dia harus hadir dan mempertanggungjawabkan bersama kepengurusan selama setahun ini.

---

“Dengan ini sidang saya nyatakan di buka!” Ucap sang pimpinan sidang MUSDEGA IV

Acara kita bagi menjadi Rapat Pleno I, II dan III. Dimana rapat pleno I yaitu mendengarkan laporan pertanggungjawaban Ketua Racana, dan pengurusnya. Evaluasi dan mengesahkan LPJ Racana Teuku CIk Di tiro dan Kartini ini.

Rapat Pleno II membagi Komisi yang membahas struktur dewan racana, menetapkan sistem administrasi dan dewan adat.

Rapat Pleno III pemaparan hasil sidang komisi dan memilih kepengurusan dewan Racana baru.

Pimpinan sidang sigap dalam memimpin sidang musdega IV ini adalah kak Rahman, Senior Hega yang berwibawa dan teduh matanya. Sesekali melirik kepada Hega yang raut mukanya tidak bisa menyembunyikan kesedihannya.

Hega dulu adalah perempuan periang dan energik. Kegiatan pramuka yang ditekuninya selama masa putih abu-abu menjadikan dia juga tetap mengikutinya di masa kuliahnya. Sosok Hega Farida Aulia dikenal oleh senior seniornya karena selain dia energik, dia tidak baperan, mau melakukan kegiatan kepanduan dengan tulus. Saat usia kuliah perempuan perempuan lain banyak yang memilih menghabiskan waktunya kuliah dan hunting baju tas dan sepatu kekinian. Dia setia dengan seragam coklat muda dan tuanya.

Sering menolong kesulitan teman temannya terutama di UKM kepramukaan. Saat itu Hega termasuk anak yang mumpuni dalam IT. Sedangkan yang lain banyak yang belum bisa mengoperasikan computer PC.

Tak jarang dia di mintai bantuan senior-seniornya untuk mengetikkan tugas, makalah atau skripsi. Dengan cekatan dan tulus dia bantu kakak-kakak seniornya.

---

Sidang Pleno I sedang sengit sengitnya… peserta minta dihadirkan semua pengurus Racana baik Racana Teuku Cik Ditiro maupun Racana Kartini.

“Kami tidak akan mau meneruskan persidangan ketika para pengurus belum lengkap!” teriak peserta dengan emosi pada interupsi mereka.

Kak Rahman sebagai pimpinan sidang berusaha menenangkan peserta sidang dengan meminta kejelasan dari para pengurus yang tidak hadir.

“Bagaimana, apakah anda sebagai ketua Racana bisa menghadirkan pengurus semuanya?” tanya Kak Rahman.

“Kami minta waktu 2 x 45 menit untuk menghadirkan pengurus semuanya” Ucap ketua Racana Kak Zainal.

“Baik.. kami terima, kalau perlu jemput pengurus di kostnya yang hari ini tidak bisa hadir” teriak para peserta.

“Sidang di skors 2 x 45 menit” Tok Tok Tok.. Di ketoklah palu 3 kali untuk menunda persidangan.

---

Semua pengurus berembug, ada 8 pengurus dari total 20 pengurus yang masih absen tidak mengikuti MUSDEGA IV kali ini. Semuanya berusaha mencari teman-teman dengan menelponnya. Dan hasilnya tinggal 1 orang yang tetap tidak bisa dihubungi. Ghania.

“Hega, tolong kamu ke kost nya Ghania. Ajak kesini ya..?” Ucap kak Zainal meminta bantuan Hega.

“Ya Tuhannn…. Kenapa saya?” Ucap Hega dalam hati. Dialah perusak hubungan nya dengan kak Zainal selama ini. Ghania yang cantik dan logat manjanya mampu menakhlukkan hati kak Zainal, berpaling dari Hega ke Ghania.

“mmm … Baik Kak” jawab Hega dengan tertunduk.

(bersambung)…



Lifestyle


Sebelum adanya wabah yang melanda dunia, mall dan pusat perbelanjaan diserbu masyarakat sebagai tempat rekreasi mereka, bioskop cinema 21 café café pun tidak jauh berbeda selalu penuh penuh dengan peminat. Bukan karena memenuhi kebutuhan pokoknya saja. Namun sudah menjadi lifestyle atau gaya hidup di keseharian mereka. 

Hal ini seiring dengan kemajuan zaman dan kemajuan tekhnologi, perubahan drastis terjadi sebagai turunan perkembangan tekhnologi ini. informasi produk produk baru membanjiri media sosial. Tak jarang kebutuhan yang sebenarnya tidak terlalu penting menjadi sangat diburu karena hipnotis iklan yang menarik dan viral.

Sekarang kegemaran di mall sudah mulai bergeser. Penyebabnya adalah ketentuan atau protocol kita harus berjarak. Dan berbudaya hidup sehat. Masyarakat mulai melirik bersepeda untuk menjadi pilihan olahraga mereka. 

Karena bersepeda cenderung berjarak dan tidak berdesak-desakan. Tidak memerlukan bahan bakar, lebih segar karena bisa menikmati udara luar. Bersepedapun sekarang telah menjadi lifestyle pasca suasana mencekam pandemic virus corona yang melanda.
Toko sepeda kebanjiran orderan sepeda. Mulai anak-anak sampai sepeda untuk orang dewasa. Bahkan sampai inden selama satu sampai dua bulan. Berburu sepeda dari yang harga normal sampe harga yang meroket. 

Tidak bisa dipungkiri, bahwa menjadikan sepeda sebagai sarana rekreasi sangat tepat, karena bisa memacu adrenalin kita dan menjaga imunitas kita untuk tetap bugar. Selain itu anak anak sekolah yang masih dalam masa liburan dan masih belum ada kabar kapan mau masuk, membuat anak-anak jenuh dirumah dan ingin menikmati udara luar rumah.  
Bersepeda sebagai sarana untuk Kesehatan merupakan hal yang baik. Sekaligus mengurangi tingkat polusi di udara. Namun kita harus berhati-hati dengan lifestyle nya. Kebutuhan yang sebenarnya sekunder apabila tidak dihitung secara matang akan menimbulkan side effect dibelakang hari. 

Lifesytle sebagai gaya hidup dipopulerkan oleh psikolog Alfred Adler dan Bull. Gaya hidup ini memiliki penilaian relatif dari orang lain. Gaya hidup seperti berpakaian, kebiasaan dan lain lain. 

Sebenarnya ada satu lagi lifestyle yang menurut saya keren sekali. Saat pandemi atau tidak. Yaitu menulis. 
Ya ketika menulis menjadi gaya hidup dan kebiasaan, membuat rakyat Indonesia semakin produktif dalam menggerakkan literasi. Tidak menutup kemungkinan kita bisa menjadi masyarakat berperadaban yang lebih maju dengan menulis.


ATM



Dalam pembelajaran K13 ada lima ketrampilan yang harus dimiliki siswa. Yang dikenal dengan ketrampilan pendekatan saintifik. Teknik ini dianggap jitu untuk menjadikan siswa menjadi pembelajar aktif dan menjadi subyek belajar. Melalui pendekatan saintifik siswa diajak pembentuk satu penemuan konsep baru yang dipadukan dengan pengetahuan sebelumnya.

Kementerian Pendidikan dalam buku panduan K13 nya menyebutkan Ketrampilan yang harus dimiliki dalam pendekatan saintifik ini adalah, mengamati  hal ini dilakukan untuk mengidentifikasi dan menemukan persoalan. Menanya, menganalisis, Menyimpulkan dan Mengkomunikasikan.

Dalam memahami sebuah konsep pendekatan saintifik memberikan peluang yang luas kepada siswa untuk menjadi penemu konsep, berbeda dengan metode lama yang hanya memberikan konsep langsung kepada siswa. Melalui kegiatan pembelajaran yang telah dirancang oleh guru.

Meskipun membutuhkan jalan yang rumit dan memakan waktu yang lama. Hal ini efektif untuk melatih siswa dalam mengkonstruk pemahaman ilmiah mereka. Bukankah keren bila Indonesia ke depan di isi oleh orang orang yang mampu menemukan konsep secara ilmiah? Akan banyak pemikir pemikir dan penemu di negeri ini. dengan kata lain perkembangan ilmu pengetahuan akan semakin berkembang.

Namun harapan untuk menemukan penemu-penemu masa depan akan menemui jalan terjal apabila guru sebagai pengarah memiliki pemikiran yang masih kolot. Masih sekedar mengkopi materi dan menempelnya dalam RPP mereka.

Yang bisa guru lakukan untuk tidak sekedar meng- copy paste materi pelajaran atau pun merancang mengkonstruk pengetahuan untuk siswa mereka adalah dengan jalan ATM (Amati, Tirukan dan Modifikasi). Apalagi bila di tembah dengan Kreasi dan Inovasi. Hal itu akan mengubah guru yang biasa menjadi luar biasa.

Kebiasaan ATM inipun bersinggungan dengan bidang kepenulisan, tidak ada alasan untuk kita tidak bisa menulis. Kerja keras menjadi penulislah yang akan mendukung 90 % dari bakat yang dimiliki seseorang. Dalam kerangka berfikir penulis yang utama adalah berlandaskan ontology, epistimologi dan aksiologi. Sedang proses kepenulisannya kita bisa  mengamati tulisan orang lain, menirukan tulisan tersebut dan memodifikasi.


Krisis ruang privat



Zaman belum ada internet, komunikasi masih didominasi dengan kertas dan kantor pos. melalui korespondensi. Undangan lewat surat, bahkan berpacaran pun lewat surat.  Anak -anak sekarang tentu tidak tahu apa itu kartu pos, bagaimana tata cara menulis telegram/ surat kawat. Dan materi menulis telegram itu tidak lagi diajarkan di bangku sekolah.  

Ketika kita mencari kata telegram pun di search engine google, atau yang lain yang muncul adalah telegram berupa aplikasi. Sedikit sekali yang mengulas mengenai telegram/telegraph pada masa lalu.

Media sosial telegram di buat sama fungsi dengan whatsapp, mengirim pesan kepada orang lain. Tidak butuh waktu lama, bahkan hitungan sepersekian detik pesan itu sudah sampai kepada penerima.

Informasi informasi apapun bisa kita dapat dari media sosial. Saya sebutkan beberapa contoh medsos facebook, twitter, youtube, Instagram, tik tok,  atau yang bisa langsung bisa telpon dengan video, seperti whatsapp, duo, zoom, google meet.

Status yang kita unggah di media sosial, akan bisa dilihat oleh banyak orang. Status adalah cara kita mengekspresikan pikiran atau perasaan kita dituangkan dalam bentuk tulisan atau emoticon yang mendukung perasaan kita.

Dengan semakin terbukanya jejaring / medsos ini banyak remaja bahkan orang dewasa yang mengekspos kehidupan pribadi mereka. Ruang ruang privat yang sekiranya tidak perlu di perlihatkan di public, sekarang malah sebaliknya. mereka berlomba memamerkan kehidupan pribadi dan daerah privatnya ke public.  Disadari atau pun tidak mereka sadari efek kedepan bisa menimbulkan hilangnya ruang privasi mereka. Belum lagi apabila komentar yang diberikan orang yang pro dan kontra. bisa jadi akan mengganggu psikologis pengguna medsos itu sendiri. 

Alih-alih status yang kita buat atau di buat orang lain terkadang bisa menjadi boomerang, bilamana tidak bijak kita menyikapinya. Tidak sedikit yang mengeluh sekarang tidak punya privasi.

Add caption

Kita di tuntut akan kewaspadaan dan kedewasaan dalam memakai media sosial. Pakailah media sosial dengan bijak. Hal hal yang sekiranya tidak patut di ungkap di public, tidak usah di unggah. Ini akan menjadi rekam jejak digital kita di kemudian hari.

Perusahaan perusahaan sekarang banyak yang memakai rekam jejak digital di media sosial untuk mempertimbangkan pelamar pekerjaan diterima atau tidak. Akan sangat merugikan kita sendiri apabila kita tidak secara selektif memilih apa yang harus kita share dan apa yang harus kita “keep” untuk diri kita sendiri.

 

 


Featured Post

RESENSI (Pesantren, Kampus Islam dan Moderasi beragama)

  Pesantren, Kampus Islam dan Moderasi beragama Karya Ngainun Naim, Abad Badruzzaman Halaman 288 + vi diterbitkan oleh Akademia Pustak...