Influencer Moderasi



Sambutan dari Prof. Suyitno, Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Republik Indonesia pada penutupan Pelatihan Penggerak Penguatan Moderasi Beragama di Kantor kementerian Agama Kabupaten Tulungagung yang diikuti 30 peserta selama sepuluh menit sangat berharga bagi kami. 

Betapa tidak waktu yang sebentar tapi yang diuraikan isinya daging semua. Prof. Yitno  merupakan orang yang super sibuk. Kami sangat bersyukur bisa bersua beliau di Pelatihan Penggerak Moderasi Beragama ini. tidak lebih dari 10  menit sambutan beliau dan kami benar benar terkesan dengan petuah beliau. 

Penggerak moderasi beragama yang dilatihkan hari ini bukan apa apa kalau yang dinamakan kader yang hari ini dilatih tidak bergerak. Diharapkan seluruh peserta pelatihan move dan menjadi influence ke milleau sekitar. Bila berada di lingkup pendidikan maka menjadi influencer moderasi di lingkup madrasah. 

Prof. Suyitno mengingatkan betapa pentingnya  menjadi guru, kepala sekolah apalagi, mereka adalah guru yang memiliki tugas tambahan. Karena itu guru adalah model of model. Mursyid ala mursyid. Guru merupakan pusatnya kurikulum. Kurikulum adalah Tools/Alat/ Instrumen yang tergantung siapa yang menjalankan. The Real Curriculum is the teacher. 

Saat guru dan kepala madrasah tidak menjalankan fungsi dan tugasnya maka alamat gagalnya kurikulum. Demikian juga moderasi beragama diharapkan diinsersikan didalam pembelajaran dan karakter oleh guru di Madrasah. sehingga cara pandang cara sikap dan perilaku beragama yang dianut dan dipraktekkan oleh pendudukan Indonesia. 

Yang menjadi catatan besar adalah Agama tidak perlu dimoderasi karena agama itu sendiri telah mengajarkan prinsip moderasi, keadilan dan keseimbangan. Jadi bukan agama yang harus dimoderasi, melainkan cara penganut agama dalam menjalankan agamanya itulah yang harus dimoderasi. Tidak ada agama yang mengajarkan ekstremitas, tapi tidak sedikit orang yang menjalankan ajaran agama berubah menjadi ekstrem.

Moderasi beragama akan berhasil dengan 9 indikator yang nampak yakni (1) Kemanusiaan, (2) Kemaslahatan Umum, (3) Adil, (4) Berimbang, (5) Taat Konstitusi, (6) Komitmen Kebangsaan, (7) Toleransi, (8) Anti Kekerasan, dan (9) Penghormatan kepada Tradisi,

Liburan Yukkk



Salah satu cara menghilangkan kejenuhan dalam bekerja adalah dengan berlibur. Setiap orang memiliki cara untuk berlibur. Mereka bisa mengisi liburan dengan mencari tempat tempat indah, di puncak gunung yang dingin, di pantai, ataupun dimana saja yang menurut mereka bisa meredakan capek dan mengubah mood menjadi baik lagi.

Indonesia menerapkan system tahun ajaran yang di mulai bulan Juli dan diakhiri pertengahan Juni tahun berikutnya. Tibalah saat yang di tunggu, liburan telah didepan mata, tentu saja sederet agenda untuk liburan telah menunggu untuk anak-anak maupun orang tua.

Menikmati liburan merupakaan bentuk penyeimbangan antara kerja dan beristirahat.  Libur diidentikkan dengan meletakkan pekerjaan menggantinya dengan hal lain yang bisa membuat rileks. Saat libur panjang dari pekerjaan atau sekolah rutin, maka sebisa mungkin semua bisa mengisinya dengan hal hal yang menyenangkan, baik untuk pribadi maupun keluarga.

Saya pribadi membagi liburan dengan dua hal pertama, mengunjungi  beberapa tempat yang telah saya rencanakan sebelumnya, bisa pantai, mall atau pegunungan atau nonton film. Kedua, Setelah libur saya membuat tulisan tentang pengalaman menarik mengenai tempat atau hal yang telah saya kunjungi.

Kenapa harus di tulis? Bukan tujuan untuk pamer telah melakukan perjalanan kemana-kemana. Saya terkesan dengan Gol A Gong penulis buku dan influencer, dia mengajak kolega yang mau menulis jalan-jalan dan menuangkan dalam sebuah karya tulis. Hal ini lebih mudah daripada menulis hanya dengan mengangan-angan saja. 

Tak jarang Gol A Gong mengajak peserta menulisnya ke luar negeri. pengalaman mereka bahkan bisa abadikan dalam sebuah buku. Inspirasi inilah yang membuat saya menginginkan mengabadikan tulisan saat liburan. dan menuangkan tulisan menjadi artikel yang berirama menurut saya liburan tersendiri. 


Self Love

 

Minggu ku, karena hari libur menggelayut seluruh kemalasan ke tubuh ini. Beranjak dari tempat tidur saja saya lakukan dengan segala keterpaksaan. Kalau tidak karena kewajiban untuk sholat subuh, saya pasti menetapkan hati untuk tetap berada di peraduan.

Rindu sepertinya dengan menghentikan aktivitas keseharian, keinginan untuk bercengkrama dengan kasur beserta kerabatnya sangatlah besar. Ragaku seakan meminta haknya untuk istirahat lebih lama setelah berderet-deret aktivitas yang dikerjakan selama hari kerja, bahkan melebihi jam untuk normalnya bekerja. pulang malam masih ditambah dengan aktivitas lain.

Status orang yang mengatakan “HAYATI LELAH” itulah yang Sekarang saya rasakan. Saya pengin minggu ini menjadi “me time” untuk meredam segala kelelahan dan menambal semangat untuk hari esok. Menemukan kembali “ghirah” bekerja dengan menemukan “self love” ku.

Menemukan Self love bagi saya sebagai seorang perempuan bukan hanya sekedar bersolek, memakai baju yang cantik yang worth buat saya, namun juga mendapat energi positif dengan keriangan diri, bebas melakukan hal yang ingin saya lakukan.

Agak siang saya beranjak ke halaman belakang, seminggu ini halaman belakang ada beberapa kolam yang direnovasi, disampingnya ditumbuhi jambu yang mulai rindang sekarang ditambah tempat duduk dan lincak kecil untuk berbaring. Saya bawa beberapa camilan dan kopi, sambil menemani suami bekerja memperbaiki kolam,  saya menemukan kegiatan yang aku senangi seperti membuat tulisan receh seperti ini.

Kabel panjang saya bawa juga demi kelangsungan kehidupan baterei laptop. mulailah saya membuka laptop, selama dua jam tenggelam dalam kesyahduan lagu-lagu Shiela On 7, lagu yang menurutku masih sangat keren untuk dinikmati. Barulah setelah merasa cukup dengan bermanja diri dengan itu, saya mulai serius tenggelam dalam test TOEFL untuk kesekian kalinya. Tidak tahu mengapa tes ini sekarang menjadi hal yang saya suka dan menurut saya penting, demi menjaga keajegan mendengarkan bahasa native speaker dan mengutak atik grammar. 

Nuraniku berbisik.. Jangan khawatir sebentar lagi libur anak anak tiba. ikut liburan saja, jangan pedulikan pekerjaan, pekerjaan tidak akan ada selesainya. Namun pekerjaan akan selesai apabila kita mendelegasikannya. 



Seleksi Alam

 


Membesarkan anak di usia remaja bukanlah hal yang mudah. Mereka telah memiliki ego dan memiliki dunia mereka sendiiri. Mereka mengeksplorasi hal hal baru dalam hidupnya. Butuh berbagai pemahaman dan pengertian dalam membawa mereka keluar dimasa pemberontakan (trotz) ini menuju ke jalan  yang benar.

Dulu masih tidak banyak pengaruh banjir informasi seperti era kekinian yang penuh kebebasan akes apapun. dengan HP di tangan mereka, mereka bisa mencari apa saja di mesin pencari. Mereka melihat hal hal yang baru secara bebas. Yang paling tragis dikala mereka masih belum punya control terhadap apa yang boleh dilihat dan apa yang tidak diperbolehkan.

Sebagai pendidik pun saya megalami pengalaman berharga mendampingi anak anak di masa remaja awal ini. Dan sayapun mengalami kesulitan membimbing mengarahkan mereka. Derasnya informasi membuat jiwa mereka meronta ronta apabila di nasehati, merasa paling benar dan merasa paling tahu tentang diri mereka sendiri. Diantara mereka banyak yang mulai mengintip video dewasa yang belum layak mereka tonton.

Kemungkinan mereka tidak sadar, bahwa Jiwa mereka yang ingintahu, terkadang menjerumuskan mereka ke jurang kerusakan mental. Hal hal porno yang mereka lihat membuat mental mereka mejadi tidak sehat. Tidak memiliki focus kepada pembelajaran. Dan membuat malas sekolah.

Prihatin sekali apabila tidak hanya sekedar melihat, namun mereka juga mencoba hal yang tidak baik. Seleksi alam itulah kata guru saya saat SMA. Ibaratkan pohon kelapa. Buahnya bisa jatuh saat masih menjadi bunga, bluluk ataupun masih degan. Ada yang masih semrondeng dan ada yang sudah bersantan. Bahkan ada yang sudah memiliki bakal tunas masih kuat menempel di dahan kelapa.

Kemenkes telah merilis bahwa 94 % siswa rentang 12-22 tahun pernah mengakses konten porno. Dan sama halnya dengan narkoba bahwa pornografi menimbulkan efek ingin melihat lagi dan lagi / kecanduan. Dan dalam penelitian juga kecanduan pornografi ini mengakibatkan kerusakan otak yang cukup serius. Otak yang dinamakan pre frontal corteks, adalah bagian menata emosi, konsentrasi dan bernalar kritis berperilaku sosial akan rusak di rusak oleh pornografi.

Anak anak akhirnya tidak memiliki gairah dalam belajar, sulit berkonsentrasi,  malas belajar, introvert. Mereka banyak mengindari kontak mata saat diajak komunikasi. Dan itu yang pernah saya rasakan dibeberapa anak didik saya. Saya miris dan sedih dengan kondisi anak-anak ini.

Prefentif kami dalam mengelola anak di sekolah adalah kami memberikan anak2 kegiatan fisik lebih banyak. Memberi mereka pemahaman tentang dosa mendekati zina. Memperbanyak kegiatan ibadah wajib dan sunnah di sekolah. Praktik pengajaran akan bisa berhasil apabila ditopang dengan dukungan keluarga dan Masyarakat. Dan semoga orang tua di rumah juga tidak henti hentinya memberikan bimbingan kepada anak anak mereka.

 

 

 

Sampah kering

 


Tumpukan masalah yang menggelayut di madrasah kami tidak sedikit. Stigma guru yang belum berkualitas, pembelajaran yang monoton, siswa malas diberi pelajaran. Guru yang tidak mau  berubah metode mengajar, sarana prasarana pembelajaran yang kurang memadai. Kelas yang panas. Terlebih lagi kondisi timpang diantara anak di asrama dan anak yang non asrama.

Fenomena anak tidak kerasan di sekolah. Sering mbolos di jam pelajaran juga sering jajan di luar sekolah lama, enggan masuk ke kelas. menjadi masalah lain yang perlu ditertibkan. Mereka nongkrong di tempat parkir. Tempat itu adalah tempat favorit siswa terutama siswa laki-laki. Bila pelajaran akan mulai guru harus berjalan mendatangi dan diberitahukan untuk masuk kelas.

Belum lagi cerita cinta yang mulai berkembang diantara anak2 masa trotz ini. Anak yang masih mencari jati diri dirusak dengan tayangan dewasa di gadget mereka. Pembicaraan mengenai beberapa isu artis ibukota juga mewarnai perilaku anak-anak. Trend baju dan dandanan artis dan selegram yang diikuti oleh anak-anak terkadang membuat kami selaku para guru mengelus dada. 

Selain itu, Ketidaksamaan visi dalam mengelola Pendidikan dari Kepala Madrasah, Wakil dan guru merupakan hal masalah lagi yang cukup membikin pusing. Saling menyalahkan metode masing masing guru. Ada yang menyalahkan metode ceramah guru sehingga anak mengantuk, ada guru yang genit dengan siswa, sehingga siswa ngelunjak. Ada yang hanya teriak-teriak dengan siswa dan diejek lirih oleh siswa guru koq gak kaya guru. Ada juga yang bisanya marah marah dengan guru dan siswa saja tanpa mengetahui kasus apa yang sebenarnya menimpa diri guru dan siswa sehingga dia telat atau ogah ogahan belajar. Ada guru yang juga merasa pembelajaran di kelasnya sudah sangat bagus dan siswa suka terhadap pembelajarannya.

Beberapa strategi sudah dibuat mulai dari keluar dengan memakai kartu, keluar /pulang harus bersih kelasnya. Jurnal dan absen yang setiap hari dikumpulkan, ditandatangikan ke kepala sekolah tiap setengah bulannya.

Mengikutkan guru dan siswa dalam ajang kompetisi akademik yang dibeberapa kompetisi ofline maupun online. Dan sebenarnya hasilnya juga lumayan. Banyak guru-guru kami ternyata berkualitas dari segi pengetahuan akademiknya.

Rancangan ke depan adalah pembelajaran blok sambil mengerahkan memaksimalkan bidang kewirausahaan dan tahfidz. Akankah berhasil karena belum dilakukan sudah dientahi dengan kalimat, ngajar dua jam Pelajaran saja anak ngantuk-ngantuk apalagi diajar sehari dengan Pelajaran yang sama.

 

Refresh Semangat

 

Menjadi bagian Aparatur Sipil Negara namun diperbantukan disekolah milik masyarakat dengan kata lain sekolah swasta adalah hal yang luar biasa menurut saya. Betapa tidak, saya sendiri berstatus PNS diantara 38 guru yang berstatus guru tetap Yayasan.

Saya setiap bulan digaji pemerintah dengan standar gaji yang telah ditetapkan perudang-undangan. Sedangkan teman teman saya, digaji menurut kemampuan Yayasan. Meski begitu, semangat perjuangan dari guru guru non PNS ini tidak kalah dengan kami yang PNS.

Mereka disiplin, berkomitmen dengan pekerjaan yang dibebankan kepada mereka dan penuh rasa tulus memberikan tarbiyah dan menjalankan pembiasaan pembiasan baik untuk siswa, meski banyak kegiatan yang tidak ada anggaran untuk menjalankannya.

Dengan begitu sayapun terbiasa dengan pola Ikhlas mereka. Berusaha mengelola madrasah yang berkesinambungan bersama mereka. Menata niat merupakan hal yang berkali-kali saya lakukan, karena itu semangat yang berkurang akan muncul lagi.

Lembaga tempat saya bernaung bukan lembaga yang besar, bukan pula lembaga yang memiliki kelebihan materi, sehingga banyak kendala yang muncul dari itu. Beban yang ditanggung semakin berat saat PPDB. Ibaratkan lomba berlari dengan kompetitor, mereka memiliki segala hal persiapan untuk berlari, sedang kita sepatu lari tidak punya, masih harus mengangkat beban saat berlari.

Namun saya yakin, kami tidak sendiri. Di kabupaten ini ratusan lembaga yang dikelola oleh Masyarakat memiliki problem yang sama. Itu yang membuat kami juga tidak patah arang dan mencoba melakukan hal yang terbaik yang bisa kami lakukan. Bukan semata mata karena ambisi pribadi, namun karena panggilan agama untuk tetap berjuang di jalan Allah. Memberi tarbiyah dan Pendidikan akhlak kepada anak-anak untuk kehidupan mereka yang lebih terarah menuju Rabb-nya.

Jejak Pergunu Menjemput Asa (2)

 



PC Pergunu Tulungagung dalam rangka Halal Bi Halal sowan ke Ketua Umum PP Pergunu di Pacet, Mojokerto, tepatnya di Universitas KH. Abdul Chalim. Didalam kompleks universitas ini terdapat berbagai Fakultas mulai Tarbiyah, Syariah, Ushuluddin dan Dakwah serta Pascasarjana S2 dan S3. 

Digedung perkuliahan dilantai paling atas bersatu dengan asrama mahasiswa. Sehingga mahasiswa disana tidak memerlukan angkutan umum atau transport yang lain apabila mau kuliah. Ada Masjid UAC yang sangat megah dan tempat untuk Kyai Asep menerima tamunya. 

Di ruang tamu yang inheren ruangan transit, ruang makan dan aula.Kami diterima sebagai tamu namun diperlakukan dengan luar biasa. Kyai benar benar memperlakukan tamu dengan baik karena perintah Allah untuk menghormati tamu. 

Saat berbicara Nada suara kyai Asep tidak begitu keras, lembut namun begitu menghipnotis kami. Suara khas kyai yang memiliki segudang pengalaman dan pengetahuan yang luas. Sehingga kami khusyuk tenggelam mendengarkan fatwa beliau.

Pemaparan Visi misi dan tujuan Amanatul Ummat yang meluncur deras, hafal luar kepala oleh Kyai Asep menyiratkan bahwa memang setiap saat visi misi dan tujuan itu selalu diingat dan dijadikan motivasi untuk mencapainya. Mewujudkan manusia unggul utuh berbudi pekerti luhur. Beriman bertaqwa dan berakhlak  mulia demi kejayaan Islam dan kaum muslimin dan utamanya bangsa Indonesia. Kesejahteraan dan tegaknya keadilan di Indonesia. 

Melaksanakan visi dengan ketat dan tanggung jawab dituangkan dalam misi lembaga ini,  sedangkan tujuan lembaga ini menjadikan santri Amanatul ummat sebagai Ulama besar dunia dan utamanya dunia, Pemimpin dunia utamanya Indonesia, Konglomerat yang akan memberikan kontribusi maksimal dalam mewujudkan kesejahteraan Indonesia, profesionalitas yang bertanggung jawab.

dibarengi dengan mendawamkan kata kata dalam bahasa arab yang artinya kurang lebih, Allah mencintai mereka yang luhur urusannya dan cita citanya dan tidak  menyukai orang yang rendah urusan dan cita citanya. Hasbunallah wa nikmal wakil, nikmal maula wa nikmannasir.

Tidak sekedar hanya dihafal sebagai narasi penyemangat namun, Kyaipun memberikan uswah hasanah dengan mencetak seluruh anaknya sesuai tujuan Amanatul Ummah. Ada yang jadi Ulama, Politikus, Profesional dan Konglomerat.

Tahun ini Ammanatul Ummat menjadi The Top One lulusannya masuk Fakultas Kedokteran dan masuk sebagai mahasiswa di Indonesia melalui jalur SNBP, belum UTBK. Juga beasiswa pendidikan di luar negeri. Mesir, Yaman dan lain-lain tanpa tes. Karena kualitas siswa dari Ammanatul Ummat tidak diragukan lagi. 

Rahasia menjadi sukses ala Kyai Asep ternyata bahwa kita harus melaksanakan tugas dengan tuntas melaksanakan tugas tidak hanya dengan baik, namun dengan sempurna. Bahkan lebih dari sempurna. Ibadah dengan sebaik baiknya ibadah. Sholat dengan sebaik-baiknya sholat, bukan sekedar sesuai syaratnya saja.

Diceritakan Kyai asep ini awalnya adalah guru SMP dipinggiran Surabaya, tidak pernah menyangka apabila sekarang bertransformasi sebagai kyai yang kaya, berkecukupan dan diberi rezeki anak yang luar biasa.  

Menyinggung mengenai guru saat pengurus Pergunu bertanya dalam sesi tanya jawab, bahwa banyak guru yang masih belum bisa menterjemahkan tugas dan fungsinya, Kyai menjelaskan bahwa Kesuksesan siswa terletak dari guru. Guru yang Menguasai kompetensi guru dan materi ajar, Bertanggungjawab atas proses transfer kurikulum dan muatannya kepada sluruh murid murid, menjadi teladan bagi murid murid dan Disiplinnya. Akan membawa dampak pada siswa dalam kesuksesannya.

Tidak lupa beliau mengajak Pengurus PERGUNU untuk Fastabiqul Khoirot, dan bersedia diundang untuk memberikan kiat sukses mengelola Pendidikan. Tentu saja ini menjadi harapan bahwa PERGUNU Tulungagung akan menjadi besar dan berkembang menyusul kesuksesan Ammanatul Ummat.***

Jejak Pergunu Menjemput Asa (1)

 


 

Pelantikan PERGUNU Tulungagung yang sedianya dihadiri oleh Ketua Umum PP Pergunu Prof. Dr. Asep Syaifuddin Chalim menjelang Ramadhan 1445 H kemarin tidak jadi. Pelaksanaan pelantikan tanpa kehadiran beliau karena Ketua PP mendadak ada acara yang lebih penting. Prof Asep yang tidak lain dan tidak bukan adalah pimpinan Pondok Pesantren Amanatul Ummat, Pacet Mojokerto.

Pada Momentum Halal Bi Halal di bulan Syawal ini sebagian pengurus Pergunu memutuskan untuk sowan ke Pacet untuk mendengar petuah sekaligus siraman semangat dari beliau. Bersama 33 peserta saya ikut didalamnya. Wanhat alias dewan penasehat PERGUNU Prof. Dr. Akhyak dari UIN SATU Tulungagung, juga turut dalam rombongan kami.

PERGUNU merupakan organisasi profesi guru yang diakui oleh pemerintah. Organisasi guru yang semula diakui hanya PGRI, sejak di undangkannya perundangan no 14 tahun 2005 tentang guru dan Dosen, maka bermunculan lagi organisasi-organisasi guru yang dahulu pernah ada dan juga organisasi baru. Salah satunya PERGUNU.

Guru dalam undang undang no 14 tahun 2005 diwajibkan mengikuti Organisasi Profesi. Organisasi profesi yang dimaksudkan dalam undang undang tersebut adalah perkumpulan yang berbadan hukum yang didirikan dan diurus oleh guru untuk mengembangkan profesionalitas guru. Guru dapat membentuk Organisasi tersebut dan dapat difasilitasi oleh pemerintah atau pemerintah daerah.

PERGUNU yang lahir sejak 1952, dalam masa itu pasang surut keanggotaan di PERGUNU terjadi. Salah satunya karena payung hukum. Sejak dibukanya kran kewenangan organisasi guru dan diadakannya kongres PERGUNU di  Kongres I Pergunu tahun 2011, memilih KH Asep Abdul Halim sebagai Ketua Umum PP Pergunu Periode 2011-2016. Pada kongres selanjutnya, KH Asep Abdul Halim dengan masa kepemimpinan 2016-2021. Sampai sekarang 2021-2026 Kyai Asep tetap menjadi Ketua umum PP Pergunu.

Merasai suasana sejuk di pegunungan Mojokerto, Rombongan PC Pergunu Tulungagung terlihat sangat menikmati. Kami disediakan ruang transit untuk istirahat saat menunggu Kyai Asep rawuh dari agenda yang lain. Setelah sholat dan istirahat sejenak, ada Kang santri yang mempersilahkan kami menuju ruang sebelah untuk makan siang. Luar biasa Ponpes Amanatul Ummat ini memperlakukan tamu tamunya.

Masakan mewah yang tersedia di santap dengan lahapnya oleh kami. Ada Mie goreng, Gurami goreng asam manis, semur daging sapi, ikan asin goreng dan sambal serta lalapan. Pak Nurhadi (Pengawas PAI) berkata dengan saya dan teman teman, “disini ikan asinnya berbeda dengan dirumah, lebih enak.. tahu kenapa karena ada temannya”. Seketika kami tertawa namun tertahan karena kami sungkan mau tertawa keras. “Memang kasihan dengan ikan asin di rumah sering sendirian” ucap saya menimpali.

Lepas Dhuhur kami menata diri di Aula untuk bersiap bertemu dengan Kyai Asep dan mendengarkan dawuh-dawuh beliau. Saya pertama kali bisa sowan kesini merasakan kekaguman kebesaran dan keunggulan pondok pesantren ini. Kenapa kami hanya selalu bergelut dengan masalah masalah saja, susah untuk bergerak maju. Sedangkan disini sudah berlari dan menuju kemajuan serta keunggulan dibanyak hal. Santri sekolah menengah yang diterima melanjutkan ke jurusan kedokteran saja ada 51 dan 300 an siswa Amanatul Ummat lolos SNBP, dan betebaran beasiswa dari luar negeri untuk para santri disini. Tak heran bila Koran Harian Bangsa menyebut Amanatul Ummat Rajai PTN. ***


Pernik mudik



Pulang kampung yang sering diistilahkan dengan mudik. Pada lebaran kali ini, dimana saya dan keluarga menjadi salah satu pesertanya. Menuju kampung kelahiran suami hampir 1000 km dari sini. Ada saja ternyata kisah dikala mudik lebaran. Baik yang haru maupun yang lucu.

Perjalanan ini saya dan anggota keluarga yang berjumlah lima orang, kami memakai mobil wuling milik adik karena kapasitas mobil kami lebih kecil. Saya bersama suami, anak sulung kami yang menginjak kelas 1 menengah atas, putri kedua kami yang dan si bungsu yang masih kelas 1 Sekolah dasar.

Kami berlima berangkat ba’da shalat tarawih. Menyengaja malam kami berangkat dengan harapan sampai tol semarang atau pintu tol Banyumanik kami tidak dikeluarkan dari tol. Berdasar pengalaman dua tahun yang lalu pemudik yang dari barat ke timur sangat banyak, menguasai seluruh jalan tol ruas kiri maupun kanan. Sehingga pemudik yang menuju keaarah barat diturunkan dari tol.

Berdasar informasi juga pintu tol dibuat searah ke timur pukul 14:00 WIB. Maka sebelum itu kami harus sudah lepas dari Semarang.

Alhasil kami sebelum jam 03:00 dini hari sudah sampe Semarang dan melewati Tol Banyumanik dan berhenti di Rest Area. Kami berhenti untuk membuka bekal untuk makan sahur. Meski saat safar kita diperbolehkan untuk tidak berpuasa dan mengganti dihari yang lain. Saya dan anak-anak tetap berpuasa. Kami menggelar tikar di pelataran rest area untuk makan dan meluruskan badan dengan berbaring sejenak.

Pengalaman saat pramuka dahulu, setelah pulang berkemah, saat tubuh capek capeknya pesan Pembina kami jangan tidur diatas Kasur. Usahakan tidur diatas lantai, bisa digelari tikar dan berbaring posisi keatas, cukup tidur selama 2 jam akan mujarab untuk menghilangkan kepenatan.  Dan benar saja, berbaring sempurna meski tidak lama cukup untuk mengembalikan stamina kami.

--- kehabisan saldo e-toll.

Setelah sholat subuh, kami melanjutkan perjalanan dengan para pemudik yang lain. Saya menjadi driver pengganti sementara driver utama yakni sang suami meneruskan istirahat di kursi penumpang. Setelah 3 jam berkendara kami sampai ke pintu keluar tol Cipali.


Saya yang tidak memperhatikan saldo e-toll kami karena sedang konsentrasi menyetir. Saat saya tempelkan kartu e-toll terpampang tulisan saldo anda tidak cukup. Paniklah saya, saya teriak memanggil penjaga tol. “Mas ini gimana saldo saya kurang” petugasnya memberi saran ” pinjam kartu mobil belakangnya bu” sedangkan suami yang terbangun mengatakan “mundur-mundur aja…”..

Gimana mau mundur, dibelakang sudah antri puluhan mobil untuk keluar pintu tol. Untunglah HP saya ada saldo OVO dan ada tambahan perangkan NFC. Dengan agak panik saya isi saldo e-toll melalui perangkat HP. Alhamdulillah.. bisa masuk dan bisa digunakan. Kepanikan saya lebih disebabkan klakson mobil di belakang kami. Anak-anak tidak kalah paniknya namun menghibur saya dengan mengatakan “jangan gugup mi, kalau mereka gak sabar biar terbang saja” hehehe…

Akhirnya kami bisa keluar tol cipali dengan lega. Dan akhirnya saya lebih familiar dengan fungsi perangkat NFC di HP sebagai alat gesek uang elektronik. Dan mobil kami melenggang menuju gerbang tol Cikampek. Sempat saya melirik di ruas kanan sudah beratus-ratus mobil bergerak perlahan ke timur.

--- tersesat di Jakarta


Pukul 10:00 kami sudah masuk ke Kota Jakarta, biasanya kami memilih tol layang, bukan tol dalam kota, karena lebih cepat untuk bisa keluar dari Jakarta. Saat  mudik inipun kami juga menggunakan Tol MBZ untuk menuju ke Pelabuhan Bakauheuni.

Saat itu saya masih yang menjadi supir kendaraan kami. Berjejal-jejal dengan pengendara mobil yang lain dijalanan kota Jakarta adalah hal yang mendebarkan sekaligus pengalaman baru buat saya. Senjata utama kami adalah memakai layanan peta dari Google Map untuk menyusur di sepanjang perjalanan mudik ini.

Namun ternyata sesaat saja kami salah jalur, akibatnya pahit. Harus berputar didalam kota Jakarta selama hampir 2 jam. Membuat adrenalin berpacu kencang dan kram perut dan mulut pahit. Karena campuran lapar, panik dan takut salah arah lagi.

Padahal pintu tol keluar kurang 100 meter lagi, arahan dari navigator sebelah saya tidak lain dan tidak bukan adalah suami. Lurus saja.. ternyata kami harus memutar hampir 10 km untuk bisa keluar. Sedangkan jalanan didalam kota ada jalur busway yang berulang kali kami terabas karena ketidaktahuan kami.

Lepas siang hari akhirnya kami menemukan rest area untuk beristirahat lagi. Saya keluar dari Mobil dengan lutut gemetar karena perjalanan panjang dan pengalaman macet di kota Jakarta yang luar biasa.

--- Pulang mudik sambil piknik


Dari pengalaman sejak 2007 mudik sampai sekarang, mulai naik bus, pesawat, mobil pribadi, yang kami rasakan adalah berangkat diperjalanan sampai tujuan kemudian pulang. Kali ini ada yang berbeda, mengide dari sebuah film anak “

Mereka melakukan perjalanan panjang dari Jakarta ke banyuwangi dengan menyusuri berbagai tempat tempat indah disepanjang yang mereka lewati.

Akhirnya kami berlima memutuskan untuk mengikuti jejak mereka. Kita pulang mudik dan melipir ke tempat tempat yang kita ingin kunjungi.

Tempat pertama adalah di Masjid Istiqlal. Saya sudah beberapa kali masuk masjid ini, namun anak-anak belum pernah berkunjung ke sini, sekalian kami sholat isya di masjid ini. Terlihat sekali anak-anak menikmati pengalaman masuk masjid kebanggan Umat Islam di Indonesia. Di pelataran masjid kita bisa melihat puncak  monas yang menyala saat malam. Menambah betah mereka untuk mengabadikan moment ini.

Tempat kedua adalah makam Sunan Gunung Jati di Cirebon. Kami keluar tol menuju makam Sunan Gunungjati dengan jarak tempuh 45 menit, lumayan cepat karena keadaan tengah malam dan tidak banyak kendaraan yang berlalu Lalang.


Bukan karena sebab kami menuju ke makam Raden Syarif  Hidayatullah ini, putra bungsu kami selalu menyanyikan lagu walisongo di saat pujian di masjid dan disepanjang perjalanan kami.

Selain itu makam sunan di Cirebon inilah yang paling tidak tersentuh oleh kami saat ziarah wali. Kebanyakan kami melaksanakan ziarah hanya di wali Jatim. Jateng dan jabar sangat jarang tersentuh. Dan kebetulah kesempatan pulang ini kami manfaatkan untuk menziarahi wali yang terkenal sebagai wali ke 9 dari walisongo.

Anakku yang bungsu sangat antusias dalam perjalanan menuju makam sunan gunungjati ini, sepanjang perjalanan dia bernyanyi “ Sunan Gresik kondang ngelmu dagange, Sunan Ampel falsafah mo limone, Sunan Giri tembang dolanane, Sunan Bonang musisi gamelane.

Sunan Drajat pepali pitune, Sunan Kalijogo wayangane, Sunan Muria ngemu tradisine, Sunan Kudus gede toleransine, Sunan Gunung Jati politike…. “

Sesekali menanyakan apa lho arti toleransi, arti mo limo, arti politik dan lain sebagainya. Beberapa pertanyaannya saya jawab beberapa lagi dijawab oleh suami saya.

Sesampai disana. Kami diarahkan oleh tukang parkir untuk masuk gang. Ditengah kebingungan kami kami mengikuti intuisi aja, semoga tidak kesasar. Dan alhamdulillah kami sampai ke masjid "Dog Jumeneng" sunan Gunung Jati. Masjid ini berundak-undak. Sehingga shof dimasjid tidak rata namun seperti bukit berundak setiap shofnya.

Kami mengambil air wudhu dan menuju makam dulu sebelum akhirnya beristirahat lagi di masjid. Para jamaah diperbolehkan tidur didalam masjid.

Dimakam yang semula sepi yang beberapa orang, kami mengambil tempat tidak terlalu depan. Setelah duduk dan belum kami buka tahlil, rombongan peziarah lainnya yang jumlahnyan puluhan, bahkan sampai ratusan memenuhi area makam. Kami yang hanya berlima ikut saja alunan tahlil dengan mereka, karena kalau dipaksakan mengimami sendiri suara kita tenggelam dengan kerasnya suara jamaah mereka.

--- makan Mahal

Singkat cerita kami melanjutkan perjalanan, suami menawarkan bagaimana kalau kita lewat wonogiri, secara peta nanti langsung menuju ponorogo, dari ponorogo ke Trenggalek dan ke timur sedikit sudah sampe rumah. Senyampang lewat wonogiri kami singgah dulu di waduk gajah mungkur.

Jalanan yang padat memaksa kami menepi kesebuah warung yang cukup ramai. Disitulah kami terkena prank nasi mahal, karena ramai ada dua kemungkinan, enak atau murah. Tanpa bertanya kami memesan makanan menu nila bakar 2 porsi, nasi dan es degan. Menurut saya ikan yang dibakar ini tidaklah besar 1 porsi isinya dua. Dan Ketika saya cicipi juga tidak ada yang luar biasa, seperti nila bakar di warung biasanya, nah dugaan saya ramai karena murah sudah pasti ini.

Setelah selesai makan saya sempatkan untuk mengabadikan panorama waduk di samping warung, disitu ada pasangan muda berbisik, tidak sesuai dengan ekspektasi. Waduh.. sepertinya tidak sesuai dengan dugaan saya.

Benarlah saat membayar 5 orang harus membayar 350.000,- artinya perorang kena 70.000,- pusing pala berbie,….. makanan mahal ini kita harus bayar dengan terpaksa. Akibat tidak ada harga yang tertera dan kami tidak menanyakan dulu berapa harga nya.

Kami keluar warung sambil tersenyum kecut, mungkin saja mereka tahu kalau kami tidak menjadi pelanggan dan tidak akan kesana dalam waktu dekat akhirnya dimahalkan harganya. Anakku yang sulung bergumam, “mau tak keluarkan eman dengan nasi mahal tadi” kami semua tertawa di mobil. Sungguh pengalaman yang tidak perlu diulang lagi.

 

 

Featured Post

RESENSI (Pesantren, Kampus Islam dan Moderasi beragama)

  Pesantren, Kampus Islam dan Moderasi beragama Karya Ngainun Naim, Abad Badruzzaman Halaman 288 + vi diterbitkan oleh Akademia Pustak...