Pandemi Covid-19 ini mengubah tatanan kehidupan secara
frontal. Di semua aspek kehidupan terdampak dengan adanya virus corona ini.
Manusia dipaksa melakukan pembatasan sosial, pemakaian masker, penyemprotan
desinfektan, handsanitizer sampai
mencuci tangan memakai sabun.
Tak ketinggalan pula dunia Pendidikan. Sejak akhir Maret 2020
pembelajaran tatap muka ditiadakan dan diganti dengan system dalam jaringan
(daring). Guru dan siswa di tuntut sama sama belajar beberapa aplikasi untuk
sarana belajar dan mengajar.
Akhirnya kita masuk dalam era dimana digital mengambil peran
pengajaran tatap muka di kelas. Berubah menjadi kelas-kelas dalam jaringan. Kemendikbud
dalam bukunya Literasi Digital (Gerakan Literasi Nasional) dijelaskan
bahwa Literasi Digital adalah pengetahuan dan kecakapan media digital,
alat-alat komunikasi, atau jaringan dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan,
membuat informasi dan memanfaatkannya secara sehat dan bijak, cerdas, tepat,
cermat dan patuh terhadap hukum dalam rangka membina komunikasi dan interaksi
dalam kehidupan sehari-hari.
Sampai kapan Indonesia menerapkan system daring dan luring
ini? sebagai guru kami hanya bisa mengikuti kebijakan dari pemerintah. Dengan
terseok mengikuti perkembangan kemajuan aplikasi, karena guru sejatinya
sekarang di tuntut untuk belajar membuka aplikasi aplikasi pembantu dalam
memberikan materi kepada para siswanya.
Guru yang sudah “sepuh” dan “Out of date” perihal
tekhnologi, tentu sangat kesulitan dalam memposisikan dirinya untuk mengikuti
tekhnologi. Banyak yang patah semangat ketika belajar membuat kelas
online. Belum lagi ketika harus membuat
video pembelajaran hasil kerja sendiri.
Bukan hanya guru sepuh, guru yang masih muda pun mengalami
pasang surut semangat dalam mengisi pembelajaran online. Mereka banyak menemui kesulitan
dalam mengoperasikan program-program dari aplikasi pembelajaran yang ada.
Dimungkinkan karena tidak ada pelatihan hanya tutorial yang ada di aplikasi
tersebut. Sehingga belajar dari nol untuk memulai memasukkan siswa, memasukkan
data data seperti mata pelajaran, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar sampai
Materi dan penugasan. Bukan perkara yang singkat dan membutuhkan waktu yang
lama untuk belajar dan bisa mengoperasikan dengan lancar.
Kendala kuota dan wifi yang sering ngadat juga menjadi
Pernik problematika selanjutnya. Penyampaian materi yang bagus menjadi jelek
apabila jaringan tidak lancar. Yang terjadi kemudian kejengahan siswa dalam
mengikuti materi tersebut.
Menyahuti persoalan pembelajaran dalam jaringan ini ada
beberapa tips yang bisa dilakukan oleh para guru.
Pertama: Open Mind, Don’t give up.
Membuka fikiran dan berusaha untuk sadar bahwa kita memang
dalam keadaan pandemic yang harus dijalani. Memutus rantai penularan melalui
pembatasan diri bertemu dengan orang lain, namun tetap bisa produktif dalam
bidang garapnya masing-masing. Memotivasi diri penting karena bisa saja corona
ini membelenggu ruang gerak kita secara fisik, namun tidak bisa membelenggu ide
dan kreatifitas kita. Maka jangan menyerah kepada keadaan pandemic ini dengan melakukan inovasi. apabila kita
sebagai guru, kita bisa belajar daring dengan mencoba berbagai bentuk aplikasi
yang bisa memudahkan siswa belajar di rumah.
Kedua: Membuka diri untuk bertanya dan berdiskusi dengan
teman sebaya.
Sebagian dari kita mungkin mengalami rasa malu apabila
bertanya kepada teman, merasa kurang lihai dan takut kalau tanggapan dari orang
lain mengejek kita. Ini mental blok yang sering menghalangi kita untuk maju. Apabila
kita ingin bergerak dan melangkah kedepan Langkah yang paling tepat adalah
menghilangkan mental blok kita dan aktif bertanya dan berusaha mencari tahu.
Ketiga: Belajar Aplikasi aplikasi yang diperlukan untuk
menunjang pembelajaran lebih menarik
Pembelajaran daring yang berbeda dengan tatap muka. Pembelajaran
tatap muka lebih luwes dan bisa berkomunikasi tidak terbatas dengan siswa
karena dekat dan melihat anak belajar secara langsung. Namun ketika pembelajaran
secara daring komunikasi kita dengan siswa terbatas. apabila tatap muka memerlukan metode dan strategi supaya anak
bisa menyerap dan memahami pembelajaran demikian juga pada pembelajaran daring.
Perbedaannya terletak pada seberapa menariknya materi yang disampaikan guru saat
pembelajaran daring dan mengena kepada tujuan pembelajaran dengan memperhatikan
kuota siswa dan hal-hal lainnya. Aplikasi-aplikasi yang diperlukan dalam menunjang
pembelajaran ada beberapa seperti mengedit video bisa memakai kinemaster,
filmora, inshot dan lain sebagainya. Aplikasi untuk tatap muka secara jaringan
seperti google classroom, google meet, E-Learning, Zoom, youtube dan lain-lain.
Keempat: jangan banyak tugas tulis, buatlah tugas proyek
Apabila menginginkan anak tidak mudah jenuh dengan
pembelajaran kita, maka jangan banyak membuat tugas tulis kepada anak anak. Buatlah
tugas proyek. Itu tentu lebih disenangi oleh anak-anak. Penyampaian materi yang
bagus dan tugas yang menyenangkan bisa membuat anak-anak tetap semangat dalam belajar.
https://rohmawati551.blogspot.com/2020/08/pembelajaran-daring-yang-efektif-dan.html
BalasHapusLeres b. Etik, kita harus melakukan percepatan mengikuti perubahan karena keadaan walau dengan tunak tunuk. Trimakasih ilmunya... Sip lanjut berkarya b. Etik
BalasHapussiap buk komm
HapusPeserta 126 bu. Isinya bagus, bisa masuk nominasi. Tapi yang terpeting sudah mengikuti lomba ngeblog. Tambah pengalaman meulis
BalasHapusmakasih pak pri... yang penting ikut.
Hapus