Langsung ke konten utama

Sekolah Sak Ngajine


Kesibukan tiap kamis pagi, 06:30 guru guru telah bersiap di madrasah, menyambut anak anak yang datang dengan senyuman lebar mereka. Melupakan persoalan rumah tangga, melupakan dirinya yang belum sarapan, menyiapkan bekal anak sendiri sekolah, menyiapkan materi mengajar nantinya. Para guru tiap antusias menyapa anak, semua itu demi kedisiplinan anak berangkat pagi dengan hati gembira. 

Beberapa siswa membantu menggelar tikar di halaman, tempat mengaji kitab kuning dibawah asuhan Kyai Arrosidiyah Abah Yai M. Said. Dengan arahan dari bapak ibu guru, sambil bercengkrama kecil dengan teman sesama siswa mereka mengambil duduk secara bersof rapi. 
Sejak tahun ajaran baru ini memang diberikan program integrasi ponpes Arrosidiyah dengan siswa siswa MI dan MTs Arrosidiyah. Kelas atas di MI yakni kelas 4-5-6 dan kelas MTs, 7-8 dan 9. Program ngaji kitab kuning terkait akhlak siswa. Kitab tipis dengan cover hijau “tanbihul Muta’alimin” karya al ustadz alim alamah al Mukarom Ahmad Maysur Sindy Ath Thursidy. 
Kitab ini memberikan pedoman bagi anak untuk bisa bersopan santun sesuai syari’at. Bab pertama membahas terkait kesucian kita saat memasuki majelis belajar. Saat memasuki pembelajaran siswa harus memiliki wudhu, menggunakan pakaian bersih dan wangi, bersiwak. Bab kedua menyampaikan perihal kesiapan belajar harus menyiapkan semua peralatan belajar, sehingga tidak perlu lagi mengambil alat alat yang tertinggal.
Dengan mempelajari makna dari huruf arab pegon, anak anak diajak menjadi berselancar ke dunia santri dengan belajar memaknai utawi, iku, sopo…  dan lain sebagainya. Mereka bersemangat dalam mencermati tulisan dan belajar membaca. Meski merupakan hal baru bagi anak anak yang belum pernah mengenal huruf pegon. Tapi setelah dua pertemuan ini tampak antusiasme anak untuk bisa membaca kitab ini. 
Integrasi program ini membuat nuansa baru untuk anak, karena mempelajari hal baru yang bermanfaat sangatlah baik. Pengalaman baru itu adalah Gerakan yang membuka cakrawala pengalaman. Seperti petuah prof. Ngainun Naim bahwa hidup adalah gerak, mempelajari hal baru merupakan bentuk menikmati hidup. Pengalaman mengaji di sekolah belum tentu dialami oleh semua anak. Jadi nikmatilah supaya bermanfaat untuk hidup kalian.

Komentar

Posting Komentar

Popular Post

Menggapai Ampunan Berbuah Surga

Bersegeralah mencapai ampunan Allah. Dan imbalannya adalah Surganya Allah yang luasnya seluas langit dan bumi. Surga ini diperuntukkan kepada orang orang yang bertakwa. Makna Langit disini dimaknai semua hal di luar bumi yakni alam semesta adalah langitnya Allah. bukan hanya seluas satu bintang yakni matahari dan 8 planetnya, bukan pula hanya satu galaksi yang berisi sekian milyar bintang. namun sekian milyar galaksi.  Surga seluas langit dan bumi ini diperuntukkan kepada siapa saja yang bisa bersegera mencari ampunan Allah, mereka adalah orang orang yang bertakwa. Siapa orang yang bertakwa dijelaskan di lanjutan ayat dari Surat Ali Imron ayat 134 yakni:  Pertama orang yang menafkahkan hartanya disaat lapang dan sempit . Menafkahkan harta untuk kebaikan dikala mereka kelebihan harta maupun saat kekurangan. Kebiasaan kita adalah tidak mau berbagi disaat kita merasa kekurangan.  Orang yang bisa Menafkahkan hartanya pasti akan banyak kawan. Sebaliknya orang yang kikir dan ...

Kekuatan kata "kita" dalam pernikahan

Pernikahan adalah penyatuan dua manusia yang berjenis kelamin berbeda dari awalnya sendiri (self) menjadi bersama orang lain yang senantiasa melekat kepada kita (us). penyatuan karakter yang berbeda, kebiasaan yang berbeda, pernikahan juga menyatukan dua keluarga besar dari pihak laki laki dan perempuan.  Seorang laki laki dan perempuan apabila telah memantapkan diri menjadi pasangan yang terjalin hukum dan hubungan yang kuat maka perlu yang namanya "the promise of usness" yang akan menjadi dasar hubungan rumah tangga harmonis. "The Promise of Usness"   adalah janji kebersamaan, komitmen untuk saling menjaga, dan kesadaran bahwa hubungan ini adalah sesuatu yang bernilai untuk dirawat. Kata Usness atau kita termaktub makna sepaham dan saling mengikat, bersepakat dan rela memberikan sebagian dirinya untuk menciptakan keutuhan, rasa kedekatan. Bentuk relasi tertinggi dalam makna usness adalah keintiman suami istri dalam melakukan hubungan seksual.  Namun janji ini tida...

kekuatan kata "kita" dalam penikahan (3)

  Merawat kata "kita" sebagai bentuk the promise of usness dalam pernikahan yang ketiga adalah rasa aman. memahami bahwa dalam pernikahan itu adalah saling terpaut, rela membagikan diri untuk menciptakan satu keutuhan dalam mengarungi bahtera rumah tangga adalah salah satunya dengan memberikan rasa aman. Usness akan berkembang saat pasangan dalam pernikahan merasa aman. Aman dalam hal apa, dalam hal menjadi diri sendiri, tanpa takut dihakimi, di tolak dan dilukai. Rasa aman bukan hanya terbebas dari ancaman fisik, tetapi merasa diterima, di cintai dan didengarkan. Saat rasa aman itu diperoleh dalam hubungan pernikahan maka seseorang yang terikat dalam mahligai ini akan bebas mengekpresikan emosi, saat senang ataupun saat kurang baik suasana hatinya. Istri berani bercerita tentang luka masa lalu, tentang kehidupan yang kelam atau trauma masa kecil tanpa dihakimi dan disalahkan oleh suami. Atau saat suami kehilangan segalanya saat berbisbis, istri tidak serta merta meninggalka...

Cuilan Cerita dari Dr. Muhsin Kalida

Rangkaian Haflah Khotmil Qur'an di Ponpes Roudhotu Huffadzil Qur'an masih melekat dihatiku. Betapa tidak, 27 Khotimin dan Khotimat salah satunya adalah murid saya di MI. Ahmad Mulki Miftah Arroziq yang sekarang duduk di semester 2 di UIN SATU Tulungagung. Saya salah satu guru yang bahagia saat melihat anak didik selesai dalam menghafal Al-Qur'an.  Ditambah lagi dengan suasana penuh khidmat mendengarkan tausiyah dari penceramah yang tidak lain adalah Dr. Muhsin Kalida. Saya belum pernah bertemu muka dengan beliau tapi namanya sudah tidak asing di saya karena beberapa kali mengikuti zoom beliau yang diselenggarakan oleh Sahabat Pena Kita, penggiat literasi di bawah asuhan Prof. Ngainun Naim.  Beliau saat covid memberikan support kepada kami, orang gabut yang ingin memanfaatkan waktu dengan hal yang positif. Beliau hadir bersama semangat dan dorongan kepada kami untuk menulis. Karena menulis itu bukan sekedar hobi tapi itu adalah perintah agama namun banyak orang yang abai den...