Tahun 2045 diprediksi sebagai tahun generasi emas Indonesia. Dikatakan sebagai Indonesia Emas adalah pada tahun tersebut Indonesia genap 100 tahun kemerdekaan. Selain itu Indonesia mendapat bonus demograsi yakni jumlah pendidik Indonesia yang berusia produktif antara 15 sampai 64 tahun diprediksi mencapai 70%.
Menjadi bonus demografi yang sangat menguntungkan apabila generasi ini mampu menjadi kekuatan bangsa dalam mengisi kemerdekaan di berbagai sector pekerjaan dan mengisi ruang – ruang kosong untuk pengembangan pembangunan.
Kenyataan sekarang generasi muda sangat rentan pada penyalahgunaan obat obat terlarang, miras, korban kekerasan seksual dan pergaulan bebas. Di Bandung berapa mahasiswa yang diberitakan menderita penyakit kelamin dan penyakit HIV AIDS. Ini merupakan hal yang kontra produktif dengan semangat pembangunan bangsa.
Pemicu persoalan persoalan sosial yang terjadi dikalangan muda ini beragam. Mereka secara mental mengalami penyimpangan. Sehingga muncul istilah generasi BLAST.
Bahasa generasi BLAST di perkenalkan oleh organisasi SEMAI 2045. BLAST adalah kepanjangan dari (Bored, Lonely, Angry, Stress, Tired)
Bored / perasaan bosan atas rutinitas sehari-hari di rumah maupun di sekolah. Saat zaman telah berubah serba mengandalkan smartphone, anak anak lebih cepat mengakses informasi dengan cepat dan beragam. Mereka menjadi generasi swinger yang dengan cepat menonton tema satu beralih ke tema yang lain melalui aplikasi tiktok.
Lebih cepat bosan dan tidak tertarik dengan hal yang monoton dan lama. Tidak mampu mengikuti pelajaran yang membosankan karena durasi waktu yang lama dan menuntut mereka berkonsentrasi. Hal demikian itu tidak menarik dan mereka merasa bosan
Lonely / perasaan kesepian. Lebih dikarenakan anak merasa tidak dekat dengan orang tua. Baik bertemu langsung atau kualitas hubungan mereka tidak baik-baik saja. Perasaan orang tua sibuk sendiri dengan pekerjaan, dan tidak memperhatikan anak mereka, sehingga muncullah rasa sepi merasa ditinggalkan.
Angry atau Afraid merupakan perasaan marah yang tidak bisa diungkapkan secara wajar. Kemarahan yang menumpuk dari ketidakpuasan atas keadaan namun tidak mampu bercerita kepada siapapun.
Stress, perasaan tertekan karena situasi yang dihadapi . Karena overthinking dan kemarahan yang terpendam memunculkan rasa tertekan.
Tired, kelelahan karena akumulasi masalah yang dihadapi anak. Imbas dari semuanya ini anak akan sulit sekali menerima pelajaran yang seharusnya mereka dapatkan. Terjadi penolakan terhadap perintah. Memunculkan ketidakpuasan, Denial/penolakan terhadap semua hal yang baik.
Manusia dilahirkan didunia ini dengan sempurna dan tidak ada produk gagal yang diciptakan oleh Allah. Kondisi yang ideal tentu banyak kendala. Namun dengan berusaha membangun kondisi terbaik menjadi generasi BEST yaitu Behave (baik iman dan akhlaq mulia), Emphatic (baik hati), Smart (baik otaknya), Tough (baik fisik dan jiwanya)”
Pilihan menjadi generasi BLAST atau BEST akan menentukan keterpurukan atau kebangkitan bangsa. Ditengah hantaman dekadensi moral harus dikuatkan keyakinan bahwa kebaikan akan tetap berada dihati kita karena sejatinya hati kita memiliki profetis yang menuju kepada kebenaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar