Senyum adalah cerminan hati. Senyum akan bisa datang saat hati
kita gembira. Apabila hati kita diliputi rasa gelisah, resah dan gundah,
niscaya kemunculan senyum di bibir terasa berat dan terpaksa.
Ukuran senyum tidak bisa ditimbang dengan harta, tidak jarang
orang yang bergelimang harta merasa cemas, bagaimana cara mengamankannya. Orang
yang tidak punya harta pun jangan di kira tidak pusing dan bisa tersenyum
bebas. Tekanan hidup karena tuntutan ekonomi bisa menghilangkan senyum di wajah
seseorang.
Sekalipun senyum itu gratis, tapi bisa jadi mahal. Seseorang yang sudah banyak tenggelam dengan pekerjaan yang serius terkadang merasa kehilangan sesuatu didiri mereka yaitu senyum. Bahkan sampai ada kursus hanya untuk tersenyum yang diselenggarakan sebuah rumah kepribadian yang itu ternyata berbayar mahal juga.
Teringat lagu yang lagi viral “mbok yo sing full senyum sayang, ben aku semangat berjuang” menurut saya adalah salah satu indikasi senyum itu tidak mudah, harus diingatkan untuk menjadi motivasi pasangan dalam melakukan pekerjaan dengan semangat.
Anak saya yang bersekolah di Pendidikan anak usia dini, pulang
dengan menggumamkan sebuah hadits yang diberikan oleh gurunya
تَبَسُّمُكَ فِى
وَجْهِ أَخِيكَ
لَكَ صَدَقَةٌ
Artinya
: “Senyumanmu dihadapan saudaramu adalah sedekah”.
Subhanallah..
kita bisa bersedekah tanpa mengeluarkan harta hanya dengan senyum.
Ketulusan
senyum kita sendiri yang tahu. Maka berlatihlah untuk tersenyum ikhlas dan
tulus. Karena tentu cerminan hati dari senyuman itu akan terlihat oleh lawan bicara
kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar