Nutrisi Psikologis

 


Makanan yang kita konsumsi sehari-hari akan membantu kita untuk menambah nutrisi kita. Kita bisa beraktivitas dengan asupan gizi yang cukup.  Banyak iklan pula yang menawarkan nutrisi kearah yang lebih spesifik. Seperti asupan nutrisi untuk kulit, mata, bahkan untuk nutrisi otak.

Dengan kandungan zat yang berbeda dari jenis tanaman yang berbeda contoh wortel memiliki kandungan karoten yang diperlukan oleh mata. Jeruk yang memiliki vitamin C untuk kebutuhan kulit lebih baik. Semuanya ternyata memiliki porsi masing masing untuk kebutuhan bagian tubuh yang berbeda pula.

Kebutuhan nutrisi untuk Kesehatan memang sangat di perlukan. Namun yang dikatakan sehat bukan sekedar sehat di badan saja. Yang tidak kalah pentingnya kita juga harus menjaga Kesehatan psikologis atau mental kita.

Penting sekali merawat mental kita, karena meskipun tubuh sehat tapi mentalnya sakit akan berefek kepada banyak aspek. Tubuh sehat tapi cemburuan bisa jadi ada kekerasan rumah tangga karena merasa di duakan oleh pasangan. Tubuh sehat dengan asupan gizi bagus, materi tercukupi tapi harus kesepian karena bertahun di tinggal kerja dan tidak diperhatikan kebutuhan rohani juga membuat mental oleng.

Merawat psikologis bisa lewat hal hal yang membuat orang Bahagia. Bisa dengan makan, bisa juga dengan jalan-jalan bisa juga dengan melakukan ritual religi, seperti sholat malam, membaca al-qur’an, berdzikir, sholawatan. Dan masih banyak lagi. Karena dengan melakukan perawatan psikologis hidup akan lebih tentram dan damai.

Bagaimana dengan penulis merawat nutrisi psikologisnya, tentu saja dengan menulis. Ketika menulis telah menjadi ketrampilan yang melekat pada dirinya, akan merasa kurang dan merasa bersalah apabila tidak melakukan aktivitas ini. Akan menambah asupan nutrisi pula bila tulisannya mendapat apresiasi.

Mari merawat Kesehatan mental kita dengan tetap menulis dan menghargai tulisan orang lain dengan cara kita masing-masing. Bisa dengan mengapresiasi dalam bentuk verbal, mengkoreksi pemaknaan atau tulisan yang salah, bahkan mengkritik tulisan yang ditulis seseorang merupakan bentuk apresiasi untuk tulisan itu. Karena tulisan itu telah dibaca. Mustahil bisa mengkritik kalau belum membaca.

 



5 komentar:

Featured Post

RESENSI (Pesantren, Kampus Islam dan Moderasi beragama)

  Pesantren, Kampus Islam dan Moderasi beragama Karya Ngainun Naim, Abad Badruzzaman Halaman 288 + vi diterbitkan oleh Akademia Pustak...