Pseudo Formalitas, atau formalitas semu yang ditunjukkan
madrasah yang biasa saja. Yang menginginkan sesuatu yang luar biasa, memang membutuhkan jalan yang Panjang dan
berliku untuk menemukan nilai nilai yang mau di internalisasi di madrasahnya.
Butuh pengorbanan waktu dan tenaga, butuh biaya, butuh riset dan analisis,
perencanaan yang matang dan lain sebagainya.
Madrasah luar biasa diantara yang madrasah yang biasa-biasa
saja memang tidak banyak jumlahnya, karena mereka telah memiliki distingsi dan
kekhususan yang tidak bisa di tiru oleh kompetitornya. Baik mengenai program,
cara dan nilai yang mereka bentuk untuk siswa.
Dan madrasah yang begini (yang memiliki kekhususan) biasanya
banyak dilirik oleh pengguna jasa Pendidikan, yakni masyarakat. Mereka berbondong-bondong
memasukkan anaknya untuk belajar dan berproses di dalam madrasah yang dipandang
memiliki keunggulan.
Keunggulan tidak serta merta datang dan langsung diterima
oleh masyarakat. Memerlukan jalan Panjang dan terjal untuk mengubah paradigma.
Perubahan paradigma yang tersulit bukan dari masyarakat, namun biasanya dari dalam
sendiri. Dari Kepala Sekolah dan Guru. Sudahkah mereka benar benar
menginternalisasikan semangat perubahan atau hanya sekedar menjalankan
kewajiban datang ke sekolahan dan mengajar.
Bisakah dalam internal sekolah menvisuallisasikan perubahan
itu kearah yang positif. Sebagai sebuah contoh, guru yang sering bercanda
kelewatan bahkan sering membuli teman gurunya, dilihat oleh murid murid, akhirnya
murid juga mendapat angin untuk berbuat hal yang sama dengan teman sebayanya.
Mengubah kebiasaan itupun butuh waktu dan benar-benar bisa diperlihatkan hubungan
natural tanpa pembulian terhadap sebaya sebagai Langkah nyata mengubah perilaku
anak didik.
Memulai datang sebelum waktu masuk itupun masih perlu
penanaman kesadaran dan kekuatan dari atasan. Kebiasaan datang saat bel masuk
bahkan terlambat agar mulai di kurangi.
Menginvestasikan waktu lebih adalah kunci untuk bisa
memunculkan distingsi dan ide ide perubahan. Tidak sekedar menjalankan
kewajiban, namun berfikir dan mengkreasi program unggulan yang mampu mencuatkan
nama madrasah.
Terlebih lagi saat pandemic covid-19 yang melanda dunia ini,
mulai April sampai saat ini pun belum ada tanda mereda dan memaksa sekolah di
rumah. Bagaimana kita bisa membranding madrasah kita lebih unggul dari yang
lain. Permasalahan yang semakin kompleks menambah deretan panjang hal yang
harus kita selesaikan secara cerdas.
Keren... meskipun terjal tetap harus dilalui...
BalasHapusSiap mas guru
HapusAngel wis angel he he, bener mas guru meskipun terjal tetap dilalui walau tertatih untuk menggapai,
BalasHapusHehehehe... Angel tuturane nggih bu
Hapus