DILEMA PEMBELAJARAN HARI INI

 


Add caption

Perjalanan pembelajaran berbasis daring melalui telepon genggam dan laptop sudah berjalan sejak tanggal 14 Juli 2020. Selama lebih dua bulan siswa melaksanakan pembelajaran mandiri di rumah masing masing, dipandu oleh guru guru yang bekerja di kantor. Selama itu pula banyak problematika pembelajaran yang terjadi baik dari pihak guru, murid bahkan pihak orang tua. Berbagai alasan dibalik problem-problem ini. Keefektifan pembelajaran online pun menjadi pertanyaan. Seberapa besar daya serap siswa terhadap mata pelajaran yang diberikan guru melalui media daring ini, terutama di mata pelajaran-mata  pelajaran eksakta seperti Matematika dan  IPA.

Di sekolah tingkat menengah pertama sebenarnya kami sudah dibantu oleh perkembangan anak didik yang sudah bisa (melek) IT. Gawai sudah menjadi dampingan dalam kehidupan mereka sehari-hari. Tidak terlalu memakan waktu yang banyak untuk mengenalkan aplikasi pembelajaran berupa E-learning (milik kementerian agama) kepada mereka. Namun yang menjadi masalah adalah anak anak terutama anak laki-laki tidak banyak memperhatikan dalam membaca instruksi dari operator sekolah untuk belajar E-learning. Mereka lebih suka bermain di gawai mereka untuk game online dan chatting dengan teman-teman mereka.

Problem selanjutnya adalah setelah dua bulan pembelajaran daring anak anak mengalami kejenuhan dalam pembelajaran tersebut. Mereka merasa jemu dengan pembelajaran berbasis IT. Tidak sedikit yang mengeluh dengan cara belajar seperti ini. Alhasil murid yang semula rajin melakukan kegiatan pembelajaran daring semakin lama semakin sedikit mengikuti bahkan mengerjakan tugas. Pihak guru dan pengelola sekolahpun harus mencari inovasi dan kreasi dalam konten pembelajaran dan perlakuan kepada siswa.

Sekolah mengadakan home visit (berkunjung ke rumah-rumah) orang tua siswa dan mengadakan tracking apa kendala yang dihadapi oleh siswa yang tidak mengerjakan tugas ataupun tidak mau belajar. Beberapa orang tua gembira didatangi dan tidak menyangka perhatian dari pihak sekolah sedemikian besar untuk anak mereka. Orang tua banyak yang menyadari ketidakberdayaan mereka terkait dengan materi pembelajaran. Tidak mampu menerangkan hal-hal sulit di pelajaran saat anak mereka bertanya kepadanya. Ada lagi yang orang tua bekerja dari pagi sampai sore, sehingga anak belajar atau tidak mereka tidak mengecek dan cenderung lalai terhadap Pendidikan anak saat anak harus belajar di rumah.

Di pungkiri atau tidak problema Pendidikan yang terjadi disaat sekarang adalah sedikit sekali control yang dilakukan oleh pihak sekolah terhadap anak didik. Orang tua yang harusnya menggantikan peran control kepada anak ini juga tidak bisa maksimal karena tuntutan ekonomi dan keterbatasan ilmu pengetahuan yang mereka miliki.  13 Karakter siswa menengah seperti Religius; jujur; toleransi; disiplin; Kerja Keras; Kreatif; Mandiri; Demokratis; Rasa Ingin Tahu; Semangat Kebangsaan; Cinta Tanah Air; Menghargai Prestasi; Bersahabat/Komunikatif; Cinta Damai; Gemar Membaca; Peduli Lingkungan; Peduli Sosial; dan Tanggung Jawab, kesemua itu sekarang lebih sulit diamati oleh pihak sekolah. Beberapa saja yang bisa diamati dari pembelajaran daring selebihnya sulit untuk diamati oleh pihak sekolah.

Dilema yang dialami oleh dunia Pendidikan melahirkan keprihatinan keberlangsungan generasi muda saat ini. Disatu sisi kita bisa berbangga lompatan tekhnologi informasi sangat pesat. Namun disisi lain mental dan Kesehatan jiwa anak-anak yang terlalu banyak didepan laptop atau Handphone melahirkan generasi asocial. Berkawan dengan teknologi mengalahkan kawan nyata. Miris dan prihatin..


Secuil surga itu bernama "Munjungan"

Pulang dari sekolah jam menunjukkan pukul 13.00 saat WA grup saya terima kiriman berita duka. Ibunda Bapak Nurul Amin (Ketua STAIM Tulungagung) meninggal dunia. Beberapa saat kemudian suami saya menelpon untuk siap siap melayat ke rumah duka. 
Sebelum tahu dimana rumah duka saya bersiap sambil menunggu suami pulang dari tempat kerjanya. 
Beberapa teman oleh suami di kontak untuk bersama sama melayat. 
Ternyata rumah ibunda bapak Nurul Amin di Munjungan Trenggalek. Saya belum pernah ke sana tapi cerita teman teman munjungan adalah "The most difficult journey" . 
Akhirnya perjalanan menuju ke Trenggalek berempat, Saya, Suami, Dr. Nurkholis dan Nur Yasin menuju ke Trenggalek. Sesampainya di Trenggalek bergabung bersama kami Bapak Dr. Suripto. Kontan saja oleh suami di sodori untuk setir untuk menjadi driver ke Munjungan. 
Dr. Suripto sahabat suami saat berkidmat di KPU. Beliau Ketua KPU Trenggalek. Jadi kami semua memiliki kesimpulan bahwa beliau yang paham Medan daerah Munjungan. 
Sedikit kesulitan dialami karena mobil belum begitu familiar dengan mobil matic. Namun salut dengan beliau sedikit diberi penjelasan langsung saja tancap gas. 
Tidak bisa di pungkiri Jantung ku berdegub kencang saat naik melalui daerah Kampak dengan jalan yang naik dan menikung tajam. Kami yang duduk bertiga di belakang hanya bisa berpegangan handle dan berkomat Kamit membaca doa dan shalawat. 
Tanjakan yang paling ekstrim Letter S telah kami lalui dengan selamat. Nafas saya sedikit lega, saat sudah berada di puncak dan menuju turunan. Namun tenyata kelegaan berubah lagi menjadi ketegangan karena turunan yang curam dan panjang... Waktu pun berangsur petang. Dengan diam dan menahan nafas seakan membantu sang driver untuk mengemudikan mobil dengan lebih stabil. 
Banyak cerita cerita menyeramkan saat di perjalanan dari Bapak bapak di dalam mobil ini. Travel masuk jurang. Kampas rem motor matic kebakar karena turunan terlalu curam dan selalu mengerem. 
Dan sebelumnya di beri tahu senior saya (cak Noerhadi) yang juga asli orang kunjungan untuk membawa mencari sopir orang asli munjungan. Jangan kesana malam terlalu menakutkan jalannya. Glek.... saya menelan ludah Ternyata semua itu benar... 
Namun ketika sesampainya kota kecamatan kunjungan tidak ada tanda tanda dataran tinggi. Rata dan Indah dalam temaramnya malam. Bulan menampakkan eksotisme malam di Masaran Munjugan. 
Awan yang tampak begitu rendah berarak dibawah rembulan yang bersinar gagahnya. Sungguh secuil surga itu bernama munjungan. 
Beberapa waktu kami takziyah bertemu dengan Tuan rumah (Mas Amin dan Mbak Diah beserta Bapak)  menyampaikan rasa bela sungkawa kami yang dalam. sampai adzan isya berkumandang baru kami pamit dari rumah duka. 
Rumah duka yang barusan kami melayat berada di dekat pantai Blado. Kami sepakat untuk beristirahat dan minum kopi di tepian pantai Blado. Tidak menyangka meskipun pandemi sepanjang garis pantai Blado berjajar cafe2 yang di penuhi oleh muda mudi malam mingguan. Disuguhi live music para remaja menikmati malam di tepian pantai. Sempat saya tanya adakah pengujunh luar kota yang bermalam minggu di sini? Mereka menjawab kebanyakan adalah pemuda pemudi setempat. Tidak banyak orang orang luar yang datang. Tapi suasana pantai dan cafe serasa di Bali. Bedanya disini dengan Bali pakaian yang dikenakan pemuda pemudi masih sangat sopan. 
Disini kami lupa sejenak dengan perjalanan panjang dan berliku yang harus ditempuh selama kurang lebih 1,5 jam. Setidaknya pengalaman ke Munjungan pertama kali benar benar mengesankan dan tak terlupakan. 
Sayang belum ada bunga kecombrang yang bisa saya bawa pulang karena hanya bisa dibeli pagi hari di pasar. Padahal ... Pengin sekali merasakan rasa sayur kecombrang. 

Kimchi

 

 

Membahas mengenai makanan adalah kesukaan saya. Bukan suka memasaknya tapi suka memakannya. Saya adalah penikmat beberapa jenis makanan, dan kebetulan sekali kali ini di beri tantangan oleh Dr. Ngainun Naim untuk membahas mengenai makanan. Lebih mengerucut lagi makanan khas orang Indonesia “Sayur Blendrang”. Wow.. antusias sekali dalam hati untuk menceritakan sayur setiap keluarga Indonesia.

Saya hampir 100 % yakin seluruh keluarga yang ada di Indonesia pernah merasakan sayur blendrang. Menghangatkan Kembali sayur kemarin sudah sangat lumrah terjadi. Bagian dari mengirit pengeluaran dan tenaga. Mengirit pengeluaran karena tidak perlu lagi keluar uang untuk hari ini membeli bahan sayur dan bumbu dapur, karena sayur kemarin masih dan tinggal menghidupkan kompor saja untuk memanaskan Kembali.

Banyak yang mengatakan blendrang tidak sehat. Kolesterol dan asam urat bisa datang dari blendrang ini. Namun saya tidak banyak menghiraukan peringatan itu. Sejak kecil menu buka puasa dan sahur saya adalah sayur blendrang kacang Panjang. Tidak afdol rasanya makan kalau tidak ditemani oleh blendrang kesukaan itu. Nenek dari bapak saya secara khusus membungkuskan sayur blendrang kacang Panjang untuk saya cucunya.

Banyak kenangan yang menari-nari indah di kepala saya karena sayur ini. Kenangan puasa, kenangan kepada nenek bahkan seakan memutar waktu saya bisa mendengar dan terngiang di telinga saya ucapan salah satu teman yang mengatakan.. “awas kalau kamu suka blendrang nanti gedhe nya bakal punya suami bekas orang lain…” dan saya buktikan perkataan itu tidak benar.

Sejatinya membahas mengenai sayur blendrang tidak akan ada habisnya, dan mungkin belahan dunia ini juga ada yang memiliki sayur ala-ala blendrang. Di negerinya penghasil K-Pop,  negeri gingseng Korea juga memiliki sayur kemarin, (baca:blendrang) dengan sebutan “Kimchi”. Yang suka nonton Drama korea pasti tahu sayur ini. Sayur dari sari dan lobak dengan bumbu cabe ekstra pedasnya.

Kimchi ini adalah sayuran kemarin atau bahkan diawetkan selama sebulan lebih. Cerita  kimchi dari negeri Korea karena negara ini memiliki 4 musim, dimana musim dingin banyak sekali sayuran yang tidak tumbuh, maka mereka mengolah hasil panen di musim panas yakni Lobak dan Sawi untuk di makan di saat musim dingin. 

Kimchi disebut oleh beberapa artikel sebagai makanan sehat anti obesitas, bisa di buat untuk diet dari sayuran sawi dan lobaknya. Beda dengan pandangan orang tentang blendrang kita. Penuh kolesterol membikin sakit persendian bila sering mengkonsumsi sayur blendrang. 

Pada sayur blendrang kita memang terkesan kolesterol tinggi karena ada kuah dari santan kelapa. dan juga cenderung lebih asin karena dipanaskan berkali-kali sebab kehilangan air kuahnya menyusut. Dibeberapa tempat disiasati untuk menghilangkan asin dengan menambah pelepah pisang beberapa centimeter di dalam sayur blendrangnya. Namun kolesterol yang ada pada sayur ini belum tentu hilang dengan tambahan pelepah pisang. 

Saya lebih berpositif thinking bahwa blendrang itu tidak membikin timbunan kolesterol apabila disertai dengan olahraga teratur dan cukup. Pikiran kita mempengaruhi kesehatan kita. Kesembuhan kita juga banyak dipengaruhi oleh fikiran positif yang mengubah sakit kita menjadi sehat. Pikiran kita sangat kuat untuk mengubah karakter kita, tentu saja di tunjang dengan hati yang tawadhu kepada Allah SWT. 

Positif thingking bahwa blendrang enak dan bermanfaat bagi tubuh kita. Penting untuk kita tanamkan. Warisan masakan nenek kita dan kita harus bangga dengan itu. Sama dengan orang korea yang bangga dengan Kimchi nya kita juga harus lebih bangga dengan blendrang kita.   


Luk Songo

Banyak cara untuk menikmati hari libur, salah satunya dengan bersepeda. Menikmati bersepeda dialam terbuka buat saya cukup membantu menyegarkan badan dan merefreshkan otak pula. Selama seminggu kita ajak bekerja. 

Tujuan Minggu ini ke Luk songo. Nama ini cukup terkenal di daerah Tulungagung. Bukan nama keris namun nama jalan menuju ke daerah Pucanglaban Tulungagung. Jalan menanjak yang cukup berkelok konon katanya ada sembilan kelokan, maka dikenal dengan nama Luk songo. 

Cukup jauh dari daerah tempat tinggal ku. Tapi karena penasaran pengin merasakan adrenalin terpacu diatas sepeda dengan jalan menanjak maka kubulatkan tekad untuk mengayuh sepeda sejauh 13 km. 

Ternyata di sini bertemu dengan berbagai komunitas sepeda yang tidak sedikit. Ramai sekali Minggu di daerah ini orang yang menghabiskan pagi mereka dengan bersepeda. Seakan jadi life style, sepeda dari murah sampe mahal keluar semua. Dari poligon, united, mosso, sepeda lipat seperti brompton pun ikut serta. 

Sampai Tikungan ke 5 nafasku sudah hampir habis... Sedangkan teman2 ku yang kebetulan hari ini cowok cowok semua masih kuat untuk terus. Saya putuskan untuk berhenti di sebuah warung kopi "Emosi" di pinggir jalan. Sambil menunggu mereka keatas sampai gapura Pucanglaban. 

Tujuan refreshing saya bukan menyakiti diri. Kalau gak kuat ya lebih baik berhenti. Sambil menikmati wedang jahe bisa menikmati alam dengan suasana asri pegunungan. 

Bahaya Ghibah

 


Viral sekali film pendek berjudul “tilik”. Film ini sudah sejak tahun 2018 sebenarnya dibuat, namun ditahun 2020 ini menemukan momentumnya. Entah karena pandemic ini ataukah memang kebangkitan film local ditengah kelesuan industry hiburan.

Film pendek berdurasi 35 menit ini menyajikan sebuah pesan moral dan kritik sosial. Banyak yang terhibur dengan gaya julid nya bu tejo yang dengan mulut licin sekali melontarkan gossip demi gossip. Seakan mulutnya di beri oli sehingga kata-kata meluncur dari mulutnya dengan amat licin.

Film ini buat banyak orang menghibur dan dianggap sebagai hal lumrah terjadi di negeri kita. Natizen atau negeri 62 atau apalah yang menyebut nya viral, omongan natizen di bu Tejo dan beberapa komentar lain.

Bagi yang merasa terhibur okelahh.. tidak ada yang menyalahkan dan silahkan menikmati hiburan untuk melepas tawa kita. Bukankah tawa itu sehat? Bila kita sehat maka imun kita meningkat.  Juga film Tilik ini bisa merangsang untuk bangkitnya film-film local lain.

Namun Ketika saya merenung melihat film ini membuat saya ngeri. Bukankah manusia ini semua tidak luput dari salah dan dosa? Apakah kita tidak malu menguliti aib orang lain, sedangkan Aib kita di tutupi oleh Allah SWT.

Adalah kisah nabi Musa yang memohon hujan saat kemarau berkepanjangan di negerinya. Kemudian Allah berfirman, “bagaimana aku bisa turunkan hujan jika diantara kalian selama 40 tahun berbuat maksiat..Umumkanlah di hadapan manusia agar dia berdiri di hadapan kalian semua. Karena dialah, Aku tidak menurunkan hujan untuk kalian…”

Maka Musa pun berteriak di tengah-tengah kaumnya, “Wahai hamba yang bermaksiat kepada Allah sejak 40 tahun… keluarlah ke hadapan kami…. karena engkaulah hujan tak kunjung turun”

Ada seorang laki-laki melirik ke kanan dan kiri, maka tak seorang pun yang keluar, saat itu pula ia sadar kalau dirinyalah yang dimaksud bermaksiat selama 40 tahun itu.

Ia berkata dalam hatinya, “Kalau aku keluar ke hadapan manusia, maka akan terbuka rahasiaku, Kalau aku tidak berterus terang, maka hujan pun tak akan turun.”

Dengan hati yang galau, ia meneteskan air mata dan menyesali perbuatan maksiatnya sambil berkata lirih, “Ya Allah, Aku telah bermaksiat kepadamu selama 40 tahun. selama itu pula Engkau menutupi ‘aibku. Sungguh sekarang aku bertaubat kepada Mu, maka terimalah taubatku”

Tidak lama turunlah hujan.  Musa pun keheranan, “Ya Allah, Engkau telah turunkan hujan kepada kami, namun tak seorang pun yang keluar di hadapan manusia.” Allah berfirman, “Aku menurunkan hujan kepada kalian oleh sebab hamba yang karenanya hujan tak kunjung turun.”

Musa berkata, “Ya Allah… Tunjukkan padaku hamba yang taat itu.”

Allah berfirman, “Ya Musa, Aku tidak membuka ‘aibnya padahal ia bermaksiat kepada-Ku, apakah Aku membuka ‘aibnya sedangkan ia taat kepada-Ku?!”

(Kisah ini dikutip dari buku berjudul “Fii Bathni al-Huut” oleh Syaikh DR. Muhammad Al ‘Ariifi, hal. 42)

Begitu rapat Allah menyimpan Aib-aib kita. Dan kita seharusnya besyukur kepada Allah dengan menyimpan aib-aib saudara kita juga.

Bergosip (Ghibah) adalah hal yang tidak disenangi oleh Allah SWT. Berkali-kali Allah SWT memperingatkan kita dalam Firmannya. Dalam surat Al Hujurat ayat 12 yang melarang berprasangka dan mencari-cari kesalahan orang lain. Pergunjingan diibaratkan sebagai memakan daging saudara yang sudah meninggal.

Karena ghibah membuat hati kita menjadi keras. Mengunjing seseorang seakan tidak ada habisnya, Ketika tenggelam dalam asyiknya berghibah. Bukan lagi Allah yang ada di hati kita. Tapi iblis lah yang telah bersarang dihati dan bibir kita. Oleh karena itu ghibah sarat dengan kata-kata tidak sepatutnya, bahkan mengumpat dan lain-lain. Belum lagi permusuhan yang akan timbul gara-gara ghibah ini.

 

Home visit


Pembelajaran daring menyisakan beberapa persoalan. Diantaranya adalah anak tidak bisa mengikuti pembelajaran. Dibuktikan dengan beberapa siswa tidak membuat tugas yang dikirimkan guru di penugasan secara jarak jauh.

Salah satu kekhawatiran saya sebagai kepala sekolah terbukti. Anak-anak yang selama ini saya amati anak-anak yang bermasalah ini saya bisa kelompokkan dengan dua kategori. Kategori pertama adalah anak yang aktif dan tetapi tidak memiliki sarana yang cukup untuk pembelajaran jarak jauh, kedua anak yang kurang aktif dan meski tidak memiliki atau memiliki kendala dalam masalah jaringan.

Salah satunya adalah Andito, dia termasuk anak yang aktif dan antusias dalam pembelajaran. Namun terkendala dengan Gawai yang ia gunakan. Gawainya memiliki Layar kecil dan tulisan yang sangat kecil juga, itu sangat menjadi kendala apabila ada gambar dan materi yang harus di baca di aplikasi. Aplikasi yang digunakan kementerian agama secara resmi adalah E-learning. Sehingga dalam pengiriman tugas dia nyaris terlambat dan bahkan beberapa tugas tidak bisa dia selesaikan.

Beberapa murid yang tidak mengirimkan tugas tenyata juga terkendala dengan kuota yang dia miliki. Paketan habis dan wifi yang ngadat. Itu semua bisa kami telusuri dengan cara tracking mengunjungi rumah-rumah mereka. Kami menyebut kegiatan ini dengan nama home visit.

Meski madrasah kami termasuk madrasah di ujung timur Kabupaten dan di daerah Desa, kami berusaha memberikan pelayanan yang prima kepada anak didik kami. Dengan mengikuti perkembangan dan informasi yang kami peroleh dari pihak Kementerian melalui kementerian Agama kabupaten Tulungagung. Anak-anak adalah modal utama kami dalam Pendidikan. Prinsip yang disepakati bersama oleh stakeholder adalah membuat madrasah ini sebagai bengkel perbaikan mutu. Siswa yang masuk ke madrasah akan kami Kelola dengan sebaik-baiknya, tanpa memandang mutu awal (input) yang dimiliki anak didik.

Kami menyebut bengkel sesuai dengan pemikiran Prof Mujamil Qomar, bahwa sekolah yang baik berhasil adalah bukan sekolah yang inputnya bagus, prosesnya bagus dan outputnya bagus. Namun sekolah dikatakan berhasil bilamana Inputnya biasa, prosesnya bagus, keluarannya (output)nya bagus, atau minimal ada peningkatan karakter dari sebelum masuk madrasah itu.

Home visit dikala pandemi bukan berarti menentang peraturan pemerintah yang melarang tatap muka dengan siswa. Namun tetap sesuai dengan protocol Kesehatan. Di Jok motor bapak Ibu guru yang home visit kami pastikan ada handsainitizer. Pemakaian masker wajib untuk guru yang mendatangi rumah-rumah anak-anak yang bermasalah.

Kami sediakan wi-fi di sekolah secara gratis untuk anak-anak yang tidak memiliki kuota internet. Dan apabila anak benar-benar tidak memiliki sarana melakukan pembelajaran jarak jauh, kami tawarkan solusi untuk diajar secara tatapmuka terbatas atas ijin dari orang tua mereka.

 

 

 

Pembelajaran Daring yang efektif dan berkualitas

 

Pandemi Covid-19 ini mengubah tatanan kehidupan secara frontal. Di semua aspek kehidupan terdampak dengan adanya virus corona ini. Manusia dipaksa melakukan pembatasan sosial, pemakaian masker, penyemprotan desinfektan, handsanitizer sampai  mencuci tangan memakai sabun.

Tak ketinggalan pula dunia Pendidikan. Sejak akhir Maret 2020 pembelajaran tatap muka ditiadakan dan diganti dengan system dalam jaringan (daring). Guru dan siswa di tuntut sama sama belajar beberapa aplikasi untuk sarana belajar dan mengajar.

Akhirnya kita masuk dalam era dimana digital mengambil peran pengajaran tatap muka di kelas. Berubah menjadi kelas-kelas dalam jaringan. Kemendikbud dalam bukunya Literasi Digital (Gerakan Literasi Nasional) dijelaskan bahwa Literasi Digital adalah pengetahuan dan kecakapan media digital, alat-alat komunikasi, atau jaringan dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan, membuat informasi dan memanfaatkannya secara sehat dan bijak, cerdas, tepat, cermat dan patuh terhadap hukum dalam rangka membina komunikasi dan interaksi dalam kehidupan sehari-hari.

Sampai kapan Indonesia menerapkan system daring dan luring ini? sebagai guru kami hanya bisa mengikuti kebijakan dari pemerintah. Dengan terseok mengikuti perkembangan kemajuan aplikasi, karena guru sejatinya sekarang di tuntut untuk belajar membuka aplikasi aplikasi pembantu dalam memberikan materi kepada para siswanya.

Guru yang sudah “sepuh” dan “Out of date” perihal tekhnologi, tentu sangat kesulitan dalam memposisikan dirinya untuk mengikuti tekhnologi. Banyak yang patah semangat ketika belajar membuat kelas online.  Belum lagi ketika harus membuat video pembelajaran hasil kerja sendiri.

Bukan hanya guru sepuh, guru yang masih muda pun mengalami pasang surut semangat dalam mengisi pembelajaran online. Mereka banyak menemui kesulitan dalam mengoperasikan program-program dari aplikasi pembelajaran yang ada. Dimungkinkan karena tidak ada pelatihan hanya tutorial yang ada di aplikasi tersebut. Sehingga belajar dari nol untuk memulai memasukkan siswa, memasukkan data data seperti mata pelajaran, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar sampai Materi dan penugasan. Bukan perkara yang singkat dan membutuhkan waktu yang lama untuk belajar dan bisa mengoperasikan dengan lancar.

Kendala kuota dan wifi yang sering ngadat juga menjadi Pernik problematika selanjutnya. Penyampaian materi yang bagus menjadi jelek apabila jaringan tidak lancar. Yang terjadi kemudian kejengahan siswa dalam mengikuti materi tersebut.

Menyahuti persoalan pembelajaran dalam jaringan ini ada beberapa tips yang bisa dilakukan oleh para guru.

Pertama: Open Mind, Don’t give up.

Membuka fikiran dan berusaha untuk sadar bahwa kita memang dalam keadaan pandemic yang harus dijalani. Memutus rantai penularan melalui pembatasan diri bertemu dengan orang lain, namun tetap bisa produktif dalam bidang garapnya masing-masing. Memotivasi diri penting karena bisa saja corona ini membelenggu ruang gerak kita secara fisik, namun tidak bisa membelenggu ide dan kreatifitas kita. Maka jangan menyerah kepada keadaan pandemic ini  dengan melakukan inovasi. apabila kita sebagai guru, kita bisa belajar daring dengan mencoba berbagai bentuk aplikasi yang bisa memudahkan siswa belajar di rumah.

Kedua: Membuka diri untuk bertanya dan berdiskusi dengan teman sebaya.

Sebagian dari kita mungkin mengalami rasa malu apabila bertanya kepada teman, merasa kurang lihai dan takut kalau tanggapan dari orang lain mengejek kita. Ini mental blok yang sering menghalangi kita untuk maju. Apabila kita ingin bergerak dan melangkah kedepan Langkah yang paling tepat adalah menghilangkan mental blok kita dan aktif bertanya dan berusaha mencari tahu.  

Ketiga: Belajar Aplikasi aplikasi yang diperlukan untuk menunjang pembelajaran lebih menarik

Pembelajaran daring yang berbeda dengan tatap muka. Pembelajaran tatap muka lebih luwes dan bisa berkomunikasi tidak terbatas dengan siswa karena dekat dan melihat anak belajar secara langsung. Namun ketika pembelajaran secara daring komunikasi kita dengan siswa terbatas. apabila tatap muka  memerlukan metode dan strategi supaya anak bisa menyerap dan memahami pembelajaran demikian juga pada pembelajaran daring. Perbedaannya terletak pada seberapa menariknya materi yang disampaikan guru saat pembelajaran daring dan mengena kepada tujuan pembelajaran dengan memperhatikan kuota siswa dan hal-hal lainnya. Aplikasi-aplikasi yang diperlukan dalam menunjang pembelajaran ada beberapa seperti mengedit video bisa memakai kinemaster, filmora, inshot dan lain sebagainya. Aplikasi untuk tatap muka secara jaringan seperti google classroom, google meet, E-Learning, Zoom, youtube dan lain-lain.  

Keempat: jangan banyak tugas tulis, buatlah tugas proyek

Apabila menginginkan anak tidak mudah jenuh dengan pembelajaran kita, maka jangan banyak membuat tugas tulis kepada anak anak. Buatlah tugas proyek. Itu tentu lebih disenangi oleh anak-anak. Penyampaian materi yang bagus dan tugas yang menyenangkan bisa membuat anak-anak tetap semangat dalam belajar.

Dewan Pendidikan Pentingkah?


Dewan pendidikan dua kata ini mungkin agak asing bagi sebagian orang, kecuali bagi para guru dan praktisi pendidikan. Karena Dewan Pendidikan ini memang kita jarang mendengar kiprah dan perannya dalam dunia pendidikan terutama di kabupaten Tulungagung dan hampir tidak ada pemberitaan mengenai dewan pendidikan ini.

secara historis dewan pendidikan lahir tahun 2002 ketika euforia pengembangan pendidikan mencari jati dirinya di tengah arus reformasi dan lahirnya otonomi daerah di Indonesia.

Pada mulanya gerakan ini dimulai dengan adanya paradigma MBS atau manajemen berbasis sekolah yang menitik tekankan bahwa peningkatan mutu dan relevansi pendidikan hanya dapat dicapai dengan demokratisasi partisipasi dan akuntabilitas pendidikan. Stakeholder dalam hal ini masyarakat berperan penuh dalam mewakili lembaga yang bernama dewan pendidikan dan kepala sekolah.

Sebenarnya dengan adanya dewan pendidikan diharapkan adanya perkembangan pendidikan menuju ke arah kemandirian dengan adanya keterlibatan stakeholder atau pengelola pendidikan yang berbasis pada masyarakat.

Sekolah diberikan kewenangan untuk mengelola dan mengembangkan pendidikan bersama masyarakat dengan partisipasi masyarakat di sekolah diharapkan dapat mendorong peningkatan kualitas baik dari segi fasilitas pendanaan kurikulum dan pengawasan.
Maka dari itu di tingkat sekolah dibentuk komite sekolah sedangkan di tingkat dibentuk dewan pendidikan kabupaten di provinsi juga dibentuk dewan pendidikan provinsi. Dewan pendidikan dan komite sekolah dibentuk bertujuan untuk mengembangkan dan mendorong kemandirian sekolah sesuai yang dikatakan oleh profesor Suyatno, PhD, "tinggi rendahnya mutu pendidikan di daerah dan sekolah menjadi tanggung jawab bersama antara masyarakat dan pemerintah kualitas pendidikan untuk masa yang akan datang lebih tergantung kepada komitmen orang tua dan masyarakat yang tergabung dalam dewan pendidikan dan komite sekolah."

Secara yuridis dewan pendidikan dan komite sekolah tertuang pada undang-undang nomor 25 tahun 2000 dengan propenas tahun 2000-2004 dan keputusan Mendiknas nomor 44/uh/2002 tanggal 2 April 2002 tentang dewan pendidikan dan komite sekolah. Dewan pendidikan adalah perubahan nama dari dewan sekolah karena dipandang nama dewan pendidikan ini lebih wadai jalur pendidikan sekolah dan di luar sekolah atau masyarakat.

Dewan pendidikan dan komite sekolah sebagai lembaga pengawal dan pendorong yang terlibat dalam dunia pendidikan diharapkan mampu melaksanakan perannya dengan baik dan optimal sehingga mampu meningkatkan kualitas pendidikan yang berkesinambungan.
Berdasarkan keputusan Mendiknas nomor 44 tersebut komite dan dewan pendidikan setidaknya ada 4 peran yang harus dilakukan oleh dewan.

Pertama sebagai pertimbangan atau advisory agency dalam menentukan dan melaksanakan kebijakan pendidikan 
Kedua memberi dukungan atau sporting agency baik yang berwujud finansial pemikiran maupun tenaga dalam menyelenggarakan pendidikan 
Ketiga melakukan pengawasan atau controlling agency dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan 
Keempat sebagai mediator atau Mediatory Agency antara pemerintah dalam/eksekutif dan dewan perwakilan daerah / DPRD sebagai legislatif dengan masyarakat. sedangkan fungsi dari dewan pendidikan adalah 

1. Mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu, 
2. Melakukan kerjasama dengan masyarakat perorangan organisasi pemerintah dan DPRD berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan 
3. Mampu dan menganalisis aspirasi ide tuntutan masyarakat sebagai kebutuhan pendidikan yang diajarkan oleh masyarakat 
4. Memberikan masukan dan pertimbangan dan rekomendasi kepada pemerintah daerah atau DPR mengenai kebijakan dan program pendidikan, kriteria kinerja daerah dalam bidang pendidikan, tenaga kependidikan khususnya guru dan kepala satuan pendidikan, kriteria fasilitas pendidikan lima mendorong orang tua dan masyarakat berpartisipasi dalam pendidikan guna mendukung peningkatan mutu dan pemerataan pendidikan

Kelima melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan program penyelenggaraan dan keluaran / output pendidikan.

Nah, ketika kita pahami bersama bahwa peran dan fungsi dewan pendidikan adalah untuk memajukan pendidikan khususnya ketika di kabupaten Tulungagung maka siapapun yang ditunjuk oleh menjadi pemimpin atau pimpinan dewan pendidikan tentu tidak akan menjadi persoalan apakah itu dari politisi LSM ormas bahkan Bupati sekalipun. Mendorong dan memotivasi peran dewan pendidikan sebagai peningkatan mutu generasi bangsa adalah kewajiban kita. Anak-anak yang dididik di bangku sekolah janganlah menjadi generasi yang salah kaprah. Secara trilogi pendidikan yaitu home, school and community akan berpadu secara sistematis dalam memberikan kontribusi tentang pelaksanaan misi pendidikan yakni mencerdaskan kehidupan bangsa semua adalah bermuara kepada peningkatan mutu dan kualitas pendidikan.

Kata-kata bijak sang Bapak Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantoro “Mendidik anak adalah mendidik rakyat, dalam hidup dan kehidupan kita sekarang adalah buah pendidikan yang kita terima dari orang tua pada waktu kita masih anak-anak. Hasil pemikiran kita yang kelak akan membangun generasi penerus. Generasi penerus yang rusak hasil pendidikan kita, generasi penerus yang baik yang akan membangun bangsa lebih baik juga buah dari pendidikan kita saat ini.”

Inovasi Madrasah

 


Mendengar kata inovasi, mungkin dibenak kita adalah kata-kata milik sebuah produk kendaraan “Inovasi tiada henti”. Kata ini menjadi sangat dinamis dan akurat untuk diterapkan di zaman disrupsi ini. ketika kita diam tidak melakukan pembaharuan, siap siap lah kita ditinggal oleh pelanggan kita.

Siapa yang tidak kenal dengan merk gawai “Nokia” pada zamannya sangat booming dan sangat laris. Bangga bila kita sudah bisa memakai nokia. Namun sekarang karena merk ini tidak melakukan inovasi yang massif, akhirnya kalah saing dengan OPPO, Realme, Vivo dan lain sebagainya. Mereka mampu mengikuti perkembangan zaman dan menyahuti kebutuhan manusia.

Demikian pula madrasah, Lembaga ini harus mampu membranding dirinya dalam sebuah kekhasan yang dia miliki untuk bisa tetap survive dan diminati oleh pelanggannya.

Dalam Gerakan ayo membangun madrasah (GERAMM),  banyak sekali tawaran program yang bisa di sahuti oleh madrasah dengan segala sumberdaya yang ada pada mereka. Madrasah bisa membranding dirinya menjadi beberapa kategori yaitu:

Pertama sebagai madrasah yang Religius yang mengedepankan akhlaqul karimah dan capaian siswa dalam menuntaskan baca tulis al-Qur’an atau lebih dari itu sampai kepada target menghafal sekian juz dari al-Qur’anul Karim. Religius dengan mengedepankan kekuatan Ibadah sebagai magnet mencari pelanggan setia yang percaya dengan mutu lulusan madrasah ini pasti lebih baik.

Kedua Madrasah Literasi,  merupakan usaha yang dilakukan madrasah menjadi masyarakat pembelajar dari semua civitas akademika, Kepala madrasah, Guru, siswa dan wali murid juga alumni dalam menumbuh kembangkan kecintaan terhadap pengetahuan. Dari menulis, membaca dalam mengubah karakter melalui tahapan pembiasaan, pengembangan dan pembelajaran.

Ketiga, Madrasah sehat, bentuk inovasi madrasah dalam mendukung program adiwiyata dalam Pendidikan. Pemaknaan madrasah sehat adalah madrasah yang mengedepankan kebersihan, kedisiplinan dan perilaku hidup sehat. Kesan madrasah yang dahulu kotor, kumuh, dan jorok. Sekarang berbalik menuju madrasah yang hijau, bersih, melakukan perilaku hidup sehat mulai dari guru sampai kepada siswanya.

Tentu saja program ini luar biasa dan pasti banya derivasi atau turunan program inovasi lainnya yang mengikuti pada ketiga bentuk besar diatas. Kesemua itu tentu saja untuk membangun madrasah yang hebat dan bermartabat.

KETRAMPILAN ABAD 21

 

Menghadapi Abad 21 bukanlah hal yang mudah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi begitu pesat. Kita sebagai guru dan orang tua harus mempersiapkan sekian banyak perencanaan dan persiapan untuk menghadapinya. Abad 21 ditandai dengan adanya dampingan tekhnologi yang melekat pada kehidupan keseharian kita. Tekhnologi menjadi barang yang yang sangat kita butuhkan. Ketinggalan tekhnologi berarti kita siap siap pensiun dalam pergulatan dunia ini.

Lembaga Pendidikan di tantang untuk menemukan cara dalam rangka memingkinkan peserta didik sukses dalam kehidupannya dalam penguasaaan ketrampilan berfikir kreatif, pemecahan masalah yang fleksibel, berkolaborasi dan berinovasi.


ketrampilan multidimensional harus dimiliki manusia atau pembelajar pada abad 21 ini. Terkait dengan tekhnologi berubah dari manual kepada digitalisasi. Layanan manufaktur kepada layanan yang menekankan pada informasi dan pengetahuan. Pengetahuan ini sendiri tumbuh dan meluas secara cepat sekali. Tekhnologi informasi dan komunikasi yang berkembang pesat ini pun telah mengubah cara belajar dan sifat pekerjaan.

Berkait dengan tekhnologi informasi yang semakin majemuk, perlu adanya kesiapan menghadapi tantangan era digitalisasi ini dengan mengupayakan ketrampilan yang majemuk pula.

Dalam jurnal Cypriot Journal of Educational Sciences yang ditulis oleh Cevik,M tentang Multidimensional 21th century skills scale: Validity and reliability study.  Mengangkat ketrampilan abad 21 ini dengan teori dari Binkley berdasarkan kepada The Assessment and Teaching of 21st Century Skills (ATC 21) institution. Lembaga ini mendefinisikan ketrampilan abad 21 sebagai berikut:

(1) Cara berfikir yang berhubungan dengan creativitas dan inovasi, berfikir kritis, problem solving, dan pembuatan keputusan dan juga berfikir metakognitif.  

(2) cara bekerja didalamnya termasuk  cara berkomunikasi dan bekerja sama dengan rekan sejawat.

(3) alat yang dipergunakan untuk bekerja, yang memuat didalamnya adalah informasi tehnologi dan

(4) Bagaimana kehidupan didunia, menjadi warganegara yang baik, karir dan tanggungjawab individu dan sosial.

Dalam menyahuti perkembangan dunia Pendidikan dan dunia kerja dewasa ini, Ketrampilan multidimensional ini untuk anak anak abad 21 ini yang harus dikembangkan. Meski di desa sekalipun.

Pandemi Corona ini membuat lompatan yang luar biasa dalam pemanfaatan tekhnologi informasi sekaligus sedikit memaksa kita untuk lebih berfikir kreatif dalam menciptakan peluang di tengah tantangan. Dalam hubungannya dengan ketrampilan yang harus dipersiapkan maka banyak sebenarnya yang perlu kita pelajari secara cepat. Terlebih lagi mempelajari tekhnologi Informasi (ICT) sebagai modal awal melangkah menuju pengembangan diri.

 

Hasbi ku

Minggu ini lewat pengasuh pondok yang juga adik kandungku. Anak ku Hasbi telpon... 
Dia menangis dan menahan sesak tanpa bisa berkata kata saat video call dengan kami. Kelauarga nya di rumah. 
Kelihatan kangenn sekali.. jauh dari rumah dengan waktu yang lama.. 
Mengubah kebiasaannya dirumah dilayani, setengah dimanja. Apa ynag dia mau dituruti. Apalagi sama mbahnya.
Seringkali mbahnya menangis saat ingat cucu nya ini. Saya sebagai ibu nya Hasbi sering dimarahi sama Mbah. Kenapa kamu tidak bersedih saat anakmu di pondok. Malah sepertinya gak mikirin dia... 

Kalau tahu hatiku sebenarnya beraaaattt sekali melepas anakku jauh dari pangkuan. Ingin selalu aku mendampingi tumbuh kembangnya. Tak terhingga sayatan sakit di dadaku.. apalagi saat ingat anak ini masih merah usia 23 hari harus masuk kamar NIcU karena kuning. Saya yang masih nifas menunggu nya tidur dibawah jendela Rumah sakit. Rasa sedih itu masih terasa saat ini. 
Namun saya harus terlihat tegar dihadapan semua orang. Saya harus menyembunyikan air mata ini. Supaya anakku kerasan disana. 
Anak anak yang berjuang menuju kepahaman ilmu agama harus didukung 100%. Menumbuhkan motivasi dia dan selalu menguatkan hatinya untuk kerasan di tempat barunya. 
Hasbi Tsalatsa Ihsan At-Tamimi. Nama yang terkandung makna pengharapan engkau menjadi anak yang memegang tiga kebaikan.. Iman Ilmu dan Amal, semoga bisa sempurna engkau memegang itu ya nak... 
Biarlah sekarang merasakan tirakat. Jauh dari buaian orang tua. Bersama sama teman seperjuanganmu mencari Ilmu dan tarbiyah di pesantren.
Anak anak lain di kirim jajan dan makanan atau keperluan mereka. Karena kamu jauh kami tidak bisa mengirim apa apa kecuali doa. 
Semoga engkau tumbuh menjadi anak yang mandiri, dewasa, bisa menentukan baik buruk, menjaga kehormatan dan menjadi pejuang di jalan Allah. 

Umi tiap hari membayangkan dirimu, menunggu 40 hari untuk berkunjung ke pesantrenmu. Bertemu dan melepas kangen kepadamu. Engkau anak kesayangan yang umi banggakan. I love you nak.. 

SUPERVISI PEMBELAJARAN e-LEARNING

 

 

Fungsi manajemen pembelajaran salah satunya adalah evaluasi. Evaluasi yang saya sebut lebih kepada kegiatan pengendalian pembelajaran dengan maksud untuk memastikan bahwa proses pembelajaran sesuai dengan tuntutan dan kompetensi guru. Maka pengendalian pembelajaran mencakup SKL, KI, KD, IPK, Pengembangan Silabus, RPP dan bahan ajar serta alat evaluasi berupa tes dan tahapan evaluasi pengajaran.

Pengendalian Pembelajaran ini tertuang dalam PP no 19 tahun 2005. Permendikbud no 21, 22, 23 dan 24 tahun 2016. SPMI (Sistem Penjaminan Mutu Internal) dan BNSP mengenai Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran.

Secara teknis pelaksanaan dijabarkan Kepala sekolah bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pengendalian proses pembelajaran. Waka akademik bertanggung jawab terhadap  koordinasi  pelaksanaan pengendalian proses pembelajaran dengan mempersiapkan perangkat yang dibutuhkan seperti jadwal mengajar guru, daftar nilai, KI/KD, silabus, format RPP, kalender akademik, dan format evaluasi pembelajaran. Guru bertanggungjawab terhadap pelaksanaan proses pembelajaran di kelas mulai dari perangkat pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran sampai pada pelaksanaan evaluasi pembelajaran, sesuai dengan mata pelajaran yang diampu. Koordinator tata usaha bertanggungjawab terhadap penyediaan alat sarana pembelajaran.

Kepala sekolah yang mempunyai fungsi sebagai supervisor memiliki tugas mengawasi pembelajaran mulai dari pendahuluan, inti dan penutup. Setelah pengamatan ada refleksi lebih bertujuan untuk memperbaiki kekurangan guru dan menyamakan persepsi jika terjadi selisih pendapat.

Kegiatan supervisi saat pembelajaran tatap muka sudah biasa kita lakukan, mengamati Bersama guru senior melakukan pengamatan di kelas. Tapi akan khas bila supervise pembelajaran dilaksanakan saat pembelajaran dilaksanakan secara daring.

Kegiatan pembelajaran saat daring di Kementerian Agama dilaksanakan memakai aplikasi e-Learning. Aplikasi yang membantu guru saat melakukan kegiatan belajar mengajar. Aplikasi ini memungkinkan adanya proses komunikatif antara siswa, guru dan bisa diamati oleh eksekutif dalam hal ini bisa kepala madrasah dan pengawas.

Kepala madrasah dan pengawas memiliki hak akses melihat proses pembelajaran dengan cara log in sebagai eksekutif. Cukup klik monitoring, maka akan muncul keterangan jurnal mengajar guru yang mencakup kelas, ruang, deskripsi kelas, nama guru, mata pelajaran, agenda pertemuan, dan tanggal pembuatan.

Kepala sekolah bisa melihat siswa yang masuk kelas apa tidak, guru yang mengajar apa tidak hari itu, dan materi apa yang di ajarkan. Sampai kepada aktivitas mengajar melalui media tambahan yang digunakan  seperti youtube sebagai bahan ajar. Sampai kepada evaluasi siswa dalam mengerjakan tugas harian mereka dengan mengupload hasil belajar mereka di dalam aplikasi.

Sangatlah mudah pada tataran ideal dan memudahkan pembelajaran daring sebagai pengganti pembelajaran manual saat kondisi pandemic ini dengan menggunakan inovasi pembelajaran melalui kecanggihan tekhnologi.

Namun memang tidak bisa dipungkiri bahwa kegiatan daring (BDR/Belajar Dari Rumah) diwarnai masalah yang menyertainya, ada yang gaptek, ada yang kesulitan sinyal, ada yang kehabisan kuota dan besar tidaknya area penyimpanan yang ada di gawai canggih mereka.

Sehingga mau tidak mau pembelajaran daring pun disertai dengan pendampingan-pendampingan manual untuk belajar daring dari aplikasi yang digunakan. Dengan cara home visit ke rumah siswa atau melakukan kelompok-kelompok kecil untuk menambah pengetahuan mereka mengenai ilmu alat yang digunakan belajar mereka secara daring.

 

 

 


Mencari Pemimpin Pro Gender

Mencari Pemimpin Pro Gender

(Pada pemilukada serentak di tengah pandemi)

 

Pemilihan bupati dan wakil bupati, walikota dan wakil walikota tahun 2020 ini diselenggarakan di sejumlah kabupaten/kota serentak. Menurut jadwal yang di tetapkan oleh PKPU, tahapan Pilkada serentak 2020 terbaru berdasarkan Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) No.5/2020 adalah tanggal 9 Desember 2020. Saat ini tercatat ada 270 Kabupaten Kota yang menyelenggarakan Pemilihan kepala daerahnya.
 
Menurut ketua KPU Arief Budiman (media Indonesia, Sabtu 18 Juli 2020), “Hari ini pemilihan kepala daerah menjadi sebuah sejarah baru, dimana melaksanakan pemilihan saat wabah covid 19 ini menyerang. Pemenuhan protocol Kesehatan wajib dilaksanakan dalam pemilihan kali ini.”
 
Tentu tidak mudah menyelenggarakan pemilihan kepala daerah di tengah pandemic seperti ini, namun keberhasilan pelaksanaan pilkada serentak 2020 yang berlangsung di tengah pandemi covid-19 akan menjadi acuan bagi Indonesia untuk melaksanakan kegiatan Pemilu berikutnya.
 
Berbicara mengenai pemilukada, pasti tidak terlepas dengan adanya pemilih. Secara nasional DPT (daftar pemilih tetap) yang tercatat saat pemilu 2019 kemarin angka pemilih perempuan masih lebih besar dari pemilih laki-laki. Komisi Pemilihan Umum (KPU) merekapitulasi Daftar Pemilih Tetap (DPT) untuk Pemilu 2019 sebanyak 187.781.884 orang. Rinciannya, 185.732.093 pemilih dalam negeri dan 2.049.791 pemilih di luar negeri. Jumlah pemilih perempuan lebih banyak sekitar 126  ribu dibanding pria. Dimana jumlah pemilih laki-laki di dalam negeri mencapai 92.802.671. Sementara, jumlah pemilih perempuan di dalam negeri mencapai 92.929.422. (Katadata.co.id)
 

Ketika melihat besarnya jumlah pemilih perempuan sudah bisa pastikan apabila para calon kepala daerah bisa menggaet suara perempuan sekitar 75% saja dari pemilih perempuan, maka calon tersebut bisa dipastikan melenggang menuju kursi kepala daerah.
Yang menjadi pertanyaan adalah sudahkah calon-calon kepala daerah ini berfikir tentang bagaimana cara menarik simpati para pemilih perempuan ini agar mereka bisa menjatuhkan pilihan kepadanya?
 
Menurut hemat penulis setidaknya ada tiga factor yang mempengaruhi perempuan dalam menentukan pilihan mereka kepada calon kepala daerah yang sedang berjibaku mencari dukungan pemilih.
 
Pertama, Proses Sosialisasi. Proses ini berkaitan dengan informasi yang diperoleh pemilih perempuan terhadap visi-misi dan program calon kepala daerah. Calon yang sering mempublikasikan dirinya lewat baliho, media massa dan elektronik ataupun sosial media adalah cara yang ampuh untuk mengenalkan diri dan pandangannya. Apalagi saat pandemic ini, media sosial begitu menjadi kekuatan yang luar biasa dalam memengaruhi massa dalam hal ini calon pemilih.
 
Kedua, Calon sebisa mungkin mendekatkan diri kepada kelompok-kelompok sosial. Kaum perempuan kebanyakan memiliki kecenderungan dalam mengikuti pilihan politik dari orang yang dekat dengan dirinya dan sekitarnya. Dalam kelompok sosial ini pelibatan nilai-nilai yang berkesesuaian dengan ideologi kelompok tersebut, tentu lebih mudah diterima. Ada kelompok pengajian, arisan, kelompok organisasi perempuan dan lain-lain. Maka sangat penting untuk para calon melakukan pendekatan secara ideologis dan mampu memenuhi kebutuhan kelompok tersebut.
 
Kepentingan perempuan yang paling menonjol adalah pemenuhan kesejahteraan dan Kesehatan, serta pemenuhan Pendidikan anak. Calon kepala daerah harus mampu membuat program yang pro dengan kepentingan perempuan dan pro terhadap pengetasan permasalahan-permasalahan perempuan. Yang terpenting adalah sekarang perempuan lebih sadar dan tidak mau lagi hanya diperalat oleh kepentingan pemilihan semata, namun lebih dari itu perempuan akan lebih selektif memilih calon pemimpin mereka yang benar-benar memiliki program yang bisa mensejahterakan kaum perempuan.
 
Ketiga, pelibatan perempuan dalam politik. Artinya perempuan yang sebenarnya memiliki hak dalam semua sendi kehidupan, baik di ranah privat maupun di ranah public. Privat dimaknai dalam pekerjaan seputar rumah tangga, dan public dimaknai pekerjaan yang diluar rumah tangga. Melibatkan perempuan  dalam ranah public seperti politik akan menambah kemantapan para konstituen perempuan untuk menjatuhkan pilihan mereka kepada yang kontestan politik yang memiliki keterwakilan perempuan.
 
Segmen pemilih perempuan yang begitu besar, dilihat dari semua kerawanan dan persoalannya adalah potensi besar untuk turut serta dalam pembangunan bangsa ini. kepentingan dan aspirasi mereka harus dikelola dan diakomodasi dengan lebih baik. Mengakomodasi isu-isu yang sensitive terhadap perempuan akan mampu menarik mereka untuk menjatuhkan pilihan kepada siapa suara mereka akan diberikan.

 

 

SELF MANAGEMENT


Berbincang tentang manajemen. Yang saya ketahui adalah sesuatu yang tidak terlepas dari 4 Hal yakni Desain, Pelaksanaan, Evaluasi dan Rencana Tindak Lanjut. George Terry sebagai Bapak Manajemen mempopulerkan Planning, Organizing, Actuating, and Controlling (POAC).

Ke empat elemen inilah yang selalu berturbulen, dan selalu berulang untuk menggerakkan kita menjadi sesuatu yang bermakna dan lebih baik. Manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi, karena tanpa adanya manajemen semua usaha akan sia sia, serta pencapaian tujuan akan lebih sulit.

Alasan mengapa diperlukan manajemen; pertama untuk meningkatkan tujuan; kedua untuk menjaga keseimbangan diantara tujuan yang saling bertentu; ketiga Untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas.  

Menurut Peter Drucker dalam efisiensi  merupakan kemampuan dalam memilih tujuan atau peralatan atau cara yang tepat (doing things right), sedang efisien adalah melakukan pekerjaan dengan benar (doing the right things).

Kata Manajemen pun bisa melekat dengan luwes dan indah pada semua kata yang semuanya menginginkan keberaturan tujuan atasnya. Apabila bertemu dengan kata Kurikulum, maka jadilah kata manajemen kurikulum. Sebuah tata Kelola mengenai kurikulum yang diinginkan. Apabila melekat kepada kata hati. Maka jadilah manajemen qolbu. Melekat pada keuangan maka jadilah manajemen keuangan dan lain sebagainya.

Dan ketika kita melakukan tata Kelola dengan diri kita sendiri, jadilah sebuah kata manajemen diri. Melekatlah kemudian sebuah perencanaan, aksi dan evaluasi terhadap diri sendiri yang akan mengubah pola hidup kita menjadi lebih tertata dan lebih efektif.

Penting sekali menurut saya mengenali potensi dan menata diri kita untuk mengembangkan diri kita kepada tujuan kita. Kemana kita akan berhenti pada tujuan kita. Nah fungsi manajemenlah yang perlu kita terapkan untuk merencanakan, mengaktualisasikan perencanaan tersebut dan melakukan evaluasi diri.

Saya percaya dengan manajemen kita bisa sedikit banyak mengubah fikiran, kebiasaan dan karakter kita menuju menuju arah yang jelas. Kemungkinan besar dengan manajemen diri kita bisa mengarahkan diri kita kepada Sustainability Improvement yakni sebuah peningkatan muru diri yang berkelanjutan menjadi manusia yang lebih baik.


Featured Post

Perempuan sebagai Garda terdepan

Dalam rangka Milad FORHATI ke 26, yang jatuh pada tanggal 12 Desember Forhati Wilayah Jawa Timur mengadakan peringatan dibarengkan dengan mo...