Sidoarjo, 26 Februari 2022
Sebuah buku special, hadiah dari penulisnya langsung untuk
saya dan teman teman yang berada di sebuah perhelatan kopi darat sesama
komunitas penulis. Buku ini karya Prof Naim bersama lima adiknya yang
menuliskan biografi ayanda tercinta Bapak Kalib Suryadi. Buku seperti ini belum
pernah ada dan mungkin masih satu satunya di Indonesia.
Buku ini setebal 161
ditambah 12 halaman appendix dengan
ukuran kerta 14 x 21 cm. dicetak diatas kertas book paper yang enak dibaca dan tidak membuat mata silau. Buku karya
Prof Ngainun Naim, Ngainun Niam, Ngainur Rohmah, Ngainun Ni’mah, Ngainun Nisak,
dan Ngainul Yaqin ini berhasil menguras air mata saya.
Tata bahasa yang lugas dan sangat mudah dipahami, namun sangat
menguras emosi. Membaca buku hidup adalah gerak kita disuguhi layar kehidupan
nyata. Jahitan kisah yang rapi, meski semua kehidupan tidaklah serapi dan selurus jahitan. Namun ketika pembaca
membaca buku ini, pasti akan tenggelam dalam rasa yang begitu dalam seperti yang
dirasakan oleh penulis-penulisnya.
Buku ini mengisahkan kekuatan orang tua dalam mendidik
putra-putrinya terutama pendidikan bapak yang disiplin. Meski dalam keadaan
apapun orangtua prof Naim dan adik-adiknya selalu mengutamakan pendidikan
adalah yang utama. Saat orang orang mengatakan tega nya membiarkan anak
perempuan sendiri mencari kuliah di luar kota. Disaat itulah kepercayaan kepada
anak yang besar diberikan oleh orang tua. Karena tahu dengan bekal ilmu yang cukup
anaknya mampu untuk itu.
Sisi demokratis terlihat jelas karena di keluarga ini saat
berkuliah anak-anak tidak dilarang mengikuti organisasi kemahasiswaan. Bahkan organisasi
yang mereka ikutipun tidak sama, namun tidak masalah. Prof Naim dengan basic
organisasi PMII sebagai IKA PMII Pusat, sedang sang adik perempuannya aktif di HMI.
Hidup adalah gerak, kata ini yang memotivasi untuk tidak
hanya berpangku tangan. Masa depan harus di raih, bukan diberikan. Ibarat orang
berenang kita akan tenggelam bila tidak menggerakkan seluruh anggota badan. Menjalani
hidup terkadang harus penuh peluh untuk memenuhi butuh. Sandang pangan dan
pendidikan hal yang utama dimata bapak kalib Suryadi. Bahkan pendidikan yang
selalu dia utamakan untuk anak-anak. Karena sejatinya dengan pendidikan kita
bisa mendapatkan ilmu dan dari ilmu itu kita bisa menjadi berguna.
Hadits nabi menjelaskan “Barang siapa yang menginginkan sukses dunia hendaklah diraih dengan ilmu dan barang siapa
menghendaki sukses akhirat hendaklah diraih dengan ilmu, barang siapa ingin
sukses dunia dan akhirat hendaklah diraih dengan ilmu.”
Terima kasih atas reviewnya
BalasHapusTerimakasih atas bukunya prof..
BalasHapusBahasa yg lugas dan mudah diterima.. Mantab
BalasHapus