Purwaceng dan Carica



Pernah mendengar nama ini? Saya baru kali ini mendengar nama ini. Saat mengikuti family gathering teman teman alumni mahasiswa Islam yang dilaksanakan saat weekend awal Februari 2022 ini. Saya termasuk pecinta alam yang sekarang tenggelam dengan pekerjaan dan menjadi ibu rumahtangga sehingga jarang sekali keluar untuk mengadakan liburan bersama teman teman.

Baru kali ini saya bulatkan tekad untuk ikut perjalanan liburan yang dikemas dengan nama family gathering. Pesertanya memang kebanyakan keluarga muda yang memiliki anak yang beberapa diantaranya masih balita. Perjalanan yang cukup jauh dari Tulungagung ke Banjarnegara Jawa Tengah memakan waktu semalam. Memulai keberangkatan pukul  19:30 WIB sampe pemberhentian bus di sebuah rumah makan untuk berganti bus pukul 03:30 WIB. Perjalanan yang panjang ini cukup membuat pinggang dan leher kaku.

Menuju ke Dataran tinggi dieng dengan shuttle bus masih memerlukan waktu satu jam. Dataran Dieng  ini dikenal juga dengan negeri diatas awan, terletak diantara dua kabupaten Banjarnegara dan kabupaten Wonosobo Jawa Tengah. Dataran ini sangat dingin, suhunya bisa mencapai 10 derajat celcius. Perjalanan menuju bukit si Kunir adalah spot melihat matahari terbit. Setelah sholat shubuh di Mushola parkiran utama bukit si Kunir kami menuju ke bukit. Hawa dingin yang menusuk dan oksigen yang agak tipis, tangga yang terjal membuat nafas kami tersengal-sengal. Beberapakali berhenti untuk mengumpulkan kekuatan untuk mendaki. Anak kecil saya yang masih usia lima tahun juga harus selalu disemangati untuk mau naik tangga demi tangga.

Sampailah di spot tempat matahari terbit. Bersama dengan rombongan pendaki yang lain dari berbagai kota. Menyaksikan keindahan matahari terbit dengan berlatar gunung sindoro dan sumbing. Gunung sindoro yang puncaknya diselimuti awan seperti memakai topi terlihat sangat indah. Dengan decak kagum dari mulut, tak lupa dengan mengabadikan keindahan ini dengan berswafoto disana.

 Purwaceng dan Carica

Sepanjang perjalanan saya duduk di shuttle bus tepat berada dibelakang driver, dengan pengalamannya driver ini memberikan penjelasan berbagai hal terkait dengan obyek wisata, makanan khas sampai kepada tanaman musiman yang ada disana. Saya sebelumnya tidak pernah mendengar nama tanaman purwaceng. Tanaman endemis atau tanaman yang hanya tumbuh di dataran tinggi ini adalah purwaceng dan carica. Para penumpang antusias dengan penjelasan driver, bahwa salah satu khasiat tanaman ini adalah untuk menjaga vitalitas dan stamina pria. Kandungan yang ada di purwaceng ini adalah afrodisiaka yang mempu merangsang daya seksual. Sambil tertawa-tawa kami saling ledek khas ledekan orang dewasa.

Sedangkan carica adalah tumbuhan sejenis pepaya yang hanya bisa tumbuh di dataran ini juga. Buahnya kecil kecil, hanya sebesar kepalan tangan anak dan bergetah. Dan orang Dieng mengolahnya menjadi asinan dan dijual sebagai makanan khas daerah dieng. Rasanya manis karena sudah dibumbui gula dan diasinkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Featured Post

RESENSI (Pesantren, Kampus Islam dan Moderasi beragama)

  Pesantren, Kampus Islam dan Moderasi beragama Karya Ngainun Naim, Abad Badruzzaman Halaman 288 + vi diterbitkan oleh Akademia Pustak...