Millenial kill everything

 





Kaum millennial adalah generasi zaman now yang lekat dengan tekhnologi Informasi, informasi yang tiada batas bisa didapatkan cukup dari dalam ruangan kamar mereka. Era baby boomer yang mengubah pola pikir, pola hidup dan tingkah laku mereka. 

Saat ini banyak yang merasa bahwa berita politik tidak menarik lagi, natizen lebih tertarik dengan berita berita unik dari berbagai belahan dunia. Bisa menghibur dan tidak banyak menguras otak untuk mengerti sebuah makna dari tayangan atau artikel yang terbit di sebuah media.

Zaman millennial bisa dikatakan kejam karena bisa membunuh berdarah dingin. Itu yang dikatakan oleh Yuswohadi, penulis buku millennial kill everything. Di buku ini dikatakan setidaknya ada 50 produk dan layanan, industry, tekhnologi, music, olahraga bahkan tingkah laku yang di bunuh oleh millennial disruption.

Mereka memandang tidak layak lagi nilai-nilai, perilaku, dan preferensi milenial telah berubah drastis dan perubahan itu menjadikan produk, layanan, atau industri menjadi tidak relevan lagi dan kemudian ditinggalkan konsumen milenial

Bisa dibayangkan kejayaan TV dulu diminati jutaan masyarakat. Seiring waktu TV tidak lagi dinikmati memakai TV Flat tapi bisa dinikmati memakai streaming di HP mereka.  Industri music juga kalau dulu Kaset, berubah menjadi kepingan CD sekarang tidak lagi memakai kedua itu sekarang memakai podcast music, aplikasi start up yang lain yang memudahkan penyuka music bisa menikmati dimanapun memakai gawai  mereka.

Kita sekarang apabila ke suatu tempat tidak lagi minta nasehat dari orang disekitar kita yang tahu lebih dulu, tapi memakai review google map, tempat yang pernah disinggahi orang, makanan enak, hotel bagus, tempat rekreasi semua bisa dilihat dari penilaian orang memakai bintang berapa yang mereka berikan dari reviewnya.

Yang pelan tapi pasti terbunuh adalah departemen store, Matahari, Ramayana, dan lain-lain. Berbelanja cukup melalui online shop. Mall sekarang bukan mencari barang bagus dan mahal tapi lebih kepada nongkrong, cuci mata, mencari tempat refreshing.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Featured Post

RESENSI (Pesantren, Kampus Islam dan Moderasi beragama)

  Pesantren, Kampus Islam dan Moderasi beragama Karya Ngainun Naim, Abad Badruzzaman Halaman 288 + vi diterbitkan oleh Akademia Pustak...