Langsung ke konten utama

Ibadah di Madrasah

 


Di Indonesia ini sejak zaman sebelum kemerdekaan sudah dikenal Namanya madrasah. Awal nya adalah tempat mengaji dan mengkaji ilmu agama. Seiring waktu nama madrasah dipatenkan menjadi lembaga formal yang berada di bawah naungan kementerian agama.

Madrasah yang dikelola pemerintah dan madrasah yang dikelola masyarakat memiliki perbedaan dari segi pendanaan. Ketersediaan tenaga Pendidikan dari aparatur sipil negara, dan fasilitas lainnya.

Madrasah yang dikelola masyarakat penuh dengan liku dan ceritanya masing masing. Ada yang luar biasa maju dan berkembang ada pula yang biasa biasa saja. Pun ada madrasah yang kembang kempis dengan segala keterbatasannya. Kesulitan pendanaan, minimnya fasilitas dan juga kurangnya animo masyarakat menitipkan Pendidikan anaknya ke sana.

Masa PPDB adalah masa yang paling menegangkan sekaligus merana untuk madrasah yang seperti ini. Mau bersaing bagaimanapun akan sulit dengan madrasah yang sudah memiliki nama atau madrasah baru yang memiliki tokoh berpengaruh seperti kyai dan ulama yang menjadi pengasuh dan penanggung jawab nya. Madrasah ini semakin terseok dalam mencari siswa.

Perang banner dengan madrasah lain, perang promosi dengan berlomba memberikan fasilitas gratis baju, buku, tas dan bebas uang Pendidikan. Dari pintu ke pintu menawarkan sekolahnya. Apakah laku, tidak juga. Bahkan banyak yang mencibir dan mengatakan anaknya mau di sekolahkan ke madrasah X yang punya kualitas lebih baik.

Bahkan guru guru rela untuk memberikan uang gaji mereka yang tidak seberapa untuk dibelikan kain seragam untuk siswa. Karena anggaran yang tidak ada. Kepala dan pengurus juga tidak kalah pusing dengan mencoba segala inovasi yang mereka bisa demi menarik minat dari masyarakat.

Ada satu penyataan yang memotivasi mereka adalah memperjuangkan madrasah itu adalah ibadah. Sedangkan ibadah itu tidak hanya mencari kemudahan saja. Namun ada makna pengorbanan didalamnya. Pengorbanan ini yang akan menuntun halalnya rezeki dan keberkahannya.

Kenyamananan ternyata tidak bisa di ukur dari tingkat materi yang banyak. Memberikan yang dimiliki untuk perjuangan jauh lebih membahagiakan. Keikhlasan dalam memberikan ilmu dengan tidak memandang besaran gaji yang di dapat. Namun do’a yang selalu teriring dari mulut mereka saat menerima amplop bulanan “semoga dicukupkan oleh Allah”. Mampu menggetarkan dada, dan semoga Allah mengabulkan doa mereka. Mencukupkan rezeki dari yang tidak disangka sangka.

Selain lembaga Kememnterian Agama di bawah kasi Pendidikan madrasah, PTKIN dengan tridarma perguruan tingginya, seharusnya mampu memotret kondisi ini dan memberikan sumbangsih keilmuan sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama lembaga Pendidikan Islam. Bagaimana melejitkan madrasah sebagai lembaga yang diminati masyarakat. Memberikan branding dan stigma positif terhadap keberadaan madrasah.

pengelola madrasah yang berirama "perjuangan" dalam bertahan hidup ditengah derasnya persaingan, penting memiliki kekebalan mental. Mental yang mampu tersenyum dalam perih. saling menguatkan untuk bisa tetap solid mewujudkan visi misi mulia. Karena tidak kualitas 'hebat dan bermartabat" kecuali buah dari jiwa jiwa yang terus bersemangat. 



Komentar

Posting Komentar

Popular Post

Menggapai Ampunan Berbuah Surga

Bersegeralah mencapai ampunan Allah. Dan imbalannya adalah Surganya Allah yang luasnya seluas langit dan bumi. Surga ini diperuntukkan kepada orang orang yang bertakwa. Makna Langit disini dimaknai semua hal di luar bumi yakni alam semesta adalah langitnya Allah. bukan hanya seluas satu bintang yakni matahari dan 8 planetnya, bukan pula hanya satu galaksi yang berisi sekian milyar bintang. namun sekian milyar galaksi.  Surga seluas langit dan bumi ini diperuntukkan kepada siapa saja yang bisa bersegera mencari ampunan Allah, mereka adalah orang orang yang bertakwa. Siapa orang yang bertakwa dijelaskan di lanjutan ayat dari Surat Ali Imron ayat 134 yakni:  Pertama orang yang menafkahkan hartanya disaat lapang dan sempit . Menafkahkan harta untuk kebaikan dikala mereka kelebihan harta maupun saat kekurangan. Kebiasaan kita adalah tidak mau berbagi disaat kita merasa kekurangan.  Orang yang bisa Menafkahkan hartanya pasti akan banyak kawan. Sebaliknya orang yang kikir dan ...

Kekuatan kata "kita" dalam pernikahan

Pernikahan adalah penyatuan dua manusia yang berjenis kelamin berbeda dari awalnya sendiri (self) menjadi bersama orang lain yang senantiasa melekat kepada kita (us). penyatuan karakter yang berbeda, kebiasaan yang berbeda, pernikahan juga menyatukan dua keluarga besar dari pihak laki laki dan perempuan.  Seorang laki laki dan perempuan apabila telah memantapkan diri menjadi pasangan yang terjalin hukum dan hubungan yang kuat maka perlu yang namanya "the promise of usness" yang akan menjadi dasar hubungan rumah tangga harmonis. "The Promise of Usness"   adalah janji kebersamaan, komitmen untuk saling menjaga, dan kesadaran bahwa hubungan ini adalah sesuatu yang bernilai untuk dirawat. Kata Usness atau kita termaktub makna sepaham dan saling mengikat, bersepakat dan rela memberikan sebagian dirinya untuk menciptakan keutuhan, rasa kedekatan. Bentuk relasi tertinggi dalam makna usness adalah keintiman suami istri dalam melakukan hubungan seksual.  Namun janji ini tida...

kekuatan kata "kita" dalam penikahan (3)

  Merawat kata "kita" sebagai bentuk the promise of usness dalam pernikahan yang ketiga adalah rasa aman. memahami bahwa dalam pernikahan itu adalah saling terpaut, rela membagikan diri untuk menciptakan satu keutuhan dalam mengarungi bahtera rumah tangga adalah salah satunya dengan memberikan rasa aman. Usness akan berkembang saat pasangan dalam pernikahan merasa aman. Aman dalam hal apa, dalam hal menjadi diri sendiri, tanpa takut dihakimi, di tolak dan dilukai. Rasa aman bukan hanya terbebas dari ancaman fisik, tetapi merasa diterima, di cintai dan didengarkan. Saat rasa aman itu diperoleh dalam hubungan pernikahan maka seseorang yang terikat dalam mahligai ini akan bebas mengekpresikan emosi, saat senang ataupun saat kurang baik suasana hatinya. Istri berani bercerita tentang luka masa lalu, tentang kehidupan yang kelam atau trauma masa kecil tanpa dihakimi dan disalahkan oleh suami. Atau saat suami kehilangan segalanya saat berbisbis, istri tidak serta merta meninggalka...

Push the limit

The world changes when you change your perspective. (Yogadailypractice) Push the limit artinya pada paksa dirimu untuk melampaui batasmu. Biasanya istilah ini digunakan untuk olahraga. Mendorong dengan setengah memaksa untuk melampaui batas sehingga menjadi lebih dari yang kita mau.  Push the limit dalam yoga, juga di maknai untuk memaksa otot tubuh lebih renggang lebih lentur. Guru yoga virtual saya dari Australia mengatakan jangan dalam pose-pose yoga kalau sudah bisa harus di tingkatkan levelnya. Ada beberapa pose o diajarkan seperti vp pose, eagle, bridge, warior1,2,3 sun warior, cat pose, cow pose, head   stand dan lain lain.  Beberapa pose ini meningkatkan efektivitas kerja otot dan membuat postur tubuh menjadi lebih bagus. Tidak bungkuk dan tidak ndegeg (archy). Kesemua itu endingnya adalah kebugaran tubuh.  Saya memaknai push the limit ini juga dalam menulis. Ajakan dari Doktor Naim untuk ajeg menulis setiap hari lima paragraf, menurut saya mengajak ki...