Bisa Mengikuti pembukaan rakornas KAHMI Nasional dari Istana Bogor dan Grand Cempaka Resort & Convention Megamendung secara live zoom merupakan hal yang luar biasa bagi saya. Dimulai dengan acara pembukaan yang dibuka secara langsung oleh Presiden Rebuplik Indonesia Bapak Joko Widodo di Istana Negara Bogor. Hadir pula Menteri Pemuda dan Olahraga Bapak Zainudin Amali, Menteri Hukum dan HAM Bapak Mahfud MD, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan tokoh tokoh nasional KAHMI seperti Bapak Yusuf Kalla, Akbar Tanjung dan banyak yang lainnya.
Hadir pula Pengurus Majelis Wilayah KAHMI/FORHATI se Indonesia dan
Majelis Daerah KAHMI Se-Indonesia. Baik yang nonton bareng maupun sendiri sendiri di
tempat masing masing tercatat 567 peserta zoom hadir di ruang virtual ini. Rakornas
ini mengambil tema konsolidasi Kebangsaan dan Keumatan dalam mewujudkan Kemanusiaan
yang adil dan beradab.
Peserta yang hadir di secara luring di Megamendung harus melalui protokol kesehatan yang sangat ketat. Melalui serangkaian test, screening, test suhu
tubuh sampai test rapid Antigen. Memiliki surat rekomendasi dari Wilayahnya.
Yang menarik adalah ketika pembukaan selesai acara
dilanjutkan dengan diskusi panel yang mengadirkan para pakar. Ada 6 pakar yang
dihadirkan untuk membahas masalah kebangsaan dan keumatan dalam rangka memberikan
kontribusi pemikiran untuk mengurai persoalan keumatan dan kebangsaan di
Indonesia ini.
Salah satunya pemateri adalah Dr. Siti Zuhro, Peneliti LIPI
yang memberikan uraian mengenai masalah keumatan dan kebangsaan. Banyak hal
yang diungkapkan oleh beliau dalam rangka menterapi bangsa yang sedang dilanda
berbagai persoalan.
Persoalan bangsa yang maritime dan berkepualauan sangat rentan
menimbulkan perpecahan bangsa. Kepentingan politik sesaat pada kontestasi
pilkada yang juga menjadi permasalahan akut untuk persatuan bangsa. Kemajemukan
dan kebhinekaan yang seharusnya menjadi khasanah kekayaan bangsa justru banyak
di politisasi dan dipertanyakan kemajemukan ini, sehingga banyak persoalan
perpecahan pasca pilkada. Selain egoism, ekslusifismem dan absolutism yang bisa
menjadi bencana bagi persatuan bangsa Indonesia.
Ada beberapa solusi yang dikedepankan oleh beliau untuk
menjawab persoalan keumatan dan kebangsaan di Indonesia yakni :
Pertama, Kepemimpinan dan keteladanan. Menjadi pemimpin
tentu saja harus bisa menjadi teladan umat. Melihat keberagaman dan kemajemukan
suku, agama ras menjadi hal yang memperkaya khasanah kebangsaan. Bukan malah menjadi
jurang pemisah antara masyarakat. Pemimpin yang transformatif mampu membangun
peradaban kebangsaan ini kepada revitalisasi karakter kebangsaan yang kuat.
Termasuk didalam kepemimpinan dan keteladanan yakni
menghadirkan pemimpin yang profetik. Pemimpin yang mampu menjadikan dasar
akhlak mulia menjadi landasan dalam menjalankan kepemimpinannya. Humanisasi, Liberasi
dan Transendensi adalah tiga pilar pemimpin yang profetik.
Kedua, Pemberantasan korupsi. Korupsi ini mengakar dan berkembang
secara diam-diam menggurita di berbagai kalangan. Masih segar diingatan kita
kasus korupsi dana sosial Covid-19 yang menyeret kemensos. Korupsi yang
dikatakan oleh Edward Shils dengan Tacit Knowledge yakni pengetahuan diam diam yang mengerangkai
dan menggerakkan seluruh kesadaran kolektif bangsa ini. orang enggan menyebut
korupsi namun menerima sebagai hal yang lumrah. Korupsi ini yang perlu benar
benar ditangani secara serius untuk menjalankan roda pemerintahan dan roda
kehidupan bernegara dan berbangsa menjadi normal kembali.
Terima kasih bunda, rasanya ikut hadir di sana 😊😊😊
BalasHapusSudah terwakili jenengan bu....kulo absen
BalasHapus