Bismillahirrahmanirrahim
Allahumma sholli ala syayidina Muhammad, Wa ala ali syayidina Muhammad
Dalam SKB tiga menteri (Menteri Agama, Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara) tahun 2020, salah satunya menyatakan cuti bersama dalam rangka peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. dan bertepatan juga dengan peringatan Sumpah Pemuda. Tak tanggung tanggung cuti ini termasuk cuti panjang Rabu, Kamis, Jum'at, Sabtu. Ditambah lagi hari Minggu. Maka liburan kali ini termasuk libur yang lama dibanding libur peringatan hari-hari penting di Negara Indonesia khususnya.
Melalui media Instagram, Saya mengikuti peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW oleh Kementerian Agama secara langsung. bertemakan Spirit Maulid Nabi Muhammad SAW dalam menjunjung tinggi nilai nilai Kemanusiaan. Disampaikan oleh Prof. Dr Komarudin Hidayat (Rektor Universitas Islam Internasional Indonesia). Saya bersyukur dengan kemudahan jaringan internet kita bisa menemukan berbagai pengetahuan dan ilmu serta pencerahan dari kegiatan yang diselenggarakan oleh instansi secara virtual dengan leluasa.
Dalam Tausiahnya Prof Dr. Komarudin Hidayat mengemukakan bahwa kelengkapan sirah / sejarah Nabi Muhammad SAW bisa kita peroleh dari kitab kitab secara luas. Berbeda dengan Nabi dan Rasul sebelumnya, Nabi Muhammad di utus Allah untuk menebarkan rahmat dan kedamaian untuk umat manusia.
Pertanyaannya adalah kenapa Nabi di musuhi oleh Umat yang sebangsa darinya untuk dibunuh? Ini juga dialami oleh Nabi Ibrahim As. Kita bisa membaca sejarah bahwa dalam alam kemunculannya sosok nabi lahir dari kaum terindas, yang kemudian melakukan kritik sehingga oleh elit penguasa ditakutkan akan menggulingkan kekuasaan mereka. Maka Nabi dan Rasul Allah ini dianggap mengancam yang akhirnya dia dimusuhi dan secara frontal mau ditundukkan.
Dalam kenyataannya Nabi pantang menyerah dan Hijrah ke Yatsrib (Madinah) yang kemudian mendapat simpatik yang luar biasa. karena Beliau terkenal sebagai orang yang bisa dipercaya (al-Amin. trusted person) jujur, senag menolong
keunggulan ajaran yang mampu menembus hati dan ajaran yang hanif yang membangkitkan nalar sehat. menumbuhkan nalar kritis dan tidak ada kekerasan dalam menjalankan agama denga kata lain tidak ada paksaan dalam menjalankan agama (la iqroha fiddiin)
semua peperangan yang ada pada zaman Rasul semuanya dipicu oleh pertahanan dari ancaman. Ajaran Islam dalam Al-Qur'an Menyebutkan "diijinkan" bukan diperintah. Perang dilakukan sebagai pembelaan diri. bukan pada konteks pembinasaan dan pembasmian dan kompetisi yang mengarah kepada konflik peperangan. tapi membangun peradaban.
Sesungguhnya ajaran yang dibawa Nabi Muhammad bila dirangkum ada dua yakni:
1. Ketuhanan
Apabila kita merenung dan berfikir melihat alam semesta tidak akan ada dengan sendirinya, kecuali diciptakan oleh Allah. Maha Rahman dan Rahim menciptakan dunia untuk manusia. Manusia sebagai ciptaan tertinggi karena kelengkapan kecerdasan diatas ciptaan yang lain. maka manusia tidak layak memuja apapun dibawah kecerdasan dia, seperti jabatan, profesi. Manusia tidak layak memuja selain memuja Tuhan Allah SWT.
2. Kemanusiaan
Misi Rasul yang ditekankan iman, membangun insan yang bertaqwa dan menyempurnakan akhlak. Iman dan takwa yang kokoh maka manusia dengan kecerdasanya akan mudah membangun kebudayaan yang mencunjung tinggi prinsip keadilan untuk kesejahteraan manusia dengan cara Sholat dan Dzikir. karena Sholat mencegah perbuatan keji dan munkar
Terlebih seorang pemimpin dalam keputusannya agar selalu menghadirkan hati nurani, terang ilahi agar keputusannya tidak mendatangkan kerusakan sesama manusia. Ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad yakni dengan Keimanan yang tertuju kepada Allah namun buah imannya harus dirasakan kepada Manusia untuk mencegah keji dan munkar.
Korelasi dari keimanan dengan nilai nilai kemanusiaan adalah sikap welas asih terhadap sesama dengan memberi harta yang ia cintai untuk fakir miskin, hamba sahaya, orang yang berjuang di jalan Allah. orang beriman akan berkomitmen untuk memperjuangkan nilai nilai dan harkat kemanusiaan serta membantu kaum lemah dan tertindas (mustadh'afiin).