Oase di tengah kemarau


Kemarau kering yang sekian lama melanda daerah kami, membuat suasana terik dan panas. Debu beterbangan diterpa hembusan angin yang kuat. Rumah serta bangunan terlihat sangat kotor dengan debu menempel di dindingnya. Apalagi jalan raya di depan rumah banyak yang berlubang. di tutup dengan tanah, menambah polusi dan menyebabkan sakit batuk. 

Dan syukur yang mendalam saat pagi ini hujan, lumayan deras membuat tanah kembali basah, (sirep lebu) kata orang jawa. sirep lebu artinya menyerap debu dari dedaunan dan tanah kering yang menghambur, membuat debu debu ini hilang dari permukaan tanah. 

Setiap kali hujan pertama perasaan saya selalu terpana oleh keindahan yang diberikan Tuhan di bumi ini. Aroma tanah basah pertama yang khas membuat kenyamanan tersendiri di sanubari. Bau kembang jagung yang bermekaran semakin mewangi di tengah derai hujan. Saya benar benar menikmati oase di tengah kemarau ini. 

Petani pun bersorak gembira dengan datangnya hujan ini. Mereka yang kesulitan mencari air untuk  mengaliri tanaman jagung mereka. Dengan siraman hujan mereka tidak perlu lagi menggotong diesel untuk mengaliri lahan dengan air. 

Setiap kali hujan pertama turun, saya selalu tenggelam dalam rasa nyaman dan bahagia menyeruak dalam kalbu. Romansa mega mengelayut di langit mengalahkan  roman percintaan di drama korea. I love Rain. Oase di tengah kemarau membuat semangat kembali dalam menjalankan aktivitas. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Featured Post

Perempuan sebagai Garda terdepan

Dalam rangka Milad FORHATI ke 26, yang jatuh pada tanggal 12 Desember Forhati Wilayah Jawa Timur mengadakan peringatan dibarengkan dengan mo...