Superteam

 


Menjadi guru apalagi kepala madrasah menurutku berkah yang harus di syukuri. Sekaligus memberi tantangan yang tidak mudah. Kepala madrasah harus memegang peranan sebagai pendidik, pengelola, supervisor dan administrator. Kalau anak zaman now mengatakan multitasking dan membuat overthinking.

Dan memang benar, selama menjadi kepala sekolah di madrasah swasta, saya benar-benar dihadapkan dengan tantangan yang tidak sedikit. Terutama tantangan mencari siswa untuk bisa bersekolah di Lembaga yang saya pimpin ini.

Bulan Desember menjadi bulan awal perencanaan penerimaan siswa baru. Meski pembelajaran masih berlangsung selama satu semester, saya bersama tim sudah memetakan basis sekolah mana yang sekiranya bisa kita tembus untuk didatangi dan mendapatkan siswa.

Dalam kurun empat tahun ini jerih payah kami mulai menampakkan hasil. Orang tua siswa sebagai pelanggan Pendidikan kami mulai banyak yang melirik dan memercayakan anaknya ke sekolah kami. Kami sedikit bernafas lega karena kebutuhan rasio siswa dan guru sudah mulai melampaui target simpatika.

Pada akhirnya saya berkesimpulan dalam menjalankan Lembaga tidak harus menjadi superman dan mengerjakan semuanya sendiri, tapi superteam yang saling bahu membahu. Mengatasi masalah bersama dan membagi tugas dengan proporsinya.

Meski dalam perjalanannya tidak semulus rencana, namun pancaran keikhlasan dalam berjuang dan memberikan perhatian lebih kepada Lembaga semata mata demi kemajuan dan peningkatan kualitas anak bangsa. Dengan keyakinan penuh, kami mengatasi masalah dan menuai prestasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Featured Post

  Tumpukan masalah yang menggelayut di madrasah kami tidak sedikit. Stigma guru yang belum berkualitas, pembelajaran yang monoton, siswa mal...