Kesekian kalinya saya menginjakkan kaki dilantai 6 Gedung
Arief Mustaqiem UIN Sayyid Ali Rahmatullah. Kali ini dalam acara pembinaan
Aparatur Sipil Negara oleh Bapak Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa
Timur. Bapak Dr. H. Husnul Maraam, M.HI.
Riuh sekali suasana di lantai 6 karena sebanyak 800 an PNS
tumpah ruah di ruangan ini. Saya sih maklum dengan kegembiraan mereka mengikuti
acara ini. Ekpresi mereka sangat gembira, bertemu dengan teman semasa kuliah, kolega sesama guru di madrasah,
sehingga suara riang dan saling menyapa, membuat ruangan penuh dengan
suara. MC yang bertugas beberapa kali
harus mengulangi perkataan sebelum acara dimulai untuk tertib dalam acara.
Dan saya bangga sekian banyak orang acara pembinaan hari ini
terkategorikan sukses, ASN dengan tertib mengikuti acara. Saat bapak Rektor UIN
Sayyid Ali Rahmatullah menyampaikan Welcoming Speech, suasana tampak hening,
renyah tertawa saat Bapak Rektor melontarkan joke joke khas beliau.
Tibalah saat pembinaan yang disampaikan oleh Bapak Kepala
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur. Dalam pembinaannya sebagai
ASN Kita loyalitas total. Tegak lurus kepada pimpinan, yang memberikan SK Menteri
Agama, Kepala Kanwil dan atau Kepala Kantor Kemanag kab tulungagung. Maka dari
itu beliau menghimbau untuk para ASN untuk melaksanakan loyalitas secara utuh.
“Di Kementerian Agama segala bentuk pengangkatan pejabat
tidak ada transaksi apapun. Menjadi kepala kantor, kasubag, pengawas pendidikan,
tidak ada transaksi sebelum atau setelahnya”. Tandas beliau. Sesuai dengan Zona
Integritas yang ada dikementerian agama yakni tolak korupsi, manipulasi dan
gratifikasi.
Dalam Kemah moderasi yang dilaksanakan kementerian agama Kabupaten
Tulungagung, menandai moderatnya program kemenang. Program yang jumlahnya
ratusan dan ribuan kegiatan yang dikerjakan tidak terlepas dari 7 program
prioritas penguatan moderasi agama.
Moderasi beragama adalah cara pandang, Cara bersikap dan
praktek sesuai dengan ajaran agama yang dianut.
Cara itu mengambil jalan tengah. Sesuai
contoh yang diberikan oleh pemimpin agama di dunia. Nabi Muhammad Saw
mencontohkan dalam sabdanya:
“Kalau kamu semua mau menjadi umatku di dunia dan akhirat
maka hormati sesama manusia di dunia.”
Dalam hadits lain "Jangan sekali-kali Umat Islam menjelek-jelekkan cara
beribadah orang lain. menjelek-jelekkan sesembahan orang lain. Kalau tidak mau Tuhanmu
di jelek jelekkan. Rumah ibadahmu, cara beribadahmu dijelekkan. Maka hormati
agama lain." Ungkap Bapak Kakanwil.
ASN kementerian Agama bisa disebut moderat apabila Sudah
mempunyai 4 hal yakni
Pertama Komitmen
kebangsaan. Komitmen atau janji ASN memengang teguh nilai nilai kebangsaan
diekstraksi dalam perbuatan apabila ASN tidak mempermasalahkan lagi negara kita
berdasar Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Rebuplik Indonesia. Semua ini
diterima utuh oleh ASN,
Kedua Anti
kekerasan. Segala bentuk kekerasan mulai dari kekerasan verbal, kekerasan fisik
sampai pada kekerasan seksual adalah hal yang harus dihindari dan tidak
dilakukan oleh Aparatur Sipil Negara. Mereka harus paham betul apa dampak dari
kekerasan kepada diri dan kepada orang lain.
Ada perempuan lewat dan secara sengaja Menyeletuk
"semok sekali" dan yang bersangkutan tidak terima itu sudah termasuk
ranah kekerasan verbal. Dan sudah ada hukum yang mengatur mengenai hal itu.
Jadi kita harus berhati-hati dalam berkata dan bertindak. Bisa
jadi maksud dan tindakan kita tidak sama dan salah bagi orang lain.
Ketiga Toleransi.
Sudah sewajarnya Aparatur Sipil Negara di lingkungan kementerian agama
mengedepankan rasa saling tenggang rasa. Di dalam kementerian agama menaungi
beberapa agama yang diakui di Indonesia.
Rasa toleransi harus dipupuk di diri aparatur sipil negara
untuk menjaga kerukunan dan harmonisasi umat beragama di Negara Indonesia. Terciptanya
rasa toleransi menumbuhkan kekuatan dan tidak mudah untuk dipecah belah.
Keempat Menghormati
kearifan lokal. Peninggalan budaya bangsa Indonesia dan produk local patut kita
jaga dan junjung tinggi. Indonesia yang penuh dengan keragaman dan pluralistic ini
diharapkan aparatur sipil negara menjaga nilai nilai tradisi dan melestarikan
identitas bangsa sehingga Bangsa Indonesia tetap mampu berdiri dengan
kebanggaan jati diri.
Dalam sambutan penutup Bapak Kakanwil mewanti-wanti kepada
seluruh ASN “ Tahun 2023-2024 memasuki tahun politik. Sebagai ASN tetaplah
mengikuti regulasi. ASN tidak diperkenankan untuk berpolitik. Ke depan kita
harus bersatu padu menghilangkan politik identitas. Kementerian agama sebagai
salah satu kementerian yang menaungi agama banyak kita harus satu padu dalam
satu komando.”***
Salam toleransi....
BalasHapus