Literasi adalah kemampuan mengakses memahami dan
menggunakan sumber bekajar secara cerdas melalui berbagai aktivitas melalui
membaca, melihat menyimak dan menulis atau berbicara untuk meningkatkan
kompetensi.
Cara terbaik untuk
meningkatkan kualitas karakter, kompetensi dan kesejahteraan hidup seseorang,
adalah dengan menanamkan budaya literasi (membaca-berpikir-menulis-berkreasi) Lenang
Manggala Penguatan literasi ada di program Gerakan Membangun
Madrasah (GERAMM), salah satunya dengan Gerakan literasi Madrasah ( GELEM)
Kegiatan Literasi meliputi 3 tahap, yaitu: Kegiatan pembiasaan, Kegiatan pengembangan, dan
Kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembiasaan meliputi: penumbuhan minat baca
melalui kegiatan 15 menit membaca setiap hari. Kegiatan pengembangan meliputi: menulis komentar singkat, merangkum
apa yang dibaca. Kegiatan pembelajaran
merupakan peningkatan kemampuan literasi di semua mata pelajaran, strategi
membaca efektif.
Dengan menerapkan budaya literat dalam pembelajaran. kegiatan pembelajaran meliputi: integrasi literasi
dalam desain pembelajaran, intergrasi literasi dalam pelaksanaan pembelajaran
dan integrasi literasi dalam penilaian pembelajaran.
Literasi digital menurut paul glitser, adalah kemampuan
seseorang dalam memanfaatkan informasi dalam berbagai bentuk. baik itu
kemampuan memanfaatkan dari sumber dari perangkat komputer ataupun dari ponsel.
Manfaat literasi digital di tingkat dasar adalah Berfikir
kritis, kreatif inovatif, Memecahkan masalah, Menambah wawasan, Menambah
penguasaan kosa kata, Meningkatkan daya fokus dan konsentrasi, Verbal individual,
Kemampuan membaca merangkai kalimat serta menulis informasi.
Literasi dasar bisa dengan cara menyimak informasi, Menguasai
pengetahuan huruf untuk dapat mengeja bacaan, Membaca nyaring teks bacaan, Mampu
menerapkan strategi memahami kosakata, Menceritakan pemahaman dan tanggapannya.
Literasi untuk anak kelas kecil bukan berarti langsung
tulis menulis tapi bisa melalui oral, menceritakan kembali. Tantangannya adalah
guru jarang mengajak anak anak retelling, dan juga guru tidak banyak
yang membawa teori pelajaran kedalam kehidupan sehari-hari.
Saat memanfaatkan alat digital, guru bisa menjadi
fasilitator dengan memanfaatkan blog atau media yang dimiliki oleh guru dan lembaga
untuk menvisualisasikan pelajaran. Guru bisa memiliki blog dari beberapa
penyedia layanan blog baik yang tidak berbayar maupun premium. Adapun yang
tidak berbayar bisa di akses dari. google.site, blogspot.com, wordpress.com, medium.com, penzu.com,
webs.com, weeby.com, wix.com dan lain lain.
Akses internet
dibuka seluas luasnya untuk kita. Perlu kita memanfaatkan kemudahan era digital
ini kearah peningkatan kualitas dan kuantitas sumber belajar kita. Sumber
belajar di era digital mulai ada pergeseran dari alat, media dan bahan dan
tekniknya. Yang harus diperhatikan adalah ada dua sumber belajar yang dirancang
(by design) dan sumber belajar yang dimanfaatkan (by utilization).
Ragam sumber
belajar digital bisa dengan media social. Apabila siswa memiliki ketertarikan
kepada belajar kelompok/ kolaboratif bisa memakai media facebook, blog.
Siswa yang memiliki kreatifitas bisa berselancar memakai Instagram, mengerjakan tugas dengan aplikasi aplikasi creator seperti canva, kinemaster, flayer maker, pixel lab dan lain lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar