Penguatan Moderasi Beragama

 

Penguatan Moderasi Beragama

Moderasi beragama ini dalam bingkai Agama, Negara dan Budaya



Bapak Kabag TU Kankemenag Prov. Jatim Dr. Nawawi, M.Ag menyampaikan materi Penguatan Moderasi Beragama dalam acara kemah moderasi ASN Kementerian Agama Kab. Tulungagung Sabtu 29 Oktober 2022.

Dalam kesempatan ini beliau mengungkapkan kemajuan yang pesat di Kabupaten Tulungagung. Kegiatan kemah moderasi ini memberikan wadah kepada seluruh ASN di lingkup Kemenag kab. Tulungagagung untuk sillaturrahmi, komunikasi dan kolaborasi, penguatan kompetensi dan kompetisi yang sehat antar sesama.

Kemah ini kedepan akan diikuti oleh kabupaten kabupaten yag lain. Tulungagung sebagai pelopor pertama adanya kemah moderasi ASN di lingkup Kemenag. Beliau secara tegas menjelaskan bahwa sesama ASN yang hari ini menjadi satu dengan kesatuan seragam, maka tidak boleh saling mendalului dan saling sikut.

Menelisik dari sambutan Rektor UIN SATU Tulungagung bahwa cikal bakal Pancasila itu adalah dari Tulungagung, yang ditandai oleh adanya buku Negarakartagama arya mpu prapanca. Gayatri adalah sosok wanita yang cerdas dan berpengetahuan yang luas. Memiliki visi jauh kedepan. Beliau adalah Rajapatni/ Istri istimewa dari Raden Wijaya.

Buku negara kertagama adalah buku harian Raja Hayamwuruk yang ditulis oleh Mpu Prapanca. Hayamwuruk sendiri adalah cucu dari Gayatri. Seorang permaisuri pendiri majapahit sang Abhiseka Raden Wijaya.

Moderasi beragama sangat kental berhubungan dengan Agama, negara, dan budaya. Ketiganya adalah jalan keluar dari permasalahan di Indonesia yang multikulturalis.

Agama

Diakui atau tidak setiap manusia memiliki kelemahan. Oleh karena itu manusia secara naluriah mencari yang lebih hebat dari dirinya. Ada kekuatan yang lebih kuat selain dirinya. Dan itu adalah pencipta manusia yakni Tuhan Allah

Seorang yang rasionalis yang sangat mendewa dewakan akalnya tidak percaya adanya kekuatan gaib yang tidak bisa dinalar, suatu saat pasti membutuhkan dorongan kekuatan yang di luar akalnya.

Bahkan seorang atheis pun membutuhkan kekuatan Tuhan.  dicerita yang sangat fenomenal. Seorang atheis mendaki puncak Himalaya. Saat turun badai secara tidak sadar dia terpekik “Oh My God” mengakui adanya Tuhan dan memohon keselamatan atas dirinya dari badai tersebut.

Negara

Manusia adalah makhluk yang hidup secara komunal, bersosialisasi dan berinteraksi. Maka dalam kumpulan itu pasti mereka membutuhkan keteraturan dalam berkehidupan. Membutuhkan rasa aman dan nyaman.

Dalam konteks ini manusia membutuhkan kehadiran negara untuk mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara. Indonesia yang memiliki jati diri dan batas batas wilayahnya sangat layak untuk tetap dipertahankan.

Prof Mahfudz MD mengemukakan bahwa andai sehari saja negara tidak ada, betapa kacaunya kita. Semua urusan kependudukan yang menangani negara. Agama hadir didalam negara dan negara mengurusi umat beragama bahkan sampai aturan nikah, cerai, peribadatan dan lain lain diatur oleh negara.

Negara harus kita bangun bersama dan kita jaga marwah dan kedaulatannya serta keutuhannya. Negara berfungsi sebagai pelindung dan pengayom kepada warganya.

Budaya

Kearifan budaya seperti sejarah bangsa sejak zaman kerajaan sampai sekarang merupakan hal yang harus kita ketahui dan lestarikan. Bangsa yang besar adalah bangsa yang bangga terhadap jati diri. Bangsa yang besar adalah yang mau melihat sejarah bangsanya.

Kebesaran Majapahit yang kekuasaannya di bumi nusantara yang konon sampai pada daerah luar negeri kala itu adalah sejarah yang membanggakan. Kebesaran nama Nusantara menjadi kebanggaan kita. Semangat bernegara ini yang perlu kita terus pupuk.

 


1 komentar:

  1. Semangat terus.... Istiqomahkan....
    Kapan aku menyusulmu... Hehehe...

    BalasHapus

Featured Post

Perempuan sebagai Garda terdepan

Dalam rangka Milad FORHATI ke 26, yang jatuh pada tanggal 12 Desember Forhati Wilayah Jawa Timur mengadakan peringatan dibarengkan dengan mo...