Afina anakku adalah salah satu siswa Madrasah ibtidaiyah
kelas IV. Selama pandemi corona ini
anakku betul-betul merasa sangat bosan dengan pembelajaran daring. Dia sering
mengeluh dengan pelajaran-pelajaran yang tidak bisa dia pahami biasanya di
bimbing oleh bapak ibu guru. Sedangkan fina ini sangat tidak beruntung, karena
setiap hari orang tuanya (WFO) bekerja di kantor. Sehingga dia di rumah hanya bersama
Mbah dan adik balita, yang membuat dia jengkel sama mbahnya sering diperintahbeli
sesuatu ke warung, jaga adik sebentar dan perintah perintah kecil untuk
membantu pekerjaan rumah.
Beberapa kali saya
berikan masukan untuk membantu pekerjaan rumah dulu, sambil meminta
pengertian kepada mbah nya kalau dia meski
di rumah tetap belajar. Mbahnya akhirnya mengerti diberi tahu cucunya.
Beberapa bulan setelah belajar dari rumah, Madrasahnya mengeluarkan kebijakan baru dari yakni program pendalam tahfidz. Program tahfidz ini
sudah berjalan beberapa selama 6 tahun.
sebelum Corona yang memaksa anak anak belajar
di rumah kegiatan tahfidz ini dilaksanakan di Madrasah di jam mulai dari jam
07:00 sampai 08:00 dilanjutkan sholat dhuha, semenjak Corona menyerang anak2
praktis tidak bisa maksimal dalam mengikuti kegiatan ini. Maka inisiatif dari
guru tahfidz mengusulkan untuk memberikan pendalaman lagi
dengan cara anak-anak luring di masjid.
Karena terbatasnya kuota, dan memang harus pembatasan kelas,
pembimbing dalam hal ini Hafidzah menyeleksi anak-anak yang diikutkan program
ini. Ada 20 an anak yang berhasil masuk dalam program. Anak yang berhasil masuk program Dalam satu hari wajib menambah
hafalan setidaknya setengah halaman. Setiap seperempat juz, setengah juz atau 1
juz pencapaian mereka wajib mengikuti ujian.
Alhasil anak – anak mampu melampaui target selama kurun
waktu 4 bulan. Mereka antusias menjalani program ini, meski harus dibebani
hafalan dan murajaah tiap pagi dan petang. Program selanjutnya adalah melancarkan hafalan
dengan sistem simaan keliling. Simaan keliling
ini dimaksudkan untuk tetap bisa menjaga hafalan anak dan melatih mental anak
anak ketika harus di sima' oleh mustamiin.
Simaan keliling ini mendapat respon positif, dari wali murid
juga masyarakat. Mereka mengikuti anak – anak ke masjid masjid yang telah
dijadwalkan. Sambil membawa Al-Qur’an juga untuk khotmil Qur’an sesama wali
murid. Sedangkan beberapa diantaranya membawa minuman, snack, makanan untuk
konsumsi anak-anak.
Anak anak yang semula masih takut dan demam panggung dengan
micropone. Karena saya yakin tidak mudah untuk menghafal dan diperdengarkan kepada
khalayak. Semakin lama semakin terasah dan lancar dalam membacanya. Semoga mereka
menjadi generasi Qur’ani penjaga Al-Qur’an dimasa depan.
Semoga putri njenengan dipermudah dlm hafalannya. Dan bisa istiqomah untk selalu memghfal setiap hri. Amiin
BalasHapusAmiinn
Hapus