Dalam pernikahan kita memerlukan seni merawat hubungan, pecinta
tanaman bonsai akan telaten merawat tumbuhan itu dengan memberi nutrisi pada
tanaman secara tepat, rajin menyirami dan memotong dahan dan daun yang dirasa
tidak dibutuhkan. Perawatan dengan kawat juga terkadang diperlukan untuk tanaman
bisa meliuk liuk indah sesuai dengan keinginan sang tuannya.
Telah dijelaskan pada tulisan terdahulu dalam pernikahan
butuh the promise of usness yakni pemahaman saling terkait, rela membagikan Sebagian
diri untuk menciptakan satu keutuhan dengan pasangan. Merawat rasa “kita” ini butuh
pertama ketulusan, stabilitas dan rasa aman.
Kali ini akan dibahas mengenai stabilitas, yakni menjaga
ketahanan emosional dan konsistensi yang menenangkan. Saat hubungan pernikahan
memerlukan ruang lapang saat badai menerpa, butuh kemampuan untuk tetap steady
(stabil atau mantap) dan terhubung secara emosional. Pasangan yang baru menikah
akan berbeda permasalahan saat sudah terkena beban keluarga. Sudah tidak
berfikir hanya nafsu seksual semata. Tetapi sudah berfikir, beras, susu dan
pampers serta ketahanan pangan dan sandang
serta tempat tinggal.
Ada masa konflik ada masa sulit, dalam menghadapi itu perlu
sekali stabil dalam mengelola emosi (emotional resilience). Ada rumah tangga
yang memiliki usia penikahan puluhan tahun diterpa masalah. mengalami kerugian
bisnis yang ekstrim. Sang suami frustasi dan tertekan. Apa yang perlu dilakukan
bila tidak memiliki emotional resilience ia akan langsung marah secara impulsive,
menyakiti pasangan dengan kata kata tajam menusuk, meluapkan stress kepada
keluarga bahkan lari meninggalkan keluarga.
Alih alih bila memiliki ketahanan emosional yang bagus tentu
akan memilih bercerita dengan jujur kondisi sebenarnya dan pasangan meski syok
pasti akan memilih mendukung, menenangkan dan mengajak diskusi bagaimana jalan
keluar terbaik.
Stabilitas dengan bentuk konsitensi dalam perilaku dan
sikap akan membuat pasangan merasa aman secara psikologis. Kita tidak boleh
hanya mengagungkan perasaan sesaat, juga dengan drastic tiba tiba berubah
membenci saat dalam konflik. Tapi menghadirkan rasa aman dan mendorong
komunikasi yang sehat antar suami istri.
Yuk kita latiah self awareness kita, melatih respon saat
marah dan kecewa. Menjaga komitmen dan betul betul menghindari kata perceraian
atau meninggalkan sebagai senjata dalam bertengkar. ***
Komentar
Posting Komentar